• Ming. Jan 26th, 2025

KowantaraNews

RINGKAS DAN TAJAM

Trump Klaim Terusan Panama: Ambisi AS Kuasai Dunia Lagi?

ByAdmin

Des 23, 2024
Sharing is caring

Jakarta, Kowantaranews.com Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, kembali mengundang kontroversi dengan pernyataannya yang tajam dan ambisius. Dalam sebuah acara di Phoenix, Minggu (22/12/2024), Trump menyatakan bahwa Terusan Panama, salah satu jalur pelayaran terpenting dunia, seharusnya dikembalikan kepada AS. Pernyataan ini sontak menimbulkan gejolak, baik di dalam negeri AS maupun di kancah internasional.

“Anda semua tahu tentang Terusan Panama? AS dulu bodoh sekali menyerahkannya ke Panama. Sudah saatnya kita mengambilnya kembali. Itu milik kita sejak awal,” ujar Trump di depan ribuan pendukungnya yang memenuhi aula pertemuan di Phoenix. Tak lama setelah itu, ia mengunggah gambar Terusan Panama di akun Truth Social miliknya dengan tambahan bendera AS berkibar di atas kanal tersebut dan tulisan “Selamat Datang di Terusan AS!”

Sejarah Singkat Terusan Panama

Terusan Panama adalah kanal buatan sepanjang 82 kilometer yang menghubungkan Samudra Atlantik dan Pasifik, mempersingkat waktu pelayaran hingga 18 hari dibandingkan harus memutari ujung Amerika Selatan. Proyek ambisius ini dimulai oleh Prancis pada 1881, tetapi karena masalah pendanaan dan kondisi politik di Panama, AS mengambil alih pembangunan pada 1904 di bawah Presiden Theodore Roosevelt. Setelah selesai pada 1914, Terusan Panama dikelola oleh AS selama beberapa dekade.

Namun, pada 1977, sebuah perjanjian antara Presiden AS Jimmy Carter dan Jenderal Omar Torrijos dari Panama memutuskan bahwa kanal ini akan diserahkan sepenuhnya kepada Panama pada 31 Desember 1999. Kini, kanal tersebut menjadi salah satu tulang punggung ekonomi Panama, menyumbang sekitar 20% pendapatan negara.

Tarif dan Kontroversi

Pernyataan Trump sebagian besar merujuk pada kenaikan tarif penyeberangan yang diberlakukan oleh Panama sejak 2023. Kenaikan ini terjadi akibat kemarau panjang yang menurunkan debit air di kanal, memaksa pihak berwenang membatasi jumlah kapal yang dapat melintas. Presiden Panama, Jose Raul Mulino, yang juga dikenal sebagai seorang populis konservatif, membela kebijakan ini dengan menyatakan bahwa tarif tersebut digunakan untuk memperluas dan memelihara kanal.

“Ongkos melintas memang kami naikkan, tetapi ini demi kepentingan semua pihak. Terusan Panama memerlukan perawatan mahal karena kondisi alam di Amerika Tengah yang tropis. Tidak seperti Terusan Suez, pengelolaan kami jauh lebih kompleks,” jelas Mulino.

Namun, Trump melihat hal ini sebagai alasan yang tidak dapat diterima. Menurutnya, AS sebagai pengguna utama kanal — dengan 73% kapal yang melintas berasal dari atau bertujuan ke pelabuhan-pelabuhan AS — berhak mendapatkan keistimewaan. Ia juga mengkritik bahwa Panama tidak menghormati kemurahan hati AS yang dulu “menyerahkan” kanal tersebut.

Baca juga : Damaskus: Kota Abadi di Tengah Derita dan Perubahan Sejarah

Baca juga : Dari Bukhari ke Bung Karno: Wisata Ziarah dan Diplomasi Berbumbu Sejarah

Baca juga : Revitalisasi Cagar Budaya Nasional Muarajambi Menuju Pengakuan UNESCO sebagai Warisan Dunia

Geopolitik di Balik Klaim Trump

Pernyataan Trump tidak hanya soal tarif. Ada kekhawatiran yang lebih besar terkait pengaruh China di wilayah tersebut. Pada 2017, Panama memutuskan hubungan diplomatik dengan Taiwan dan beralih ke China. Sejak itu, Beijing telah berinvestasi besar-besaran di negara tersebut, termasuk dalam pengelolaan pelabuhan di kedua ujung Terusan Panama.

Jenderal Laura Richardson, Komandan Palagan Selatan AS, dalam laporannya ke Senat AS, menyebut bahwa perusahaan Hong Kong Hutchison Ports PPC, yang dekat dengan pemerintah China, kini mengelola pelabuhan-pelabuhan utama di Panama. “Kehadiran China ini menciptakan risiko serius bagi kenetralan kanal dan keamanan logistik AS. Bahkan, ada laporan bahwa China memasang kamera pengawas cerdas di sepanjang terusan,” ujar Richardson.

China diduga memanfaatkan kanal ini tidak hanya untuk perdagangan, tetapi juga untuk tujuan geopolitik, seperti memata-matai pergerakan kapal-kapal AS, baik niaga maupun militer. Washington khawatir bahwa pengaruh China di wilayah tersebut dapat merusak stabilitas perdagangan global.

Reaksi Internasional

Pernyataan Trump langsung ditanggapi keras oleh Presiden Panama, Jose Raul Mulino. “Terusan Panama adalah milik Panama. Mengutak-atik terusan berarti mengutak-atik kedaulatan kami,” tegas Mulino dalam konferensi pers. Ia juga memperingatkan bahwa langkah AS untuk merebut kanal secara sepihak akan dianggap sebagai tindakan agresi.

Di sisi lain, negara-negara Amerika Latin menyuarakan keprihatinan mereka atas pernyataan Trump, menganggapnya sebagai bentuk imperialisme baru. “Wilayah kami bukan milik AS untuk diambil kapan saja mereka mau,” ujar Menteri Luar Negeri Meksiko dalam sebuah pernyataan resmi.

Dilema Hukum dan Perjanjian Kenetralan

Trump menghadapi rintangan besar jika benar-benar ingin merebut kembali Terusan Panama. Perjanjian Kenetralan Terusan Panama, yang ditandatangani oleh AS, memastikan bahwa kanal tersebut harus tetap terbuka untuk semua pihak dan bebas dari intervensi politik apa pun. Langkah sepihak dari Washington dapat melanggar perjanjian ini dan memicu kecaman internasional.

Selain itu, langkah seperti ini dapat merusak kredibilitas AS di mata dunia, terutama di tengah upayanya mempertahankan dominasi global. Dalam konteks geopolitik saat ini, tindakan agresif semacam ini bisa dianggap sebagai upaya memperkuat hegemoni AS, yang justru dapat mendorong negara-negara lain untuk semakin mendekat ke China.

Pentingnya Terusan Panama bagi AS

Craig Fuller, Direktur Freight Waves, menjelaskan bahwa Terusan Panama memainkan peran penting dalam ekonomi AS. “Secara rata-rata, 40% pelayaran niaga AS menggunakan kanal ini setiap tahun,” tuturnya. Kanal ini tidak hanya mempersingkat waktu pelayaran tetapi juga mengurangi biaya logistik secara signifikan.

Namun, Trump tampaknya memandang Terusan Panama bukan sekadar jalur perdagangan, melainkan simbol dominasi global AS yang hilang. Dengan mengambil alih kanal, Trump berharap dapat menunjukkan bahwa AS masih menjadi kekuatan yang tak terbantahkan di dunia.

Ambisi Trump untuk mengambil kembali Terusan Panama mencerminkan pendekatan “America First” yang menjadi ciri khasnya. Namun, langkah ini tidak hanya akan memicu ketegangan dengan Panama, tetapi juga dengan komunitas internasional, termasuk sekutu-sekutu AS sendiri. Selain itu, langkah ini berisiko memperburuk hubungan AS dengan Amerika Latin dan memperkuat pengaruh China di wilayah tersebut.

Apakah pernyataan Trump ini sekadar retorika politik untuk memuaskan basis pendukungnya, atau ia benar-benar berniat melangkah lebih jauh? Dunia kini menunggu langkah berikutnya dari sang presiden terpilih. Satu hal yang pasti, isu Terusan Panama akan menjadi ujian besar bagi kebijakan luar negeri AS di era Trump “Season 2.” By Mukroni

Foto Kowantaranews

  • Berita Terkait :

Damaskus: Kota Abadi di Tengah Derita dan Perubahan Sejarah

Dari Bukhari ke Bung Karno: Wisata Ziarah dan Diplomasi Berbumbu Sejarah

Revitalisasi Cagar Budaya Nasional Muarajambi Menuju Pengakuan UNESCO sebagai Warisan Dunia

Napak Tilas Perjuangan di Jalan Matraman: Halte Tegalan dan Matraman 1 sebagai Simbol Perlawanan Sultan Agung Raja Mataram Islam dan Kyai Rangga Bupati Tegal Melawan VOC

Kyai Rangga Bupati Tegal: Diplomat Perjuangan Sultan Agung melawan VOC di Batavia pada Abad ke-17

Jejak Sejarah Tegal dan Peran Sentralnya dalam Mataram Islam: Dari Pangeran Purbaya hingga Warung Tegal

Sejarah Warteg: Evolusi dari Logistik Perang hingga Bisnis Kuliner Populer

Cerita Munculnya Warteg, Berawal untuk Logistik Prajurit Sultan Agung

Wajib Sertifikasi Halal UMKM Diundur ke 2026: Kebijakan dan Alasan Pemerintah

Teriak Pedagang Warteg Saat Harga Beras Dekati Rp 700 Ribu per Karung

Menggali Asa Warteg: Perspektif Terhadap Pembangunan Multi-Kota

Implikasi Kepresidenan Prabowo: Faisal Basri Ramal Utang RI Tembus Rp16.000 T

Bermetamorfosis bersama Kowantara: Menguak 10 Langkah Warteg Berpeluang Menjadi Agen Perubahan dalam Pemilihan Presiden yang Bijak

10 Saran KOWANTARA bagi Warteg Apabila ada Pelanggan Mengeluarkan Kata-Kata Merendahkan seperti Bodoh dan Tolol

Pedagang Warteg dan Daya Beli Masyarakat Tertatih-tatih Di Akhir Jabatan Jokowi

Saran KOWANTARA : 10 Sikap Warteg Jika ada Pejabat Tinggi yang Melihat Sebelah Mata Keberadaan Warteg

Warteg Bakal Dilarang di IKN, Begini Saran Kowantara

Ayo Gibran Bersuara Jangan Diam !, Ada Menteri  yang Sebelah Mata Terhadap Warteg

Presiden Jokowi Ajak Warga Singapura Tinggal di IKN, Menterinya Melarang Warteg di IKN

Keren !, Sejumlah Alumni UB Mendirikan Koperasi dan Warteg Sahabat di Kota Malang

Ternyata Warteg Sahabat KOWATAMI Memakai Sistem Kasir Online

Ternyata Warteg Sahabat Berada di Bawah Naungan Koperasi Warung Sahabat Madani

Wow Keren !, Makan Gratis di Warteg Sahabat Untuk Penghafal Surat Kahfi di Hari Minggu

Warteg Sahabat Satu-Satunya Warteg Milenial di Kota Malang dengan Wifi

Warteg Sahabat Menawarkan Warteg Gaya Milenial untuk Kota Malang dan Sekitarnya

Republik Bahari Mengepakan Sayap Warteg ala Café di Cilandak Jakarta Selatan

Promo Gila Gilaan Di Grand Opening Rodjo Duren Cirendeu.

Pelanggan Warteg di Bekasi dan Bogor Kecewa, Menu Jengkol Hilang

KOWARTAMI Membuka Lagi Gerai Warteg Republik Bahari ke-5 di MABES Jakarta Barat

Ternyata Nasi Padang Ada yang Harganya Lebih Murah dari Warteg, Apa benar ?

Menikmati Menu Smoothies Buah Naga Di Laloma Cafe Majalengka 

Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu

Ketika Pedagang Warteg Menanyakan Syarat Mendapatkan Satu Juta Kuota Sertifikasi Halal Gratis

Warteg Republik Bahari Di Bawah Kowartami Mulai Berkibar Di Penghujung Pandemi

Curhat Pemilik Warung Seafood Bekasi Ketika Omsetnya Belum Beranjak Naik

Trending Di Twitter, Ternyata Mixue Belum Mendapat Sertifikat Halal Dari BPJPH Kementerian Agama

Megenal Lebih Dekat Apapun Makanannya Teh Botol Sosro Minumannya, Cikal Bakalnya Dari Tegal

Kowartami  Resmikan  Warteg  Republik  Bahari Cabang Ke-4 Di Salemba Jakarta Pusat

Natal Di Jepang, Kentucky Fried Chicken (KFC) Salah Satu Makanan Favorit

Pedagang Warteg Semakin Sulit Harga Beras Naik

Yabie Cafe Tempat Bersantai Kekinian di Kranji Bekasi

Nongkrong Sambil Mencicip Surabi dengan Beragam Topping di Bandung

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *