• Sab. Sep 7th, 2024

KowantaraNews

RINGKAS DAN TAJAM

Revitalisasi Cagar Budaya Nasional Muarajambi Menuju Pengakuan UNESCO sebagai Warisan Dunia

ByAdmin

Agu 31, 2024
Sharing is caring

Jakarta, Kowantaranews.com -Terletak di Provinsi Jambi, Sumatra, Indonesia, Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muarajambi adalah salah satu situs arkeologi terbesar dan paling signifikan di Asia Tenggara. Muarajambi mencakup area seluas sekitar 3.981 hektar dan menjadi saksi bisu peradaban yang berkembang dari abad ke-6 hingga ke-13. Situs ini adalah rumah bagi lebih dari 115 situs percandian, yang tersebar di sepanjang tepian Sungai Batanghari. Dalam beberapa tahun terakhir, upaya revitalisasi intensif telah dilakukan untuk memperbaiki dan melestarikan kawasan ini, dengan tujuan utama mendapatkan pengakuan sebagai Warisan Dunia UNESCO.

Sejarah Singkat Muarajambi

Muarajambi diduga menjadi pusat pembelajaran agama Buddha pada masa lampau, dengan pengaruh kuat dari kerajaan Sriwijaya dan Majapahit. Bukti sejarah menunjukkan bahwa kawasan ini berfungsi sebagai pusat intelektual dan spiritual yang terhubung dengan pusat-pusat keagamaan Buddha lainnya, seperti Nalanda di India. Muarajambi juga memainkan peran penting dalam jaringan perdagangan maritim yang menghubungkan Asia Tenggara dengan India, China, dan wilayah lainnya.

Peninggalan di Muarajambi terdiri dari reruntuhan candi, kanal, kolam, parit, dan berbagai artefak seperti arca, keramik, dan perhiasan. Arsitektur candi-candi di kawasan ini terbuat dari bata merah dan mengikuti filosofi serta tradisi Buddha, mencerminkan kemampuan masyarakat setempat dalam membangun struktur yang kompleks dan penuh makna religius.

Revitalisasi dan Pemugaran Kawasan

Sejak Maret 2024, revitalisasi besar-besaran KCBN Muarajambi telah dimulai oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia. Proyek ini melibatkan lebih dari 500 pekerja, sebagian besar berasal dari delapan desa penyangga yang mengelilingi kawasan ini. Pekerjaan revitalisasi mencakup pemugaran candi, penataan ulang kawasan percandian, serta revitalisasi kanal, kolam, dan kapal kuno yang ditemukan di sekitar situs.

Salah satu candi yang sedang dipugar adalah Candi Parit Duku, yang telah mencapai 85% kemajuan pada pertengahan Agustus 2024. Proyek pemugaran ini tidak hanya memperbaiki struktur fisik candi tetapi juga mempertahankan nilai sakral dan historisnya. Candi Kotomahligai, yang memiliki dimensi 110 meter x 90 meter, juga sedang dalam tahap pemugaran dan ditargetkan selesai pada akhir September 2024.

Pemugaran ini mencakup peningkatan ketinggian tanah di sekitar struktur candi untuk melindungi mereka dari banjir musiman yang sering terjadi di kawasan ini. Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah V Jambi, Agus Widiatmoko, menjelaskan bahwa Muarajambi terletak di area yang secara geografis tidak ideal untuk dihuni karena tanahnya yang berlumpur dan rawan banjir. Namun, kearifan lokal masyarakat masa lampau terlihat dari rekayasa lanskap yang dilakukan untuk membuat kawasan ini layak huni dan fungsional.

Kearifan Lokal dan Rekayasa Lanskap

Salah satu aspek menarik dari KCBN Muarajambi adalah sistem kanal, kolam, dan parit kuno yang didesain untuk mengelola aliran air dan mengendalikan banjir. Temuan arkeologis menunjukkan bahwa kanal-kanal ini dulunya digunakan sebagai jalur transportasi, yang diperkuat dengan penemuan arang bekas perahu kuno dan tonggak tambatan perahu. Kanal-kanal ini terhubung dengan kolam dan parit yang berfungsi sebagai sistem pengendali banjir, yang mampu menampung air saat musim hujan dan mencegah kawasan candi terendam.

Selain itu, masyarakat Muarajambi masa lalu melakukan rekayasa tanah dengan meninggikan permukaan di sekitar candi untuk meningkatkan kesakralan dan melindungi struktur dari potensi kerusakan akibat banjir. Jejak rekayasa ini dapat dilihat di Candi Astano, Kembar Batu, dan Parit Duku, di mana bagian tengah dari struktur-struktur ini ditinggikan dibandingkan dengan permukaan tanah di sekitarnya. Agus Widiatmoko menambahkan bahwa masyarakat kuno melakukan adaptasi cerdas terhadap kondisi geografis dan lingkungan setempat, seperti dengan membuat kanal untuk mengantisipasi banjir dan mengubah morfologi kawasan.

Baca juga : Napak Tilas Perjuangan di Jalan Matraman: Halte Tegalan dan Matraman 1 sebagai Simbol Perlawanan Sultan Agung Raja Mataram Islam dan Kyai Rangga Bupati Tegal Melawan VOC

Baca juga : Kyai Rangga Bupati Tegal: Diplomat Perjuangan Sultan Agung melawan VOC di Batavia pada Abad ke-17

Baca juga : Sejarah Warteg: Evolusi dari Logistik Perang hingga Bisnis Kuliner Populer

Pengaruh dan Jejak Budaya Muarajambi

Pengaruh Muarajambi pada masa lalu tidak hanya terbatas di wilayah Sumatra atau Indonesia, tetapi juga meluas ke berbagai belahan dunia, terutama melalui hubungan keagamaan dan perdagangan dengan pusat-pusat Buddha di India, China, dan Asia Tenggara. Ini menandakan bahwa Muarajambi bukan hanya situs lokal tetapi juga memiliki signifikansi global dalam perkembangan agama dan budaya Buddha. Hubungan historis ini dapat dilihat dari pengajaran agama Buddha yang terjadi di Muarajambi, yang terkait erat dengan Nalanda di India.

Selama berabad-abad, Muarajambi menjadi pusat perdagangan dan pembelajaran yang signifikan. Jaringan maritim yang kuat memungkinkan kawasan ini terhubung dengan pusat-pusat perdagangan besar lainnya di Asia, termasuk pelabuhan di India dan China. Hal ini berkontribusi pada kemakmuran dan perkembangan peradaban di kawasan ini, yang tercermin dalam kemahiran masyarakatnya dalam seni, arsitektur, dan teknologi.

Upaya Menuju Pengakuan UNESCO

Pengajuan KCBN Muarajambi sebagai Warisan Dunia UNESCO menekankan tiga aspek utama: keunikan arsitektur dan lanskap, kekayaan budaya dan sejarah, serta dampaknya terhadap masyarakat lokal. Proses menuju pengakuan UNESCO bukanlah hal yang mudah dan memerlukan komitmen jangka panjang dari pemerintah Indonesia serta dukungan dari masyarakat setempat dan komunitas internasional.

Sejak tahun 2009, KCBN Muarajambi telah masuk dalam daftar tentatif UNESCO untuk nominasi Warisan Dunia. Dalam beberapa tahun terakhir, berbagai upaya telah dilakukan untuk memperkuat pengajuan ini, termasuk revitalisasi situs dan pemberdayaan masyarakat lokal. Pameran yang diadakan di sela-sela Sidang Komite Warisan Dunia ke-46 UNESCO di New Delhi, India, pada Juli 2024, memperlihatkan foto-foto lanskap, arsitektur candi, dan artefak Muarajambi yang menarik minat perwakilan dari berbagai negara, terutama yang memiliki jejak pengajaran agama Buddha.

Agus Widiatmoko menyatakan bahwa untuk sukses dalam pengajuan ini, sangat penting melibatkan negara-negara lain yang memiliki hubungan historis dengan Muarajambi dalam hal pengajaran Buddha. Pengajuan sebagai Warisan Dunia UNESCO tidak hanya menekankan pelestarian situs tetapi juga memperkuat hubungan budaya dan sejarah dengan negara-negara lain. Pengakuan ini akan membantu mempromosikan nilai universal luar biasa dari Muarajambi, tidak hanya bagi Indonesia tetapi juga bagi komunitas internasional.

Tantangan dan Masa Depan Muarajambi

Meskipun revitalisasi KCBN Muarajambi telah menunjukkan hasil yang signifikan, masih ada beberapa tantangan yang harus dihadapi untuk mencapai pengakuan UNESCO. Salah satu tantangan utama adalah memastikan bahwa pengembangan kawasan ini memberikan manfaat langsung bagi masyarakat lokal, terutama dalam hal meningkatkan kesejahteraan ekonomi. Ada juga kekhawatiran tentang keberadaan stockpile batubara di sekitar kawasan candi, yang dapat mengancam pelestarian situs bersejarah ini.

Untuk mengatasi tantangan ini, pemerintah dan masyarakat setempat bekerja sama untuk memastikan bahwa pengembangan Muarajambi berkelanjutan dan tidak merusak warisan budaya yang ada. Selain itu, program pemberdayaan berbasis budaya lokal telah diperkenalkan di desa-desa penyangga untuk melibatkan masyarakat dalam pelestarian dan pengelolaan kawasan ini. Dengan cara ini, revitalisasi Muarajambi tidak hanya melestarikan situs tetapi juga memperkuat identitas budaya dan kesejahteraan komunitas lokal.

Koordinator Pemugaran Candi Parit Duku, Mubarak Andi Pampang, dan Koordinator Pemugaran Candi Kotomahligai, Kurnia Prastowo Adi, keduanya menyatakan bahwa upaya revitalisasi yang sedang berlangsung diharapkan dapat menyelesaikan proses pemugaran candi-candi utama dalam waktu dekat. Mereka juga berharap bahwa revitalisasi ini tidak hanya akan memperbaiki struktur fisik candi tetapi juga meningkatkan kesadaran dan penghargaan terhadap nilai sejarah dan budaya Muarajambi.

Revitalisasi KCBN Muarajambi adalah langkah penting dalam upaya pelestarian warisan budaya Indonesia dan memperkuat posisinya di panggung dunia. Dengan revitalisasi ini, Muarajambi tidak hanya dihidupkan kembali sebagai situs sejarah yang penting tetapi juga sebagai pusat budaya dan pembelajaran bagi generasi mendatang. Upaya ini juga memperlihatkan komitmen Indonesia dalam melestarikan warisan budaya dan sejarahnya serta berkontribusi pada pemahaman dan apresiasi global terhadap keanekaragaman budaya dunia.

Dengan pengakuan UNESCO sebagai Warisan Dunia, Muarajambi dapat menjadi model pelestarian dan pengelolaan warisan budaya yang berkelanjutan, yang tidak hanya melestarikan masa lalu tetapi juga mendukung kesejahteraan masa depan. Proses menuju pengakuan ini panjang dan penuh tantangan, tetapi dengan komitmen bersama dari pemerintah, masyarakat lokal, dan komunitas internasional, Muarajambi memiliki potensi untuk diakui sebagai salah satu situs warisan dunia yang paling berharga. *Mukroni

Foto Kompas

  • Berita Terkait :

Napak Tilas Perjuangan di Jalan Matraman: Halte Tegalan dan Matraman 1 sebagai Simbol Perlawanan Sultan Agung Raja Mataram Islam dan Kyai Rangga Bupati Tegal Melawan VOC

Kyai Rangga Bupati Tegal: Diplomat Perjuangan Sultan Agung melawan VOC di Batavia pada Abad ke-17

Jejak Sejarah Tegal dan Peran Sentralnya dalam Mataram Islam: Dari Pangeran Purbaya hingga Warung Tegal

Sejarah Warteg: Evolusi dari Logistik Perang hingga Bisnis Kuliner Populer

Cerita Munculnya Warteg, Berawal untuk Logistik Prajurit Sultan Agung

Wajib Sertifikasi Halal UMKM Diundur ke 2026: Kebijakan dan Alasan Pemerintah

Teriak Pedagang Warteg Saat Harga Beras Dekati Rp 700 Ribu per Karung

Menggali Asa Warteg: Perspektif Terhadap Pembangunan Multi-Kota

Implikasi Kepresidenan Prabowo: Faisal Basri Ramal Utang RI Tembus Rp16.000 T

Bermetamorfosis bersama Kowantara: Menguak 10 Langkah Warteg Berpeluang Menjadi Agen Perubahan dalam Pemilihan Presiden yang Bijak

10 Saran KOWANTARA bagi Warteg Apabila ada Pelanggan Mengeluarkan Kata-Kata Merendahkan seperti Bodoh dan Tolol

Pedagang Warteg dan Daya Beli Masyarakat Tertatih-tatih Di Akhir Jabatan Jokowi

Saran KOWANTARA : 10 Sikap Warteg Jika ada Pejabat Tinggi yang Melihat Sebelah Mata Keberadaan Warteg

Warteg Bakal Dilarang di IKN, Begini Saran Kowantara

Ayo Gibran Bersuara Jangan Diam !, Ada Menteri  yang Sebelah Mata Terhadap Warteg

Presiden Jokowi Ajak Warga Singapura Tinggal di IKN, Menterinya Melarang Warteg di IKN

Keren !, Sejumlah Alumni UB Mendirikan Koperasi dan Warteg Sahabat di Kota Malang

Ternyata Warteg Sahabat KOWATAMI Memakai Sistem Kasir Online

Ternyata Warteg Sahabat Berada di Bawah Naungan Koperasi Warung Sahabat Madani

Wow Keren !, Makan Gratis di Warteg Sahabat Untuk Penghafal Surat Kahfi di Hari Minggu

Warteg Sahabat Satu-Satunya Warteg Milenial di Kota Malang dengan Wifi

Warteg Sahabat Menawarkan Warteg Gaya Milenial untuk Kota Malang dan Sekitarnya

Republik Bahari Mengepakan Sayap Warteg ala Café di Cilandak Jakarta Selatan

Promo Gila Gilaan Di Grand Opening Rodjo Duren Cirendeu.

Pelanggan Warteg di Bekasi dan Bogor Kecewa, Menu Jengkol Hilang

KOWARTAMI Membuka Lagi Gerai Warteg Republik Bahari ke-5 di MABES Jakarta Barat

Ternyata Nasi Padang Ada yang Harganya Lebih Murah dari Warteg, Apa benar ?

Menikmati Menu Smoothies Buah Naga Di Laloma Cafe Majalengka 

Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu

Ketika Pedagang Warteg Menanyakan Syarat Mendapatkan Satu Juta Kuota Sertifikasi Halal Gratis

Warteg Republik Bahari Di Bawah Kowartami Mulai Berkibar Di Penghujung Pandemi

Curhat Pemilik Warung Seafood Bekasi Ketika Omsetnya Belum Beranjak Naik

Trending Di Twitter, Ternyata Mixue Belum Mendapat Sertifikat Halal Dari BPJPH Kementerian Agama

Megenal Lebih Dekat Apapun Makanannya Teh Botol Sosro Minumannya, Cikal Bakalnya Dari Tegal

Kowartami  Resmikan  Warteg  Republik  Bahari Cabang Ke-4 Di Salemba Jakarta Pusat

Natal Di Jepang, Kentucky Fried Chicken (KFC) Salah Satu Makanan Favorit

Pedagang Warteg Semakin Sulit Harga Beras Naik

Yabie Cafe Tempat Bersantai Kekinian di Kranji Bekasi

Nongkrong Sambil Mencicip Surabi dengan Beragam Topping di Bandung

Gurihnya Coto Makassar Legendaris di Air Mancur Bog

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *