Jakarta, Kowantaranews.com — Presiden Joko Widodo kembali menunjukkan komitmen pemerintah dalam membangun Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur. Di tengah upaya besar-besaran pemerintah untuk memindahkan pusat pemerintahan Indonesia ke kota baru ini, sebuah peristiwa menarik terjadi pada hari yang sama. Dalam kunjungannya ke IKN, Presiden Jokowi sempat berbicara tentang Bandara Nusantara, bandara baru yang direncanakan akan menjadi pusat penerbangan bagi kawasan tersebut. Namun, meskipun investasi dan pembangunan infrastruktur melaju pesat, tampaknya bandara ini masih belum siap menerima pesawat besar.
“Saya kemarin sebetulnya ingin turun di airport baru, tapi ternyata belum memungkinkan,” ujar Jokowi saat menghadiri peresmian Swiss Hotel Nusantara dan peletakan batu pertama Nusantara Mall Duty Free. “Bandara Nusantara harus dicoba lagi dengan pesawat yang sama dengan yang kita pakai. Jadi masih menunggu percobaan landing (mendarat) dan take off (lepas landas) dari pesawat-pesawat yang akan mencobanya,” tambahnya.
Momen ini menjadi simbol betapa ambisiusnya proyek IKN. Di satu sisi, pemerintah berusaha keras menarik investasi besar-besaran dan mempercepat pembangunan berbagai infrastruktur utama. Namun, di sisi lain, ada ironi tersendiri ketika Presiden Jokowi, tokoh utama di balik proyek pemindahan ibu kota ini, justru tidak bisa mendarat di bandara yang akan menjadi pintu gerbang utama kota baru tersebut.
Proyek yang Melonjak, Infrastruktur yang Masih Berjuang
IKN tidak diragukan lagi adalah proyek terbesar dalam sejarah modern Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah telah mengalokasikan sumber daya yang sangat besar untuk memindahkan pusat pemerintahan dari Jakarta ke Kalimantan Timur. Dengan harapan bahwa IKN akan menjadi kota yang ramah lingkungan, modern, dan didukung oleh teknologi mutakhir, berbagai investor telah berlomba-lomba mengamankan posisi di kawasan ini.
“Crowd harus ramai,” kata Jokowi. Pernyataan ini mencerminkan harapan bahwa IKN tidak hanya akan menjadi pusat pemerintahan baru, tetapi juga sebuah kota yang hidup dengan ekosistem yang dinamis. Pembangunan rumah sakit, sekolah, hotel, dan mal menjadi prioritas untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kehidupan warganya. Dengan demikian, keramaian diharapkan menjadi katalis yang mendorong pertumbuhan ekonomi lebih cepat.
Namun, di balik lonjakan investasi yang terjadi, infrastruktur utama seperti Bandara Nusantara masih menghadapi tantangan teknis. Kegagalan bandara baru ini untuk menampung pesawat yang membawa Presiden menimbulkan pertanyaan, apakah semua persiapan untuk menyambut lonjakan populasi dan arus bisnis benar-benar sudah matang? Ternyata, meskipun optimisme besar menyelimuti proyek IKN, beberapa bagian dari infrastruktur utama masih “mencari parkir”—mencari jalan untuk benar-benar beroperasi secara optimal.
Baca juga : Mandeknya Pengembalian Aset BLBI: Ujian Nyali dan Komitmen Pemerintah
Baca juga : Jeratan Hukum Fify Mulyani dalam Kasus Poligami dan Tindak Pidana Pencucian Uang
Baca juga : Skandal Kuota Haji Khusus: Dugaan Penyelewengan di Balik Penyelenggaraan Haji 2024
Bandara Nusantara dan Harapan Masa Depan
Meskipun demikian, Presiden Jokowi tetap optimis bahwa Bandara Nusantara akan segera siap beroperasi penuh. Bandara ini diharapkan menjadi pusat keramaian dan pendorong ekonomi di IKN. Ia menyebutkan bahwa setelah serangkaian uji coba mendarat dan lepas landas, bandara tersebut akan menjadi salah satu infrastruktur terpenting bagi mobilitas dan pertumbuhan kota.
Namun, kekhawatiran muncul di kalangan pengamat tentang apakah bandara ini, serta infrastruktur lainnya, dapat selesai tepat waktu dan sesuai standar yang dibutuhkan oleh kota yang diharapkan menjadi ibu kota modern dan terdepan di kawasan Asia Tenggara. Proyek-proyek infrastruktur seperti jalan tol yang menghubungkan Balikpapan dengan Jembatan Pulau Balang dan IKN juga diharapkan rampung pada pertengahan 2025, yang akan semakin memicu lonjakan aktivitas di kawasan ini.
Lonjakan Investasi: Apa yang Ada di Balik Angka-Angka?
Salah satu sisi positif dari pengembangan IKN adalah minat yang luar biasa dari para investor. Presiden Jokowi menyebutkan bahwa Otorita IKN telah menyiapkan 493 bidang tanah yang disiapkan khusus bagi para investor. Bidang tanah ini berukuran 2 hingga 4 hektar, dan dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti perkantoran, hotel, dan pusat perdagangan. Bahkan, pemerintah telah membuka peluang bagi investor untuk terlibat dalam pembangunan lebih banyak proyek di minggu-minggu mendatang.
“Sebanyak 493 bidang terserah mau mix used, kantor, tergantung plot misalnya perdagangan, ya, perdagangan. Kalau untuk hotel, ya, hotel. Untuk kantor, ya, kantor,” jelas Jokowi. Penawaran ini menarik minat banyak pengusaha lokal dan internasional. Pemerintah yakin bahwa investasi yang masuk akan membangun infrastruktur, menciptakan lapangan pekerjaan, dan pada akhirnya menarik lebih banyak orang untuk tinggal di IKN.
Namun, ada satu catatan penting: tidak semua investor akan mampu memenuhi ekspektasi besar yang menyertai proyek ini. Jokowi sendiri menegaskan bahwa jika ada yang tidak sanggup memanfaatkan tanah yang telah diberikan, pemerintah tidak akan ragu untuk menyerahkannya kepada konsorsium lain yang lebih siap. Hal ini mencerminkan pendekatan pragmatis yang diambil pemerintah dalam memastikan bahwa IKN tidak hanya menjadi kota yang dibangun di atas janji, tetapi juga realitas yang berfungsi dengan baik.
Kepercayaan Investor: Kunci Kesuksesan IKN
Kepercayaan investor menjadi komponen penting dalam suksesnya proyek IKN. Dalam pidatonya, Jokowi menyebutkan bahwa kepercayaan ini terus dibangun dengan hati-hati, dan banyak investor telah melihat peluang besar yang ada di kota baru tersebut. Selain sektor properti, investasi juga difokuskan pada infrastruktur dasar seperti air, listrik, dan transportasi.
Namun, tantangannya bukan hanya soal menarik investasi, melainkan juga memastikan bahwa pembangunan infrastruktur berjalan selaras dengan masuknya modal. Tanpa infrastruktur yang siap dan berfungsi, IKN bisa terjebak dalam “kota mati” yang dibangun megah tapi tak mampu mendukung aktivitas ekonomi dan kehidupan sehari-hari.
IKN: Kota Masa Depan yang Dibangun dengan Kecepatan Tinggi
Di atas kertas, IKN memang tampak menjanjikan. Sebuah kota baru yang dirancang untuk menjadi pusat pemerintahan dan ekonomi masa depan, dengan infrastruktur modern, keberlanjutan lingkungan, serta teknologi yang mendukung. Namun, seperti yang diungkapkan dalam peristiwa ketika Jokowi harus menunggu bandara baru siap menerima pesawatnya, pembangunan IKN masih harus melalui banyak uji coba.
Pertanyaannya, apakah Indonesia dapat menyelesaikan proyek sebesar ini tepat waktu dan sesuai dengan harapan besar yang ada? Meskipun investasi melonjak, tantangan teknis dan logistik masih membayangi. Bandara yang masih menunggu uji coba adalah metafora sempurna tentang ambisi besar yang berhadapan dengan realitas lapangan.
IKN jelas merupakan simbol dari ambisi dan visi besar Jokowi untuk masa depan Indonesia. Namun, seiring berjalannya waktu, keberhasilan proyek ini akan diukur tidak hanya dari besarnya investasi yang masuk, tetapi juga dari kesiapan infrastruktur yang mendukung. Sementara bandara dan proyek lainnya masih mencari jalan untuk “mendarat dengan aman”, optimisme tetap ada bahwa IKN akan terbang tinggi sebagai kota masa depan yang diidamkan semua pihak. *Mukroni
Foto Jawa Pos
- Berita Terkait :
Mandeknya Pengembalian Aset BLBI: Ujian Nyali dan Komitmen Pemerintah
Jeratan Hukum Fify Mulyani dalam Kasus Poligami dan Tindak Pidana Pencucian Uang
Skandal Kuota Haji Khusus: Dugaan Penyelewengan di Balik Penyelenggaraan Haji 2024
IKN di Persimpangan: Anggaran Menyusut, Investasi Swasta Diharapkan
Warteg Menolak IKN, Apa Warteg Menolak IKAN ?
Keren !, Sejumlah Alumni UB Mendirikan Koperasi dan Warteg Sahabat di Kota Malang
Ternyata Warteg Sahabat KOWATAMI Memakai Sistem Kasir Online
Ternyata Warteg Sahabat Berada di Bawah Naungan Koperasi Warung Sahabat Madani
Wow Keren !, Makan Gratis di Warteg Sahabat Untuk Penghafal Surat Kahfi di Hari Minggu
Warteg Sahabat Satu-Satunya Warteg Milenial di Kota Malang dengan Wifi
Warteg Sahabat Menawarkan Warteg Gaya Milenial untuk Kota Malang dan Sekitarnya
Republik Bahari Mengepakan Sayap Warteg ala Café di Cilandak Jakarta Selatan
Promo Gila Gilaan Di Grand Opening Rodjo Duren Cirendeu.
Pelanggan Warteg di Bekasi dan Bogor Kecewa, Menu Jengkol Hilang
KOWARTAMI Membuka Lagi Gerai Warteg Republik Bahari ke-5 di MABES Jakarta Barat
Ternyata Nasi Padang Ada yang Harganya Lebih Murah dari Warteg, Apa benar ?
Menikmati Menu Smoothies Buah Naga Di Laloma Cafe Majalengka
Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu
Ketika Pedagang Warteg Menanyakan Syarat Mendapatkan Satu Juta Kuota Sertifikasi Halal Gratis
Warteg Republik Bahari Di Bawah Kowartami Mulai Berkibar Di Penghujung Pandemi
Curhat Pemilik Warung Seafood Bekasi Ketika Omsetnya Belum Beranjak Naik
Trending Di Twitter, Ternyata Mixue Belum Mendapat Sertifikat Halal Dari BPJPH Kementerian Agama
Megenal Lebih Dekat Apapun Makanannya Teh Botol Sosro Minumannya, Cikal Bakalnya Dari Tegal
Kowartami Resmikan Warteg Republik Bahari Cabang Ke-4 Di Salemba Jakarta Pusat
Natal Di Jepang, Kentucky Fried Chicken (KFC) Salah Satu Makanan Favorit
Pedagang Warteg Semakin Sulit Harga Beras Naik
Yabie Cafe Tempat Bersantai Kekinian di Kranji Bekasi
Nongkrong Sambil Mencicip Surabi dengan Beragam Topping di Bandung