• Jum. Okt 11th, 2024

KowantaraNews

RINGKAS DAN TAJAM

Ketegangan AS-Israel: Perdebatan atas Berbagi Informasi Intelijen

ByAdmin

Jun 15, 2024
US President Joe Biden meets with Israeli Prime Minister Benjamin Netanyahu on the sidelines of the 78th United Nations General Assembly in New York City on September 20, 2023. (Photo by Jim WATSON / AFP)
Sharing is caring

Jakarta, Kowantaranews.com    -Ketegangan antara Amerika Serikat dan Israel terkait berbagi informasi intelijen telah menjadi subjek perdebatan yang intens dalam beberapa tahun terakhir. Hubungan antara dua negara ini, yang telah lama dijalin dengan dukungan strategis dan keamanan, saat ini diuji oleh kompleksitas dinamika politik dan militer di Timur Tengah, terutama terkait dengan konflik Israel-Palestina.

Pada dasarnya, perdebatan ini mencerminkan dinamika yang rumit antara kedua negara terkait bagaimana dan seberapa jauh Amerika Serikat seharusnya memberikan informasi intelijen kepada Israel. Amerika Serikat, sebagai sekutu terdekat Israel, telah berkomitmen untuk memberikan dukungan militer dan intelijen yang signifikan, yang dianggap penting untuk keamanan Israel di wilayah yang sangat tidak stabil ini.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, beberapa pejabat Amerika Serikat mulai menunjukkan ketidakpuasan terhadap cara Israel menggunakan informasi yang diberikan oleh AS. Mereka khawatir bahwa informasi tersebut dapat digunakan dalam operasi militer yang kontroversial atau melanggar hukum internasional, terutama terkait dengan perlakuan terhadap warga Palestina.

Latar Belakang Hubungan AS-Israel

Hubungan antara Amerika Serikat dan Israel telah lama didasarkan pada persahabatan strategis dan kepentingan bersama di Timur Tengah. Israel sering kali dianggap sebagai sekutu terdekat AS di kawasan tersebut, dengan AS memberikan dukungan finansial, militer, dan politik yang substansial kepada Israel sejak pembentukannya pada tahun 1948. Dukungan ini meliputi bantuan militer, teknologi canggih, dan perlengkapan pertahanan, seperti misil dan sistem pertahanan rudal.

Namun, hubungan ini tidak selalu tanpa gesekan. Sejarah hubungan AS-Israel dipenuhi dengan momen-momen ketegangan, terutama terkait dengan kebijakan Israel terhadap Palestina dan wilayah yang disengketakan. Salah satu aspek yang terus mempengaruhi hubungan ini adalah pertukaran informasi intelijen, yang menjadi semakin sensitif dengan perubahan dinamika politik dan keamanan di kawasan tersebut.

Perkembangan Terkini: Ketegangan terkait Informasi Intelijen

Dalam beberapa tahun terakhir, ada peningkatan ketegangan terkait berbagi informasi intelijen antara AS dan Israel. Salah satu perdebatan utama adalah seberapa banyak informasi rahasia yang seharusnya dibagikan AS kepada Israel, dan bagaimana informasi tersebut digunakan oleh Israel dalam operasi militer dan keamanan mereka.

Menurut laporan dari berbagai sumber, termasuk Washington Post, beberapa pejabat AS mulai merasa frustrasi dengan permintaan Israel untuk mendapatkan lebih banyak informasi intelijen. Mereka percaya bahwa Israel kadang-kadang meminta informasi yang mungkin digunakan untuk tujuan yang kontroversial atau melanggar hukum internasional, terutama dalam konteks konflik dengan Palestina.

Pejabat Israel, di sisi lain, berpendapat bahwa informasi yang mereka minta adalah penting untuk keamanan nasional mereka dan sering kali mereka dapat mengumpulkan informasi serupa secara independen. Mereka menekankan pentingnya mendapatkan dukungan dari AS, terutama dalam menghadapi ancaman dari kelompok-kelompok seperti Hamas di Gaza atau Hezbollah di Lebanon.

Kasus Kontroversial: Penggunaan Informasi dalam Konflik

Salah satu titik puncak ketegangan adalah ketika AS memberikan informasi intelijen sensitif kepada Israel terkait keberadaan pemimpin senior Hamas atau lokasi terowongan yang digunakan oleh kelompok-kelompok militan di Gaza. Meskipun AS berharap informasi ini akan digunakan untuk tujuan tertentu, seperti mengidentifikasi target yang spesifik dalam operasi militer, ada kekhawatiran bahwa informasi tersebut juga dapat digunakan untuk tindakan yang berisiko tinggi terhadap warga sipil atau infrastruktur di Gaza.

Pemerintahan AS, terutama di bawah administrasi Biden, mencoba untuk mengendalikan penggunaan informasi yang mereka berikan kepada Israel, dengan menempatkan batasan-batasan tertentu terkait dengan cara informasi itu dapat digunakan. Misalnya, mereka mungkin menyarankan Israel untuk menggunakan informasi ini dalam konteks operasi yang lebih terbatas atau untuk tujuan tertentu yang lebih jelas.

Perspektif dan Reaksi di Dalam AS

Di dalam Amerika Serikat sendiri, perdebatan tentang berbagi informasi intelijen dengan Israel juga mencerminkan berbagai pandangan di antara para pembuat kebijakan dan anggota Kongres. Beberapa senator dan anggota Kongres mengkhawatirkan bahwa AS mungkin menjadi terlibat secara tidak langsung dalam tindakan militer yang kontroversial atau melanggar hukum internasional jika mereka memberikan informasi intelijen yang sensitif kepada Israel tanpa kendali yang memadai.

Namun, ada juga pandangan bahwa AS memiliki kewajiban untuk mendukung sekutunya yang terdekat dalam keamanan nasional mereka, terutama di tengah-tengah konflik regional yang kompleks seperti di Timur Tengah. Pendukung hubungan AS-Israel yang erat menyoroti pentingnya kerjasama intelijen dalam menghadapi ancaman terorisme global dan stabilitas regional.

Baca juga : Tekanan Boikot Israel terhadap Merek-merek Amerika di Timur Tengah

Baca juga : $7.000 untuk Keluar dari Gaza: Eksploitasi Warga Palestina yang Melarikan Diri ke Mesir

Baca juga : Krisis Kemanusiaan di Gaza Meningkat, Yordania Gelar Pertemuan Darurat Internasional

Implikasi Terhadap Hubungan AS-Israel

Ketegangan terkait berbagi informasi intelijen antara AS dan Israel memiliki implikasi yang lebih luas terhadap hubungan kedua negara ini. Meskipun kerjasama militer dan intelijen tetap menjadi pilar penting dari hubungan bilateral, kemampuan AS untuk mengendalikan atau membatasi informasi yang mereka berikan kepada Israel dapat mempengaruhi dinamika kepercayaan dan kerjasama di masa depan.

Perubahan dalam pendekatan administrasi AS terhadap berbagi informasi intelijen dengan Israel, seperti yang terlihat di bawah administrasi Biden, mencerminkan upaya untuk menemukan keseimbangan antara dukungan terhadap keamanan Israel dan mempertahankan prinsip-prinsip hukum internasional dan kemanusiaan.

Ketegangan antara AS dan Israel terkait berbagi informasi intelijen adalah cerminan dari kompleksitas hubungan kedua negara tersebut. Sementara AS berkomitmen untuk mendukung keamanan Israel, mereka juga harus mempertimbangkan implikasi moral dan hukum dari informasi yang mereka berikan, terutama dalam konteks konflik panjang dengan Palestina.

Perdebatan ini terus berkembang seiring dengan dinamika politik dan keamanan di Timur Tengah, dan kemungkinan akan tetap menjadi topik penting dalam kebijakan luar negeri AS di masa depan. Bagaimanapun juga, hubungan strategis antara AS dan Israel akan terus menjadi fokus utama dalam diplomasi global dan keamanan regional di abad ke-21.

Dengan demikian, perdebatan tentang berbagi informasi intelijen antara AS dan Israel mencerminkan tantangan kompleks dalam menjaga keseimbangan antara keamanan nasional, nilai-nilai hukum internasional, dan perlindungan hak asasi manusia di kawasan yang penuh konflik ini. *Mukroni

Sumber  almayadeen.net

Foto Kowantaranews

  • Berita Terkait :

Tekanan Boikot Israel terhadap Merek-merek Amerika di Timur Tengah

$7.000 untuk Keluar dari Gaza: Eksploitasi Warga Palestina yang Melarikan Diri ke Mesir

Krisis Kemanusiaan di Gaza Meningkat, Yordania Gelar Pertemuan Darurat Internasional

Apple Dituduh Mendukung Konflik Israel-Palestina: Karyawan Menuntut Penghentian Sumbangan Kontroversial

Transformasi Ekonomi Global: Dampak Penghentian Perjanjian Petro Dollar oleh Arab Saudi

Rencana Gencatan Senjata Gaza Terhambat oleh Perubahan Usulan dari Hamas, Klaim AS

HRW: Penggunaan Kelaparan oleh Israel sebagai Senjata Perang di Gaza Merupakan ‘Kejahatan Perang’

PBB Temukan Bukti Kejahatan Kemanusiaan oleh Israel di Gaza

Knesset Israel Setujui Undang-Undang Kontroversial Wajib Militer Ultra-Ortodoks di Tengah Konflik Gaza

Resolusi DK PBB Dukung Gencatan Senjata Gaza: Langkah Menuju Perdamaian yang Tantangannya Besar”

Pertemuan Tegang di Kairo: Morsi Dituduh Mengimplikasikan Yahudi Mengendalikan Media AS

Angelina Jolie Menuduh Israel dan Pemimpin Dunia Melakukan ‘Kejahatan Perang’ di Gaza: Gaza Menjadi Kuburan Massal dan Penjara Terbuka

Paus Fransiskus Mendesak Tindakan Segera untuk Membantu Warga Gaza yang Dilanda Perang dengan ‘Segala Cara’

Gideon Levy: Pendudukan Israel Tidak Akan Berakhir Sampai Mereka Membayar Akibatnya

Pengusiran Orang Yahudi oleh Jenderal Ulysses S. Grant pada 1862: Perintah Kontroversial di Tengah Perang Saudara

Ribuan Orang Berkumpul di Luar Gedung Putih untuk Memprotes Perang di Gaza

Benny Gantz Mengundurkan Diri dari Kabinet Perang: Pukulan Telak bagi Netanyahu

Kebencian terhadap Netanyahu Meningkat di Tengah Isolasi Internasional Israel

Kolombia Hentikan Ekspor Batu Bara ke Israel karena Konflik Gaza: Tindakan Tegas Presiden Gustavo Petro

Truk Bantuan Palsu Digunakan dalam Operasi Penyelamatan di Nuseirat: Partisipasi ‘Sel Khusus’ AS Terungkap

Dewan Menteri D-8 Serukan Gencatan Senjata “Segera, Permanen, Tanpa Syarat” di Gaza

Penindasan Suara Pro-Palestina: Akademisi Inggris Mengungkap “Perburuan Penyihir” terhadap Muslim di Kehidupan Publik

Israel Menyerang Sekolah di Gaza yang Menampung Pengungsi Palestina, Menewaskan Sedikitnya 40 Orang

Bagaimana “Le Monde” Meliput Konflik Israel-Palestina Sejak 1945

Spanyol Ikut Campur dalam Kasus Genosida Afrika Selatan Terhadap Israel di ICJ

Opini Roy  tentang Solidaritas Mahasiswa Elit Prancis untuk Gaza: Sebuah Tindakan Moral, Bukan Revolusi

Bernie Sanders: Menghormati Netanyahu dengan Pidato Kongres adalah Kesalahan Besar

Gideon Levy Mengkritik Media Israel yang Tidak Memperlihatkan Penderitaan di Gaza

Gencatan Senjata Gaza: Amrit Kaur Menyerukan Kesetiaan pada Kemanusiaan dalam Penerimaan Penghargaan Layar Kanada

Kontroversi di Parlemen Prancis: Bendera Palestina di Tengah Isu Politik Sensitif

Lapid Kecam Smotrich dan Ben Gvir atas Ancaman Gulingkan Koalisi Terkait Gencatan Senjata Sandera

Macklemore: Melawan Apartheid demi Kemerdekaan Palestina di Tengah Konflik Gaza

Maladewa Melarang Warga Israel Masuk Negara Terkait Konflik Gaza: Solidaritas dengan Palestina dan Implikasi Regional

Max Chandler-Mather Menggemakan Solidaritas untuk Palestina di Parlemen: Sebuah Seruan Melawan Ketidakadilan dan Dukungan untuk Penentuan Nasib Sendiri

Mesir Bergabung dalam Kasus Genosida terhadap Israel di Pengadilan Tinggi PBB

Türkiye Bergabung dalam Kasus Genosida Afrika Selatan terhadap Israel di ICJ

Chile Bergabung dengan Afrika Selatan dalam Kasus Genosida Terhadap Israel di ICJ

Terima Kasih, Biden: Ribuan Orang di Yerusalem Berunjuk Rasa Mendukung Tawaran Kesepakatan Sandera yang Baru

Protes Anti-Islam di London: Pendukung Tommy Robinson Teriakkan Slogan Kebencian, Aktivis Pro-Palestina Ditangkap

Kehlani Berkolaborasi dengan Kolektif Nöl Palestina dalam Proyek Penggalangan Dana untuk Keluarga di Palestina, Kongo, dan Sudan

Selebriti AS Berunjuk Rasa untuk Palestina di Tengah Meningkatnya Konflik Gaza

Steven Seagal Terima Penghargaan dari Putin, Sampaikan Pidato Kontroversial tentang Ukraina

Perdana Menteri Georgia Mendorong AS dan UE untuk Menghilangkan Oligarki: Peringatan akan Ancaman Politik Barat terhadap Negaranya

Israel Melobi Pejabat Jerman untuk Mengecam Surat Perintah Penangkapan ICC terhadap Netanyahu

Arab Saudi Sambut Baik Pengakuan Palestina oleh Norwegia, Irlandia, dan Spanyol

Arab Saudi Serukan Hak Hidup Aman bagi Warga Palestina dalam Pertemuan OKI di Jeddah

Senator AS Lindsey Graham Kritik Permintaan Surat Perintah Penangkapan ICC terhadap Pejabat Israel, Khawatir AS Menjadi Target Berikutnya

Pemerintahan Biden Siap Kerja Sama dengan Kongres untuk Potensi Sanksi terhadap ICC atas Permintaan Penangkapan Netanyahu

Kolombia Tegaskan Dukungan bagi Palestina: Pendekatan Baru di Bawah Kepemimpinan Presiden Petro

Norwegia, Irlandia, dan Spanyol Mengakui Negara Palestina: Tindakan Bersejarah yang Mengguncang Diplomasi Global

Staf Yahudi Mengundurkan Diri dari Pemerintahan Biden Sebagai Protes Atas Dukungan Terhadap Kampanye Militer Israel di Gaza

Krisis Kemanusiaan di Gaza Semakin Memperburuk, PBB Hentikan Distribusi Makanan di Rafah

Pernyataan Jaksa ICC Karim AA Khan KC tentang Permohonan Surat Perintah Penangkapan terkait Situasi di Negara Palestina

Andrew Feinstein Mengkritik Pemimpin Partai Buruh, Keir Starmer, atas Dukungannya terhadap Konflik Gaza dan Korupsi dalam Perdagangan Senjata

Perancis, Belgia, dan Slovenia Dukung Upaya ICC untuk Mengeluarkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas

Komunitas Yahudi Berduka: Kehilangan Presiden dan Menteri Luar Negeri Iran, Inilah Penghormatan  Terakhir Neturei Karta

Jatuhnya Helikopter Tewaskan Presiden dan Menteri Luar Negeri Iran: Ketegangan Politik di Tengah Kegagalan Teknis

Prof. Mearsheimer: Pembersihan Etnis atau Solusi Damai? Analisis Krisis Israel

Utusan Palestina: Israel Berniat ‘Menggusur, Menundukkan, atau Membunuh’ Warga Gaza

Insiden di Mahkamah Internasional: Pengacara Israel Disebut ‘Pembohong’ oleh Pengamat Selama Sidang

Raja Saudi Salman Dirawat karena Radang Paru-paru di Istana Al Salam

Helikopter dalam Konvoi yang Membawa Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh di Azerbaijan Timur

JPMorgan Chase Tarik Investasi dari Elbit Systems di Tengah Tekanan Kampanye Boikot

76 Tahun Nakba: Peringatan Sejarah dan Bencana yang Berkepanjangan di Gaza

Afrika Selatan Menuduh Israel Lakukan Genosida di Gaza di Hadapan Mahkamah Internasional, ini Alasan Adila Hassim

Kontroversi Nat Schwartz: Penyelidikan The New York Times tentang Kekerasan Seksual oleh Hamas dan Implikasinya

Pengarahan Jaksa ICC Karim AA Khan KC kepada Dewan Keamanan PBB mengenai Situasi di Libya: Laporan dan Peta Jalan Menuju Keadilan Berdasarkan Resolusi 1970 (2011)

Hakim Kanada Tolak Pembubaran Demo Pro-Palestina di Universitas McGill

Prof. Jeffrey Sachs: Kebijakan Luar Negeri AS Bertentangan dengan Kepentingan Rakyat dan Didasarkan pada Kebohongan Berkelanjutan

Blokade Bantuan ke Gaza: Protes, Krisis Kelaparan, dan Konsekuensi Global

Netanyahu Tegaskan Israel Bukan “Negara Bawahan” AS di Tengah Ketegangan dengan Biden

Thomas Piketty: Barat Harus Memberikan Sanksi kepada Israel Jika Benar-Benar Mendukung Solusi Dua Negara

Mayor Angkatan Darat AS Mengundurkan Diri untuk Memprotes Dukungan Amerika terhadap Israel di Gaza

Enam Sekutu Amerika Serikat  Dukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Paul Newman tentang Kebenaran dan Politik Luar Negeri Amerika: “Menciptakan Musuh untuk Membenarkan Perang”

Jeremy Corbyn di Rafah: ” Kisah Horor dan Harapan di Gaza: Panggilan untuk Keadilan dan Perdamaian”

Antony Blinken Mengecam Klaim Israel: Keadilan dan Kemanusiaan dalam Konflik Gaza

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *