Jakarta, Kowantaranews.com – Tim nasional sepak bola Indonesia 15 Oktober 2024 menghadapi tantangan besar dalam laga keempat Grup C putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan China di Stadion Sepak Bola Pemuda Qingdao. Ini bukan hanya laga biasa, tapi kesempatan bersejarah bagi Indonesia untuk mematahkan rekor buruk saat bertandang ke negeri Tirai Bambu, setelah selalu kalah dalam setiap kunjungan mereka ke sana selama lebih dari tujuh dekade.
Pertandingan yang akan berlangsung pada Selasa (15/10/2024) pukul 19.00 WIB ini menjadi momen penting, mengingat sejarah panjang kegagalan “Garuda” saat menghadapi “Si Naga” di kandang mereka. Selama empat kali bertandang ke China, Indonesia belum pernah meraih kemenangan, meskipun mereka pernah diperkuat oleh pemain legendaris pada masa lalu.
Sejarah Kekalahan di China
Indonesia pertama kali bertemu dengan China di kualifikasi Piala Dunia 1958, dalam sebuah laga dramatis yang berlangsung di Beijing. Tim Indonesia kala itu dibesut oleh pelatih asal Yugoslavia, Toni Pogacnik, dan diperkuat pemain-pemain legendaris seperti Tan Liong Houw, Maulwi Saelan, dan Ramang. Meski sempat memberikan perlawanan sengit dengan mengejar ketertinggalan 1-3 menjadi 3-3, Indonesia akhirnya harus menyerah 3-4 dan gagal lolos ke putaran kedua. Kekalahan ini menjadi awal dari rekor buruk Indonesia di tanah China, yang terus berlanjut hingga hari ini.
Kunjungan kedua terjadi pada kualifikasi Piala Dunia 2002, di mana skuad yang diasuh oleh Benny Dollo mengalami kekalahan telak 1-5 dari China. Padahal Indonesia sempat unggul lebih dulu melalui gol Kurniawan Dwi Yulianto di babak pertama, namun keunggulan itu tak bertahan lama. Setelah turun minum, China bangkit dan berhasil mencetak lima gol yang memastikan kemenangan mereka. Kekecewaan ini semakin memperpanjang tren negatif Indonesia setiap kali bertandang ke China.
Kunjungan terakhir Indonesia ke China terjadi pada 15 November 2013 dalam kualifikasi Piala Asia 2015. Lagi-lagi, Indonesia harus pulang dengan tangan hampa setelah kalah tipis 0-1. Gol semata wayang China dicetak oleh penyerang mereka yang terkenal, Wu Lei, yang kini menjadi salah satu andalan dalam skuad China 2024.
Baca juga : Indonesia Mendunia: Gelora Prestasi yang Menggetarkan Panggung Olahraga Internasional
Baca juga : Kai Havertz: Raja Emirates yang Tak Terbendung, Pemecah Kutukan Gol di Arsenal!
Baca juga : Naturalisasi: Jalan Kilat Menuju Kemenangan atau Musibah bagi Pembinaan Lokal?
Kondisi Terkini China
Meskipun sejarah berpihak pada China, situasi kini tampak berbeda. Kualitas tim nasional China mengalami penurunan drastis dibandingkan dekade awal abad ke-21, terutama saat mereka pertama kali lolos ke Piala Dunia pada tahun 2002. China sedang dalam performa buruk di kualifikasi Piala Dunia 2026 ini, dengan menelan tiga kekalahan berturut-turut dari Jepang, Arab Saudi, dan Australia. Dalam tiga laga terakhir itu, mereka kebobolan 12 gol dan hanya mampu mencetak dua gol.
Pelatih China, Branko Ivankovic, menghadapi tekanan besar untuk mengembalikan kejayaan timnya. Jika gagal memenangkan pertandingan melawan Indonesia, kariernya sebagai pelatih timnas China bisa saja berakhir lebih cepat. Asosiasi Sepak Bola China (CFA) dikabarkan sedang mempertimbangkan untuk memutus kontraknya jika tidak ada perbaikan performa. Meski demikian, Ivankovic tetap yakin bahwa timnya masih mampu bersaing, dan ia berharap bisa mendapatkan kemenangan di laga hidup-mati ini.
Ivankovic telah memanggil kembali dua penyerang andalannya, Wu Lei dan A Lan, yang sempat absen karena cedera. Wu Lei, yang telah mencetak 36 gol untuk tim nasional, adalah pemain yang paling diandalkan untuk menembus pertahanan Indonesia. Namun, ada kekhawatiran mengenai kondisinya karena ia harus menjalani suntikan pereda sakit di lututnya sebelum bergabung dengan tim. Jika diturunkan dalam laga melawan Indonesia, Wu Lei akan mencatatkan penampilan ke-100 bersama timnas China, sebuah pencapaian luar biasa bagi mantan pemain Espanyol tersebut.
Optimisme Indonesia
Di sisi lain, Indonesia datang ke Qingdao dengan kepercayaan diri yang tinggi. Meski sempat gagal mempertahankan kemenangan melawan Bahrain di pertandingan terakhir, yang berakhir dengan skor 2-2 setelah gol penyama kedudukan dari Bahrain di masa tambahan waktu, performa Indonesia di kualifikasi ini cukup impresif. Tim asuhan Shin Tae-yong ini merupakan salah satu dari enam tim yang belum terkalahkan di putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026. Selain Indonesia, tim-tim kuat seperti Jepang, Uzbekistan, Iran, Korea Selatan, dan Irak juga mencatat tren serupa.
Shin Tae-yong, pelatih asal Korea Selatan yang telah menangani timnas Indonesia sejak 2019, menyatakan bahwa laga melawan China adalah kesempatan emas bagi Indonesia untuk mengakhiri kutukan kalah di tanah China. “Saya menganggap Indonesia dan China adalah tim yang seimbang. Laga nanti akan ditentukan oleh tim yang paling efektif memanfaatkan peluang menjadi gol, dan tentu yang lebih beruntung,” ucap Shin dalam konferensi pers jelang pertandingan.
Meskipun ada kekhawatiran soal kondisi beberapa pemain inti seperti bek tengah Jordi Amat yang mengalami cedera ringan, Shin yakin bahwa timnya sudah siap secara taktik dan fisik. Jordi Amat mungkin akan digantikan oleh Rizky Ridho di lini pertahanan, yang akan berkolaborasi dengan Mees Hilgers dan Jay Idzes. Di lini tengah, Shin berpotensi melakukan rotasi, dengan menurunkan Nathan Tjoe-A-On sebagai pengganti Ivar Jenner. Sedangkan di posisi bek sayap kanan, Eliano Reijnders memiliki peluang untuk tampil sebagai starter menggantikan Sandy Walsh.
Persaingan Ketat
Pertandingan ini bukan hanya soal sejarah, tetapi juga soal prestasi di masa depan. Tim nasional Indonesia saat ini memiliki skuad yang dianggap sebagai salah satu yang terbaik di Asia Tenggara, dengan nilai pasar akumulatif sekitar Rp 411 miliar, jauh lebih tinggi dibandingkan China yang hanya sekitar Rp 178,6 miliar. Hal ini menunjukkan bahwa Garuda sudah layak bersaing di level yang lebih tinggi dan berambisi untuk menjadi kekuatan baru dalam sepak bola Asia.
Meski demikian, Indonesia tidak boleh meremehkan China. Meskipun sedang dalam kondisi kurang baik, China tetap memiliki pemain-pemain berpengalaman yang bisa memberikan ancaman kapan saja. Penampilan apik Xie Wenneng di laga melawan Australia, di mana ia berhasil mencetak gol, menunjukkan bahwa China masih memiliki potensi besar, terutama dari lini tengah.
Pertandingan ini juga menjadi ujian bagi kedua pelatih. Ivankovic, yang berada di ujung tanduk, harus membuktikan bahwa dia masih layak memimpin timnas China. Sementara itu, Shin Tae-yong, yang dikenal sebagai pelatih dengan strategi yang cerdas, memiliki kesempatan untuk mencatat sejarah bagi Indonesia dengan memetik kemenangan pertama mereka di tanah China.
Antusiasme dan Harapan
Meski laga ini sangat penting bagi kedua tim, antusiasme publik China tampak merosot. Penjualan tiket yang tidak memenuhi ekspektasi menjadi salah satu indikasi bahwa kepercayaan publik terhadap tim nasional mereka menurun. Kategori tiket termahal masih banyak yang belum terjual, sementara tiket kategori termurah sudah habis. Selain itu, stasiun televisi nasional China, CCTV, juga memutuskan untuk tidak menayangkan pertandingan ini secara langsung, yang semakin memperkuat bahwa minat masyarakat China terhadap timnas mereka sedang dalam kondisi rendah.
Di sisi lain, di Indonesia, dukungan penuh dari para suporter sangat dirasakan oleh tim. Kegagalan mempertahankan kemenangan melawan Bahrain memang menyakitkan, tetapi itu tidak menyurutkan semangat skuad Garuda. Mereka datang ke Qingdao dengan tekad kuat untuk mematahkan kutukan dan membuat sejarah baru.
Jika Indonesia mampu memanfaatkan momentum ini, kemenangan atas China bukan hanya akan mengakhiri rekor buruk mereka di sana, tetapi juga akan menjadi loncatan penting menuju putaran final Piala Dunia 2026, sebuah impian yang telah lama dinantikan oleh bangsa Indonesia.
Pertandingan melawan China ini bukan hanya soal tiga poin, melainkan soal harga diri, semangat, dan tekad untuk membuktikan bahwa Indonesia siap menjadi kekuatan baru dalam peta sepak bola dunia. *Mukroni
Foto Kowantaranews
- Berita Terkait :
Indonesia Mendunia: Gelora Prestasi yang Menggetarkan Panggung Olahraga Internasional
Kai Havertz: Raja Emirates yang Tak Terbendung, Pemecah Kutukan Gol di Arsenal!
Naturalisasi: Jalan Kilat Menuju Kemenangan atau Musibah bagi Pembinaan Lokal?
Dari Arena Hingga Media Sosial: Panjat Tebing Menjadi Tren Baru di Kalangan Anak Muda
Paris Berpesta Gembira Saat Mengucapkan Selamat Tinggal pada Olimpiade
Kemenangan Dramatis: Rizki Juniansyah Taklukkan Sang Idola
Biles Akhiri Olimpiade dengan Perak di Lantai
Harapan yang Tertunda: Tunggal Putra Bulu Tangkis Indonesia Tanpa Emas di Paris 2024
Gol Jens Raven Bawa Indonesia Raih Gelar Piala AFF U-19 Kedua
Anies Baswedan Resmi Diusung NasDem untuk Pilgub DKI Jakarta 2024
Pilpres 2024: Lima Sorotan Utama dari Sidang Perdana Gugatan di MK
Perjalanan Indonesia dari Federalisme ke Negara Kesatuan: Tantangan dan Perkembangan Pasca-RIS
Gibran sebagai Cawapres: DKPP Ambil Tindakan Serius Terhadap KPU dan Hasyim Asyari
Kowantara Bersatu untuk Mendukung AMIN, Anies dan Muhaimin: Merajut Kekuatan Bersama
Presiden Jokowi Ajak Warga Singapura Tinggal di IKN, Menterinya Melarang Warteg di IKN
Kowantara Bersatu untuk Mendukung AMIN, Anies dan Muhaimin: Merajut Kekuatan Bersama
HIKAPINDO Perjuangkan Kader Penyuluh Indonesia di DPR RI
Apa Isi Risalah At-Tauhid Sidoresmo Surabaya Untuk Anies Baswedan ?
DISKUSI PUBLIK CONTINUUM BIGDATA CENTER : “DINAMIKA POLITIK MENUJU 2024, APA KATA BIG DATA?”
Menggali Asa Warteg: Perspektif Terhadap Pembangunan Multi-Kota
Implikasi Kepresidenan Prabowo: Faisal Basri Ramal Utang RI Tembus Rp16.000 T
Pedagang Warteg dan Daya Beli Masyarakat Tertatih-tatih Di Akhir Jabatan Jokowi
Warteg Bakal Dilarang di IKN, Begini Saran Kowantara
Ayo Gibran Bersuara Jangan Diam !, Ada Menteri yang Sebelah Mata Terhadap Warteg
Presiden Jokowi Ajak Warga Singapura Tinggal di IKN, Menterinya Melarang Warteg di IKN
Keren !, Sejumlah Alumni UB Mendirikan Koperasi dan Warteg Sahabat di Kota Malang
Ternyata Warteg Sahabat KOWATAMI Memakai Sistem Kasir Online
Ternyata Warteg Sahabat Berada di Bawah Naungan Koperasi Warung Sahabat Madani
Wow Keren !, Makan Gratis di Warteg Sahabat Untuk Penghafal Surat Kahfi di Hari Minggu
Warteg Sahabat Satu-Satunya Warteg Milenial di Kota Malang dengan Wifi
Warteg Sahabat Menawarkan Warteg Gaya Milenial untuk Kota Malang dan Sekitarnya
Republik Bahari Mengepakan Sayap Warteg ala Café di Cilandak Jakarta Selatan
Promo Gila Gilaan Di Grand Opening Rodjo Duren Cirendeu.
Pelanggan Warteg di Bekasi dan Bogor Kecewa, Menu Jengkol Hilang
KOWARTAMI Membuka Lagi Gerai Warteg Republik Bahari ke-5 di MABES Jakarta Barat
Ternyata Nasi Padang Ada yang Harganya Lebih Murah dari Warteg, Apa benar ?
Menikmati Menu Smoothies Buah Naga Di Laloma Cafe Majalengka
Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu
Ketika Pedagang Warteg Menanyakan Syarat Mendapatkan Satu Juta Kuota Sertifikasi Halal Gratis
Warteg Republik Bahari Di Bawah Kowartami Mulai Berkibar Di Penghujung Pandemi
Curhat Pemilik Warung Seafood Bekasi Ketika Omsetnya Belum Beranjak Naik
Trending Di Twitter, Ternyata Mixue Belum Mendapat Sertifikat Halal Dari BPJPH Kementerian Agama
Megenal Lebih Dekat Apapun Makanannya Teh Botol Sosro Minumannya, Cikal Bakalnya Dari Tegal
Kowartami Resmikan Warteg Republik Bahari Cabang Ke-4 Di Salemba Jakarta Pusat
Natal Di Jepang, Kentucky Fried Chicken (KFC) Salah Satu Makanan Favorit
Pedagang Warteg Semakin Sulit Harga Beras Naik
Yabie Cafe Tempat Bersantai Kekinian di Kranji Bekasi
Nongkrong Sambil Mencicip Surabi dengan Beragam Topping di Bandung