• Sen. Okt 6th, 2025

KowantaraNews

Kowantara News: Berita tajam, warteg jaya, UMKM tak terjajah!

Kekalahan Telak 2-5 dari Atletico Madrid Ungkap Kelemahan Sistemik Real Madrid

ByAdmin

Sep 28, 2025
Pertandingan Palmeiras vs Chelsea di Piala Dunia Antar Klub. Foto: Lee Smith/REUTERS
Sharing is caring

Jakarta, Kowantaranews.com – Real Madrid menelan pil pahit dalam derbi Madrid setelah dihancurkan Atletico Madrid dengan skor telak 2-5 di Stadion Wanda Metropolitano. Kekalahan ini menjadi pukulan keras bagi pasukan Xabi Alonso, yang sebelumnya tampil sempurna di awal musim La Liga. Pertandingan ini tidak hanya mengungkap kelemahan laten dalam skuad Los Blancos, tetapi juga menjadi ujian besar pertama yang gagal dilalui oleh proyek kepelatihan Alonso. Analisis mendalam menunjukkan bahwa masalah sistemik, terutama di sektor pertahanan, menjadi biang keladi dari hasil mengecewakan ini.

Salah satu titik lemah yang paling mencolok adalah kerentanan Real Madrid dalam menghadapi situasi bola mati dan duel udara. Empat dari lima gol Atletico berasal dari situasi bola mati—tendangan bebas, lemparan ke dalam, dan penalti—atau situasi yang mengikutinya. Pemain Atletico, yang dikenal agresif dan terorganisir di bawah asuhan Diego Simeone, memanfaatkan kelemahan ini dengan umpan silang akurat dan penempatan pemain di kotak penalti. Bek-bek Madrid, termasuk Antonio Rudiger dan Eder Militao, gagal mengawal penyerang lawan dan sering kalah dalam duel udara. Padahal, sebelum laga ini, Madrid hanya kebobolan tiga gol dalam enam pertandingan awal musim, menunjukkan bahwa kelemahan ini tersamar hingga menghadapi tekanan fisik dan taktik Atletico.

Di sisi kiri pertahanan, Alvaro Carreras, bek muda berusia 22 tahun, menjadi sorotan. Dalam ujian besar pertamanya sebagai starter, Carreras kesulitan menghadapi pergerakan lincah Pablo Barrios dan tampil lelet dalam mengantisipasi situasi bola mati. Absennya Ferland Mendy akibat cedera memperparah situasi, meninggalkan Madrid tanpa solusi kokoh di sektor ini. Kekalahan ini memunculkan pertanyaan apakah Alonso akan mempertimbangkan opsi lain, seperti Fran Garcia, atau bahkan menyesuaikan formasi untuk memperkuat sisi kiri hingga Mendy pulih.

Kembalinya Jude Bellingham ke starting lineup juga menjadi keputusan yang menuai kritik. Gelandang asal Inggris ini, yang baru pulih dari cedera, terpaksa bermain lebih defensif untuk menahan gempuran Atletico. Akibatnya, kontribusinya di lini serang—yang biasanya menjadi kekuatan Madrid—menjadi minim. Keputusan Alonso memainkan Bellingham dinilai sebagai “perjudian gagal” yang mengganggu keseimbangan tim. Tanpa kreativitas Bellingham di sepertiga akhir lapangan, serangan Madrid terlihat tumpul, dengan Vinicius Jr. dan Rodrygo kesulitan menembus pertahanan rapat Atletico.

Selain masalah teknis, intensitas dan mentalitas tim dalam laga derbi juga menjadi sorotan. Atletico, di bawah komando Simeone yang sudah menghadapi 48 derbi Madrid, menunjukkan keunggulan dalam duel fisik dan permainan psikologis. Sebaliknya, Real Madrid tampak lambat bereaksi dan kalah dalam banyak duel krusial. Bagi Alonso, yang menjalani derbi pertamanya sebagai pelatih Madrid, kekalahan ini menjadi pelajaran berharga tentang tingkat persaingan di laga-laga besar. Seperti diakui Alonso pasca-pertandingan, “Kami terlalu sering kalah dalam duel dan bola-bola udara ke area pertahanan. Ini adalah koreksi yang harus kami lakukan.”

Dewa United Kokoh di Papan Atas, Tundukkan PSBS Biak 3-1 di BRI Liga Super 2025/2026

Konteks yang lebih luas menunjukkan bahwa kekalahan ini bukanlah akhir dari segalanya, tetapi sebuah peringatan. Proyek Alonso, yang diawali dengan start sempurna di La Liga, kini menghadapi tantangan nyata untuk membuktikan ketahanan mental dan kedisiplinan taktis. Atletico, dengan pendekatan fisik dan organisasi set-piece yang superior, memperlihatkan bahwa Madrid masih memiliki pekerjaan rumah dalam menghadapi tim-tim level atas. Reaksi tim di laga-laga berikutnya, baik di La Liga maupun Liga Champions, akan menjadi penentu apakah kekalahan ini hanya kecelakaan atau gejala masalah yang lebih mendalam.

Langkah ke depan bagi Alonso adalah memperbaiki organisasi pertahanan, terutama pada situasi bola mati, melalui latihan intensif dan simulasi duel udara. Rotasi pemain untuk menjaga kesegaran skuad juga krusial, mengingat jadwal padat yang menanti. Secara mental, Alonso perlu menanamkan pola pikir juara, memanfaatkan pengalamannya sebagai pemain di laga-laga besar untuk menginspirasi tim. Kekalahan ini, meski menyakitkan, bisa menjadi titik balik untuk memperkuat fondasi Real Madrid menuju musim yang sukses. By Mukroni

  • Berita Terkait

Dewa United Kokoh di Papan Atas, Tundukkan PSBS Biak 3-1 di BRI Liga Super 2025/2026

Kemenangan Dramatis Marc Marquez di Sprint Catalunya: Langkah Besar Menuju Gelar Juara Dunia 2025

Rahasia Sukses Chelsea ke Semifinal Piala Dunia Antarklub 2025: Rotasi Cerdas dan Taktik Fleksibel

Milan dan Juve: Dari Raksasa ke Penonton, Apa Kabar Scudetto?

Liverpool Hajar Tottenham 5-1, Rebut Juara ke-20 dengan Gempita Anfield yang Mengguncang Dunia!

MIMPI HANCUR BERSERPIHAN: Garuda Tersungkur 1-5, Kutukan Australia Tak Terkikis Sejak 1973!

Final Misi Suci: Liverpool vs Newcastle, Perang Antar Jagad Sang Raja vs Si Pemburu Gelar Abadi!

Garuda Tambah Sayap! Emil Audero dan Dua Bintang Diaspora Siap Perkuat Timnas

Kebangkitan Dramatis: City Bangkit dari Abu, Chelsea Terkapar di Etihad

Patrick Kluivert Siap Terbangkan Garuda ke Puncak Dunia!

Duel Epik: Garuda Muda Tantang Dominasi Vietnam!

Langkah Terakhir di SCSM 2024: Ketika Kemenangan Berujung Duka Mendalam

Borobudur Marathon 2024: Ketika Langkah Kaki Mengukir Sejarah Dunia!

Derbi London Membara: Arsenal dan Chelsea Bertarung Sengit Demi Dominasi!

Gemuruh Sepak Bola Putri Korea Utara: Menaklukkan Dunia, Menginspirasi Nusantara!

Nottingham Forest Menggebrak Liga Inggris: Dari Kuda Hitam Menjadi Penguasa Papan Atas!

Jadwal dan Prediksi MotoGP Thailand: Marc Marquez Siap Hadapi Tantangan

Drama Sepak Bola Dunia: Bahrain Minta Pindah, Indonesia Siap Jamin Keamanan!

Peluang Emas Timnas Indonesia Akhiri Kutukan di China

Indonesia Mendunia: Gelora Prestasi yang Menggetarkan Panggung Olahraga Internasional

Kai Havertz: Raja Emirates yang Tak Terbendung, Pemecah Kutukan Gol di Arsenal!

Naturalisasi: Jalan Kilat Menuju Kemenangan atau Musibah bagi Pembinaan Lokal?

Dari Arena Hingga Media Sosial: Panjat Tebing Menjadi Tren Baru di Kalangan Anak Muda

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *