Arnhem Land: Pemahaman Mendalam tentang Agama Tertua di Dunia

Sharing is caring

Jakarta, Kowantaranews.com -Di tengah gemerlap langit biru dan hijaunya alam Arnhem Land, Australia, terdapat sebuah cerita kuno yang mencengangkan. Cerita ini bukanlah sekadar sejarah, melainkan juga lembaran kehidupan dan kepercayaan suku Aborigin yang telah menghuni wilayah ini selama ribuan tahun. Di dalam keheningan gua-gua yang tersembunyi dan di atas tebing-tebing yang kokoh, terpahatlah lukisan-lukisan kuno yang menyimpan misteri dan kebijaksanaan masa lalu.

Para peneliti dari Museum Australia di Sydney, bersama dengan rekan-rekan dari Universitas Cambridge dan Universitas Nasional Australia di Canberra, memperkenalkan kita pada karya seni kuno yang memukau: lukisan batu makhluk mitos yang disebut “Ular Pelangi”. Menurut penelitian mereka, lukisan-lukisan ini adalah ikon agama tertua di dunia, dimulai sekitar 6000 tahun yang lalu di Arnhem Land.

Mereka menyebutkan bahwa inspirasi untuk gambar-gambar ini mungkin berasal dari penampakan ikan pipa berpita, Haliichthys taeniophora, anggota keluarga kuda laut. Ketika permukaan laut naik pada akhir zaman es terakhir, makhluk-makhluk ini terdampar di pantai-pantai baru yang terbentuk, dan mungkin telah menjadi sumber inspirasi bagi seniman kuno di Arnhem Land.

Namun, Ular Pelangi tidak hanya menjadi simbol alamiah; ia juga memiliki makna yang dalam dalam kehidupan dan kepercayaan suku Aborigin. Ular Pelangi dipandang sebagai simbol persatuan, penciptaan, dan kehancuran, menjadi pusat dari sistem kepercayaan spiritual kuno yang menceritakan tentang penciptaan dunia pada saat kekacauan. Menurut para arkeolog, masa kekacauan ini berakar pada gangguan sosial dan lingkungan pada akhir zaman es terakhir, ketika laut membanjiri sebagian besar wilayah Australia utara.

Para peneliti juga menemukan bahwa Ular Pelangi telah menjadi simbol suci sejak awal, menurut hasil penelitian yang diterbitkan dalam edisi terbaru Archaeology in Oceania. Mereka menekankan bahwa komponen utama dari sistem kepercayaan spiritual ini jauh lebih tua daripada agama dan sistem kepercayaan spiritual yang ditemukan di tempat lain di dunia.

Hasil penelitian ini membawa kita pada pemahaman yang lebih dalam tentang seni kuno dan agama kuno dari Arnhem Land. Analisis statistik terhadap lukisan Ular Pelangi menunjukkan bahwa tradisi ini dimulai di wilayah tersebut, sementara penentuan tanggal untuk setiap lukisan memberikan wawasan tentang perkembangan seni ini seiring waktu.

Dari gambar-gambar paling awal, Ular Pelangi telah diarsir dengan garis-garis silang, menambah kesakralan pada gambar-gambar ini. Para peneliti menyarankan bahwa bayangan ini memberikan kekuatan spiritual yang melimpah pada lukisan-lukisan itu, menghidupkan kembali kekuatan dan spiritualitas leluhur.

Penemuan ini juga menyoroti pentingnya seni kuno sebagai cara untuk memahami kehidupan dan kepercayaan orang-orang kuno. Di masa lalu, para ahli sering kali hanya bisa berspekulasi tentang makna di balik setiap lukisan atau ukiran tertentu. Namun, dalam kasus Ular Pelangi, penelitian yang cermat telah membuka jendela ke dalam dunia kaya dan kompleks dari kehidupan spiritual suku Aborigin di Arnhem Land.

Peter Hiscock, seorang arkeolog di Universitas Northern Territory di Darwin, terkesan dengan hasil penelitian ini. Dia mencatat bahwa karya para peneliti memberikan wawasan yang berharga tentang seni kuno dan kepercayaan spiritual di Arnhem Land.

Dengan demikian, cerita tentang Ular Pelangi membawa kita pada perjalanan spiritual dan intelektual yang menggugah, membuka jendela ke dalam dunia yang kaya akan warisan budaya dan spiritual suku Aborigin di Arnhem Land. Ini adalah cerita tentang penciptaan, kehidupan, dan kehancuran, yang telah diabadikan dalam lukisan-lukisan kuno yang memukau, dan yang tetap menjadi saksi bisu dari masa lalu yang megah. *Roni

Arnhem Land: Pemahaman Mendalam tentang Agama Tertua di Dunia

ByAdmin

By Admin

Related Post

Dari Bukhari ke Bung Karno: Wisata Ziarah dan Diplomasi Berbumbu Sejarah

Revitalisasi Cagar Budaya Nasional Muarajambi Menuju Pengakuan UNESCO sebagai Warisan Dunia

Napak Tilas Perjuangan di Jalan Matraman: Halte Tegalan dan Matraman 1 sebagai Simbol Perlawanan Sultan Agung Raja Mataram Islam dan Kyai Rangga Bupati Tegal Melawan VOC

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

You missed

Kai Havertz: Raja Emirates yang Tak Terbendung, Pemecah Kutukan Gol di Arsenal!

Jelang Pelantikan Prabowo-Gibran, Petinggi Gerindra Susun Super Kabinet di Tengah Rapat Maraton!

Pangan Indonesia di Ujung Tanduk: Fase Krusial Beras dan Gula Menuju Krisis!

Khamenei: Serangan ke Israel Sah, Musuh Muslim Harus Bersatu Melawan Agresi