• Sab. Sep 7th, 2024

KowantaraNews

RINGKAS DAN TAJAM

Peristiwa Tragis di Batavia: Gagalnya Mataram Melawan Kelicikan VOC

ByAdmin

Jun 18, 2024
Sharing is caring

Jakarta, Kowantaranews.com    -Pada akhir abad ke-16 dan awal abad ke-17, Persaingan antara kerajaan-kerajaan di Nusantara dan kekuasaan perdagangan Eropa di wilayah itu mencapai puncaknya. Salah satu konflik yang paling menonjol adalah antara Kesultanan Mataram yang ambisius dan VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie), perusahaan perdagangan Belanda yang mendominasi perdagangan di Hindia Timur pada masa itu. Kisah tragis penyerangan Batavia oleh Mataram adalah cerminan dari ambisi, konflik kepentingan, dan realitas kekuasaan pada masa kolonial.

Latar Belakang Sejarah

Pada penghujung abad ke-16, Kesultanan Mataram di Jawa Tengah sedang dalam puncak kejayaannya di bawah pemerintahan Sultan Agung. Mataram merupakan salah satu kekuatan dominan di Pulau Jawa, dengan wilayahnya yang meliputi sebagian besar Jawa Tengah dan Yogyakarta modern. Di sisi lain, VOC, yang didirikan pada tahun 1602, telah memperluas jaringan perdagangannya di wilayah Hindia Timur, termasuk mendirikan basis di pulau-pulau penting seperti Ambon dan Banda di Maluku.

Pada tahun 1619, VOC berhasil merebut Jayakarta dari Kesultanan Banten dan mendirikan Batavia sebagai basis perdagangan dan administrasi mereka di Jawa. Hal ini membuat Sultan Agung khawatir akan dominasi VOC di wilayah pantai utara Jawa, yang merupakan jalur perdagangan utama pada masa itu. VOC, dengan sumber daya dan kekuatan militer mereka yang besar, menjadi ancaman serius bagi Mataram.

Konflik Awal dan Diplomasi

Sebelum jatuhnya Jayakarta, VOC sudah mencoba mendirikan loji-loji dagang di pantai utara Mataram. Namun, Sultan Agung menolak permintaan ini karena khawatir akan kehilangan kontrol ekonomi dan politik di wilayahnya sendiri. Ketika Jayakarta jatuh ke tangan VOC, Sultan Agung merasa terdesak untuk menghadapi kekuatan yang semakin mengancam ini.

Pada tahun 1621, Mataram dan VOC menjalin hubungan diplomatik, dengan pertukaran utusan besar antara kedua belah pihak. Namun, hubungan ini segera memburuk ketika VOC menolak membantu Mataram dalam kampanye militer melawan Surabaya. Sultan Agung, yang semakin frustrasi dengan penolakan ini dan ambisi VOC yang semakin jelas, memutuskan untuk mengambil tindakan lebih lanjut.

Persiapan Mataram untuk Menyerang Batavia

Pada tahun 1628, Mataram melakukan persiapan serius untuk menyerang Batavia. Tumenggung Bahureksa dari Kendal dipilih oleh Sultan Agung untuk memimpin penyerbuan ini. Pada bulan April 1628, Mataram mengirimkan utusan untuk menawarkan perdamaian kepada VOC dengan syarat-syarat tertentu, namun tawaran ini ditolak. Hal ini memicu Mataram untuk memulai serangan terbuka terhadap

Baca juga : Tragedi Penyerangan Batavia: Kegagalan Mataram dan Hukuman Mati Pengkhianat Sultan AgungBatavia.

Baca juga : Kyai Rangga Bupati Tegal dalam Perjuangan Sultan Agung melawan VOC di Batavia pada Abad ke-17

Baca juga : Jejak Sejarah Tegal dan Peran Sentralnya dalam Mataram Islam: Dari Pangeran Purbaya hingga Warung Tegal

Pada tanggal 22 Agustus 1628, pasukan Mataram yang terdiri dari 900 prajurit mendarat di Teluk Jakarta dengan tujuan menyerang Benteng Belanda. Serangan ini awalnya disamarkan sebagai upaya perdagangan, dengan kapal-kapal Mataram membawa barang dagangan seperti sapi, gula, kelapa, dan beras. Namun, VOC dengan cepat mencurigai maksud sebenarnya dari kehadiran pasukan Mataram ini.

Pertempuran dan Kegagalan Mataram

Pertempuran antara pasukan Mataram dan VOC di sekitar Batavia berlangsung sengit. Pasukan Mataram, meskipun berani dan memiliki keunggulan awal, tidak mampu mengatasi kekuatan dan persenjataan modern VOC. VOC, yang memiliki keunggulan dalam senjata api dan struktur pertahanan yang kuat, berhasil mempertahankan benteng-benteng mereka meskipun serangan dari pasukan Mataram yang gigih.

Kegagalan utama Mataram terjadi pada bulan Oktober 1628 ketika serangan besar-besaran mereka terhadap Batavia tidak berhasil. Kurangnya persiapan logistik dan dukungan dari rakyat setempat, serta ketangguhan pertahanan VOC yang terorganisir dengan baik, menjadi faktor utama kegagalan ini. Sultan Agung, yang marah atas kegagalan ini dan melihatnya sebagai pengkhianatan terhadap ambisi Mataram untuk membebaskan Jawa dari kekuasaan asing, mengambil tindakan keras terhadap para pemimpin militer yang dianggap bertanggung jawab.

Konsekuensi dan Pembelajaran

Setelah kegagalan ini, Mataram mencoba lagi untuk menaklukkan Batavia pada tahun-tahun berikutnya, namun semua upaya tersebut juga berakhir dengan kegagalan. VOC terus mengonsolidasikan kekuasaan mereka di wilayah tersebut dan memperkuat posisi ekonomi dan politik mereka di Hindia Timur. Sultan Agung, sementara itu, harus menghadapi tantangan internal dan eksternal lainnya yang mengancam kestabilan Mataram.

Peristiwa penyerangan Batavia oleh Mataram menjadi cerminan dari kompleksitas dan kekejaman konflik kolonial pada masa itu. Ini juga menggambarkan bagaimana ambisi politik dan ekonomi sebuah kerajaan dapat bertabrakan dengan kepentingan kuat perusahaan perdagangan Eropa yang beroperasi di wilayah yang jauh dari tanah air mereka. Kisah ini tidak hanya mengajarkan kita tentang dinamika kekuasaan dan diplomasi pada masa lalu, tetapi juga tentang konsekuensi tragis dari ambisi yang tidak terkendali dan liciknya politik internasional. *Mukroni

Sumber Kowantaranews

Foto intisari.grid.id

  • Berita Terkait :

Tragedi Penyerangan Batavia: Kegagalan Mataram dan Hukuman Mati Pengkhianat Sultan AgungBatavia.

Jejak Sejarah Tegal dan Peran Sentralnya dalam Mataram Islam: Dari Pangeran Purbaya hingga Warung Tegal

Sejarah Warteg: Evolusi dari Logistik Perang hingga Bisnis Kuliner Populer

Cerita Munculnya Warteg, Berawal untuk Logistik Prajurit Sultan Agung

Wajib Sertifikasi Halal UMKM Diundur ke 2026: Kebijakan dan Alasan Pemerintah

Teriak Pedagang Warteg Saat Harga Beras Dekati Rp 700 Ribu per Karung

Menggali Asa Warteg: Perspektif Terhadap Pembangunan Multi-Kota

Implikasi Kepresidenan Prabowo: Faisal Basri Ramal Utang RI Tembus Rp16.000 T

Bermetamorfosis bersama Kowantara: Menguak 10 Langkah Warteg Berpeluang Menjadi Agen Perubahan dalam Pemilihan Presiden yang Bijak

10 Saran KOWANTARA bagi Warteg Apabila ada Pelanggan Mengeluarkan Kata-Kata Merendahkan seperti Bodoh dan Tolol

Pedagang Warteg dan Daya Beli Masyarakat Tertatih-tatih Di Akhir Jabatan Jokowi

Saran KOWANTARA : 10 Sikap Warteg Jika ada Pejabat Tinggi yang Melihat Sebelah Mata Keberadaan Warteg

Warteg Bakal Dilarang di IKN, Begini Saran Kowantara

Ayo Gibran Bersuara Jangan Diam !, Ada Menteri  yang Sebelah Mata Terhadap Warteg

Presiden Jokowi Ajak Warga Singapura Tinggal di IKN, Menterinya Melarang Warteg di IKN

Keren !, Sejumlah Alumni UB Mendirikan Koperasi dan Warteg Sahabat di Kota Malang

Ternyata Warteg Sahabat KOWATAMI Memakai Sistem Kasir Online

Ternyata Warteg Sahabat Berada di Bawah Naungan Koperasi Warung Sahabat Madani

Wow Keren !, Makan Gratis di Warteg Sahabat Untuk Penghafal Surat Kahfi di Hari Minggu

Warteg Sahabat Satu-Satunya Warteg Milenial di Kota Malang dengan Wifi

Warteg Sahabat Menawarkan Warteg Gaya Milenial untuk Kota Malang dan Sekitarnya

Republik Bahari Mengepakan Sayap Warteg ala Café di Cilandak Jakarta Selatan

Promo Gila Gilaan Di Grand Opening Rodjo Duren Cirendeu.

Pelanggan Warteg di Bekasi dan Bogor Kecewa, Menu Jengkol Hilang

KOWARTAMI Membuka Lagi Gerai Warteg Republik Bahari ke-5 di MABES Jakarta Barat

Ternyata Nasi Padang Ada yang Harganya Lebih Murah dari Warteg, Apa benar ?

Menikmati Menu Smoothies Buah Naga Di Laloma Cafe Majalengka 

Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu

Ketika Pedagang Warteg Menanyakan Syarat Mendapatkan Satu Juta Kuota Sertifikasi Halal Gratis

Warteg Republik Bahari Di Bawah Kowartami Mulai Berkibar Di Penghujung Pandemi

Curhat Pemilik Warung Seafood Bekasi Ketika Omsetnya Belum Beranjak Naik

Trending Di Twitter, Ternyata Mixue Belum Mendapat Sertifikat Halal Dari BPJPH Kementerian Agama

Megenal Lebih Dekat Apapun Makanannya Teh Botol Sosro Minumannya, Cikal Bakalnya Dari Tegal

Kowartami  Resmikan  Warteg  Republik  Bahari Cabang Ke-4 Di Salemba Jakarta Pusat

Natal Di Jepang, Kentucky Fried Chicken (KFC) Salah Satu Makanan Favorit

Pedagang Warteg Semakin Sulit Harga Beras Naik

Yabie Cafe Tempat Bersantai Kekinian di Kranji Bekasi

Nongkrong Sambil Mencicip Surabi dengan Beragam Topping di Bandung

Gurihnya Coto Makassar Legendaris di Air Mancur Bogor, Yuk ke Sana

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *