• Ming. Okt 6th, 2024

KowantaraNews

RINGKAS DAN TAJAM

IDF Lempar Mayat Seperti Sampah: Kekejaman di Atas Atap Tepi Barat

ByAdmin

Sep 21, 2024
Sharing is caring

Jakarta, Kowantaranews.com Sebuah insiden yang menggemparkan dunia internasional terjadi pada Kamis, 19 September 2024, di kota Qabatiya, wilayah pendudukan Tepi Barat. Serdadu Israel dari Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dilaporkan melakukan tindakan yang mengejutkan dengan melemparkan empat jenazah pejuang Palestina dari atap sebuah gedung. Tindakan ini menuai kecaman luas dari berbagai pihak, termasuk aktivis hak asasi manusia, yang menyebutnya sebagai kekejaman yang tidak berperikemanusiaan. Insiden ini menambah daftar panjang dugaan pelanggaran hukum internasional yang dilakukan oleh pasukan Israel dalam konflik mereka dengan Palestina.

Menurut laporan yang beredar, kejadian tersebut terekam dalam sejumlah video yang kemudian menjadi viral di berbagai platform media sosial. Video itu menunjukkan sejumlah tentara Israel dengan dingin menyeret jenazah para pejuang Palestina dan melemparkan mereka dari atap gedung. Adegan ini telah memicu kecaman internasional, termasuk dari organisasi hak asasi manusia seperti Human Rights Watch (HRW) dan Al-Haq, yang mengutuk tindakan tersebut sebagai eksekusi ekstra-yudisial yang brutal.

Kronologi Kejadian

Peristiwa ini terjadi di tengah operasi militer besar-besaran Israel yang diluncurkan di Tepi Barat sejak Agustus 2024. Kota Qabatiya, di bagian utara wilayah pendudukan, menjadi salah satu sasaran utama dalam serbuan tersebut. Menurut saksi mata, tentara Israel mendatangi atap gedung setelah berhasil membunuh sejumlah pejuang Palestina dalam baku tembak. Namun, yang terjadi selanjutnya lebih mengerikan: bukannya mengangkut jenazah secara layak, mereka malah menggunakan buldoser dan kemudian melemparkan jenazah-jenazah tersebut dari lantai dua gedung ke tanah di bawahnya.

Zakaria Zakarneh, paman dari salah satu pejuang yang tewas dalam serangan itu, menyaksikan langsung tindakan tentara Israel tersebut. Ia menceritakan bahwa setelah gagal memindahkan jenazah dengan buldoser, tentara Israel memilih untuk melemparkan jenazah dari atap gedung. “Menyakitkan, sedih sekali, dan marah saya menyaksikan hal itu. Saya tidak bisa berbuat apa-apa,” ujar Zakarneh dengan nada emosional.

Dugaan Pelanggaran HAM

Banyak pihak, terutama organisasi hak asasi manusia, segera mengecam tindakan brutal ini. Human Rights Watch (HRW) menyatakan bahwa jika laporan ini terbukti benar, maka ini merupakan pelanggaran serius terhadap hukum humaniter internasional. Direktur Pelaksana HRW untuk Israel-Palestina, Bill van Esveld, menegaskan bahwa perlakuan terhadap jenazah dalam konflik bersenjata diatur dengan jelas dalam hukum internasional. Jenazah harus diperlakukan dengan hormat dan manusiawi. Pelemparan jenazah dari atap, menurut van Esveld, tidak hanya merupakan tindakan biadab, tetapi juga bisa dikategorikan sebagai pembunuhan disengaja jika terbukti bahwa para korban masih hidup saat dilemparkan.

Shawan Jabarin, Direktur Lembaga HAM Palestina, Al-Haq, mengungkapkan bahwa kejadian ini hanyalah salah satu dari serangkaian pelanggaran oleh militer Israel di wilayah pendudukan. Jabarin menyebut perlakuan terhadap jenazah oleh pasukan Israel sebagai hal yang mengguncang, namun bukan hal yang mengejutkan karena tindakan serupa sering terjadi di wilayah Palestina. Ia juga menyampaikan keraguan bahwa Israel akan menyelidiki insiden ini secara serius. “Yang paling sering terjadi, tentara-tentara Israel hanya dikenai tindakan disiplin. Tidak ada penyelidikan sesungguhnya dan tidak ada hukuman yang benar-benar diberikan,” kata Jabarin.

Reaksi Internasional

Insiden ini memicu reaksi keras dari berbagai kalangan, baik di Palestina maupun internasional. Penasihat Keamanan Amerika Serikat, John Kirby, menyatakan bahwa video tersebut “sangat mengerikan” dan bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan. Kirby menambahkan bahwa jika otentisitas video tersebut terbukti, tindakan tersebut adalah kekejaman yang tidak dapat diterima. Meskipun begitu, pemerintahan Amerika Serikat hingga saat ini masih terkesan pasif dalam memberikan tekanan konkret kepada Israel untuk menghentikan kekerasan terhadap warga Palestina.

Organisasi hak asasi manusia dan PBB juga mengecam insiden ini sebagai pelanggaran berat terhadap hukum humaniter internasional. Juru bicara PBB untuk Timur Tengah menyatakan bahwa semua pihak yang terlibat dalam konflik harus mematuhi aturan-aturan internasional tentang perlindungan sipil dan jenazah. “Perlakuan tidak manusiawi terhadap jenazah, apa pun status mereka selama hidup, adalah tindakan yang bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar hak asasi manusia,” ujar perwakilan PBB tersebut dalam sebuah pernyataan.

Baca juga : Serangan Bom Pager Israel terhadap Hizbullah: Taktik, Dampak, dan Konteks Geopolitik

Baca juga : Israel Diminta ‘Pindah Kos’ dalam 12 Bulan, Dunia Menunggu Kunci Dikembalikan

Baca juga : Kisah Fiksi Terbaru dari Jewish Chronicle: Propaganda Hasbara Israel yang Tak Kunjung Usai

Penolakan dan Pembelaan dari Israel

Sementara itu, militer Israel melalui juru bicaranya mengakui bahwa insiden tersebut sedang dalam penyelidikan. Dalam sebuah pernyataan tertulis, pihak militer Israel menyatakan bahwa tindakan seperti itu “tidak sesuai dengan nilai-nilai Angkatan Bersenjata Israel.” Namun, skeptisisme atas janji penyelidikan ini cukup tinggi, mengingat sejarah panjang Israel dalam menangani insiden serupa.

Di sisi lain, beberapa pihak di Israel berusaha membela tindakan tersebut dengan mengatakan bahwa tindakan keras perlu dilakukan dalam menghadapi para pejuang bersenjata yang menyerang pasukan Israel. Militer Israel mengklaim bahwa selama serangan di Qabatiya, mereka menewaskan tujuh pejuang Palestina dalam baku tembak. Namun, klaim ini tidak menjelaskan apakah para pejuang tersebut masih hidup saat dilemparkan dari atap, atau apakah mereka ditembak mati sebelum diperlakukan dengan tidak manusiawi.

Realitas Pendudukan dan Kekerasan yang Berlanjut

Kejadian ini kembali membuka luka lama di antara warga Palestina yang telah hidup di bawah pendudukan selama puluhan tahun. Sejak Agustus 2024, serangan militer Israel di wilayah Tepi Barat semakin intens, dengan operasi skala besar dilancarkan di berbagai kota, termasuk Jenin dan Qabatiya. Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, lebih dari 60 warga Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak, tewas dalam serangan tersebut, sementara banyak bangunan hancur dan ribuan orang kehilangan tempat tinggal.

Operasi militer yang dilakukan oleh Israel di Tepi Barat telah lama dianggap oleh banyak pihak sebagai bentuk pendudukan ilegal yang melanggar hukum internasional. Warga Palestina di wilayah tersebut berhak untuk membela diri dan memperjuangkan kemerdekaan mereka, sebagaimana diakui dalam aturan internasional. Namun, dengan kekuatan militer yang jauh lebih superior, Israel telah melakukan serangan besar-besaran yang tidak hanya menargetkan pejuang, tetapi juga warga sipil dan infrastruktur penting.

Perlunya Tindakan Tegas Dunia Internasional

Insiden di Qabatiya ini hanyalah salah satu contoh dari betapa rumit dan brutalnya konflik yang terjadi antara Israel dan Palestina. Kekerasan yang dilakukan oleh militer Israel, seperti yang terlihat dalam video pelemparan jenazah ini, hanya akan memperdalam luka dan kebencian di kedua belah pihak. Dunia internasional, terutama badan-badan hak asasi manusia, harus berperan lebih aktif dalam mengecam dan mengusut tuntas kejadian-kejadian semacam ini.

Tanpa tekanan yang signifikan dari komunitas global, kekerasan ini akan terus berulang, meninggalkan jejak traumatik bagi generasi warga Palestina yang hidup di bawah pendudukan militer. Saatnya bagi dunia untuk mengambil sikap tegas dan meminta pertanggungjawaban Israel atas tindakan-tindakan biadab yang tidak hanya merusak perdamaian, tetapi juga kemanusiaan. *Mukroni

Foto Kowantaranews

  • Berita Terkait :

Serangan Bom Pager Israel terhadap Hizbullah: Taktik, Dampak, dan Konteks Geopolitik

Israel Diminta ‘Pindah Kos’ dalam 12 Bulan, Dunia Menunggu Kunci Dikembalikan

Kisah Fiksi Terbaru dari Jewish Chronicle: Propaganda Hasbara Israel yang Tak Kunjung Usai

Jerman Hambat Ekspor Senjata ke Israel di Tengah Kekhawatiran Pelanggaran HAM di Gaza

“Genocide Joe” dan Klub Pecinta Perang: Drama Zionisme di Panggung Gaza 2024

Pendekatan Berani Sarah Friedland: Pidato Penghargaan di Festival Film Venesia Soroti Konflik Israel-Palestina

Noa Argamani Klarifikasi: ‘Saya Tidak Pernah Dipukuli Hamas Selama Penahanan di Gaza’

Kamala Harris Kehilangan Dukungan Penting di Konvensi Demokrat Karena Isu Palestina

Konvensi Nasional Partai Demokrat 2024: Penetapan Kandidat, Pesan Kebebasan, dan Insiden Tak Terduga

Elon Musk Dipertimbangkan Masuk Kabinet Trump: Menguak Dinamika Politik dan Bisnis di AS

Pidato yang Tidak Pernah Ingin Disampaikan oleh Biden

Sinergi Ekonomi: Kamala Harris Fokus Pada Tingginya Biaya Hidup dalam Pidato Kebijakan Ekonomi Pertama

Pertemuan Tingkat Tinggi di Shanghai: Upaya Stabilisasi Hubungan Ekonomi AS-Tiongkok di Tengah Ketegangan Perdagangan

Tantangan Ekonomi Triwulan III: Prospek Pertumbuhan di Bawah 5 Persen Akibat Perlambatan Industri dan Konsumsi

Lampu Kuning dari Kelas Menengah RI: Menurunnya Daya Beli dan Dampak Sosial Ekonomi

Menjaga Stabilitas Ekonomi Indonesia di Tengah Tekanan Daya Beli yang Melemah

Menjaga Stabilitas Ekonomi Indonesia di Tengah Tekanan Utang

Lonjakan Harga Kopi Robusta: Peluang dan Tantangan bagi Perkopian Indonesia

Mengintip Tingginya Biaya Hidup di Timor Leste: Air Mineral Rp 10 Ribu, Fenomena dan Faktor Penyebab

Diskusi Kelompok Terarah di DPR-RI: Fraksi Partai NasDem Bahas Tantangan dan Peluang Gen Z dalam Pasar Kerja Global

Sejarah Warteg: Evolusi dari Logistik Perang hingga Bisnis Kuliner Populer

Cerita Munculnya Warteg, Berawal untuk Logistik Prajurit Sultan Agung

Wajib Sertifikasi Halal UMKM Diundur ke 2026: Kebijakan dan Alasan Pemerintah

Teriak Pedagang Warteg Saat Harga Beras Dekati Rp 700 Ribu per Karung

Keren !, Sejumlah Alumni UB Mendirikan Koperasi dan Warteg Sahabat di Kota Malang

Ternyata Warteg Sahabat KOWATAMI Memakai Sistem Kasir Online

Ternyata Warteg Sahabat Berada di Bawah Naungan Koperasi Warung Sahabat Madani

Wow Keren !, Makan Gratis di Warteg Sahabat Untuk Penghafal Surat Kahfi di Hari Minggu

Warteg Sahabat Satu-Satunya Warteg Milenial di Kota Malang dengan Wifi

Warteg Sahabat Menawarkan Warteg Gaya Milenial untuk Kota Malang dan Sekitarnya

Republik Bahari Mengepakan Sayap Warteg ala Café di Cilandak Jakarta Selatan

Promo Gila Gilaan Di Grand Opening Rodjo Duren Cirendeu.

Pelanggan Warteg di Bekasi dan Bogor Kecewa, Menu Jengkol Hilang

KOWARTAMI Membuka Lagi Gerai Warteg Republik Bahari ke-5 di MABES Jakarta Barat

Ternyata Nasi Padang Ada yang Harganya Lebih Murah dari Warteg, Apa benar ?

Menikmati Menu Smoothies Buah Naga Di Laloma Cafe Majalengka 

Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu

Ketika Pedagang Warteg Menanyakan Syarat Mendapatkan Satu Juta Kuota Sertifikasi Halal Gratis

Warteg Republik Bahari Di Bawah Kowartami Mulai Berkibar Di Penghujung Pandemi

Curhat Pemilik Warung Seafood Bekasi Ketika Omsetnya Belum Beranjak Naik

Trending Di Twitter, Ternyata Mixue Belum Mendapat Sertifikat Halal Dari BPJPH Kementerian Agama

Megenal Lebih Dekat Apapun Makanannya Teh Botol Sosro Minumannya, Cikal Bakalnya Dari Tegal

Kowartami  Resmikan  Warteg  Republik  Bahari Cabang Ke-4 Di Salemba Jakarta Pusat

Natal Di Jepang, Kentucky Fried Chicken (KFC) Salah Satu Makanan Favorit

Pedagang Warteg Semakin Sulit Harga Beras Naik

Yabie Cafe Tempat Bersantai Kekinian di Kranji Bekasi

Nongkrong Sambil Mencicip Surabi dengan Beragam Topping di Bandung

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *