Jakarta, Kowantaranews.com -Memasuki masa tenang Pilkada 2024, suasana politik di seluruh Indonesia seolah memasuki dimensi baru. Meskipun kampanye dalam bentuk apa pun telah dihentikan sesuai dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Nomor 2 Tahun 2024, di balik layar, partai politik dan tim pemenangan kandidat kepala daerah tetap bekerja keras. Strategi-strategi dirancang, saksi disiapkan, dan upaya pengawasan diperketat demi memastikan bahwa dukungan suara tetap solid hingga hari pemungutan suara pada 27 November 2024.
Masa tenang yang berlangsung pada 24-26 November menjadi arena “pertarungan sunyi,” di mana taktik subtil dan pengawasan ketat memainkan peran utama. Tanpa sorotan kampanye besar-besaran, pergerakan di balik layar menjadi semakin menentukan.
Masa Tenang: Ruang Refleksi dan Manuver
Masa tenang adalah waktu ketika masyarakat diharapkan menjernihkan pikiran dan membuat keputusan akhir tanpa pengaruh kampanye. Namun, bagi partai politik dan tim pemenangan, masa ini justru menjadi kesempatan terakhir untuk memastikan strategi pengamanan suara berjalan lancar.
Setiap suara dihitung. Di Jakarta, misalnya, persaingan antara pasangan Pramono Anung-Rano Karno yang diusung PDI-P dan Ridwan Kamil-Suswono yang diusung Gerindra menjadi perhatian utama. Dengan jumlah pemilih yang besar dan beragam, strategi pengamanan suara harus dilakukan secara menyeluruh dan efisien.
Persiapan Saksi: Tumpuan Utama
Salah satu strategi paling krusial dalam masa tenang ini adalah penyiapan saksi. Partai Golkar, misalnya, telah menyiapkan tim saksi yang tersebar di seluruh tempat pemungutan suara (TPS). Menurut Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Sarmuji, partainya telah berkoordinasi dengan partai-partai koalisi di setiap daerah untuk memastikan pengawalan suara kandidat berjalan maksimal.
“Jumlah saksi yang kami siapkan bergantung pada kekuatan koalisi di masing-masing daerah. Kami juga menggelar bimbingan teknis di beberapa wilayah untuk memastikan para saksi memahami peran mereka dengan baik,” ujar Sarmuji.
Hal serupa juga dilakukan oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Wakil Ketua Umum PKB, M Hanif Dakhiri, menyatakan bahwa pelatihan saksi telah dilakukan di seluruh daerah tempat kandidat mereka bertarung. “Kami ingin memastikan bahwa semua saksi dapat menjalankan tugasnya untuk menjaga perolehan suara kandidat yang kami usung,” tegasnya.
Kekuatan Sukarelawan dan Komunitas
Tidak hanya partai politik, kelompok sukarelawan juga memainkan peran signifikan. Tim pemenangan Pramono Anung-Rano Karno, misalnya, melibatkan berbagai komunitas seperti Forum Betawi Rempug (FBR), Forum Komunikasi Anak Betawi (Forkabi), dan Forum Komunikasi Putra-Putri TNI/Polri (FKPPI). Bahkan, tim ini juga mengerahkan 15.000 advokat untuk memastikan pengawasan di TPS berjalan tanpa kendala.
“Semua pihak kami libatkan, mulai dari saksi partai, relawan, hingga komunitas masyarakat. Kami tidak ingin ada celah yang dapat dimanfaatkan untuk kecurangan,” ujar Aris Setiawan Yodi, Juru Bicara Tim Pemenangan Pramono Anung-Rano Karno.
Selain itu, tim ini juga menginstruksikan semua pendukung untuk aktif memantau lingkungan sekitar selama masa tenang. Mereka diminta melaporkan segala bentuk praktik politik uang atau intervensi yang berpotensi mencederai kebebasan pemilih.
Komitmen Melawan Politik Uang
Di tengah berbagai upaya pengamanan suara, salah satu isu yang terus menjadi perhatian adalah politik uang. Praktik ini sering kali mencuat menjelang hari pemungutan suara. Oleh karena itu, partai politik dan tim pemenangan kandidat berlomba-lomba menunjukkan komitmen mereka dalam menjaga integritas Pilkada.
Aris Setiawan Yodi menyatakan bahwa tim pemenangan Pramono Anung-Rano Karno memiliki komitmen tinggi untuk melawan praktik semacam ini. “Kami menginstruksikan semua saksi dan relawan untuk menjaga kebebasan masyarakat dalam memilih. Tidak boleh ada satu pun bentuk intervensi yang mencederai demokrasi,” tegasnya. (Kompas.id, 24/11/2024)
Pertarungan Sengit di Ibu Kota: Jakarta Menyaksikan Duel Epik Pramono-Rano vs Ridwan-Suswono!
Jumat Berkah: Ribuan Nasi Kotak Hujani Jakarta, Dukungan untuk Mas Pram dan Bang Doel Menggema!
Kesiapan Ridwan Kamil-Suswono
Di kubu lainnya, pasangan Ridwan Kamil-Suswono yang diusung Gerindra juga tidak kalah siap. Maruarar Sirait, seorang politikus Gerindra, menyatakan keyakinannya bahwa pasangan ini dapat mempertahankan dukungan di Jakarta.
“Rakyat Jakarta adalah pemilih cerdas. Mereka mampu membedakan mana kandidat yang memiliki rekam jejak bersih dan mana yang tidak. Kami yakin dukungan untuk Ridwan Kamil-Suswono tidak akan goyah,” ujar Maruarar.
Tim ini juga telah menyiapkan jaringan saksi berlapis yang terdiri atas relawan, pendukung partai, dan komunitas masyarakat. Mereka fokus pada pengawasan langsung di lapangan untuk meminimalkan potensi kecurangan.
Menghadapi Tekanan di Masa Tenang
Masa tenang sering kali menjadi waktu rawan karena godaan politik uang dan praktik-praktik tidak sehat lainnya. Dalam suasana di mana kampanye terbuka tidak lagi diizinkan, pihak-pihak tertentu terkadang mencoba memengaruhi pemilih dengan cara-cara yang tidak etis.
Namun, masyarakat Indonesia semakin sadar akan pentingnya menjaga integritas demokrasi. Di Jakarta, misalnya, para pemilih dari kalangan kelas menengah dan intelektual diharapkan menjadi benteng utama dalam melawan praktik-praktik tersebut.
“Kami yakin masyarakat Jakarta tidak akan mudah terpengaruh. Mereka memahami bahwa suara mereka adalah kekuatan untuk menentukan masa depan,” kata Aris Setiawan Yodi.
Pertarungan Sunyi yang Menentukan
Di balik larangan kampanye di masa tenang, realitasnya adalah bahwa ini adalah waktu krusial bagi setiap pihak untuk mempertahankan dukungan suara. Dengan strategi totalitas, baik melalui pengawasan ketat, pelibatan komunitas, maupun pengamanan suara di TPS, partai politik dan tim pemenangan berjuang hingga detik terakhir untuk memastikan hasil yang maksimal.
Masa tenang ini adalah “pertarungan sunyi” yang tidak kalah sengit dari kampanye terbuka. Bagi para kandidat, setiap langkah kecil dapat menentukan kemenangan. Di sisi lain, masyarakat memegang peran besar untuk menjaga agar pesta demokrasi ini berjalan jujur, adil, dan bermartabat.
Ketika tanggal 27 November tiba, hasil dari segala upaya di masa tenang ini akan teruji. Siapa yang mampu memanfaatkan “keheningan” ini dengan strategi terbaik akan keluar sebagai pemenang sejati dalam Pilkada 2024. Pertarungan sunyi ini, meski tak terdengar, adalah langkah terakhir menuju garis finis demokrasi. By Mukroni
Foto Kowantaranews
- Berita Terkait
Kembali ke Federalisme: Membangun Otonomi untuk Pembangunan yang Merata
Membangun Keadilan Melalui Otonomi: Gagasan Negara Federal untuk Indonesia
Indonesia Timur Terabaikan: Kekayaan Alam Melimpah, Warganya Tetap Miskin!
Menuju Swasembada Pangan: Misi Mustahil atau Harapan yang Tertunda?
QRIS dan Uang Tunai: Dua Sisi dari Evolusi Pembayaran di Indonesia
Ledakan Ekonomi Pedas: Sambal Indonesia Mengguncang Dunia!
Keanekaragaman Hayati di Ujung Tanduk: Lenyapnya Satwa dan Habitat Indonesia!
Indonesia Menuju 2045: Berhasil Naik Kelas, Tapi Kemiskinan Semakin Mengancam?
Food Estate: Ilusi Ketahanan Pangan yang Berujung Malapetaka ?
Menjelang Akhir Jabatan, Jokowi Tinggalkan PR Besar: Pembebasan Lahan IKN Tersendat!
Pangan Indonesia di Ujung Tanduk: Fase Krusial Beras dan Gula Menuju Krisis!
Tambang Pasir Laut: Ancaman Mematikan bagi Ekosistem dan Kehidupan Pesisir Indonesia!
Duel Menteri Jokowi: Ekspor Pasir Laut atau Hancurkan Lautan Indonesia?
Lonjakan Konsumsi di Tengah Tekanan Ekonomi: Masyarakat Indonesia Bertahan dengan Tabungan!
Hilirisasi Tambang: Mesin Pertumbuhan Ekonomi yang Tak Kunjung Menyala
Impor Lagi? Karena Produksi Pangan Lokal Terlalu Mewah untuk Rakyat!
Stop! Impor Makanan Mengancam! Ketahanan Pangan Indonesia di Ujung Tanduk!
Selamat Datang di Kawasan Lindung: Hutan Hilang Dijamin!
Kongsi Gula Raksasa: Kuasai Tanah, Singkirkan Hutan di Merauke!
Ekspor Pasir Laut Dibuka: Keuntungan Instan, Kerusakan Lingkungan Mengancam Masa Depan!
APBN 2025: Anggaran Jumbo, Stimulus Mini untuk Ekonomi
“Investasi di IKN Melonjak, Tapi Pesawatnya Masih Cari Parkir”
Mandeknya Pengembalian Aset BLBI: Ujian Nyali dan Komitmen Pemerintah
Jeratan Hukum Fify Mulyani dalam Kasus Poligami dan Tindak Pidana Pencucian Uang
Skandal Kuota Haji Khusus: Dugaan Penyelewengan di Balik Penyelenggaraan Haji 2024
IKN di Persimpangan: Anggaran Menyusut, Investasi Swasta Diharapkan
Warteg Menolak IKN, Apa Warteg Menolak IKAN ?
Keren !, Sejumlah Alumni UB Mendirikan Koperasi dan Warteg Sahabat di Kota Malang
Ternyata Warteg Sahabat KOWATAMI Memakai Sistem Kasir Online
Ternyata Warteg Sahabat Berada di Bawah Naungan Koperasi Warung Sahabat Madani
Wow Keren !, Makan Gratis di Warteg Sahabat Untuk Penghafal Surat Kahfi di Hari Minggu
Warteg Sahabat Satu-Satunya Warteg Milenial di Kota Malang dengan Wifi
Warteg Sahabat Menawarkan Warteg Gaya Milenial untuk Kota Malang dan Sekitarnya
Republik Bahari Mengepakan Sayap Warteg ala Café di Cilandak Jakarta Selatan
Promo Gila Gilaan Di Grand Opening Rodjo Duren Cirendeu.
Pelanggan Warteg di Bekasi dan Bogor Kecewa, Menu Jengkol Hilang
KOWARTAMI Membuka Lagi Gerai Warteg Republik Bahari ke-5 di MABES Jakarta Barat
Ternyata Nasi Padang Ada yang Harganya Lebih Murah dari Warteg, Apa benar ?
Menikmati Menu Smoothies Buah Naga Di Laloma Cafe Majalengka
Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu
Ketika Pedagang Warteg Menanyakan Syarat Mendapatkan Satu Juta Kuota Sertifikasi Halal Gratis
Warteg Republik Bahari Di Bawah Kowartami Mulai Berkibar Di Penghujung Pandemi
Curhat Pemilik Warung Seafood Bekasi Ketika Omsetnya Belum Beranjak Naik
Trending Di Twitter, Ternyata Mixue Belum Mendapat Sertifikat Halal Dari BPJPH Kementerian Agama
Megenal Lebih Dekat Apapun Makanannya Teh Botol Sosro Minumannya, Cikal Bakalnya Dari Tegal
Kowartami Resmikan Warteg Republik Bahari Cabang Ke-4 Di Salemba Jakarta Pusat
Natal Di Jepang, Kentucky Fried Chicken (KFC) Salah Satu Makanan Favorit
Pedagang Warteg Semakin Sulit Harga Beras Naik
Yabie Cafe Tempat Bersantai Kekinian di Kranji Bekasi
Nongkrong Sambil Mencicip Surabi dengan Beragam Topping di Bandung