• Sen. Apr 28th, 2025

KowantaraNews

RINGKAS DAN TAJAM

Diskusi Kelompok Terarah di DPR-RI: Fraksi Partai NasDem Bahas Tantangan dan Peluang Gen Z dalam Pasar Kerja Global

ByAdmin

Jun 21, 2024
Sharing is caring

Jakarta,  Kowantaranews.com     -Pada hari Kamis, 20 Juni 2024, Fraksi Partai NasDem mengadakan sebuah acara Focus Group Discussion (FGD) yang bertempat di Ruang Rapat BAKN Gedung Nusantara I DPR-RI. Acara ini berlangsung dari pukul 13.00 WIB hingga selesai, dengan dihadiri oleh jajaran Dewan Pimpinan Pusat (DPP), Dewan Pimpinan Wilayah (DPW), dan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Sayap Partai NasDem, Tenaga Ahli hingga Mahasiswa, FGD ini digelar oleh Fraksi Partai NasDem DPR-RI dengan tema yang sangat relevan dan krusial, yaitu “Tantangan dan Peluang Gen Z di Tengah Merambatnya Pertumbuhan Lapangan Pekerjaan Global.”

Peserta Forum Group Diskusi Fraksi Partai Nasdem di Ruang Rapat BAKN, Kamis, 20 Juni 2020, Pukul 13.00 Wib., Foto Courtesy of Kowantaranews.com

Acara dimulai dengan sambutan dari Nurhadi, S.Pd., seorang anggota DPR-RI dari fraksi NasDem. Dalam sambutannya, Nurhadi menekankan bahwa tantangan dan peluang yang dihadapi oleh Generasi Z (Gen Z) harus dibarengi dengan peningkatan kualitas karyawan. Pemerintah, menurut Nurhadi, memiliki peran penting dalam mendorong kualitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh ketidakseimbangan antara jumlah lowongan pekerjaan dan jumlah lulusan yang terus bertambah setiap tahunnya. Oleh karena itu, peluang usaha mandiri harus diperluas agar Gen Z tidak hanya mengandalkan mencari pekerjaan, melainkan juga mampu menciptakan lapangan pekerjaan sendiri, terutama di era digital saat ini. Nurhadi juga mengungkapkan harapannya agar kebijakan dan aturan berusaha dipermudah untuk mendukung semangat kewirausahaan di kalangan Gen Z.

Prof. Dr. Ariawan Gunadi SH.MH. kemudian menyampaikan pemaparannya dengan tema “Tantangan dan Peluang Ketenagakerjaan Nasional dan Internasional untuk Kesejahteraan Masyarakat Indonesia.” Prof. Ariawan yang juga sebagai Ketua Yayasan Tarumanegara mengidentifikasi beberapa jenis pekerjaan yang diminati oleh Gen Z di industri saat ini, seperti E-Commerce Specialist, UI Designer, Content Creator, Software/Website Developer, Artificial Intelligence Specialist, dan Digital Marketing. Menurut Prof. Ariawan, untuk menghadapi persaingan di pasar kerja global, pengusaha perlu meningkatkan keterampilan dan kompetensi karyawan melalui sertifikasi guna meningkatkan produktivitas. Sertifikasi ini tidak hanya meningkatkan kemampuan teknis karyawan tetapi juga menambah nilai kompetitif mereka di pasar kerja.

Baca juga : Sejarah Warteg: Evolusi dari Logistik Perang hingga Bisnis Kuliner Populer

Baca juga : Cerita Munculnya Warteg, Berawal untuk Logistik Prajurit Sultan Agung

Baca juga : Polisi Tangkap Pelanggan Warteg Viral Bayar Sesuka Hati di Jakpus: Respons Terhadap Etika Bertransaksi

Dari perspektif akademis, Dekan Fakultas Hukum Universitas Ibnu Khaldun, Asti Wasiska SH.MH., menyoroti aspek sosiologi hukum terkait masalah ketenagakerjaan di Indonesia. Ati Wasiska menyoroti pentingnya kurikulum Kampus Merdeka – Merdeka Belajar yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memperbanyak praktek serta sertifikasi kekhususan. Ia berpendapat bahwa meningkatkan keterampilan digital dan soft skills menjadi kunci utama untuk bersaing di pasar kerja yang semakin kompetitif. Perubahan teknologi dan digitalisasi, menurut Ati, memiliki dua sisi yang perlu diperhatikan. Di satu sisi, teknologi menggantikan banyak pekerjaan konvensional. Namun, di sisi lain, teknologi juga menciptakan peluang baru di sektor teknologi informasi, digital marketing, dan e-commerce.

Asti Wasiska, SH, MH, seorang akademisi di Universitas Ibnu Chaldun berkontribusi dalam diskusi, menambahkan bahwa digitalisasi membawa dampak signifikan terhadap pasar kerja. Meski banyak pekerjaan konvensional yang tergantikan oleh teknologi, hal ini juga membuka pintu bagi peluang baru yang sebelumnya tidak ada. Asti Wasiska, SH, MH, menggarisbawahi pentingnya pendidikan dan pelatihan yang berfokus pada teknologi digital dan keterampilan baru untuk memastikan Gen Z dapat memanfaatkan peluang ini.

Riska Arif S.Sos dari Dewan Pengurus Nasional Serikat Buruh Nasional Indonesia (DEPENAS) juga turut memberikan pandangannya dalam FGD tersebut dengan tema “Tantangan dan Peluang Gen Z sebagai Angkatan Kerja Baru.” Riska menjelaskan bahwa Gen Z, yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, kini menjadi kelompok generasi terbesar di Indonesia dengan populasi mencapai 27,94% dari total penduduk, atau sekitar 74,923 juta jiwa. Riska mengungkapkan bahwa sebagian besar Gen Z di Indonesia masih berpenghasilan kurang dari 2,5 juta rupiah per bulan dan mayoritas dari mereka masih tinggal bersama orang tua dan bergantung secara finansial kepada keluarga mereka. Meskipun demikian, Gen Z dikenal sebagai generasi yang penuh dengan kreativitas dan produktivitas tinggi. Banyak dari mereka yang sukses dalam usaha mandiri, bahkan tidak sedikit yang memilih untuk bekerja di luar negeri dengan memanfaatkan keterampilan dan keahlian mereka.

Riska juga menyoroti bahwa dalam perspektif buruh, Gen Z tidak suka disebut sebagai “buruh” dan lebih memilih sebutan “pekerja.” Hal ini mencerminkan perubahan paradigma dalam angkatan kerja yang lebih modern dan berorientasi pada nilai tambah serta pengembangan diri. Riska menekankan pentingnya semua pihak untuk berpartisipasi menyambut “Tahun Emas 2045,” di mana Indonesia diharapkan mencapai puncak kejayaan ekonomi dan sosial.

Dalam sesi yang lain, Ir. Mukroni, Ketua Umum Koperasi Warteg Nusantara (Kowantara), memberikan pandangannya mengenai perkembangan usaha warteg (warung tegal) di Indonesia. Mukroni menyatakan bahwa warteg sebagai bagian dari kuliner Indonesia memiliki jumlah yang sangat besar di Jakarta, mencapai sekitar 50 ribu warteg. Selama pandemi Covid-19, banyak warteg yang terpaksa tutup, mencapai hingga 50% dari total warteg yang ada. Namun, bisnis warteg kini telah bangkit kembali dengan berbagai merek dan kondisi yang lebih baik, lebih bersih, dan harga yang tetap bersahabat.

Mukroni juga mengungkapkan bahwa dalam memberikan pelayanan di era digital saat ini, warteg dituntut untuk beradaptasi dengan teknologi sesuai perkembangan zaman. Warteg kini telah bekerjasama dengan layanan transportasi online untuk pengiriman makanan, dan penjualan warteg juga sudah dapat dipesan secara online. Koperasi Warteg terus membekali anggotanya dengan pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan digital saat ini. Mukroni menekankan bahwa meskipun warteg memiliki pangsa pasar tersendiri yang berbeda dengan restoran skala besar, inovasi dan adaptasi teknologi tetap menjadi kunci keberhasilan dalam bisnis kuliner.

Diskusi ini yang dimoderatori Adhi Darmawan, MSi yang juga Staf Ahli Fraksi Partai Nasdem DPR RI, tidak hanya memperlihatkan berbagai perspektif mengenai tantangan dan peluang yang dihadapi oleh Gen Z dalam pasar kerja global, tetapi juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan institusi pendidikan dalam menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan dan pengembangan SDM Indonesia. Pemerintah diharapkan dapat menciptakan kebijakan yang mendukung kewirausahaan dan inovasi, sementara sektor swasta diharapkan dapat menyediakan pelatihan dan sertifikasi yang relevan dengan kebutuhan industri. Institusi pendidikan juga memiliki peran penting dalam menyusun kurikulum yang dapat mempersiapkan mahasiswa menghadapi tantangan di masa depan.

Secara keseluruhan, acara Focus Group Discussion ini memberikan wawasan yang mendalam mengenai dinamika pasar kerja di era digital dan bagaimana Gen Z dapat memanfaatkan peluang yang ada untuk mencapai kesuksesan. Diskusi ini juga menunjukkan bahwa dengan kolaborasi yang baik antara berbagai pihak, Indonesia dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi perubahan global dan mencapai kesejahteraan yang lebih baik bagi seluruh masyarakat. *Mukroni

Sumber  suratkabarindonesiahebat.com

Foto Kowantaranews.com

  • Berita Terkait :

Sejarah Warteg: Evolusi dari Logistik Perang hingga Bisnis Kuliner Populer

Cerita Munculnya Warteg, Berawal untuk Logistik Prajurit Sultan Agung

Wajib Sertifikasi Halal UMKM Diundur ke 2026: Kebijakan dan Alasan Pemerintah

Teriak Pedagang Warteg Saat Harga Beras Dekati Rp 700 Ribu per Karung

Menggali Asa Warteg: Perspektif Terhadap Pembangunan Multi-Kota

Implikasi Kepresidenan Prabowo: Faisal Basri Ramal Utang RI Tembus Rp16.000 T

Bermetamorfosis bersama Kowantara: Menguak 10 Langkah Warteg Berpeluang Menjadi Agen Perubahan dalam Pemilihan Presiden yang Bijak

10 Saran KOWANTARA bagi Warteg Apabila ada Pelanggan Mengeluarkan Kata-Kata Merendahkan seperti Bodoh dan Tolol

Pedagang Warteg dan Daya Beli Masyarakat Tertatih-tatih Di Akhir Jabatan Jokowi

Saran KOWANTARA : 10 Sikap Warteg Jika ada Pejabat Tinggi yang Melihat Sebelah Mata Keberadaan Warteg

Warteg Bakal Dilarang di IKN, Begini Saran Kowantara

Ayo Gibran Bersuara Jangan Diam !, Ada Menteri  yang Sebelah Mata Terhadap Warteg

Presiden Jokowi Ajak Warga Singapura Tinggal di IKN, Menterinya Melarang Warteg di IKN

Keren !, Sejumlah Alumni UB Mendirikan Koperasi dan Warteg Sahabat di Kota Malang

Ternyata Warteg Sahabat KOWATAMI Memakai Sistem Kasir Online

Ternyata Warteg Sahabat Berada di Bawah Naungan Koperasi Warung Sahabat Madani

Wow Keren !, Makan Gratis di Warteg Sahabat Untuk Penghafal Surat Kahfi di Hari Minggu

Warteg Sahabat Satu-Satunya Warteg Milenial di Kota Malang dengan Wifi

Warteg Sahabat Menawarkan Warteg Gaya Milenial untuk Kota Malang dan Sekitarnya

Republik Bahari Mengepakan Sayap Warteg ala Café di Cilandak Jakarta Selatan

Promo Gila Gilaan Di Grand Opening Rodjo Duren Cirendeu.

Pelanggan Warteg di Bekasi dan Bogor Kecewa, Menu Jengkol Hilang

KOWARTAMI Membuka Lagi Gerai Warteg Republik Bahari ke-5 di MABES Jakarta Barat

Ternyata Nasi Padang Ada yang Harganya Lebih Murah dari Warteg, Apa benar ?

Menikmati Menu Smoothies Buah Naga Di Laloma Cafe Majalengka 

Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu

Ketika Pedagang Warteg Menanyakan Syarat Mendapatkan Satu Juta Kuota Sertifikasi Halal Gratis

Warteg Republik Bahari Di Bawah Kowartami Mulai Berkibar Di Penghujung Pandemi

Curhat Pemilik Warung Seafood Bekasi Ketika Omsetnya Belum Beranjak Naik

Trending Di Twitter, Ternyata Mixue Belum Mendapat Sertifikat Halal Dari BPJPH Kementerian Agama

Megenal Lebih Dekat Apapun Makanannya Teh Botol Sosro Minumannya, Cikal Bakalnya Dari Tegal

Kowartami  Resmikan  Warteg  Republik  Bahari Cabang Ke-4 Di Salemba Jakarta Pusat

Natal Di Jepang, Kentucky Fried Chicken (KFC) Salah Satu Makanan Favorit

Pedagang Warteg Semakin Sulit Harga Beras Naik

Yabie Cafe Tempat Bersantai Kekinian di Kranji Bekasi

Nongkrong Sambil Mencicip Surabi dengan Beragam Topping di Bandung

Gurihnya Coto Makassar Legendaris di Air Mancur Bogor, Yuk ke Sana

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *