Jakarta, Kowantaranews.com -Pada Senin, 2 September 2024, Paus Fransiskus memulai salah satu perjalanan apostolik terpenting dalam masa kepausannya dengan berangkat ke Indonesia, negara pertama dalam rangkaian kunjungannya ke Asia Tenggara. Ini adalah perjalanan apostolik ke-45 Paus Fransiskus sejak ia menjadi pemimpin Gereja Katolik pada 2013, menandai salah satu perjalanan internasional paling ambisiusnya.
Persiapan Sebelum Keberangkatan
Sebelum berangkat ke Indonesia, seperti yang menjadi tradisinya, Paus Fransiskus mengunjungi Basilika Santa Maria Maggiore di Roma. Di sana, di depan ikon terkenal Perawan Maria, Salus Populi Romani, Paus Fransiskus berdoa untuk keselamatan dan keberhasilan perjalanannya. Devosi kepada Bunda Maria telah menjadi bagian integral dari kehidupan rohaninya, dan Basilika Santa Maria Maggiore telah menjadi tempat khusus bagi Paus Fransiskus. Menurut Catholic News Agency, Paus Fransiskus telah menyatakan keinginannya untuk dimakamkan di basilika ini, di mana tujuh paus sebelumnya juga telah dimakamkan.
Paus Fransiskus juga menyampaikan doa dan permohonan kepada ribuan peziarah yang berkumpul di Alun-alun Santo Petrus di Vatikan. “Saya akan memulai perjalanan apostolik untuk mengunjungi beberapa negara di Asia. Mohon doa untuk kelancaran perjalanan ini,” katanya. Keberangkatan ini adalah bagian dari upaya Paus untuk menjalin dialog dan meningkatkan hubungan dengan komunitas Katolik dan masyarakat luas di Asia Tenggara, sebuah wilayah yang memiliki makna strategis dan spiritual bagi Gereja Katolik.
Keberangkatan dari Roma
Pada pukul 16.58 waktu Roma, Paus Fransiskus menaiki pesawat Airbus A330-900 dengan nomor penerbangan AZ4000 di Bandara Internasional Leonardo da Vinci, Fiumicino, Roma. Pesawat ini dioperasikan oleh ITA Airways, maskapai nasional Italia. Bersama dengan Paus Fransiskus, sejumlah anggota staf Takhta Suci dan lebih dari 70 wartawan turut serta dalam penerbangan ini. Para wartawan berasal dari berbagai negara, mencerminkan minat global terhadap perjalanan ini.
Penerbangan tersebut lepas landas pada pukul 17.32 waktu Roma dan diperkirakan menempuh perjalanan sekitar 13 jam menuju Jakarta, Indonesia. Rute penerbangan ini melewati beberapa negara, termasuk Italia, Kroasia, Bosnia-Herzegovina, Serbia, Montenegro, Bulgaria, Turki, Iran, Pakistan, India, dan Malaysia, sebelum akhirnya tiba di Jakarta pada Selasa pagi sekitar pukul 11.30 WIB. Pesawat ini membawa harapan dan semangat persatuan bagi jutaan orang yang menantikan kunjungan Paus Fransiskus.
Baca juga : Paus Fransiskus Cetak Rekor dalam Lawatan Asia-Oseania
Baca juga : Paus Fransiskus Serukan Perdamaian dan Persaudaraan di Tengah Konflik Global
Baca juga : Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia: Simbol Persahabatan Lintas Agama
Sambutan di Indonesia
Setibanya di Jakarta, Paus Fransiskus disambut dengan antusiasme yang luar biasa. Ribuan umat Katolik dan masyarakat dari berbagai latar belakang agama berkumpul di bandara dan sepanjang jalan menuju pusat kota untuk menyambut kedatangan Paus. Berbagai acara penyambutan diatur oleh pemerintah Indonesia dan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), mencerminkan keragaman budaya dan tradisi bangsa ini. Indonesia, dengan populasi mayoritas Muslim terbesar di dunia, menunjukkan keterbukaan dan semangat toleransi dalam menyambut pemimpin Gereja Katolik.
Selama kunjungannya di Jakarta, yang berlangsung dari 3 hingga 6 September, Paus Fransiskus dijadwalkan untuk mengadakan serangkaian pertemuan penting. Ia akan bertemu dengan Presiden Indonesia, para pemimpin agama, dan masyarakat sipil untuk membahas berbagai isu, termasuk dialog antaragama, keadilan sosial, dan perdamaian. Salah satu acara utama adalah Misa Kudus yang akan diadakan di Stadion Utama Gelora Bung Karno, yang diharapkan dihadiri oleh puluhan ribu umat Katolik dari seluruh Indonesia dan negara tetangga.
Misi Perdamaian dan Dialog
Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia ini juga merupakan bagian dari upayanya untuk mempromosikan dialog antaragama dan perdamaian di kawasan ini. Indonesia, meskipun mayoritas penduduknya beragama Islam, memiliki sejarah panjang dalam menjaga kerukunan antarumat beragama. Paus Fransiskus berharap kunjungannya dapat memperkuat semangat dialog dan kerja sama antara berbagai komunitas agama di Indonesia. Dalam pesan-pesannya yang sering kali menekankan pentingnya perdamaian, keadilan, dan perlindungan terhadap kaum miskin dan terpinggirkan, Paus Fransiskus berharap dapat menginspirasi masyarakat Indonesia untuk terus memperjuangkan nilai-nilai ini.
Selain itu, Paus Fransiskus juga dijadwalkan untuk mengunjungi beberapa lembaga pendidikan dan sosial Katolik di Jakarta. Ini mencerminkan komitmennya untuk mendukung peran Gereja dalam pendidikan dan pelayanan sosial. Paus sering kali menekankan pentingnya pendidikan sebagai alat untuk mengatasi kemiskinan dan ketidaksetaraan, serta memperkuat nilai-nilai moral dan spiritual di tengah masyarakat.
Kunjungan ke Papua Niugini dan Timor Leste
Setelah menghabiskan empat hari di Indonesia, Paus Fransiskus akan melanjutkan perjalanannya ke Papua Niugini pada 6 September. Kunjungan ini akan berlangsung hingga 9 September, dan di sana Paus dijadwalkan untuk bertemu dengan komunitas Katolik setempat serta para pemimpin politik dan agama. Papua Niugini, dengan populasi yang cukup beragam secara etnis dan agama, merupakan negara yang memiliki tantangan tersendiri, termasuk isu-isu terkait hak asasi manusia, lingkungan hidup, dan pembangunan ekonomi.
Dari Papua Niugini, Paus Fransiskus akan melanjutkan perjalanannya ke Timor Leste pada 9 September. Di negara yang mayoritas penduduknya beragama Katolik ini, Paus akan menghabiskan tiga hari untuk bertemu dengan para pemimpin gereja, pemerintah, dan masyarakat. Timor Leste memiliki sejarah hubungan yang kuat dengan Gereja Katolik, terutama selama masa perjuangan kemerdekaan dari Indonesia. Kehadiran Paus diharapkan dapat memperkuat semangat persatuan dan pembangunan di negara ini.
Kunjungan ke Singapura dan Kembali ke Roma
Tujuan terakhir dari perjalanan apostolik ini adalah Singapura, di mana Paus Fransiskus akan tiba pada 11 September. Di negara yang dikenal dengan keragaman etnis dan agamanya, Paus akan bertemu dengan para pemimpin agama dan masyarakat sipil untuk membahas isu-isu terkait perdamaian, dialog antaragama, dan keberlanjutan. Setelah menyelesaikan kunjungannya di Singapura, Paus Fransiskus akan kembali ke Roma pada 13 September, menandai akhir dari perjalanan apostolik yang panjang dan penuh makna ini.
Pesan dan Harapan Paus Fransiskus
Di usia 87 tahun, Paus Fransiskus menunjukkan semangat dan keteguhan dalam menjalankan misi-misinya. Perjalanan ini tidak hanya menyoroti komitmen Paus terhadap dialog antaragama dan perdamaian, tetapi juga menegaskan peran Gereja Katolik dalam menjawab tantangan-tantangan global, seperti ketidaksetaraan, perubahan iklim, dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia. Paus Fransiskus mengajak seluruh umat untuk berdoa bersama demi kelancaran dan kesuksesan perjalanannya, seraya berharap bahwa kunjungan ini akan membawa pesan cinta, persatuan, dan harapan bagi semua orang, terlepas dari latar belakang agama atau budaya mereka.
Kunjungan apostolik ini juga menggarisbawahi pentingnya kehadiran Gereja Katolik di Asia Tenggara, sebuah kawasan yang terus berkembang dan menghadapi berbagai tantangan sosial, ekonomi, dan politik. Paus Fransiskus berharap bahwa melalui kunjungannya ini, Gereja dapat berkontribusi lebih banyak dalam membangun masyarakat yang lebih adil, damai, dan sejahtera di kawasan ini.
Dengan dimulainya perjalanan ini, Paus Fransiskus mengajak seluruh dunia untuk bersama-sama merenungkan pentingnya dialog, kerja sama, dan solidaritas dalam menghadapi tantangan-tantangan global. Ia mengingatkan kita bahwa perdamaian dan persatuan hanya dapat dicapai melalui pemahaman dan penghormatan terhadap perbedaan, serta komitmen bersama untuk kesejahteraan semua umat manusia. *Mukroni
Foto Kowantaranews
- Berita Terkait :
Paus Fransiskus Cetak Rekor dalam Lawatan Asia-Oseania
Paus Fransiskus Serukan Perdamaian dan Persaudaraan di Tengah Konflik Global
Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia: Simbol Persahabatan Lintas Agama
Peringatan HUT RI di Beijing 2024: Gempita Merdeka dengan Kuliner Nusantara
Negara Kesatuan di Ujung Tanduk: Tantangan NKRI di Tengah Ketidakadilan dan Pluralitas
Nasionalisme di Persimpangan: Antara Globalisasi dan Identitas Bangsa
Merdeka di Atas Kertas, Belum Merdeka di Kehidupan Sehari-hari
Lampu Kuning dari Kelas Menengah RI: Menurunnya Daya Beli dan Dampak Sosial Ekonomi
Menjaga Stabilitas Ekonomi Indonesia di Tengah Tekanan Daya Beli yang Melemah
Menjaga Stabilitas Ekonomi Indonesia di Tengah Tekanan Utang
Lonjakan Harga Kopi Robusta: Peluang dan Tantangan bagi Perkopian Indonesia
Mengintip Tingginya Biaya Hidup di Timor Leste: Air Mineral Rp 10 Ribu, Fenomena dan Faktor Penyebab
Sejarah Warteg: Evolusi dari Logistik Perang hingga Bisnis Kuliner Populer
Cerita Munculnya Warteg, Berawal untuk Logistik Prajurit Sultan Agung
Wajib Sertifikasi Halal UMKM Diundur ke 2026: Kebijakan dan Alasan Pemerintah
Teriak Pedagang Warteg Saat Harga Beras Dekati Rp 700 Ribu per Karung
Keren !, Sejumlah Alumni UB Mendirikan Koperasi dan Warteg Sahabat di Kota Malang
Ternyata Warteg Sahabat KOWATAMI Memakai Sistem Kasir Online
Ternyata Warteg Sahabat Berada di Bawah Naungan Koperasi Warung Sahabat Madani
Wow Keren !, Makan Gratis di Warteg Sahabat Untuk Penghafal Surat Kahfi di Hari Minggu
Warteg Sahabat Satu-Satunya Warteg Milenial di Kota Malang dengan Wifi
Warteg Sahabat Menawarkan Warteg Gaya Milenial untuk Kota Malang dan Sekitarnya
Republik Bahari Mengepakan Sayap Warteg ala Café di Cilandak Jakarta Selatan
Promo Gila Gilaan Di Grand Opening Rodjo Duren Cirendeu.
Pelanggan Warteg di Bekasi dan Bogor Kecewa, Menu Jengkol Hilang
KOWARTAMI Membuka Lagi Gerai Warteg Republik Bahari ke-5 di MABES Jakarta Barat
Ternyata Nasi Padang Ada yang Harganya Lebih Murah dari Warteg, Apa benar ?
Menikmati Menu Smoothies Buah Naga Di Laloma Cafe Majalengka
Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu
Ketika Pedagang Warteg Menanyakan Syarat Mendapatkan Satu Juta Kuota Sertifikasi Halal Gratis
Warteg Republik Bahari Di Bawah Kowartami Mulai Berkibar Di Penghujung Pandemi
Curhat Pemilik Warung Seafood Bekasi Ketika Omsetnya Belum Beranjak Naik
Trending Di Twitter, Ternyata Mixue Belum Mendapat Sertifikat Halal Dari BPJPH Kementerian Agama
Megenal Lebih Dekat Apapun Makanannya Teh Botol Sosro Minumannya, Cikal Bakalnya Dari Tegal
Kowartami Resmikan Warteg Republik Bahari Cabang Ke-4 Di Salemba Jakarta Pusat
Natal Di Jepang, Kentucky Fried Chicken (KFC) Salah Satu Makanan Favorit
Pedagang Warteg Semakin Sulit Harga Beras Naik
Yabie Cafe Tempat Bersantai Kekinian di Kranji Bekasi