Jakarta, Kowantaranews.com -Amerika Serikat melangkah dengan ambisi besar dalam industri semikonduktor melalui megaproyek yang melibatkan investasi miliaran dolar untuk mendorong manufaktur domestik. Dengan semakin kritisnya semikonduktor dalam teknologi modern, mulai dari perangkat elektronik konsumen hingga peralatan militer canggih, pemerintahan Presiden Joe Biden telah menjadikan revitalisasi sektor ini sebagai pilar utama kebijakan ekonominya.
Langkah monumental ini ditandai dengan kesepakatan yang diumumkan pada Jumat lalu, di mana Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC), produsen chip terbesar dunia, akan menerima hibah hingga $6,6 miliar dari pemerintah AS. Dana tersebut akan digunakan untuk membangun tiga pabrik canggih di Phoenix, Arizona, yang diproyeksikan menjadi fasilitas semikonduktor paling mutakhir di negara itu. Kesepakatan ini sekaligus menjadi bagian dari program lebih luas senilai $39 miliar, yang didanai oleh CHIPS and Science Act 2022, undang-undang bipartisan yang bertujuan mengembalikan dominasi manufaktur teknologi ke tanah Amerika.
Konteks Pentingnya Semikonduktor
Semikonduktor adalah “otak” di balik hampir semua teknologi modern. Dari smartphone, komputer, hingga mobil listrik, komponen ini tidak tergantikan. Namun, lebih dari sekadar teknologi konsumen, semikonduktor juga memainkan peran penting dalam aplikasi militer, seperti sistem pertahanan canggih, drone, dan kecerdasan buatan. Dalam beberapa dekade terakhir, dominasi manufaktur semikonduktor telah bergeser ke Asia, terutama Taiwan, yang memproduksi hampir seluruh chip canggih di dunia. Ketergantungan ini menimbulkan risiko strategis, terutama di tengah ketegangan geopolitik dengan China.
Pemerintah AS menyadari bahwa ketergantungan tersebut merupakan kerentanan serius. Gangguan kecil di Taiwan dapat menyebabkan krisis global, memengaruhi rantai pasok teknologi, dan melemahkan ekonomi dunia. Oleh karena itu, mengembalikan produksi semikonduktor ke AS menjadi langkah krusial untuk memperkuat keamanan nasional dan ekonomi negara.
Baca juga : Indonesia Menuju Swasembada Pangan: Prabowo dan Gibran Siapkan Lompatan Raksasa Menuju Lumbung Dunia!
Baca juga : Rapat Elite Kabinet! Bahlil Pimpin Pertemuan Akbar Subsidi Energi demi Masa Depan Indonesia
Komitmen Ambisius TSMC dan Pemerintah AS
TSMC, yang terkenal sebagai pelopor dalam produksi semikonduktor canggih, telah menyatakan komitmennya untuk berinvestasi lebih dari $65 miliar dari dananya sendiri untuk membangun fasilitas di Arizona. Pabrik-pabrik ini dirancang untuk memproduksi chip paling maju, setara dengan yang diproduksi di fasilitas mereka di Taiwan. Selain itu, proyek ini tidak hanya membawa teknologi canggih ke AS, tetapi juga menciptakan ribuan lapangan kerja lokal dan meningkatkan posisi Amerika dalam rantai pasok global.
Presiden Biden menyebut proyek ini sebagai tonggak besar, menyatakan bahwa investasi ini adalah yang terbesar dalam sejarah pembangunan pabrik baru di Amerika Serikat. “Pengumuman ini adalah salah satu langkah paling penting dalam membangun masa depan semikonduktor di Amerika,” ujar Biden dalam sebuah pernyataan. (www-theverge-com, 2023)
Namun, dana sebesar $6,6 miliar yang dijanjikan oleh pemerintah tidak akan diberikan sekaligus. Sebagai bagian dari kesepakatan, TSMC akan menerima dana tersebut dalam beberapa tahap, sesuai dengan pencapaian target tertentu, seperti penyelesaian pembangunan fasilitas dan mulai beroperasinya pabrik.
Perjalanan Panjang Membangun Dominasi Baru
Meskipun proyek ini merupakan langkah besar, waktu pelaksanaannya menjadi tantangan. Pembangunan pabrik semikonduktor membutuhkan waktu bertahun-tahun, dan banyak proyek ini kemungkinan tidak akan selesai selama masa jabatan Biden. Beberapa analis politik mencatat bahwa ini dapat memberikan peluang bagi penerusnya, Presiden terpilih Donald J. Trump, untuk mengklaim kredit atas hasil dari investasi ini.
Trump, yang pada masa jabatannya sebelumnya juga mendorong TSMC untuk membangun pabrik di Arizona, telah mengkritik undang-undang CHIPS karena dianggap memberikan “miliaran dolar kepada perusahaan kaya.” Sebagai alternatif, Trump mengusulkan tarif tinggi pada semikonduktor impor sebagai cara untuk memaksa perusahaan membangun pabrik di Amerika tanpa insentif finansial langsung. Namun, pendekatan ini memicu perdebatan luas di antara para ekonom dan pemimpin industri, dengan banyak yang berpendapat bahwa subsidi tetap menjadi cara paling efektif untuk menarik investasi skala besar.
Tantangan Implementasi
Meskipun pemerintah Biden telah menunjukkan kemajuan, kritik tetap ada. Banyak eksekutif semikonduktor mengungkapkan ketidakpuasan atas lambatnya proses pencairan dana. Hingga saat ini, meskipun beberapa kesepakatan telah ditandatangani, sebagian besar pendanaan belum disalurkan. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa target waktu proyek bisa tertunda lebih jauh.
Namun, Menteri Perdagangan Gina Raimondo tetap optimis. Dalam konferensi pers, ia menekankan bahwa skeptisisme di awal program telah terjawab dengan hasil nyata. “Banyak yang meragukan bahwa TSMC akan memperluas skala sebesar ini di AS, apalagi mempertahankan kualitas dan efisiensi seperti di Taiwan. Hari ini, kita membuktikan bahwa hal itu mungkin,” katanya. (www.cbsnews.com, 2024)
Manfaat bagi Keamanan Nasional dan Ekonomi
Dampak megaproyek ini diperkirakan meluas, tidak hanya pada ekonomi tetapi juga keamanan nasional. Dengan semakin banyaknya pabrik semikonduktor di AS, negara ini akan mengurangi ketergantungan pada negara asing untuk komponen penting, terutama dalam kondisi darurat atau konflik geopolitik.
Selain itu, program ini memberikan manfaat langsung bagi komunitas lokal, terutama di wilayah Arizona. Ribuan pekerjaan baru akan tercipta, mulai dari konstruksi hingga posisi teknis di pabrik. Ekosistem ini juga akan mendorong pertumbuhan bisnis terkait, seperti pemasok material dan layanan teknologi.
Langkah Menuju Masa Depan
Program semikonduktor ini menjadi bagian integral dari visi besar Biden untuk memperkuat manufaktur Amerika. Di bawah kepemimpinannya, AS telah menyaksikan peningkatan signifikan dalam pembangunan pabrik, dengan data menunjukkan lonjakan investasi dalam infrastruktur teknologi. Para pejabat pemerintahan juga optimis bahwa AS akan menjadi satu-satunya negara besar di dunia dengan kehadiran semua lima produsen semikonduktor utama di dalam negeri.
Namun, perjalanan menuju dominasi semikonduktor bukan tanpa hambatan. Dengan tantangan geopolitik, ketegangan politik dalam negeri, dan ketergantungan pada kolaborasi internasional, megaproyek ini harus dikelola dengan hati-hati untuk memastikan keberhasilannya.
Seiring dengan berjalannya waktu, hasil dari program ini akan menjadi ujian nyata bagi strategi industrialisasi modern Amerika. Terlepas dari siapa yang akan menerima kredit politik, yang jelas adalah bahwa langkah ini membawa Amerika lebih dekat untuk mengubah peta teknologi dunia, sekaligus memperkuat posisinya sebagai pemain utama dalam industri global yang paling strategis di abad ke-21. by Mukroni
Foto www.ekon.go.id
- Berita Terkait
Rapat Elite Kabinet! Bahlil Pimpin Pertemuan Akbar Subsidi Energi demi Masa Depan Indonesia
Ekonomi Indonesia Terancam ‘Macet’, Target Pertumbuhan 8% Jadi Mimpi?
Janji Pemutihan Utang Petani: Kesejahteraan atau Jurang Ketergantungan Baru?
Indonesia Timur Terabaikan: Kekayaan Alam Melimpah, Warganya Tetap Miskin!
Menuju Swasembada Pangan: Misi Mustahil atau Harapan yang Tertunda?
QRIS dan Uang Tunai: Dua Sisi dari Evolusi Pembayaran di Indonesia
Ledakan Ekonomi Pedas: Sambal Indonesia Mengguncang Dunia!
Keanekaragaman Hayati di Ujung Tanduk: Lenyapnya Satwa dan Habitat Indonesia!
Indonesia Menuju 2045: Berhasil Naik Kelas, Tapi Kemiskinan Semakin Mengancam?
Food Estate: Ilusi Ketahanan Pangan yang Berujung Malapetaka ?
Menjelang Akhir Jabatan, Jokowi Tinggalkan PR Besar: Pembebasan Lahan IKN Tersendat!
Pangan Indonesia di Ujung Tanduk: Fase Krusial Beras dan Gula Menuju Krisis!
Tambang Pasir Laut: Ancaman Mematikan bagi Ekosistem dan Kehidupan Pesisir Indonesia!
Duel Menteri Jokowi: Ekspor Pasir Laut atau Hancurkan Lautan Indonesia?
Lonjakan Konsumsi di Tengah Tekanan Ekonomi: Masyarakat Indonesia Bertahan dengan Tabungan!
Hilirisasi Tambang: Mesin Pertumbuhan Ekonomi yang Tak Kunjung Menyala
Impor Lagi? Karena Produksi Pangan Lokal Terlalu Mewah untuk Rakyat!
Stop! Impor Makanan Mengancam! Ketahanan Pangan Indonesia di Ujung Tanduk!
Selamat Datang di Kawasan Lindung: Hutan Hilang Dijamin!
Kongsi Gula Raksasa: Kuasai Tanah, Singkirkan Hutan di Merauke!
Ekspor Pasir Laut Dibuka: Keuntungan Instan, Kerusakan Lingkungan Mengancam Masa Depan!
APBN 2025: Anggaran Jumbo, Stimulus Mini untuk Ekonomi
“Investasi di IKN Melonjak, Tapi Pesawatnya Masih Cari Parkir”
Mandeknya Pengembalian Aset BLBI: Ujian Nyali dan Komitmen Pemerintah
Jeratan Hukum Fify Mulyani dalam Kasus Poligami dan Tindak Pidana Pencucian Uang
Skandal Kuota Haji Khusus: Dugaan Penyelewengan di Balik Penyelenggaraan Haji 2024
IKN di Persimpangan: Anggaran Menyusut, Investasi Swasta Diharapkan
Warteg Menolak IKN, Apa Warteg Menolak IKAN ?
Keren !, Sejumlah Alumni UB Mendirikan Koperasi dan Warteg Sahabat di Kota Malang
Ternyata Warteg Sahabat KOWATAMI Memakai Sistem Kasir Online
Ternyata Warteg Sahabat Berada di Bawah Naungan Koperasi Warung Sahabat Madani
Wow Keren !, Makan Gratis di Warteg Sahabat Untuk Penghafal Surat Kahfi di Hari Minggu
Warteg Sahabat Satu-Satunya Warteg Milenial di Kota Malang dengan Wifi
Warteg Sahabat Menawarkan Warteg Gaya Milenial untuk Kota Malang dan Sekitarnya
Republik Bahari Mengepakan Sayap Warteg ala Café di Cilandak Jakarta Selatan
Promo Gila Gilaan Di Grand Opening Rodjo Duren Cirendeu.
Pelanggan Warteg di Bekasi dan Bogor Kecewa, Menu Jengkol Hilang
KOWARTAMI Membuka Lagi Gerai Warteg Republik Bahari ke-5 di MABES Jakarta Barat
Ternyata Nasi Padang Ada yang Harganya Lebih Murah dari Warteg, Apa benar ?
Menikmati Menu Smoothies Buah Naga Di Laloma Cafe Majalengka
Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu
Ketika Pedagang Warteg Menanyakan Syarat Mendapatkan Satu Juta Kuota Sertifikasi Halal Gratis
Warteg Republik Bahari Di Bawah Kowartami Mulai Berkibar Di Penghujung Pandemi
Curhat Pemilik Warung Seafood Bekasi Ketika Omsetnya Belum Beranjak Naik
Trending Di Twitter, Ternyata Mixue Belum Mendapat Sertifikat Halal Dari BPJPH Kementerian Agama
Megenal Lebih Dekat Apapun Makanannya Teh Botol Sosro Minumannya, Cikal Bakalnya Dari Tegal
Kowartami Resmikan Warteg Republik Bahari Cabang Ke-4 Di Salemba Jakarta Pusat
Natal Di Jepang, Kentucky Fried Chicken (KFC) Salah Satu Makanan Favorit
Pedagang Warteg Semakin Sulit Harga Beras Naik
Yabie Cafe Tempat Bersantai Kekinian di Kranji Bekasi
Nongkrong Sambil Mencicip Surabi dengan Beragam Topping di Bandung