Jakarta, Kowantaranews.com -Pilkada Jakarta 2024 semakin mendekat, dan dinamika politik di ibu kota pun kian intens. Berbagai manuver dan strategi mulai terlihat dari partai-partai besar, terutama dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM), yang berupaya merumuskan pasangan calon yang akan diusung dalam kontestasi politik tersebut. Salah satu perkembangan paling signifikan adalah keputusan KIM untuk mengusung Ridwan Kamil, mantan Gubernur Jawa Barat, sebagai calon gubernur Jakarta, didampingi oleh Suswono, mantan Menteri Pertanian yang saat ini menjabat sebagai Ketua Majelis Pertimbangan Pusat Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Keputusan ini diambil setelah PKS, yang sebelumnya mendukung Anies Baswedan, gagal membangun koalisi yang cukup kuat untuk mengusung Anies dalam Pilkada Jakarta.
Perjalanan Nama Suswono Menuju Panggung Politik Jakarta
Nama Suswono sebenarnya bukanlah nama baru dalam kancah politik nasional. Ia pernah menjabat sebagai Menteri Pertanian pada periode kedua pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, antara tahun 2009 hingga 2014. Setelah menyelesaikan masa jabatannya sebagai menteri, Suswono tetap aktif di dunia politik, khususnya di Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Sebagai Ketua Majelis Pertimbangan Pusat PKS, ia memiliki posisi strategis dalam menentukan arah kebijakan dan langkah politik partai.
Munculnya nama Suswono dalam bursa calon wakil gubernur Jakarta adalah hasil dari dinamika internal dan eksternal PKS. Sebelum Suswono, PKS telah menaruh harapan besar pada Anies Baswedan sebagai calon gubernur Jakarta. Anies, yang sebelumnya menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta dan sempat menjadi calon presiden pada Pemilu 2024, dianggap sebagai figur yang ideal untuk melanjutkan kepemimpinannya di Jakarta. Namun, seiring berjalannya waktu, harapan ini mulai pudar.
PKS mengalami kesulitan dalam meyakinkan partai-partai lain untuk mendukung Anies Baswedan. Meskipun PKS berhasil meraih kursi terbanyak di DPRD Jakarta pada Pemilu 2024, jumlah kursi yang mereka miliki masih belum cukup untuk mengusung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur secara mandiri. Dalam Pilkada Jakarta, sebuah partai atau koalisi partai membutuhkan minimal 22 kursi di DPRD untuk bisa mengusung pasangan calon, sementara PKS hanya memiliki 18 kursi. Upaya PKS untuk membangun koalisi dengan partai-partai lain pun tidak membuahkan hasil, terutama setelah tenggat waktu pencalonan semakin dekat.
Dinamika di Dalam KIM
Sementara itu, Koalisi Indonesia Maju (KIM), yang merupakan koalisi pendukung Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, juga tengah melakukan konsolidasi untuk menentukan siapa yang akan mereka usung dalam Pilkada Jakarta. Pada awalnya, Ridwan Kamil diproyeksikan oleh Partai Golkar untuk maju sebagai calon gubernur di Jawa Barat, wilayah yang selama ini menjadi basis politiknya. Namun, perubahan strategi terjadi setelah Prabowo kembali dari lawatannya ke luar negeri pada awal Agustus 2024.
Koalisi KIM, yang terdiri dari partai-partai besar seperti Gerindra, Golkar, dan PAN, memutuskan untuk menggeser Ridwan Kamil dari Jawa Barat ke Jakarta. Keputusan ini diambil dengan pertimbangan bahwa Jakarta, sebagai ibu kota negara, memiliki signifikansi politik yang sangat besar, dan Ridwan Kamil dianggap sebagai figur yang memiliki kapasitas dan pengalaman untuk memimpin Jakarta. Dalam beberapa hari setelah keputusan ini diambil, pimpinan KIM melakukan serangkaian pertemuan untuk membahas siapa yang akan menjadi pendamping Ridwan Kamil dalam Pilkada Jakarta.
Pada titik inilah PKS masuk dalam kalkulasi politik KIM. Mengingat PKS memiliki basis massa yang kuat di Jakarta, serta memiliki kursi terbanyak di DPRD Jakarta, KIM melihat adanya peluang untuk menarik PKS ke dalam koalisi mereka. Sebagai imbalan atas dukungan PKS, KIM menawarkan posisi calon wakil gubernur kepada kader PKS. Setelah melalui berbagai pertimbangan dan diskusi internal, PKS akhirnya mengajukan nama Suswono sebagai calon wakil gubernur yang akan mendampingi Ridwan Kamil.
Baca juga : Megawati Soekarnoputri: Perpanjangan Masa Jabatan Presiden Langgar Konstitusi
Baca juga : PDI-P Unggul dalam Pemilu Legislatif 2024, Delapan Partai Politik Duduki Kursi DPR
Baca juga : Anies Baswedan Resmi Diusung NasDem untuk Pilgub DKI Jakarta 2024
Respons Ridwan Kamil terhadap Pencalonan Suswono
Ridwan Kamil, yang sebelumnya sudah disebut-sebut akan maju dalam Pilkada Jakarta, memberikan respons positif terhadap keputusan KIM yang memasangkannya dengan Suswono. Dalam beberapa pernyataan kepada media, Kamil menyatakan bahwa ia siap bekerja sama dengan siapa pun yang dipasangkan dengannya. Ia juga menegaskan bahwa ia tidak keberatan dengan nama Suswono, meskipun belum ada pengumuman resmi dari KIM pada saat itu.
Ridwan Kamil dikenal sebagai sosok yang fleksibel dan mampu beradaptasi dengan berbagai situasi politik. Hal ini ditunjukkannya ketika ia sukses memimpin Jawa Barat selama dua periode, di mana ia berhasil menjaga stabilitas politik dan memajukan berbagai program pembangunan di provinsi tersebut. Dengan latar belakang yang kuat ini, Kamil yakin bahwa ia dapat dengan mudah beradaptasi dengan Suswono, yang juga memiliki pengalaman panjang di dunia politik dan pemerintahan.
Koalisi Pendukung Kamil-Suswono
Pengumuman resmi mengenai pencalonan Ridwan Kamil dan Suswono sebagai pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta dijadwalkan berlangsung pada 19 Agustus 2024. KIM, yang kini juga dikenal sebagai KIM plus, tidak hanya terdiri dari partai-partai pendukung Prabowo-Gibran, tetapi juga berhasil menarik sejumlah partai lain ke dalam koalisi mereka.
Selain Gerindra, Golkar, dan PAN, partai-partai lain seperti PKB, Nasdem, PPP, dan Perindo juga telah menyatakan dukungan mereka kepada pasangan Kamil-Suswono. Bergabungnya PKB, yang sebelumnya sempat menjalin kerja sama dengan PDI Perjuangan, merupakan salah satu perkembangan yang cukup mengejutkan. Namun, dengan adanya kesepakatan antara PKB dan Gerindra di berbagai daerah, termasuk di Jakarta, PKB memutuskan untuk bergabung dengan KIM.
Sementara itu, Partai Nasdem, yang sebelumnya mendukung Anies Baswedan sebagai calon presiden, juga memilih untuk bergabung dengan KIM setelah pertemuan antara Ketua Umum Nasdem, Surya Paloh, dan Prabowo Subianto pada pertengahan Agustus 2024. Keputusan Nasdem untuk bergabung dengan KIM sekaligus menandai berakhirnya dukungan mereka terhadap Anies di Pilkada Jakarta, sebuah langkah yang cukup signifikan mengingat Nasdem merupakan salah satu partai pengusung Anies pada Pilpres 2024.
Tantangan bagi PDI Perjuangan
Dengan terbentuknya koalisi besar yang mendukung pasangan Ridwan Kamil-Suswono, tantangan besar kini dihadapi oleh PDI Perjuangan. Partai yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri ini sebenarnya memiliki ambisi besar untuk memenangkan Pilkada Jakarta, namun keterbatasan jumlah kursi di DPRD Jakarta menjadi kendala utama. Pada Pemilu 2024, PDI Perjuangan hanya berhasil meraih 15 kursi, sehingga mereka membutuhkan dukungan dari partai lain untuk bisa mengusung pasangan calon.
Namun, dengan bergabungnya PKS, PKB, dan Nasdem ke dalam KIM, opsi bagi PDI Perjuangan semakin terbatas. Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, menyatakan bahwa partainya masih menunggu hasil konsolidasi internal PKB, yang akan digelar dalam Muktamar PKB pada akhir Agustus 2024. Hasto juga menyebutkan bahwa partainya tidak khawatir dengan bergabungnya PKS dan partai-partai lain ke dalam KIM, meskipun ini berarti semakin sulit bagi PDI Perjuangan untuk membentuk koalisi di Jakarta.
Jika upaya PDI Perjuangan untuk membentuk koalisi kandas, kemungkinan besar mereka harus menghadapi pasangan Ridwan Kamil-Suswono sebagai calon dari jalur perseorangan. Saat ini, satu-satunya calon independen yang telah dinyatakan memenuhi syarat oleh KPU Jakarta adalah pasangan Dharma Pongrekun dan Kun Wardana. Namun, pencalonan pasangan ini juga menghadapi tantangan, terutama setelah terkuaknya dugaan pencatutan KTP banyak warga Jakarta untuk memenuhi syarat dukungan bagi pasangan tersebut. Jika terbukti ada pelanggaran, pencalonan Dharma-Kun bisa dibatalkan oleh Bawaslu Jakarta.
Pilkada Jakarta 2024 kini semakin jelas arah pertarungannya. Dengan dukungan kuat dari KIM plus, pasangan Ridwan Kamil-Suswono tampak menjadi kandidat yang paling diunggulkan untuk memenangkan kontestasi ini. Sementara itu, PDI Perjuangan masih berupaya mencari strategi terbaik untuk menghadapi tantangan yang ada. Apa pun hasil akhirnya, Pilkada Jakarta kali ini akan menjadi salah satu pertempuran politik paling menarik di Indonesia, dengan berbagai dinamika dan kejutan yang masih mungkin terjadi di bulan-bulan mendatang. *Mukroni
Foto Kowantaranews
- Berita Terkait :
Megawati Soekarnoputri: Perpanjangan Masa Jabatan Presiden Langgar Konstitusi
PDI-P Unggul dalam Pemilu Legislatif 2024, Delapan Partai Politik Duduki Kursi DPR
Anies Baswedan Resmi Diusung NasDem untuk Pilgub DKI Jakarta 2024
Pilpres 2024: Lima Sorotan Utama dari Sidang Perdana Gugatan di MK
Perjalanan Indonesia dari Federalisme ke Negara Kesatuan: Tantangan dan Perkembangan Pasca-RIS
Gibran sebagai Cawapres: DKPP Ambil Tindakan Serius Terhadap KPU dan Hasyim Asyari
Kowantara Bersatu untuk Mendukung AMIN, Anies dan Muhaimin: Merajut Kekuatan Bersama
Presiden Jokowi Ajak Warga Singapura Tinggal di IKN, Menterinya Melarang Warteg di IKN
Kowantara Bersatu untuk Mendukung AMIN, Anies dan Muhaimin: Merajut Kekuatan Bersama
HIKAPINDO Perjuangkan Kader Penyuluh Indonesia di DPR RI
Apa Isi Risalah At-Tauhid Sidoresmo Surabaya Untuk Anies Baswedan ?
DISKUSI PUBLIK CONTINUUM BIGDATA CENTER : “DINAMIKA POLITIK MENUJU 2024, APA KATA BIG DATA?”
Menggali Asa Warteg: Perspektif Terhadap Pembangunan Multi-Kota
Implikasi Kepresidenan Prabowo: Faisal Basri Ramal Utang RI Tembus Rp16.000 T
Pedagang Warteg dan Daya Beli Masyarakat Tertatih-tatih Di Akhir Jabatan Jokowi
Warteg Bakal Dilarang di IKN, Begini Saran Kowantara
Ayo Gibran Bersuara Jangan Diam !, Ada Menteri yang Sebelah Mata Terhadap Warteg
Presiden Jokowi Ajak Warga Singapura Tinggal di IKN, Menterinya Melarang Warteg di IKN
Keren !, Sejumlah Alumni UB Mendirikan Koperasi dan Warteg Sahabat di Kota Malang
Ternyata Warteg Sahabat KOWATAMI Memakai Sistem Kasir Online
Ternyata Warteg Sahabat Berada di Bawah Naungan Koperasi Warung Sahabat Madani
Wow Keren !, Makan Gratis di Warteg Sahabat Untuk Penghafal Surat Kahfi di Hari Minggu
Warteg Sahabat Satu-Satunya Warteg Milenial di Kota Malang dengan Wifi
Warteg Sahabat Menawarkan Warteg Gaya Milenial untuk Kota Malang dan Sekitarnya
Republik Bahari Mengepakan Sayap Warteg ala Café di Cilandak Jakarta Selatan
Promo Gila Gilaan Di Grand Opening Rodjo Duren Cirendeu.
Pelanggan Warteg di Bekasi dan Bogor Kecewa, Menu Jengkol Hilang
KOWARTAMI Membuka Lagi Gerai Warteg Republik Bahari ke-5 di MABES Jakarta Barat
Ternyata Nasi Padang Ada yang Harganya Lebih Murah dari Warteg, Apa benar ?
Menikmati Menu Smoothies Buah Naga Di Laloma Cafe Majalengka
Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu
Ketika Pedagang Warteg Menanyakan Syarat Mendapatkan Satu Juta Kuota Sertifikasi Halal Gratis
Warteg Republik Bahari Di Bawah Kowartami Mulai Berkibar Di Penghujung Pandemi
Curhat Pemilik Warung Seafood Bekasi Ketika Omsetnya Belum Beranjak Naik
Trending Di Twitter, Ternyata Mixue Belum Mendapat Sertifikat Halal Dari BPJPH Kementerian Agama
Megenal Lebih Dekat Apapun Makanannya Teh Botol Sosro Minumannya, Cikal Bakalnya Dari Tegal
Kowartami Resmikan Warteg Republik Bahari Cabang Ke-4 Di Salemba Jakarta Pusat
Natal Di Jepang, Kentucky Fried Chicken (KFC) Salah Satu Makanan Favorit
Pedagang Warteg Semakin Sulit Harga Beras Naik
Yabie Cafe Tempat Bersantai Kekinian di Kranji Bekasi
Nongkrong Sambil Mencicip Surabi dengan Beragam Topping di Bandung
Gurihnya Coto Makassar Legendaris di Air Mancur Bogor, Yuk ke Sana