Jakarta, Kowantaranews.com — Ternate saat ini tengah berada dalam kondisi waspada setelah bencana banjir bandang yang menewaskan 11 orang dan menyebabkan puluhan lainnya hilang pada Minggu, 25 Agustus 2024. Banjir bandang tersebut terjadi di Kelurahan Rua, Kecamatan Pulau Ternate, akibat curah hujan tinggi yang melanda wilayah itu sejak beberapa hari terakhir. Material banjir setinggi 3-4 meter telah menimbun jalan dan puluhan rumah, menciptakan situasi darurat bagi ribuan warga yang terjebak di daerah tersebut.
Hingga kini, cuaca buruk dengan intensitas hujan yang tinggi masih terus berlanjut, memicu kekhawatiran akan potensi banjir bandang susulan di wilayah Ternate. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan untuk beberapa hari ke depan. Mereka memprediksi bahwa curah hujan yang tinggi akan tetap berlangsung, sehingga masyarakat diimbau untuk waspada dan selalu mengikuti arahan dari pihak berwenang.
Banjir Bandang Menewaskan dan Menghancurkan
Kejadian banjir bandang ini berlangsung pada Minggu dini hari antara pukul 03.00 hingga 04.00 WIT. Tanah longsor dan air bah tiba-tiba melanda Kelurahan Rua, yang terletak di kaki Gunung Gamalama. Akibatnya, 11 orang dinyatakan meninggal dunia, sementara puluhan lainnya belum ditemukan. Menurut Rizal Marsaoly, Ketua Posko Tanggap Darurat Banjir Rua, hingga Minggu sore, tim SAR masih berupaya melakukan evakuasi korban yang tertimbun material banjir.
Pemerintah daerah telah membuka posko tanggap darurat di gedung Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 4 Ternate untuk menampung korban banjir dan mereka yang kehilangan tempat tinggal. Hingga saat ini, tercatat ada delapan keluarga yang melaporkan anggota keluarga mereka hilang. Selain itu, setidaknya 26 rumah mengalami kerusakan mulai dari ringan hingga berat akibat terjangan air bah dan material lumpur yang mengalir deras dari lereng gunung.
Baca juga : Ekspor Bawang Merah Brebes: Langkah Strategis untuk Stabilitas Harga dan Peningkatan Kesejahteraan Petani
Baca juga : Pengadilan Negeri Cirebon: Saka Tatal Ajukan PK, Ahli Hukum Sebut Saksi Pencabut Keterangan Layak Dihargai
Baca juga : Purwokerto Calon Ibu Kota Provinsi Banyumasan: Inilah Wilayah yang Akan Bergabung
Evakuasi dan Penanganan Darurat
Proses evakuasi dan pencarian korban di Kelurahan Rua telah berlangsung sejak Minggu pagi, dengan melibatkan tim SAR gabungan dari berbagai instansi. Tim reaksi cepat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ternate, bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan aparat TNI-Polri, terus berupaya mencari korban yang masih tertimbun. Hingga saat ini, sebanyak tujuh ekskavator dan empat truk telah dikerahkan untuk memudahkan proses evakuasi di tengah tebalnya sedimen pasir dan lumpur.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Ternate, Fathur Rahman, menjelaskan bahwa medan evakuasi sangat menantang karena tebalnya material lumpur yang menghambat alat berat. Selain itu, cuaca buruk yang masih berlanjut juga menyulitkan proses pencarian dan evakuasi. Kendati demikian, pihaknya tetap berkomitmen untuk terus melakukan pencarian dengan menggunakan peralatan yang ada dan bantuan dari warga sekitar yang turut serta membantu proses evakuasi.
Dampak Deforestasi dan Curah Hujan Tinggi
Priatin Hadi Wijaya, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), menjelaskan bahwa banjir bandang ini disebabkan oleh kombinasi antara curah hujan tinggi dan degradasi lingkungan di daerah hulu sungai. Hilangnya tutupan hutan alami akibat deforestasi membuat air hujan tidak terserap dengan baik oleh tanah, sehingga menyebabkan longsoran material di lereng yang cukup curam. Material tersebut kemudian turun ke bawah dalam bentuk lumpur, yang dengan cepat melanda pemukiman di kaki gunung.
Menurut Hadi, berdasarkan Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah Provinsi Maluku yang dikeluarkan PVMBG, wilayah Kelurahan Rua termasuk dalam kategori menengah untuk kerentanan gerakan tanah. Kondisi ini diperparah dengan hujan berintensitas tinggi yang berlangsung lama, menyebabkan tanah di sekitar gunung menjadi jenuh air dan rentan longsor. Dalam beberapa hari ke depan, normalisasi sungai dan perbaikan jalur air di wilayah hulu sangat dibutuhkan untuk mengurangi risiko bencana serupa di masa mendatang.
Respons Pemerintah dan Masyarakat
Pemerintah Kota Ternate telah menetapkan status tanggap darurat selama dua minggu ke depan untuk mempercepat proses evakuasi dan pemulihan pascabencana. Rizal Marsaoly, yang juga menjabat sebagai Sekretaris Daerah Kota Ternate, mengatakan bahwa pihaknya telah mengerahkan segala sumber daya yang ada untuk membantu warga terdampak. Selain itu, pemerintah juga bekerja sama dengan berbagai lembaga kemanusiaan dan organisasi non-pemerintah untuk mendistribusikan bantuan berupa makanan, air bersih, serta kebutuhan dasar lainnya bagi para pengungsi.
Di sisi lain, masyarakat yang masih berada di sekitar lokasi kejadian diimbau untuk segera mengungsi ke tempat yang lebih aman, mengingat cuaca yang masih tidak menentu dan potensi banjir susulan yang bisa saja terjadi sewaktu-waktu. Beberapa warga yang kehilangan rumah memutuskan untuk tinggal sementara di rumah kerabat atau di posko darurat yang telah disediakan oleh pemerintah.
Tantangan dan Kebutuhan Mendesak di Lapangan
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Maluku Utara, Fehby Alting, mengungkapkan bahwa kebutuhan mendesak yang diperlukan saat ini adalah matras, terpal, kasur lipat, dan bahan makanan. Pihaknya juga mengakui bahwa proses evakuasi masih menghadapi berbagai tantangan, terutama dalam hal mobilisasi alat berat dan distribusi logistik di tengah cuaca yang masih buruk. Hingga saat ini, pemerintah daerah masih terus mendata pengungsi yang terdampak bencana untuk memastikan semua kebutuhan mereka terpenuhi.
BMKG Kelas I Sultan Baabulah Ternate memperkirakan bahwa hujan dengan intensitas ringan hingga sedang masih akan terjadi hingga beberapa hari ke depan. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan tidak lengah terhadap potensi bencana susulan. Kepala BMKG Ternate, Andi Sukarno, menyarankan agar warga selalu memperhatikan informasi cuaca terkini dan mengikuti arahan dari pihak berwenang untuk memastikan keselamatan mereka.
Peran Masyarakat dalam Mitigasi Bencana
Dalam menghadapi bencana seperti banjir bandang ini, peran serta masyarakat sangat penting dalam mendukung upaya mitigasi dan penanggulangan bencana. Masyarakat diharapkan dapat lebih sadar akan pentingnya menjaga lingkungan, termasuk melindungi hutan dan lahan di sekitar daerah aliran sungai. Dengan menjaga keseimbangan ekosistem dan menghindari aktivitas yang dapat merusak lingkungan, seperti deforestasi dan pembukaan lahan secara liar, diharapkan risiko bencana alam dapat diminimalkan di masa mendatang.
Selain itu, masyarakat juga diharapkan dapat aktif dalam mengikuti pelatihan kebencanaan yang sering diadakan oleh pemerintah daerah dan lembaga terkait. Pelatihan ini penting untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan warga dalam menghadapi situasi darurat, seperti melakukan evakuasi mandiri, memberikan pertolongan pertama, dan memahami prosedur keselamatan selama terjadi bencana.
Langkah-langkah Mitigasi dan Pemulihan
Ke depan, pemerintah daerah bersama instansi terkait perlu mengambil langkah-langkah strategis untuk mitigasi bencana, termasuk melakukan normalisasi sungai, memperbaiki jalur air, dan membangun sistem peringatan dini yang lebih efektif. Langkah-langkah ini diharapkan dapat mengurangi dampak dari bencana alam seperti banjir bandang dan longsor, serta meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi kondisi darurat.
Selain itu, pemerintah juga perlu memperkuat regulasi terkait penggunaan lahan di daerah rawan bencana, seperti melarang aktivitas pembukaan lahan di daerah hulu dan melindungi kawasan hutan lindung. Hal ini penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan mencegah terjadinya bencana yang lebih besar di masa depan.
Pemulihan pascabencana juga harus dilakukan dengan segera, termasuk memperbaiki infrastruktur yang rusak, menyediakan bantuan bagi warga yang kehilangan tempat tinggal, serta memastikan bahwa semua kebutuhan dasar para pengungsi terpenuhi. Dengan kerja sama yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait, diharapkan Ternate dapat segera pulih dan bangkit dari bencana ini.
Bencana banjir bandang di Ternate menjadi pengingat bagi kita semua akan pentingnya menjaga lingkungan dan meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam. Dengan cuaca yang masih tidak menentu dan potensi banjir susulan yang mengancam, masyarakat diharapkan tetap waspada dan selalu mengikuti arahan dari pihak berwenang. Upaya bersama dalam mitigasi dan penanggulangan bencana akan menjadi kunci dalam mengurangi risiko dan dampak dari bencana di masa mendatang. *Mukroni
Foto Kowantaranews
- Berita Terkait :
Purwokerto Calon Ibu Kota Provinsi Banyumasan: Inilah Wilayah yang Akan Bergabung
Sejarah Warteg: Evolusi dari Logistik Perang hingga Bisnis Kuliner Populer
Cerita Munculnya Warteg, Berawal untuk Logistik Prajurit Sultan Agung
Wajib Sertifikasi Halal UMKM Diundur ke 2026: Kebijakan dan Alasan Pemerintah
Teriak Pedagang Warteg Saat Harga Beras Dekati Rp 700 Ribu per Karung
Keren !, Sejumlah Alumni UB Mendirikan Koperasi dan Warteg Sahabat di Kota Malang
Ternyata Warteg Sahabat KOWATAMI Memakai Sistem Kasir Online
Ternyata Warteg Sahabat Berada di Bawah Naungan Koperasi Warung Sahabat Madani
Wow Keren !, Makan Gratis di Warteg Sahabat Untuk Penghafal Surat Kahfi di Hari Minggu
Warteg Sahabat Satu-Satunya Warteg Milenial di Kota Malang dengan Wifi
Warteg Sahabat Menawarkan Warteg Gaya Milenial untuk Kota Malang dan Sekitarnya
Republik Bahari Mengepakan Sayap Warteg ala Café di Cilandak Jakarta Selatan
Promo Gila Gilaan Di Grand Opening Rodjo Duren Cirendeu.
Pelanggan Warteg di Bekasi dan Bogor Kecewa, Menu Jengkol Hilang
KOWARTAMI Membuka Lagi Gerai Warteg Republik Bahari ke-5 di MABES Jakarta Barat
Ternyata Nasi Padang Ada yang Harganya Lebih Murah dari Warteg, Apa benar ?
Menikmati Menu Smoothies Buah Naga Di Laloma Cafe Majalengka
Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu
Ketika Pedagang Warteg Menanyakan Syarat Mendapatkan Satu Juta Kuota Sertifikasi Halal Gratis
Warteg Republik Bahari Di Bawah Kowartami Mulai Berkibar Di Penghujung Pandemi
Curhat Pemilik Warung Seafood Bekasi Ketika Omsetnya Belum Beranjak Naik
Trending Di Twitter, Ternyata Mixue Belum Mendapat Sertifikat Halal Dari BPJPH Kementerian Agama
Megenal Lebih Dekat Apapun Makanannya Teh Botol Sosro Minumannya, Cikal Bakalnya Dari Tegal
Kowartami Resmikan Warteg Republik Bahari Cabang Ke-4 Di Salemba Jakarta Pusat
Natal Di Jepang, Kentucky Fried Chicken (KFC) Salah Satu Makanan Favorit
Pedagang Warteg Semakin Sulit Harga Beras Naik
Yabie Cafe Tempat Bersantai Kekinian di Kranji Bekasi
Nongkrong Sambil Mencicip Surabi dengan Beragam Topping di Bandung
Gurihnya Coto Makassar Legendaris di Air Mancur Bogor, Yuk ke Sana