Jakarta, Kowantaranews.com – Dalam perhelatan Pilkada DKI Jakarta 2024, pasangan calon gubernur dan wakil gubernur nomor urut 3, Pramono Anung dan Rano Karno, mengklaim kemenangan satu putaran berdasarkan hasil sementara real count internal mereka. Berdasarkan data yang dikumpulkan dari formulir C1.Hasil-KWK, pasangan ini memperoleh 50,09 persen suara, setara dengan 2.163.111 suara. Klaim ini memberikan gambaran awal tentang hasil pemungutan suara, meskipun hasil resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) masih dinantikan.
Rekapitulasi Internal yang Menggembirakan
Tim pemenangan Pramono-Rano, dalam konferensi pers yang digelar pada Rabu malam (27/11), menyatakan optimisme mereka terhadap hasil yang ditunjukkan oleh data internal. Proses pengumpulan data dilakukan secara real-time dari seluruh Tempat Pemungutan Suara (TPS) di wilayah DKI Jakarta. Dengan menggunakan teknologi berbasis digital dan relawan di lapangan, mereka mengklaim bahwa data yang diperoleh cukup valid untuk memberikan gambaran awal mengenai perolehan suara.
“Ini adalah hasil rekapitulasi yang telah kami himpun langsung dari formulir C1 yang dikumpulkan oleh saksi kami di setiap TPS. Data ini sudah diverifikasi di tingkat internal, dan hasilnya menunjukkan bahwa pasangan Pramono-Rano unggul dengan 50,09 persen suara,” ujar Sekretaris Tim Pemenangan Pramono-Rano, Aria Bima. (www.cnnindonesia.com, 28/11/2024)
Persentase suara tersebut dinilai cukup untuk memenangkan Pilkada DKI Jakarta dalam satu putaran, sesuai aturan yang menyatakan bahwa pasangan calon harus memperoleh lebih dari 50 persen suara sah untuk menghindari putaran kedua.
Baca Juga : Pilkada Serentak: Efisiensi yang Dibayangi Korupsi dan Mahar Politik
Persaingan Ketat di Pilkada DKI 2024
Pilkada DKI Jakarta kali ini diwarnai oleh persaingan sengit di antara tiga pasangan calon. Selain Pramono Anung dan Rano Karno, dua pasangan lainnya adalah Ridwan Kamil yang berpasangan dengan Suswono (nomor urut 1) dan Dharma Pongrekun yang didampingi Kun Wardana Abyoto (nomor urut 2).
Sejak awal masa kampanye, ketiga pasangan ini berlomba-lomba menawarkan visi dan program yang menarik perhatian masyarakat ibu kota. Berbagai isu strategis, seperti penanganan banjir, kemacetan, perumahan terjangkau, hingga kebijakan ekonomi lokal, menjadi topik utama dalam debat dan kampanye.
Pramono Anung, yang dikenal sebagai politisi senior dengan latar belakang pengalaman sebagai Sekretaris Kabinet, membawa pesan stabilitas pemerintahan dan efisiensi birokrasi. Sementara Rano Karno, sosok yang dikenal melalui kiprahnya sebagai aktor sekaligus mantan Gubernur Banten, dianggap memiliki kedekatan emosional dengan rakyat melalui persona yang sederhana dan komunikatif. Kombinasi keduanya dinilai berhasil merebut hati masyarakat kelas menengah dan bawah.
Strategi Kampanye yang Efektif
Keberhasilan Pramono-Rano dalam meraih dukungan signifikan tak lepas dari strategi kampanye yang dirancang matang. Kampanye pasangan ini fokus pada pendekatan langsung ke masyarakat melalui program “Turun ke Akar Rumput.” Mereka tidak hanya memanfaatkan media sosial dan iklan digital, tetapi juga gencar mengunjungi permukiman padat, pasar tradisional, dan fasilitas umum untuk berdialog langsung dengan warga.
Selain itu, pasangan ini menawarkan beberapa program unggulan yang menjadi daya tarik utama. Salah satunya adalah janji untuk mempercepat pembangunan infrastruktur penanganan banjir melalui teknologi ramah lingkungan. Mereka juga menjanjikan program hunian vertikal murah untuk warga berpenghasilan rendah, yang dianggap sebagai solusi inovatif untuk masalah perumahan di Jakarta.
Menurut pengamat politik dari Universitas Indonesia, Dr. Amalia Puspita, pendekatan kampanye pasangan ini cukup efektif karena mampu menyentuh isu-isu yang sangat relevan dengan kebutuhan masyarakat Jakarta. “Pramono-Rano berhasil menciptakan narasi bahwa mereka adalah solusi bagi persoalan Jakarta yang kompleks. Itu menjadi salah satu faktor kunci yang mungkin menjelaskan keunggulan mereka dalam real count internal,” ujarnya.
Respon dari Pesaing dan Masyarakat
Klaim kemenangan Pramono-Rano tentu saja memancing reaksi dari pasangan calon lainnya. Tim pemenangan M Ridwan Kamil-Suswono memilih untuk menunggu hasil resmi dari KPU sebelum memberikan tanggapan lebih lanjut. Namun, beberapa pihak menyampaikan bahwa hasil internal yang dirilis oleh tim Pramono-Rano belum tentu mencerminkan hasil akhir.
Di sisi lain, masyarakat Jakarta memberikan tanggapan beragam terhadap klaim ini. Sebagian warga yang menjadi pendukung pasangan Pramono-Rano menyambut klaim tersebut dengan sukacita. “Saya memang memilih Pak Pramono karena pengalamannya dan percaya beliau bisa membawa perubahan nyata di Jakarta,” ujar Siti Nurjanah, seorang warga Cempaka Putih.
Namun, ada juga warga yang menilai bahwa klaim ini terlalu dini. “Saya rasa kita harus menunggu hasil resmi dari KPU. Bagaimanapun juga, proses rekapitulasi masih berjalan, dan kita tidak tahu apakah akan ada perubahan signifikan,” kata Herman, seorang warga Tebet.
Tantangan Menuju Penetapan Hasil Resmi
Meskipun hasil internal memberikan angin segar bagi tim Pramono-Rano, tantangan masih menanti hingga pengumuman resmi oleh KPU. Proses rekapitulasi manual di tingkat kota dan provinsi membutuhkan waktu lebih lama untuk memastikan keakuratan data. Selain itu, potensi munculnya sengketa hasil juga menjadi hal yang harus diantisipasi.
Pengamat politik sekaligus peneliti di LIPI, Prof. Heru Santoso, mengingatkan bahwa klaim hasil internal seperti ini sering kali menjadi bagian dari strategi politik untuk membangun narasi kemenangan di mata publik. “Namun, kita harus ingat bahwa keputusan akhir tetap berada di tangan KPU. Oleh karena itu, penting bagi semua pihak untuk menahan diri dan menghormati proses yang sedang berjalan,” ujarnya.
Menghadapi Putaran Kedua atau Tidak?
Jika klaim real count internal ini terbukti sesuai dengan hasil akhir KPU, maka Pilkada DKI Jakarta 2024 akan berakhir dalam satu putaran. Hal ini akan menghemat biaya dan energi yang biasanya dikeluarkan dalam proses putaran kedua. Namun, jika perolehan suara pasangan ini ternyata berada di bawah 50 persen, maka putaran kedua akan menjadi ajang pertarungan baru yang lebih sengit.
Potensi putaran kedua tentu saja akan memberikan peluang bagi pasangan lain untuk menyusun strategi ulang dan merebut dukungan dari pemilih yang sebelumnya memilih pasangan lain. Dalam skenario ini, kemampuan membangun koalisi dan menarik simpati dari pemilih undecided akan menjadi faktor penentu.
Baca Juga : Pertarungan Sunyi: Strategi Totalitas Menjaga Suara di Masa Tenang Pilkada 2024
Baca Juga : Jumat Berkah: Ribuan Nasi Kotak Hujani Jakarta, Dukungan untuk Mas Pram dan Bang Doel Menggema!
Menanti Hasil Akhir
Saat ini, semua mata tertuju pada KPU sebagai lembaga yang memiliki otoritas penuh untuk mengumumkan hasil resmi Pilkada DKI Jakarta 2024. Masyarakat Jakarta diimbau untuk tetap tenang dan mengikuti perkembangan secara bijak.
Pramono Anung dan Rano Karno, melalui tim pemenangan mereka, menyatakan komitmen untuk menghormati proses demokrasi yang berjalan. “Kami percaya pada transparansi dan akuntabilitas sistem pemilu di Indonesia. Hasil ini adalah optimisme kami, tetapi keputusan akhir tetap kami serahkan kepada KPU,” ujar Rano Karno.
Seiring berjalannya waktu, masyarakat Jakarta akan segera mengetahui siapa yang akan memimpin ibu kota untuk lima tahun ke depan. Apakah pasangan Pramono-Rano benar-benar unggul seperti yang diklaim, ataukah persaingan akan berlanjut ke putaran kedua? Semua masih menunggu waktu. By Mukroni
Foto Kowantaranews
- Berita Terkait
Kembali ke Federalisme: Membangun Otonomi untuk Pembangunan yang Merata
Membangun Keadilan Melalui Otonomi: Gagasan Negara Federal untuk Indonesia
Indonesia Timur Terabaikan: Kekayaan Alam Melimpah, Warganya Tetap Miskin!
Menuju Swasembada Pangan: Misi Mustahil atau Harapan yang Tertunda?
QRIS dan Uang Tunai: Dua Sisi dari Evolusi Pembayaran di Indonesia
Ledakan Ekonomi Pedas: Sambal Indonesia Mengguncang Dunia!
Keanekaragaman Hayati di Ujung Tanduk: Lenyapnya Satwa dan Habitat Indonesia!
Indonesia Menuju 2045: Berhasil Naik Kelas, Tapi Kemiskinan Semakin Mengancam?
Food Estate: Ilusi Ketahanan Pangan yang Berujung Malapetaka ?
Menjelang Akhir Jabatan, Jokowi Tinggalkan PR Besar: Pembebasan Lahan IKN Tersendat!
Pangan Indonesia di Ujung Tanduk: Fase Krusial Beras dan Gula Menuju Krisis!
Tambang Pasir Laut: Ancaman Mematikan bagi Ekosistem dan Kehidupan Pesisir Indonesia!
Duel Menteri Jokowi: Ekspor Pasir Laut atau Hancurkan Lautan Indonesia?
Lonjakan Konsumsi di Tengah Tekanan Ekonomi: Masyarakat Indonesia Bertahan dengan Tabungan!
Hilirisasi Tambang: Mesin Pertumbuhan Ekonomi yang Tak Kunjung Menyala
Impor Lagi? Karena Produksi Pangan Lokal Terlalu Mewah untuk Rakyat!
Stop! Impor Makanan Mengancam! Ketahanan Pangan Indonesia di Ujung Tanduk!
Selamat Datang di Kawasan Lindung: Hutan Hilang Dijamin!
Kongsi Gula Raksasa: Kuasai Tanah, Singkirkan Hutan di Merauke!
Ekspor Pasir Laut Dibuka: Keuntungan Instan, Kerusakan Lingkungan Mengancam Masa Depan!
APBN 2025: Anggaran Jumbo, Stimulus Mini untuk Ekonomi
“Investasi di IKN Melonjak, Tapi Pesawatnya Masih Cari Parkir”
Mandeknya Pengembalian Aset BLBI: Ujian Nyali dan Komitmen Pemerintah
Jeratan Hukum Fify Mulyani dalam Kasus Poligami dan Tindak Pidana Pencucian Uang
Skandal Kuota Haji Khusus: Dugaan Penyelewengan di Balik Penyelenggaraan Haji 2024
IKN di Persimpangan: Anggaran Menyusut, Investasi Swasta Diharapkan
Warteg Menolak IKN, Apa Warteg Menolak IKAN ?
Keren !, Sejumlah Alumni UB Mendirikan Koperasi dan Warteg Sahabat di Kota Malang
Ternyata Warteg Sahabat KOWATAMI Memakai Sistem Kasir Online
Ternyata Warteg Sahabat Berada di Bawah Naungan Koperasi Warung Sahabat Madani
Wow Keren !, Makan Gratis di Warteg Sahabat Untuk Penghafal Surat Kahfi di Hari Minggu
Warteg Sahabat Satu-Satunya Warteg Milenial di Kota Malang dengan Wifi
Warteg Sahabat Menawarkan Warteg Gaya Milenial untuk Kota Malang dan Sekitarnya
Republik Bahari Mengepakan Sayap Warteg ala Café di Cilandak Jakarta Selatan
Promo Gila Gilaan Di Grand Opening Rodjo Duren Cirendeu.
Pelanggan Warteg di Bekasi dan Bogor Kecewa, Menu Jengkol Hilang
KOWARTAMI Membuka Lagi Gerai Warteg Republik Bahari ke-5 di MABES Jakarta Barat
Ternyata Nasi Padang Ada yang Harganya Lebih Murah dari Warteg, Apa benar ?
Menikmati Menu Smoothies Buah Naga Di Laloma Cafe Majalengka
Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu
Ketika Pedagang Warteg Menanyakan Syarat Mendapatkan Satu Juta Kuota Sertifikasi Halal Gratis
Warteg Republik Bahari Di Bawah Kowartami Mulai Berkibar Di Penghujung Pandemi
Curhat Pemilik Warung Seafood Bekasi Ketika Omsetnya Belum Beranjak Naik
Trending Di Twitter, Ternyata Mixue Belum Mendapat Sertifikat Halal Dari BPJPH Kementerian Agama
Megenal Lebih Dekat Apapun Makanannya Teh Botol Sosro Minumannya, Cikal Bakalnya Dari Tegal
Kowartami Resmikan Warteg Republik Bahari Cabang Ke-4 Di Salemba Jakarta Pusat
Natal Di Jepang, Kentucky Fried Chicken (KFC) Salah Satu Makanan Favorit
Pedagang Warteg Semakin Sulit Harga Beras Naik
Yabie Cafe Tempat Bersantai Kekinian di Kranji Bekasi
Nongkrong Sambil Mencicip Surabi dengan Beragam Topping di Bandung