• Ming. Okt 6th, 2024

KowantaraNews

RINGKAS DAN TAJAM

Inisiatif Prabowo: TNI Bentuk Pasukan Khusus untuk Ketahanan Pangan dan Pembangunan Daerah

ByAdmin

Okt 2, 2024
Petani membawa hasil panen menggunakan traktor di areal persawahan lumbung pangan nasional di Desa Belanti Siam, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, 2021. ANTARA/Makna Zaezar
Sharing is caring

Jakarta, Kowantaranews.com -Pada 2 Oktober 2024, Tentara Nasional Indonesia (TNI) secara resmi membentuk Batalyon Infanteri Penyangga Daerah Rawan (Yonif PDR), sebuah inisiatif dari Menteri Pertahanan yang juga Presiden terpilih 2024-2029, Prabowo Subianto. Batalyon ini diluncurkan dengan tujuan memperkuat ketahanan pangan serta mendukung pembangunan ekonomi dan sosial di daerah-daerah rawan konflik. Pembentukan Yonif PDR merupakan langkah strategis yang bertujuan untuk mengatasi tantangan keamanan sekaligus membantu masyarakat dalam meningkatkan produktivitas sektor pertanian dan peternakan.

Peresmian lima Yonif PDR pertama dilakukan di Monumen Nasional (Monas), Jakarta, oleh Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto. Dalam pernyataannya, Agus menegaskan bahwa batalyon ini akan ditempatkan di Papua sebagai langkah awal, dan ke depannya akan dikembangkan di berbagai wilayah lain di seluruh Indonesia. Menurut Agus, Yonif PDR memiliki tugas dan fungsi yang berbeda dibandingkan satuan TNI pada umumnya, dengan fokus khusus pada pembangunan ekonomi daerah dan penguatan ketahanan pangan.

Tujuan dan Peran Yonif PDR: Lebih dari Sekadar Keamanan

Pembentukan Yonif PDR merupakan bagian dari rencana jangka panjang untuk mengatasi tantangan di daerah-daerah rawan, yang tidak hanya berurusan dengan masalah keamanan, tetapi juga masalah ekonomi dan sosial. Dengan tugas utama untuk mendukung ketahanan pangan, batalyon ini dirancang untuk berkolaborasi dengan masyarakat setempat dan kementerian terkait, khususnya Kementerian Pertanian, guna meningkatkan produksi pangan di daerah-daerah terpencil dan rawan konflik.

Menurut Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, Yonif PDR dibekali dengan keterampilan dan alat pertanian untuk membantu masyarakat menanam komoditas pangan utama seperti padi. Program ini akan dilakukan melalui kerjasama dengan pemerintah daerah dan berbagai pihak, untuk memperkuat kemandirian pangan di daerah-daerah yang sering menghadapi kendala logistik dan akses ke bahan pangan.

“Batalyon-batalyon ini berada di bawah komando Kodam, seperti Kodam XVIII/Kasuari dan Kodam XVII/Cenderawasih di Papua. Batalyon ini tidak hanya untuk keamanan, tetapi juga memiliki spesifikasi khusus dalam konstruksi dan produksi pangan,” ungkap Agus.

Inisiatif dari Prabowo Subianto

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, menekankan bahwa pembentukan Yonif PDR merupakan gagasan dari Prabowo Subianto. Maruli menyatakan bahwa ide ini sangat luar biasa karena mencerminkan visi Prabowo untuk tidak hanya menangani ancaman keamanan, tetapi juga membangun ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah-daerah rawan.

“Ini adalah ide dari Pak Menhan (Prabowo Subianto), yang tidak hanya berfokus pada keamanan, tetapi juga pada ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat. Yonif ini akan membantu masyarakat dalam sektor pertanian, peternakan, dan kegiatan sehari-hari mereka,” ujar Maruli.

Yonif PDR memiliki potensi besar untuk mengubah dinamika sosial-ekonomi di daerah-daerah rawan. Dengan 1.000 personel dalam setiap batalyon, Maruli memperkirakan bahwa kehadiran mereka akan berdampak signifikan pada perekonomian lokal. Gaji personel TNI yang disebarkan di daerah rawan akan menciptakan perputaran uang yang dapat meningkatkan aktivitas ekonomi informal seperti jasa penjahit, tukang cukur, dan layanan lainnya.

Kolaborasi dengan Kementerian Pertanian

Yonif PDR akan bekerja sama erat dengan Kementerian Pertanian untuk memperkuat ketahanan pangan di daerah-daerah rawan. Salah satu langkah yang akan diambil adalah pengembangan lahan pertanian dan pemberdayaan masyarakat lokal dalam meningkatkan produksi pangan. Program ini diharapkan dapat meningkatkan produksi komoditas pangan utama seperti padi, yang merupakan bahan pangan pokok masyarakat Indonesia.

Selain itu, Yonif PDR akan dilengkapi dengan alat-alat pertanian modern dan personel TNI yang akan mendapatkan pelatihan khusus di bidang pertanian dan peternakan. Mereka akan berfungsi sebagai penggerak dalam pengembangan sektor pertanian dan sekaligus menjaga keamanan daerah-daerah rawan dari potensi gangguan keamanan.

Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menegaskan bahwa program ini merupakan bentuk kontribusi TNI dalam mendukung program ketahanan pangan nasional yang sejalan dengan prioritas pemerintah untuk memperkuat sektor pertanian dan peternakan di Indonesia.

“Kami berencana untuk melakukan program pertanian di wilayah Papua, di mana batalyon-batalyon ini akan membantu masyarakat dalam meningkatkan produksi pangan,” jelas Agus.

Baca juga : Janji 3 Juta Rumah per Tahun: Mungkinkah Prabowo Mewujudkan Impian atau Sekadar Janji Kampanye?

Baca juga : Tambang Pasir Laut: Ancaman Mematikan bagi Ekosistem dan Kehidupan Pesisir Indonesia!

Baca juga : Duel Menteri Jokowi: Ekspor Pasir Laut atau Hancurkan Lautan Indonesia?

Ekspansi ke Seluruh Indonesia

Setelah sukses diluncurkan di Papua, Yonif PDR direncanakan untuk dikembangkan di seluruh Indonesia. Pembentukan batalyon ini tidak hanya fokus pada wilayah-wilayah rawan konflik, tetapi juga pada daerah-daerah yang mengalami kesulitan ekonomi atau kurang berkembang. Maruli mengatakan bahwa TNI saat ini sedang melakukan studi untuk menentukan daerah-daerah lain yang memerlukan bantuan serupa.

“Jumlah batalyon ini akan terus ditingkatkan dan akan tersebar di seluruh Indonesia. Kami sedang melakukan studi untuk menentukan daerah-daerah yang membutuhkan,” ujar Maruli.

Program ini diharapkan dapat membantu daerah-daerah yang mengalami masalah dengan ketahanan pangan atau yang memiliki potensi besar untuk pengembangan sektor pertanian dan peternakan. Dengan dukungan dari TNI, daerah-daerah tersebut diharapkan dapat meningkatkan produksi pangan, memperkuat perekonomian lokal, dan mengurangi ketergantungan pada bantuan dari luar.

Alat Pertahanan untuk Mendukung Tugas Yonif PDR

Selain fokus pada ketahanan pangan, Yonif PDR juga dilengkapi dengan peralatan pertahanan modern untuk mendukung tugas-tugas mereka di lapangan. Pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri Pertahanan Muhammad Herindra menyerahkan sejumlah alat pertahanan dan keamanan (alpalhankam) kepada Panglima TNI. Alpalhankam yang diserahkan terdiri dari produksi industri pertahanan dalam negeri seperti PT Pindad, PT Sentra Surya Ekajaya, dan PT Praba Cipta Mandiri.

Peralatan yang diserahkan termasuk 23 panser Pandur, 250 Maung, 250 truk angkut pasukan, 8 tank Harimau, 9 panser Anoa, 4 panser Komodo, 12 kendaraan taktis buatan PT Sentra Surya Ekajaya, 8 Rigid Buoyancy Boat, dan 200 sepeda motor listrik produksi PT LEN. Dengan peralatan ini, Yonif PDR diharapkan dapat lebih efektif dalam menjalankan tugas mereka di medan yang sulit, baik dalam hal menjaga keamanan maupun mendukung pembangunan ekonomi daerah.

Dampak Ekonomi dan Sosial yang Diharapkan

Pembentukan Yonif PDR bukan hanya tentang peningkatan ketahanan pangan, tetapi juga tentang menciptakan dampak sosial dan ekonomi yang berkelanjutan di daerah-daerah rawan. Dengan program ini, Prabowo Subianto berharap bahwa masyarakat di daerah terpencil dan rawan konflik akan mendapatkan akses yang lebih baik terhadap infrastruktur pertanian, teknologi, dan pasar.

Dampak dari kehadiran Yonif PDR juga akan dirasakan oleh sektor-sektor lain di masyarakat. Maruli Simanjuntak menyatakan bahwa selain membantu sektor pertanian, Yonif PDR juga akan menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar. Kehadiran personel TNI dalam jumlah besar di suatu daerah akan menciptakan permintaan untuk layanan-layanan seperti tukang jahit, tukang cukur, dan berbagai jasa lainnya.

Dengan gaji yang diterima oleh personel TNI, diharapkan perputaran uang di daerah rawan akan meningkat dan memacu pertumbuhan ekonomi lokal. Program ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk tidak hanya meningkatkan ketahanan pangan, tetapi juga menciptakan kesejahteraan ekonomi yang berkelanjutan di daerah-daerah yang selama ini kurang berkembang.

Pembentukan Yonif PDR adalah salah satu langkah besar yang diinisiasi oleh Prabowo Subianto dalam upaya memperkuat ketahanan pangan dan mendukung pembangunan daerah-daerah rawan. Dengan kombinasi peran dalam menjaga keamanan dan meningkatkan produktivitas pertanian, Yonif PDR diharapkan dapat menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi di wilayah-wilayah terpencil dan rawan konflik.

Langkah ini mencerminkan pendekatan holistik yang diambil oleh Prabowo, di mana kekuatan militer tidak hanya digunakan untuk tujuan pertahanan, tetapi juga untuk mendukung pembangunan nasional. Dengan pengembangan yang terus dilakukan di seluruh Indonesia, Yonif PDR berpotensi menjadi salah satu pilar utama dalam mewujudkan ketahanan pangan dan kemandirian ekonomi di masa depan. *Mukroni

Foto Kowantaranews

  • Berita Terkait :

Janji 3 Juta Rumah per Tahun: Mungkinkah Prabowo Mewujudkan Impian atau Sekadar Janji Kampanye?

Tambang Pasir Laut: Ancaman Mematikan bagi Ekosistem dan Kehidupan Pesisir Indonesia!

Duel Menteri Jokowi: Ekspor Pasir Laut atau Hancurkan Lautan Indonesia?

Lonjakan Konsumsi di Tengah Tekanan Ekonomi: Masyarakat Indonesia Bertahan dengan Tabungan!

Hilirisasi Tambang: Mesin Pertumbuhan Ekonomi yang Tak Kunjung Menyala

Impor Lagi? Karena Produksi Pangan Lokal Terlalu Mewah untuk Rakyat!

Stop! Impor Makanan Mengancam! Ketahanan Pangan Indonesia di Ujung Tanduk!

Selamat Datang di Kawasan Lindung: Hutan Hilang Dijamin!

Kongsi Gula Raksasa: Kuasai Tanah, Singkirkan Hutan di Merauke!

Ekspor Pasir Laut Dibuka: Keuntungan Instan, Kerusakan Lingkungan Mengancam Masa Depan!

APBN 2025: Anggaran Jumbo, Stimulus Mini untuk Ekonomi

“Investasi di IKN Melonjak, Tapi Pesawatnya Masih Cari Parkir”

Mandeknya Pengembalian Aset BLBI: Ujian Nyali dan Komitmen Pemerintah

Jeratan Hukum Fify Mulyani dalam Kasus Poligami dan Tindak Pidana Pencucian Uang

Skandal Kuota Haji Khusus: Dugaan Penyelewengan di Balik Penyelenggaraan Haji 2024

IKN di Persimpangan: Anggaran Menyusut, Investasi Swasta Diharapkan

Warteg Menolak IKN, Apa Warteg Menolak IKAN ?

Keren !, Sejumlah Alumni UB Mendirikan Koperasi dan Warteg Sahabat di Kota Malang

Ternyata Warteg Sahabat KOWATAMI Memakai Sistem Kasir Online

Ternyata Warteg Sahabat Berada di Bawah Naungan Koperasi Warung Sahabat Madani

Wow Keren !, Makan Gratis di Warteg Sahabat Untuk Penghafal Surat Kahfi di Hari Minggu

Warteg Sahabat Satu-Satunya Warteg Milenial di Kota Malang dengan Wifi

Warteg Sahabat Menawarkan Warteg Gaya Milenial untuk Kota Malang dan Sekitarnya

Republik Bahari Mengepakan Sayap Warteg ala Café di Cilandak Jakarta Selatan

Promo Gila Gilaan Di Grand Opening Rodjo Duren Cirendeu.

Pelanggan Warteg di Bekasi dan Bogor Kecewa, Menu Jengkol Hilang

KOWARTAMI Membuka Lagi Gerai Warteg Republik Bahari ke-5 di MABES Jakarta Barat

Ternyata Nasi Padang Ada yang Harganya Lebih Murah dari Warteg, Apa benar ?

Menikmati Menu Smoothies Buah Naga Di Laloma Cafe Majalengka 

Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu

Ketika Pedagang Warteg Menanyakan Syarat Mendapatkan Satu Juta Kuota Sertifikasi Halal Gratis

Warteg Republik Bahari Di Bawah Kowartami Mulai Berkibar Di Penghujung Pandemi

Curhat Pemilik Warung Seafood Bekasi Ketika Omsetnya Belum Beranjak Naik

Trending Di Twitter, Ternyata Mixue Belum Mendapat Sertifikat Halal Dari BPJPH Kementerian Agama

Megenal Lebih Dekat Apapun Makanannya Teh Botol Sosro Minumannya, Cikal Bakalnya Dari Tegal

Kowartami  Resmikan  Warteg  Republik  Bahari Cabang Ke-4 Di Salemba Jakarta Pusat

Natal Di Jepang, Kentucky Fried Chicken (KFC) Salah Satu Makanan Favorit

Pedagang Warteg Semakin Sulit Harga Beras Naik

Yabie Cafe Tempat Bersantai Kekinian di Kranji Bekasi

Nongkrong Sambil Mencicip Surabi dengan Beragam Topping di Bandung

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *