• Jum. Des 6th, 2024

KowantaraNews

RINGKAS DAN TAJAM

Kehlani Berkolaborasi dengan Kolektif Nöl Palestina dalam Proyek Penggalangan Dana untuk Keluarga di Palestina, Kongo, dan Sudan

ByAdmin

Jun 1, 2024
Sharing is caring

Jakarta, Kowantaranews.com    -Dalam upaya terbaru untuk mengatasi krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung di berbagai belahan dunia, penyanyi-penulis lagu Amerika Kehlani telah bergabung dengan merek fesyen Palestina Nöl Collective. Mereka meluncurkan sebuah proyek penggalangan dana yang ambisius dengan merilis kaus oblong edisi terbatas. Proyek ini bertujuan untuk mengumpulkan dana bagi keluarga yang terdampak konflik di Palestina, Kongo, dan Sudan. Semua hasil penjualan dari proyek ini, yang diluncurkan pada 31 Mei 2024, akan disumbangkan melalui Operation Olive Branch, sebuah organisasi akar rumput yang berfokus pada bantuan kemanusiaan dan pemberdayaan komunitas yang terkena dampak kekerasan di Afrika dan Timur Tengah.

Latar Belakang Kolaborasi

Kehlani, yang dikenal tidak hanya sebagai musisi berbakat tetapi juga sebagai advokat vokal untuk berbagai isu sosial dan politik, telah lama menunjukkan kepedulian mendalam terhadap penderitaan manusia akibat konflik global. Selama bertahun-tahun, ia menggunakan platformnya untuk menyuarakan keprihatinannya tentang genosida yang sedang berlangsung di Gaza, kekerasan apartheid di wilayah Palestina lainnya, serta krisis kemanusiaan yang menghantam Kongo, Sudan, Haiti, dan Yaman. Inisiatif kolaboratif dengan Nöl Collective ini adalah kelanjutan dari komitmennya untuk tidak hanya berbicara tentang isu-isu ini tetapi juga mengambil tindakan nyata untuk membantu mereka yang membutuhkan.

Nöl Collective, didirikan oleh Yasmeen Mjalli, adalah sebuah merek fesyen Palestina yang dikenal dengan dedikasinya terhadap keadilan sosial dan pemberdayaan komunitas lokal. Mjalli dan timnya di Nöl tidak hanya fokus pada menciptakan pakaian berkualitas tinggi, tetapi juga menggunakan produk mereka sebagai sarana untuk menyampaikan pesan-pesan penting tentang hak asasi manusia dan solidaritas global. Kolaborasi ini, yang menggabungkan kekuatan kreatif Kehlani dan Nöl, bertujuan untuk menciptakan dampak yang lebih besar dan lebih luas.

Proses Kreatif dan Produksi

Kaus oblong edisi terbatas ini dirancang oleh Yasmeen Mjalli sendiri. Dengan gaya yang sederhana namun penuh makna, kaus tersebut diproduksi di Palestina, memberikan pekerjaan dan sumber penghasilan bagi para pekerja lokal di tengah situasi yang sulit. Desainnya mencerminkan semangat solidaritas dan harapan, dengan elemen-elemen visual yang menggambarkan perjuangan dan kekuatan komunitas yang didukung oleh proyek ini.

Kehlani sangat terlibat dalam setiap tahap proses kreatif, memastikan bahwa setiap detail mencerminkan komitmen mereka terhadap tujuan kemanusiaan. “Kami ingin menciptakan sesuatu yang tidak hanya menarik secara estetika tetapi juga membawa pesan kuat tentang solidaritas dan kepedulian,” kata Kehlani. “Setiap kaus adalah simbol dari dukungan kami untuk mereka yang menderita, dan kami berharap ini bisa menginspirasi orang lain untuk turut berkontribusi.”

Peluncuran Proyek dan Tujuan Penggalangan Dana

Peluncuran proyek ini bertepatan dengan rilis single terbaru Kehlani yang berjudul “next 2 u”. Kehlani berharap momentum dari peluncuran single ini dapat menarik perhatian lebih banyak orang terhadap proyek penggalangan dana ini. “Kami ingin menggunakan setiap kesempatan untuk mengangkat isu-isu kemanusiaan ini,” tambah Kehlani. “Dengan menghubungkan peluncuran musik baru saya dengan proyek ini, kami berharap dapat menjangkau lebih banyak pendengar dan menginspirasi mereka untuk ikut serta dalam membantu.”

Dana yang terkumpul dari penjualan kaus akan disalurkan melalui Operation Olive Branch. Organisasi ini berdedikasi untuk memperkuat suara Palestina dan menyediakan bantuan kemanusiaan bagi mereka yang terkena dampak kekerasan di berbagai wilayah konflik. Dana tersebut akan digunakan untuk memberikan bantuan langsung kepada keluarga-keluarga di Palestina, Kongo, dan Sudan, termasuk kebutuhan dasar seperti makanan, air bersih, dan perawatan medis.

Baca juga : Selebriti AS Berunjuk Rasa untuk Palestina di Tengah Meningkatnya Konflik Gaza

Baca juga : Steven Seagal Terima Penghargaan dari Putin, Sampaikan Pidato Kontroversial tentang Ukraina

Baca juga : Perdana Menteri Georgia Mendorong AS dan UE untuk Menghilangkan Oligarki: Peringatan akan Ancaman Politik Barat terhadap Negaranya

Respons dan Dukungan Publik

Proyek ini telah menerima respons positif dari para penggemar Kehlani dan pendukung hak-hak kemanusiaan dari seluruh dunia. Di media sosial, dukungan mengalir deras dengan banyak orang yang memuji inisiatif ini sebagai langkah konkret dalam upaya membantu mereka yang sedang menderita. Hashtag #KehlaniForHumanity dan #NolCollectiveForPeace menjadi tren, menunjukkan betapa luasnya dukungan dan apresiasi publik terhadap proyek ini.

Banyak organisasi kemanusiaan dan aktivis sosial juga memberikan dukungan mereka. Mereka mengapresiasi langkah Kehlani yang tidak hanya menggunakan suaranya untuk menyuarakan keprihatinan tetapi juga mengambil tindakan nyata yang dapat memberikan dampak positif. “Ini adalah contoh luar biasa tentang bagaimana selebriti dapat menggunakan platform mereka untuk kebaikan,” kata seorang juru bicara dari sebuah organisasi kemanusiaan internasional. “Kami berharap lebih banyak figur publik akan terinspirasi untuk melakukan hal serupa.”

Masa Depan Proyek dan Kolaborasi Lanjutan

Baik Kehlani maupun Nöl Collective berharap bahwa proyek ini hanyalah awal dari banyak inisiatif kolaboratif yang akan datang. Mereka berencana untuk terus bekerja sama dalam proyek-proyek serupa yang dapat membantu komunitas-komunitas yang terpinggirkan dan terdampak konflik. “Kami melihat ini sebagai langkah pertama dalam perjalanan panjang untuk mendukung dan memberdayakan mereka yang membutuhkan,” kata Yasmeen Mjalli. “Kami berkomitmen untuk terus berinovasi dan mencari cara baru untuk membuat perbedaan.”

Selain itu, mereka juga berharap proyek ini dapat menginspirasi kolaborasi serupa antara seniman, aktivis, dan organisasi kemanusiaan di masa depan. Dengan menggabungkan seni, mode, dan aktivisme, mereka telah menunjukkan bahwa dampak positif dapat dicapai melalui kerja sama lintas disiplin. “Kami berharap dapat menjadi contoh dan inspirasi bagi kolaborasi kreatif lainnya yang berfokus pada kebaikan sosial,” tambah Kehlani.

Kolaborasi antara Kehlani dan Nöl Collective dalam proyek penggalangan dana ini adalah contoh nyata bagaimana seni dan aktivisme dapat bersatu untuk menciptakan perubahan positif. Dengan meluncurkan kaus oblong edisi terbatas dan mendonasikan 100% hasil penjualannya untuk tujuan kemanusiaan, mereka tidak hanya memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan tetapi juga menginspirasi orang lain untuk ikut berkontribusi dalam upaya kemanusiaan.

Proyek ini menekankan pentingnya solidaritas dan aksi nyata dalam menghadapi krisis kemanusiaan global. Kehlani dan Nöl Collective menunjukkan bahwa dengan kreativitas, kemauan, dan kolaborasi, kita semua dapat memainkan peran dalam menciptakan dunia yang lebih adil dan lebih manusiawi. Melalui inisiatif ini, mereka tidak hanya membantu keluarga-keluarga di Palestina, Kongo, dan Sudan, tetapi juga mengingatkan kita semua akan kekuatan dari sebuah tindakan yang didasarkan pada empati dan kebaikan.

Dalam menghadapi tantangan global, langkah-langkah seperti yang diambil oleh Kehlani dan Nöl Collective sangatlah penting. Mereka tidak hanya menawarkan bantuan finansial dan dukungan material, tetapi juga memberikan harapan dan inspirasi. Dengan proyek ini, Kehlani dan Nöl Collective telah menunjukkan bahwa perubahan positif dapat dimulai dari satu tindakan kecil dan bahwa setiap orang memiliki kekuatan untuk membuat perbedaan. *Mukroni

Sumber  scenenow.com

  • Berita Terkait :

Selebriti AS Berunjuk Rasa untuk Palestina di Tengah Meningkatnya Konflik Gaza

Steven Seagal Terima Penghargaan dari Putin, Sampaikan Pidato Kontroversial tentang Ukraina

Perdana Menteri Georgia Mendorong AS dan UE untuk Menghilangkan Oligarki: Peringatan akan Ancaman Politik Barat terhadap Negaranya

Israel Melobi Pejabat Jerman untuk Mengecam Surat Perintah Penangkapan ICC terhadap Netanyahu

Arab Saudi Sambut Baik Pengakuan Palestina oleh Norwegia, Irlandia, dan Spanyol

Arab Saudi Serukan Hak Hidup Aman bagi Warga Palestina dalam Pertemuan OKI di Jeddah

Senator AS Lindsey Graham Kritik Permintaan Surat Perintah Penangkapan ICC terhadap Pejabat Israel, Khawatir AS Menjadi Target Berikutnya

Pemerintahan Biden Siap Kerja Sama dengan Kongres untuk Potensi Sanksi terhadap ICC atas Permintaan Penangkapan Netanyahu

Kolombia Tegaskan Dukungan bagi Palestina: Pendekatan Baru di Bawah Kepemimpinan Presiden Petro

Norwegia, Irlandia, dan Spanyol Mengakui Negara Palestina: Tindakan Bersejarah yang Mengguncang Diplomasi Global

Staf Yahudi Mengundurkan Diri dari Pemerintahan Biden Sebagai Protes Atas Dukungan Terhadap Kampanye Militer Israel di Gaza

Krisis Kemanusiaan di Gaza Semakin Memperburuk, PBB Hentikan Distribusi Makanan di Rafah

Pernyataan Jaksa ICC Karim AA Khan KC tentang Permohonan Surat Perintah Penangkapan terkait Situasi di Negara Palestina

Andrew Feinstein Mengkritik Pemimpin Partai Buruh, Keir Starmer, atas Dukungannya terhadap Konflik Gaza dan Korupsi dalam Perdagangan Senjata

Perancis, Belgia, dan Slovenia Dukung Upaya ICC untuk Mengeluarkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas

Komunitas Yahudi Berduka: Kehilangan Presiden dan Menteri Luar Negeri Iran, Inilah Penghormatan  Terakhir Neturei Karta

Jatuhnya Helikopter Tewaskan Presiden dan Menteri Luar Negeri Iran: Ketegangan Politik di Tengah Kegagalan Teknis

Prof. Mearsheimer: Pembersihan Etnis atau Solusi Damai? Analisis Krisis Israel

Utusan Palestina: Israel Berniat ‘Menggusur, Menundukkan, atau Membunuh’ Warga Gaza

Insiden di Mahkamah Internasional: Pengacara Israel Disebut ‘Pembohong’ oleh Pengamat Selama Sidang

Raja Saudi Salman Dirawat karena Radang Paru-paru di Istana Al Salam

Helikopter dalam Konvoi yang Membawa Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh di Azerbaijan Timur

JPMorgan Chase Tarik Investasi dari Elbit Systems di Tengah Tekanan Kampanye Boikot

76 Tahun Nakba: Peringatan Sejarah dan Bencana yang Berkepanjangan di Gaza

Afrika Selatan Menuduh Israel Lakukan Genosida di Gaza di Hadapan Mahkamah Internasional, ini Alasan Adila Hassim

Kontroversi Nat Schwartz: Penyelidikan The New York Times tentang Kekerasan Seksual oleh Hamas dan Implikasinya

Pengarahan Jaksa ICC Karim AA Khan KC kepada Dewan Keamanan PBB mengenai Situasi di Libya: Laporan dan Peta Jalan Menuju Keadilan Berdasarkan Resolusi 1970 (2011)

Hakim Kanada Tolak Pembubaran Demo Pro-Palestina di Universitas McGill

Prof. Jeffrey Sachs: Kebijakan Luar Negeri AS Bertentangan dengan Kepentingan Rakyat dan Didasarkan pada Kebohongan Berkelanjutan

Blokade Bantuan ke Gaza: Protes, Krisis Kelaparan, dan Konsekuensi Global

Netanyahu Tegaskan Israel Bukan “Negara Bawahan” AS di Tengah Ketegangan dengan Biden

Thomas Piketty: Barat Harus Memberikan Sanksi kepada Israel Jika Benar-Benar Mendukung Solusi Dua Negara

Mayor Angkatan Darat AS Mengundurkan Diri untuk Memprotes Dukungan Amerika terhadap Israel di Gaza

Enam Sekutu Amerika Serikat  Dukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Paul Newman tentang Kebenaran dan Politik Luar Negeri Amerika: “Menciptakan Musuh untuk Membenarkan Perang”

Jeremy Corbyn di Rafah: ” Kisah Horor dan Harapan di Gaza: Panggilan untuk Keadilan dan Perdamaian”

Antony Blinken Mengecam Klaim Israel: Keadilan dan Kemanusiaan dalam Konflik Gaza

Trinity College Cambridge Memutuskan Divestasi dari Perusahaan Senjata Setelah Terungkapnya Investasi Kontroversial

Mayoritas Warga Kanada Mendukung Protes di Kampus Universitas Menurut Jajak Pendapat Terbaru

Raja Denmark Mengibarkan Bendera Palestina: Solidaritas Global Menguat Setelah Badai Al-Aqsa

Gary Lineker: Tidak Bisa Diam Mengenai Konflik Gaza dan Kritik Terhadap Tindakan Israel

Kekuatan Opini Publik: Kim Kardashian dan Dampak #Blockout2024 Pro-Palestina

Munafik atau Ketidakadilan? Politisi Belgia Kritik Keputusan Kontes Lagu Eurovision terkait Israel dan Palestina

Perspektif Kritis Randa Jarrar: Hillary Clinton dalam Kacamata Seorang Profesor Studi Timur Tengah

Peringatan Raja Spanyol Felipe VI: Eskalasi Kekerasan di Gaza dan Panggilan untuk Aksi Global

Jejak Sejarah Esau: Perjalanan di Pegunungan Bani Yas’in dari Bani Jawa dalam Kitab Tarikh Ibnu Khaldun

Perayaan Cinta dan Solidaritas: Pengantin di Montreal Mengekspresikan Dukungan untuk Palestina

Tabassum Menerima Tepuk Tangan Meriah atas Pidato Perpisahan di USC: Perlawanannya Terhadap Genosida Disambut Hangat

Bisan Owda dan AJ+ Raih Penghargaan Peabody atas Liputan Gaza

Grace Blakeley Mendorong Sanksi terhadap Israel dalam Debat BBC Question Time

Insiden Pelecehan Verbal di Arizona State University: Staf Pro-Israel Diberhentikan

Seruan Menteri Luar Negeri Afrika Selatan untuk Penangkapan ICC terhadap PM Israel Netanyahu: Kontroversi dan Implikasi Internasional

Respon Defiant Israel Menyusul Peringatan Biden tentang Serangan Rafah

Greta Thunberg Aktivis Iklim Bergabung dalam Protes Ribuan Massa di Eurovision 2024 Malmo: Penolakan Partisipasi Israel dalam Kontes Lagu

Dinamika Hubungan India-Israel di Bawah Pemerintahan Narendra Modi

Kontroversi Penyensoran di YouTube: Tuduhan Terhadap Penyensoran Lagu Pro-Palestina Macklemore, ‘Hind’s Hall’

Kontroversi dan Pertanyaan Etis: Investigasi Independen Terhadap Publikasi Artikel dalam New York Times

Himne Macklemore untuk Perdamaian dan Keadilan: “Solidaritas Diam”

Persemakmuran Bahama Mengakui Palestina Sebagai Negara, Mengukuhkan Komitmen pada Hak Asasi Manusia dan Penentuan Nasib Sendiri

Persemakmuran Bahama Mengakui Palestina Sebagai Negara, Mengukuhkan Komitmen pada Hak Asasi Manusia dan Penentuan Nasib Sendiri

Sekretaris Jenderal PBB Memperingatkan Terhadap Invasi Israel di Rafah dan Potensi Bencana Kemanusiaan

Permintaan Pengacara Belanda kepada ICC untuk Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Pejabat Israel

Tujuan  Israel Menolak Gencatan Senjata dengan Hamas dan Melancarkan Operasi di Rafah

Mahasiswa Inggris Protes untuk Palestina: Aksi Pendudukan di Lima Universitas Terkemuka

Solidaritas Pelajar di MIT: Dukungan untuk Gaza dan Perlawanan Terhadap Perintah Polisi

Muslim Muhammadiyah Salurkan Donasi Rp 15 Miliar untuk Palestina: Upaya Mendukung Dalam Krisis dan Pemberdayaan Ekonomi

Proposal Gencatan Senjata Hamas Diterima Meski Israel Menolak, Pasukan Israel Lanjutkan Operasi Militer di Rafah

Senator Partai Republik Ancam ICC: ‘Targetkan Israel dan Kami Akan Menargetkan Anda’

Pembelotan Massal dan Ketegangan Internal: Pasukan Israel Menolak Perintah di Gaza

Israel Menutup Kantor Al Jazeera

UC Riverside dan Kelompok Pro-Palestina Mencapai Kesepakatan Damai: Akhir Perkemahan dengan Dialog Konstruktif

Ketegangan Meningkat dalam Perang Israel di Gaza: Tuduhan Netanyahu ‘Menyabotase’ Perundingan Gencatan Senjata

Ketegangan di Upacara Pembukaan Universitas Michigan: Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Dikeluarkan

Ketegangan Internal dan Eksternal: Keputusan Kontroversial Menutup Saluran Al Jazeera di Israel

Situasi Tegang: Demonstrasi di Institut Seni Chicago Berakhir dengan Puluhan Orang Ditangkap

Platform Pittsburgh: Peran Pentingnya dalam Gerakan Reformasi Amerika dalam Yudaisme

Dukungan Jeremy Corbyn terhadap Afrika Selatan dalam Kasus Genosida terhadap Israel: Pandangan dan Tanggapan Internasional

Deklarasi Balfour dan Peran Walter Rothschild: Sebuah Tinjauan

Pelukan Islam Shaun King dan Dukungannya terhadap Palestina: Kisah Perubahan dan Aktivisme

Trinidad dan Tobago Resmi Mengakui Negara Palestina: Tinjauan Keputusan dan Implikasinya

Kandidat Presiden dari Partai Hijau Ditangkap dalam Rapat Pro-Palestina: Kisah Kekerasan dan Solidaritas

Kolombia Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel karena Dugaan Genosida di Gaza

Senator Bernie Sanders dan Anggota Partai Demokrat Mendorong Presiden Biden untuk Menghentikan Pengiriman Senjata ke Israel selama Konflik Gaza

Kontroversi Video Rashida Tlaib: Pertahanan Pro-Palestina di Tengah Keretakan Demokrat Michigan

Kontroversi Terkait Protes Mahasiswa di AS: Antara Anti-Semitisme dan Anti-Perang

Konfrontasi di Kampus: Mahasiswa Universitas Columbia Berjuang Demi Solidaritas dengan Palestina

Robert Reich Membela Mahasiswa yang Memprotes Perang Israel di Gaza di Kampus-kampus Amerika

Perjuangan Mahasiswa Amerika: Solidaritas dengan Palestina Melawan Represi dan Kekerasan

Protes Mahasiswa Pro-Palestina di Washington Tetap Berlanjut

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *