Jakarta, Kowantaranews.com -Pada 27 Juli 2024, dunia mode dikejutkan oleh berita dari Adidas, merek olahraga internasional yang dikenal dengan inovasi dan desain iklannya yang ikonik. Kali ini, Adidas menghadapi krisis yang memaksa mereka untuk meminta maaf kepada Bella Hadid, seorang model terkenal yang menjadi wajah kampanye terbaru mereka. Permintaan maaf ini merupakan respons terhadap gelombang kecaman yang dipicu oleh iklan yang menampilkan Hadid dan menyentuh isu-isu sensitif terkait dengan dukungannya terhadap Palestina.
Kontroversi dalam Kampanye Iklan
Adidas meluncurkan kampanye iklan terbaru mereka yang menampilkan Bella Hadid sebagai model utama untuk sneakers retro SL 72. Sneakers ini memiliki nilai sejarah karena pertama kali dirilis pada Olimpiade Munich 1972. Kampanye ini dirancang untuk menyambut Olimpiade Paris 2024, namun keputusan Adidas untuk menggunakan Hadid dalam iklan ini menimbulkan kontroversi besar.
Hadid, seorang model berusia 27 tahun, dikenal secara terbuka mendukung hak-hak Palestina. Dukungan vokalnya terhadap Palestina dan kritik terhadap kebijakan Israel menjadikannya sosok yang kontroversial di kalangan pendukung Israel. Ini menjadi titik tekan utama dalam kecaman yang dilontarkan terhadap kampanye Adidas. Para pendukung Israel merasa bahwa memilih Hadid sebagai wajah iklan sneakers yang terkait dengan Olimpiade Munich 1972—di mana tragedi berdarah terjadi—merupakan sebuah penghinaan.
Sejarah Gelap Olimpiade Munich 1972
Insiden yang terjadi pada Olimpiade Munich 1972 adalah salah satu momen paling tragis dalam sejarah Olimpiade. Pada saat itu, sekelompok teroris Palestina yang dikenal sebagai Black September menyandera dan membunuh 11 atlet dan pelatih Israel. Tragedi ini menciptakan luka mendalam bagi banyak orang, baik di Israel maupun di seluruh dunia. Mengingat konteks sejarah yang sensitif ini, kehadiran Hadid dalam kampanye yang merayakan acara olahraga yang sama membuat banyak pihak merasa tersinggung.
Reaksi dari Publik dan Pendukung Israel
Kritik terhadap kampanye iklan ini datang dari berbagai penjuru. Banyak pendukung Israel mengecam keputusan Adidas karena dinilai tidak sensitif terhadap latar belakang sejarah tragedi Munich. Mereka menganggap bahwa Hadid, yang dikenal aktif dalam kampanye solidaritas Palestina, tidak cocok untuk mempromosikan produk yang terkait dengan peristiwa bersejarah yang penuh penderitaan bagi bangsa Israel.
Kecaman ini tidak hanya terbatas pada media sosial tetapi juga mempengaruhi opini publik secara luas. Ada berbagai tuduhan bahwa Adidas sengaja mengabaikan konteks sejarah dan perasaan yang terkait dengan tragedi Munich. Pihak-pihak yang mendukung Israel merasa bahwa keputusan tersebut merupakan bentuk ketidakpedulian terhadap perasaan dan pengalaman masyarakat Israel yang masih trauma dari insiden tersebut.
Baca juga : Senator Bernie Sanders Criticizes Congressional Invitation to Netanyahu: Calls Out Alleged War Crimes
Baca juga : Protes Besar-besaran di Depan Kongres AS Menyoroti Ketidakpuasan Terhadap Kebijakan AS-Israel
Baca juga : Adidas Dihujani Kritik Usai Menarik Iklan Bella Hadid Karena Desakan Pro-Israel
Langkah-langkah dari Adidas
Dalam menanggapi krisis ini, Adidas mengeluarkan pernyataan resmi yang mengakui kesalahan dalam keputusan mereka. Dalam pernyataan tersebut, Adidas menyatakan bahwa keputusan untuk memilih Hadid adalah kesalahan yang tidak disengaja dan tidak mempertimbangkan secara mendalam konteks sejarah yang sensitif. Adidas mengungkapkan penyesalan mereka dan meminta maaf kepada Hadid serta semua pihak yang terdampak negatif oleh keputusan ini.
“Kami juga meminta maaf kepada rekan-rekan kami, Bella Hadid, A$AP Nast, Jules Koundé, dan lain-lain atas dampak negatif yang terjadi kepada mereka dan kami akan merevisi kampanyenya,” tulis Adidas dalam pernyataannya.
Permintaan Maaf dan Tindakan Selanjutnya
Permintaan maaf ini muncul setelah laporan bahwa Bella Hadid sedang menyiapkan tindakan hukum terhadap Adidas. Menurut berita dari US Weekly, Hadid merasa bahwa Adidas tidak cukup memperhitungkan konteks sejarah dan dampak dari keputusan mereka. Sumber yang dekat dengan Hadid menyebutkan bahwa model tersebut merasa “kesal” bukan hanya karena fotonya ditarik dari kampanye, tetapi juga karena merek tersebut dianggap tidak peka terhadap latar belakang sejarah yang sensitif.
Hadid dikabarkan sedang mempertimbangkan untuk membawa kasus ini ke pengadilan karena kurangnya akuntabilitas dari pihak Adidas. Menurut laporan, ketidakpuasan Hadid tidak hanya terkait dengan penarikan foto tetapi juga dengan cara Adidas menangani situasi ini secara publik. Hadid ingin memastikan bahwa isu-isu sensitif seperti ini diperhitungkan dengan lebih baik dalam perencanaan kampanye iklan di masa depan.
Dampak Kontroversi terhadap Reputasi Merek
Kontroversi ini mempengaruhi reputasi Adidas secara signifikan. Merek ini dikenal karena kampanye iklannya yang inovatif dan terhubung dengan nilai-nilai sosial, tetapi insiden ini menunjukkan bahwa mereka masih menghadapi tantangan dalam mengelola sensitivitas budaya dan sejarah. Adidas perlu mengevaluasi kembali cara mereka menangani konten yang berhubungan dengan isu-isu yang bisa memicu reaksi emosional di kalangan berbagai kelompok.
Langkah-langkah yang diambil oleh Adidas dalam menangani krisis ini termasuk meminta maaf secara terbuka, menarik iklan yang menimbulkan kontroversi, dan berkomitmen untuk lebih berhati-hati dalam kampanye mendatang. Namun, dampak dari keputusan ini terhadap hubungan Adidas dengan konsumen dan mitra bisnis masih harus dilihat.
Kasus ini menjadi pelajaran penting bagi merek-merek global dalam memahami dan menghormati sensitivitas sejarah dan budaya. Permintaan maaf Adidas kepada Bella Hadid adalah langkah awal dalam menangani dampak dari kontroversi ini. Ke depan, penting bagi perusahaan besar untuk mengintegrasikan perspektif yang lebih luas dalam perencanaan kampanye mereka untuk menghindari insiden serupa di masa depan. Sementara itu, Bella Hadid dan Adidas akan melanjutkan proses penyelesaian yang diharapkan dapat memperbaiki hubungan dan memulihkan citra kedua belah pihak di mata publik. *Mukroni
Sumber wolipop
Foto Kowantaranews
- Berita Terkait :
Protes Besar-besaran di Depan Kongres AS Menyoroti Ketidakpuasan Terhadap Kebijakan AS-Israel
Adidas Dihujani Kritik Usai Menarik Iklan Bella Hadid Karena Desakan Pro-Israel
Yemen Celebrates in the Streets Following Successful Drone Strike on Tel Aviv
UK’s New PM Keir Starmer Calls for Urgent Gaza Ceasefire and Two-State Solution
Netanyahu Announces Israeli Delegation to Cairo for Ceasefire Talks Amid Ongoing Gaza Conflict
Hamas Accuses Israel of Stalling in Gaza Ceasefire Talks, Awaits Mediator Updates
Gaza War Spurs Surge in Terrorist Recruitment, Warns U.S. Intelligence
Heavy Fighting in Gaza Forces Thousands to Flee Again Amid Ongoing Conflict
Gaza Summer: Sewage, Garbage, and Health Risks in War-Torn Tent Camps
Head of Gaza’s Largest Hospital Released by Israel After Seven Months of Detention
Kisah Pegunungan Bani Yas’in: Esau bin Ishaq dan Keberanian Bani Jawa dalam Catatan Ibnu Khaldun
Unimaginable Suffering: A Hull Surgeon’s Mission to Aid Gaza’s War-Torn Civilians
Escalating Tensions: Israel and Hezbollah Edge Closer to Conflict Amid Rocket Fire and Threats
Netanyahu Announces Imminent Conclusion of Gaza Conflict’s Intense Phase
Gaza’s Overlooked Hostages: Thousands Held Without Charge in Israeli Detention
Chilean Art Exhibition Celebrates Palestinian Solidarity
Houthi Rebels Sink Bulk Carrier in Red Sea Escalation Amid Israel-Hamas Conflict
Tragedi Kemanusiaan di Gaza: Serangan Israel Menewaskan Sedikitnya 42 Orang
Kuba Ikut Dalam Gugatan Internasional Afrika Selatan di ICJ Mengenai Tindakan Israel di Gaza
Mengapa Gaza Adalah Zona Perang Terburuk: Perspektif Ahli Bedah Trauma David Nott
Armenia Resmi Akui Palestina sebagai Negara di Tengah Konflik Gaza-Israel
Qatar Lakukan Negosiasi Intensif untuk Gencatan Senjata Israel-Hamas
Day 256: Gaza Under Siege – Israel’s Airstrikes Claim Dozens of Lives
Pengunduran Diri Pejabat AS Stacy Gilbert: Protes terhadap Kebijakan Bantuan Kemanusiaan di Gaza
Idul Adha di Tengah Konflik: Ketika Kegembiraan Berganti Kesedihan di Gaza
Tragedi di Rafah: Delapan Tentara Israel Tewas dalam Pertempuran Terbaru di Jalur Gaza
AS menjatuhkan sanksi pada ‘kelompok ekstremis Israel’ karena memblokir bantuan Gaza
Langkah Israel: ‘Jeda Taktis’ untuk Meringankan Krisis Kemanusiaan di Gaza
Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza oleh Qatar dan Mesir: Langkah Baru Menuju Perdamaian
Akhir yang Mendekat bagi Pemerintahan Netanyahu yang Terpecah
Krisis Kemanusiaan di Gaza: Keputusasaan di Tengah Pertempuran
Ketegangan AS-Israel: Perdebatan atas Berbagi Informasi Intelijen
Tekanan Boikot Israel terhadap Merek-merek Amerika di Timur Tengah
$7.000 untuk Keluar dari Gaza: Eksploitasi Warga Palestina yang Melarikan Diri ke Mesir
Krisis Kemanusiaan di Gaza Meningkat, Yordania Gelar Pertemuan Darurat Internasional
Transformasi Ekonomi Global: Dampak Penghentian Perjanjian Petro Dollar oleh Arab Saudi
Rencana Gencatan Senjata Gaza Terhambat oleh Perubahan Usulan dari Hamas, Klaim AS
HRW: Penggunaan Kelaparan oleh Israel sebagai Senjata Perang di Gaza Merupakan ‘Kejahatan Perang’
PBB Temukan Bukti Kejahatan Kemanusiaan oleh Israel di Gaza
Resolusi DK PBB Dukung Gencatan Senjata Gaza: Langkah Menuju Perdamaian yang Tantangannya Besar”
Pertemuan Tegang di Kairo: Morsi Dituduh Mengimplikasikan Yahudi Mengendalikan Media AS
Gideon Levy: Pendudukan Israel Tidak Akan Berakhir Sampai Mereka Membayar Akibatnya
Ribuan Orang Berkumpul di Luar Gedung Putih untuk Memprotes Perang di Gaza
Benny Gantz Mengundurkan Diri dari Kabinet Perang: Pukulan Telak bagi Netanyahu
Kebencian terhadap Netanyahu Meningkat di Tengah Isolasi Internasional Israel
Dewan Menteri D-8 Serukan Gencatan Senjata “Segera, Permanen, Tanpa Syarat” di Gaza
Israel Menyerang Sekolah di Gaza yang Menampung Pengungsi Palestina, Menewaskan Sedikitnya 40 Orang
Bagaimana “Le Monde” Meliput Konflik Israel-Palestina Sejak 1945
Spanyol Ikut Campur dalam Kasus Genosida Afrika Selatan Terhadap Israel di ICJ
Bernie Sanders: Menghormati Netanyahu dengan Pidato Kongres adalah Kesalahan Besar
Gideon Levy Mengkritik Media Israel yang Tidak Memperlihatkan Penderitaan di Gaza
Kontroversi di Parlemen Prancis: Bendera Palestina di Tengah Isu Politik Sensitif
Lapid Kecam Smotrich dan Ben Gvir atas Ancaman Gulingkan Koalisi Terkait Gencatan Senjata Sandera
Macklemore: Melawan Apartheid demi Kemerdekaan Palestina di Tengah Konflik Gaza
Mesir Bergabung dalam Kasus Genosida terhadap Israel di Pengadilan Tinggi PBB