• Sel. Nov 12th, 2024

KowantaraNews

RINGKAS DAN TAJAM

Paus Fransiskus Terkesan dengan Keindahan Indonesia dalam Lawatan Apostoliknya

ByAdmin

Sep 14, 2024
Sharing is caring

Jakarta, Kowantaranews.com -Pada Jumat, 13 September 2024, Paus Fransiskus tiba kembali di Vatikan setelah menyelesaikan perjalanan apostolik yang penuh makna di empat negara di kawasan Asia dan Oseania. Dalam konferensi pers di atas pesawat yang membawanya dari Singapura ke Roma, ia mengungkapkan kesan mendalam dan kegembiraannya terhadap Indonesia, salah satu negara yang ia kunjungi dalam perjalanan tersebut. Dengan penuh kehangatan, Paus menggambarkan Indonesia sebagai “negara yang sangat indah”, sebuah ungkapan yang mencerminkan apresiasinya terhadap keindahan alam dan budaya negeri ini.

Perjalanan apostolik ini berlangsung selama 12 hari, mencakup kunjungan ke empat negara: Indonesia, Papua Niugini, Timor Leste, dan Singapura. Dalam rentang waktu tersebut, Paus Fransiskus menjalani lebih dari 40 acara dengan agenda yang padat, termasuk 16 pidato yang disampaikan di berbagai tempat. Kunjungan ini tidak hanya menjadi momen penting bagi umat Katolik di Asia, tetapi juga mencerminkan komitmen Paus terhadap perdamaian, dialog lintas agama, dan isu-isu sosial yang relevan di negara-negara yang ia singgahi.

Kesan Mendalam terhadap Indonesia

Indonesia adalah negara pertama yang dikunjungi Paus Fransiskus dalam lawatan ini. Bagi banyak umat Katolik di Indonesia, kunjungan Paus ini adalah momen yang sangat dinantikan, mengingat status Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia. Kehadiran Paus Fransiskus memberikan pesan penting tentang perdamaian, kerukunan, dan toleransi antaragama. Dalam konferensi persnya, Paus tidak hanya memuji keindahan Indonesia, tetapi juga menyatakan bahwa setiap negara yang ia kunjungi dalam perjalanan apostolik ini membuatnya jatuh cinta.

Selama kunjungannya di Jakarta, Paus Fransiskus memimpin Misa Suci di Gelora Bung Karno, stadion terbesar di Indonesia, yang dihadiri ribuan umat Katolik dari berbagai penjuru negeri. Selain itu, ia juga melakukan kunjungan penting ke Masjid Istiqlal, masjid terbesar di Asia Tenggara, di mana ia bertemu dengan Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar. Pertemuan ini mencerminkan komitmen Paus terhadap dialog antaragama, yang selama ini menjadi salah satu pilar utama dari kepemimpinannya sebagai Paus.

Dalam pertemuan tersebut, Paus Fransiskus dan Nasaruddin Umar menandatangani Deklarasi Istiqlal, sebuah dokumen yang menyoroti dua isu krusial yang dihadapi dunia saat ini: dehumanisasi dan perubahan iklim. Deklarasi ini menegaskan pentingnya kerja sama global untuk mengatasi tantangan ini, serta menggarisbawahi peran agama dalam mendorong perdamaian dan keberlanjutan. Kunjungan Paus ke Masjid Istiqlal bukan hanya simbolis, tetapi juga memiliki dampak mendalam dalam memperkuat hubungan lintas agama di Indonesia.

Baca juga : Pemahaman Transisi Energi di Kalangan Muslim Indonesia Masih Minim: Tantangan dan Peran Ulama dalam Edukasi Lingkungan

Baca juga : Mantan Wapres hingga Menteri Mengenang Faisal Basri: Ekonom Kritis yang Berpulang

Baca juga : Teladan Kesederhanaan dan Perdamaian: Pesan Paus Fransiskus dalam Kunjungannya ke Indonesia

Dialog tentang Isu Sosial dan Politik

Selain berfokus pada pesan-pesan perdamaian dan toleransi, Paus Fransiskus juga memberikan perhatian khusus terhadap berbagai persoalan sosial dan politik yang dihadapi Indonesia. Dalam sesi tanya jawab dengan wartawan di pesawat, Paus Fransiskus menanggapi pertanyaan tentang kondisi demokrasi di Indonesia, situasi di Papua, dan peran Gereja dalam mengatasi berbagai masalah sosial.

Menanggapi pertanyaan tentang Papua, Paus Fransiskus mengakui bahwa isu-isu yang dihadapi Papua adalah persoalan yang kompleks, namun ia menekankan pentingnya dialog dan komunikasi antar berbagai sektor masyarakat dalam mencari solusi. “Ini adalah persoalan yang, saya katakan, lazim terjadi di negara-negara berkembang. Terkait hal ini, doktrin sosial Gereja sangat penting, yakni Anda harus berkomunikasi dengan berbagai sektor masyarakat yang bermacam-macam,” ujar Paus.

Paus Fransiskus juga menyoroti pentingnya pengembangan hubungan sosial di Indonesia, khususnya dalam konteks pembangunan nasional. Ia mengungkapkan bahwa salah satu tantangan yang perlu dihadapi oleh negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, adalah membangun hubungan sosial yang kuat dan inklusif. Menurut Paus, Indonesia memiliki potensi besar, dan kunjungannya telah memperkuat keyakinannya bahwa negara ini dapat terus berkembang dalam menghadapi tantangan-tantangan sosial yang ada.

Pesan Perdamaian dan Persatuan

Dalam setiap kunjungan apostoliknya, Paus Fransiskus selalu menekankan pentingnya perdamaian dan persatuan, dan kunjungannya ke Indonesia tidak terkecuali. Sebagai negara dengan keragaman agama, suku, dan budaya yang luar biasa, Indonesia menghadapi tantangan dalam menjaga harmoni di tengah perbedaan. Namun, Paus melihat potensi besar dalam keragaman tersebut dan mendorong semua pihak untuk terus bekerja sama demi perdamaian dan kesejahteraan bersama.

Salah satu momen penting dalam kunjungan Paus Fransiskus di Indonesia adalah pertemuannya dengan tokoh-tokoh lintas agama. Pertemuan ini mempertegas komitmen Paus terhadap dialog antaragama, yang ia pandang sebagai kunci untuk membangun dunia yang lebih damai. Dalam berbagai kesempatan, Paus menekankan bahwa agama harus menjadi jembatan, bukan penghalang, dalam membangun hubungan yang harmonis antar sesama.

Paus Fransiskus juga menekankan pentingnya menjaga lingkungan dan mengatasi perubahan iklim, sebuah tema yang konsisten ia bawa dalam berbagai kunjungannya. Melalui Deklarasi Istiqlal, Paus bersama Imam Besar Masjid Istiqlal menggarisbawahi perlunya langkah nyata dalam mengatasi krisis iklim yang semakin mengancam kehidupan di planet ini. Paus melihat isu perubahan iklim bukan hanya sebagai masalah lingkungan, tetapi juga sebagai persoalan moral yang harus ditangani secara serius oleh seluruh umat manusia.

Kunjungan ke Negara Lain

Selain Indonesia, Paus Fransiskus juga mengunjungi Papua Niugini, Timor Leste, dan Singapura dalam perjalanan apostoliknya kali ini. Setiap negara yang ia kunjungi memiliki karakteristik dan tantangan yang berbeda, namun pesan-pesan yang disampaikan Paus tetap konsisten: pentingnya perdamaian, dialog lintas agama, dan perlindungan terhadap mereka yang rentan.

Di Timor Leste, Paus memberikan pujian atas upaya rekonsiliasi yang telah dilakukan antara Timor Leste dan Indonesia pasca-konflik di masa lalu. Ia memuji upaya perdamaian dan persatuan yang terus dibangun kedua negara, serta peran Gereja dalam mendukung proses tersebut.

Kunjungan Paus ke Singapura juga memiliki makna penting, di mana ia menekankan pesan tentang pentingnya toleransi antaragama dalam masyarakat yang multikultural. Di Singapura, Paus mengakhiri lawatannya dengan menyerukan pentingnya kerja sama antarnegara dalam mengatasi tantangan global seperti perubahan iklim, ketidaksetaraan, dan konflik.

Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia dan negara-negara lainnya di kawasan Asia dan Oseania merupakan peristiwa bersejarah yang membawa pesan penting tentang perdamaian, persatuan, dan kerja sama. Kesan mendalam Paus terhadap Indonesia, serta apresiasinya terhadap keindahan alam dan keragaman budaya negara ini, menunjukkan hubungan yang semakin erat antara Vatikan dan Indonesia. Melalui dialog lintas agama dan komitmen terhadap isu-isu sosial, kunjungan ini mempertegas peran Paus sebagai pemimpin global yang mendorong perdamaian dan keadilan di tengah dunia yang terus berubah. *Mukroni

Foto Kowantaranews

  • Berita Terkait :

Pemahaman Transisi Energi di Kalangan Muslim Indonesia Masih Minim: Tantangan dan Peran Ulama dalam Edukasi Lingkungan

Mantan Wapres hingga Menteri Mengenang Faisal Basri: Ekonom Kritis yang Berpulang

Teladan Kesederhanaan dan Perdamaian: Pesan Paus Fransiskus dalam Kunjungannya ke Indonesia

Seruan Paus Fransiskus: Menghargai Makanan dan Mengurangi Pemborosan untuk Mengatasi Kelaparan Global

Paus Fransiskus Cetak Rekor dalam Lawatan Asia-Oseania

Paus Fransiskus Serukan Perdamaian dan Persaudaraan di Tengah Konflik Global

Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia: Simbol Persahabatan Lintas Agama

Peringatan HUT RI di Beijing 2024: Gempita Merdeka dengan Kuliner Nusantara

Negara Kesatuan di Ujung Tanduk: Tantangan NKRI di Tengah Ketidakadilan dan Pluralitas

Nasionalisme di Persimpangan: Antara Globalisasi dan Identitas Bangsa

Merdeka di Atas Kertas, Belum Merdeka di Kehidupan Sehari-hari

Pertemuan Tingkat Tinggi di Shanghai: Upaya Stabilisasi Hubungan Ekonomi AS-Tiongkok di Tengah Ketegangan Perdagangan

Tantangan Ekonomi Triwulan III: Prospek Pertumbuhan di Bawah 5 Persen Akibat Perlambatan Industri dan Konsumsi

Lampu Kuning dari Kelas Menengah RI: Menurunnya Daya Beli dan Dampak Sosial Ekonomi

Menjaga Stabilitas Ekonomi Indonesia di Tengah Tekanan Daya Beli yang Melemah

Menjaga Stabilitas Ekonomi Indonesia di Tengah Tekanan Utang

Lonjakan Harga Kopi Robusta: Peluang dan Tantangan bagi Perkopian Indonesia

Mengintip Tingginya Biaya Hidup di Timor Leste: Air Mineral Rp 10 Ribu, Fenomena dan Faktor Penyebab

Diskusi Kelompok Terarah di DPR-RI: Fraksi Partai NasDem Bahas Tantangan dan Peluang Gen Z dalam Pasar Kerja Global

Sejarah Warteg: Evolusi dari Logistik Perang hingga Bisnis Kuliner Populer

Cerita Munculnya Warteg, Berawal untuk Logistik Prajurit Sultan Agung

Wajib Sertifikasi Halal UMKM Diundur ke 2026: Kebijakan dan Alasan Pemerintah

Teriak Pedagang Warteg Saat Harga Beras Dekati Rp 700 Ribu per Karung

Keren !, Sejumlah Alumni UB Mendirikan Koperasi dan Warteg Sahabat di Kota Malang

Ternyata Warteg Sahabat KOWATAMI Memakai Sistem Kasir Online

Ternyata Warteg Sahabat Berada di Bawah Naungan Koperasi Warung Sahabat Madani

Wow Keren !, Makan Gratis di Warteg Sahabat Untuk Penghafal Surat Kahfi di Hari Minggu

Warteg Sahabat Satu-Satunya Warteg Milenial di Kota Malang dengan Wifi

Warteg Sahabat Menawarkan Warteg Gaya Milenial untuk Kota Malang dan Sekitarnya

Republik Bahari Mengepakan Sayap Warteg ala Café di Cilandak Jakarta Selatan

Promo Gila Gilaan Di Grand Opening Rodjo Duren Cirendeu.

Pelanggan Warteg di Bekasi dan Bogor Kecewa, Menu Jengkol Hilang

KOWARTAMI Membuka Lagi Gerai Warteg Republik Bahari ke-5 di MABES Jakarta Barat

Ternyata Nasi Padang Ada yang Harganya Lebih Murah dari Warteg, Apa benar ?

Menikmati Menu Smoothies Buah Naga Di Laloma Cafe Majalengka 

Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu

Ketika Pedagang Warteg Menanyakan Syarat Mendapatkan Satu Juta Kuota Sertifikasi Halal Gratis

Warteg Republik Bahari Di Bawah Kowartami Mulai Berkibar Di Penghujung Pandemi

Curhat Pemilik Warung Seafood Bekasi Ketika Omsetnya Belum Beranjak Naik

Trending Di Twitter, Ternyata Mixue Belum Mendapat Sertifikat Halal Dari BPJPH Kementerian Agama

Megenal Lebih Dekat Apapun Makanannya Teh Botol Sosro Minumannya, Cikal Bakalnya Dari Tegal

Kowartami  Resmikan  Warteg  Republik  Bahari Cabang Ke-4 Di Salemba Jakarta Pusat

Natal Di Jepang, Kentucky Fried Chicken (KFC) Salah Satu Makanan Favorit

Pedagang Warteg Semakin Sulit Harga Beras Naik

Yabie Cafe Tempat Bersantai Kekinian di Kranji Bekasi

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *