• Sab. Sep 7th, 2024

KowantaraNews

RINGKAS DAN TAJAM

Steven Seagal Terima Penghargaan dari Putin, Sampaikan Pidato Kontroversial tentang Ukraina

ByAdmin

Mei 31, 2024
Sharing is caring

Jakarta, Kowantaranews.com    -Steven Seagal, aktor film aksi terkenal asal Amerika Serikat, kembali menjadi pusat perhatian internasional setelah menerima penghargaan bergengsi dari Presiden Rusia Vladimir Putin. Dalam sebuah upacara di Kremlin, Moskow, pada 30 Mei 2024, Seagal dianugerahi Order of Friendship Rusia sebagai pengakuan atas kontribusinya yang besar terhadap pengembangan kerja sama budaya dan kemanusiaan internasional. Namun, bukan hanya penghargaan itu sendiri yang menarik perhatian, tetapi juga pidato kontroversial Seagal yang mengiringinya.

Dalam video yang beredar luas di platform media sosial X, sebelumnya dikenal sebagai Twitter, Seagal tampak dengan penuh semangat menyampaikan pidatonya. Membaca langsung dari teleponnya, bintang “Under Siege” itu melontarkan serangkaian klaim yang memicu perdebatan sengit tentang Ukraina, negara yang selama bertahun-tahun menjadi pusat konflik dengan Rusia. Seagal menyebut Ukraina sebagai sarang berbagai aktivitas kriminal dan ideologi berbahaya sebelum invasi Rusia pada awal tahun 2022.

“Ukraina terkenal dengan perdagangan manusia, perdagangan organ, perdagangan narkotika, perdagangan seks anak, laboratorium perang biokimia, fasisme, dan nazisme,” ujar Seagal dalam pidatonya. Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa semua hal tersebut masih menjadi masalah yang perlu diatasi untuk mengubah Ukraina menjadi “saudara” bagi Rusia. “Ini semua adalah racun yang dapat berdampak pada seluruh dunia dan bukan hanya kita,” tambahnya.

Seagal tidak berhenti di situ. Dia memperingatkan bahwa ketegangan internasional yang berlarut-larut dapat memicu “Perang Dunia 3”, dan mengecam Amerika Serikat serta negara-negara Barat lainnya atas dukungan mereka terhadap Ukraina. “Perang yang kita ikuti saat ini dimulai dan dibiayai oleh Barat, dan telah melibatkan seluruh dunia dalam perjuangan melawan kebaikan dan kejahatan,” kata aktor tersebut. Dia juga menyerukan agar seluruh agama, bangsa, dan umat manusia bersatu untuk melawan apa yang dia sebut sebagai “monster pers palsu”.

Pidato Seagal ini mengundang reaksi beragam dari berbagai kalangan. Di satu sisi, pendukung Rusia memuji keberanian Seagal untuk berbicara lantang dan mendukung narasi Kremlin. Di sisi lain, banyak pihak mengecamnya karena menyebarkan informasi yang tidak berdasar dan memperkeruh situasi yang sudah tegang. Beberapa kritikus menyoroti bagaimana Seagal, sebagai seorang selebriti, dapat memiliki pengaruh yang besar dan berbahaya dengan menyebarkan pandangan yang ekstrem dan kontroversial.

Seagal bukanlah wajah baru dalam lingkaran politik Rusia. Hubungannya dengan Putin telah berlangsung cukup lama dan sering kali menjadi sorotan media. Pada tahun 2016, Putin secara pribadi memberikan paspor Rusia kepada Seagal, sebuah tindakan yang membuat aktor tersebut dilarang memasuki Ukraina selama lima tahun. Pada tahun 2018, Seagal diangkat sebagai perwakilan khusus Kementerian Luar Negeri Rusia yang bertanggung jawab atas hubungan kemanusiaan antara Rusia dan Amerika Serikat. Jabatan ini menunjukkan seberapa dalam hubungan Seagal dengan pemerintah Rusia.

Baca juga : Perdana Menteri Georgia Mendorong AS dan UE untuk Menghilangkan Oligarki: Peringatan akan Ancaman Politik Barat terhadap Negaranya

Baca juga : Israel Melobi Pejabat Jerman untuk Mengecam Surat Perintah Penangkapan ICC terhadap Netanyahu

Baca juga : Arab Saudi Sambut Baik Pengakuan Palestina oleh Norwegia, Irlandia, dan Spanyol

Sejak mendapatkan kewarganegaraan Rusia, Seagal telah aktif mendukung kebijakan dan tindakan Putin. Awal bulan ini, dia bahkan menghadiri upacara pelantikan masa jabatan kelima berturut-turut Putin di Moskow, menunjukkan dukungannya yang tak tergoyahkan. Kehadiran Seagal di acara-acara resmi Kremlin dan perannya sebagai juru bicara informal Putin di mata dunia Barat menunjukkan bagaimana seorang selebriti Hollywood dapat terlibat dalam diplomasi internasional.

Namun, dukungan Seagal terhadap Rusia bukan tanpa kontroversi. Pada tahun-tahun sebelumnya, dia telah beberapa kali membuat pernyataan yang memicu debat dan kemarahan. Dia pernah mengkritik kebijakan luar negeri Amerika Serikat dan memuji tindakan militer Rusia di Suriah, yang menurutnya bertujuan untuk memerangi terorisme. Seagal juga pernah mengatakan bahwa Putin adalah “salah satu pemimpin dunia terbesar jika bukan yang terbesar saat ini.”

Kritik terhadap Seagal sering kali berpusat pada pandangan bahwa dia menggunakan ketenarannya untuk mendukung narasi yang pro-Rusia, yang sering kali bertentangan dengan pandangan umum di Barat. Pandangannya tentang Ukraina, khususnya, telah memicu kemarahan karena banyak yang menganggap bahwa dia mengabaikan penderitaan rakyat Ukraina dan dampak dari invasi Rusia. Sejak invasi pada tahun 2022, ribuan nyawa telah hilang, jutaan orang terpaksa mengungsi, dan kehancuran terjadi di banyak wilayah Ukraina.

Selain itu, tuduhan Seagal tentang perdagangan manusia, organ, dan narkotika di Ukraina tanpa bukti yang kuat dianggap berbahaya dan menyesatkan. Klaim-klaim seperti ini dapat mempengaruhi persepsi publik dan menambah keruh situasi politik internasional yang sudah kompleks. Pengamat politik juga mengkhawatirkan dampak dari pidato seperti ini terhadap upaya diplomatik dan kemanusiaan yang sedang berjalan.

Di sisi lain, ada pula yang melihat Seagal sebagai sosok yang berani berbicara tentang apa yang dia percayai, meskipun pandangannya kontroversial. Beberapa orang menganggap bahwa kritiknya terhadap media Barat mencerminkan ketidakpuasan yang lebih luas terhadap cara media mainstream meliput konflik internasional. Mereka berpendapat bahwa Seagal memberikan perspektif alternatif yang jarang disorot oleh media besar.

Apa pun pandangannya, tidak dapat disangkal bahwa Steven Seagal telah menjadi tokoh yang kontroversial dalam konteks politik internasional. Dari seorang aktor film aksi hingga menjadi juru bicara informal untuk Presiden Rusia, peran Seagal telah berkembang jauh melampaui dunia hiburan. Tindakannya menerima penghargaan dari Putin dan pidatonya yang penuh klaim kontroversial tentang Ukraina menegaskan posisinya sebagai salah satu pendukung kuat Rusia di panggung global.

Di tengah semua kontroversi ini, yang jelas adalah bahwa konflik di Ukraina tetap menjadi isu sentral dalam politik internasional. Dukungan dan kritik dari tokoh-tokoh terkenal seperti Seagal menunjukkan betapa kompleks dan terpecahnya pandangan dunia tentang konflik ini. Sementara beberapa orang mungkin melihat Seagal sebagai pahlawan yang berani mengungkap “kebenaran tersembunyi”, banyak yang lainnya melihatnya sebagai agen propaganda yang memperparah ketegangan internasional.

Dengan situasi yang terus berkembang dan konflik yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda, peran dan pengaruh tokoh-tokoh seperti Steven Seagal dalam politik global akan terus menjadi bahan perdebatan. Terlepas dari pandangan pribadi tentang tindakannya, satu hal yang pasti: Seagal telah berhasil mempertahankan relevansi dan pengaruhnya di panggung internasional, meskipun dengan cara yang sangat kontroversial. *Mukroni

Sumber  au.news.yahoo.com

Foto  internasional.kompas.com

  • Berita Terkait :

Perdana Menteri Georgia Mendorong AS dan UE untuk Menghilangkan Oligarki: Peringatan akan Ancaman Politik Barat terhadap Negaranya

Israel Melobi Pejabat Jerman untuk Mengecam Surat Perintah Penangkapan ICC terhadap Netanyahu

Arab Saudi Sambut Baik Pengakuan Palestina oleh Norwegia, Irlandia, dan Spanyol

Arab Saudi Serukan Hak Hidup Aman bagi Warga Palestina dalam Pertemuan OKI di Jeddah

Senator AS Lindsey Graham Kritik Permintaan Surat Perintah Penangkapan ICC terhadap Pejabat Israel, Khawatir AS Menjadi Target Berikutnya

Pemerintahan Biden Siap Kerja Sama dengan Kongres untuk Potensi Sanksi terhadap ICC atas Permintaan Penangkapan Netanyahu

Kolombia Tegaskan Dukungan bagi Palestina: Pendekatan Baru di Bawah Kepemimpinan Presiden Petro

Norwegia, Irlandia, dan Spanyol Mengakui Negara Palestina: Tindakan Bersejarah yang Mengguncang Diplomasi Global

Staf Yahudi Mengundurkan Diri dari Pemerintahan Biden Sebagai Protes Atas Dukungan Terhadap Kampanye Militer Israel di Gaza

Krisis Kemanusiaan di Gaza Semakin Memperburuk, PBB Hentikan Distribusi Makanan di Rafah

Pernyataan Jaksa ICC Karim AA Khan KC tentang Permohonan Surat Perintah Penangkapan terkait Situasi di Negara Palestina

Andrew Feinstein Mengkritik Pemimpin Partai Buruh, Keir Starmer, atas Dukungannya terhadap Konflik Gaza dan Korupsi dalam Perdagangan Senjata

Perancis, Belgia, dan Slovenia Dukung Upaya ICC untuk Mengeluarkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas

Komunitas Yahudi Berduka: Kehilangan Presiden dan Menteri Luar Negeri Iran, Inilah Penghormatan  Terakhir Neturei Karta

Jatuhnya Helikopter Tewaskan Presiden dan Menteri Luar Negeri Iran: Ketegangan Politik di Tengah Kegagalan Teknis

Prof. Mearsheimer: Pembersihan Etnis atau Solusi Damai? Analisis Krisis Israel

Utusan Palestina: Israel Berniat ‘Menggusur, Menundukkan, atau Membunuh’ Warga Gaza

Insiden di Mahkamah Internasional: Pengacara Israel Disebut ‘Pembohong’ oleh Pengamat Selama Sidang

Raja Saudi Salman Dirawat karena Radang Paru-paru di Istana Al Salam

Helikopter dalam Konvoi yang Membawa Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh di Azerbaijan Timur

JPMorgan Chase Tarik Investasi dari Elbit Systems di Tengah Tekanan Kampanye Boikot

76 Tahun Nakba: Peringatan Sejarah dan Bencana yang Berkepanjangan di Gaza

Afrika Selatan Menuduh Israel Lakukan Genosida di Gaza di Hadapan Mahkamah Internasional, ini Alasan Adila Hassim

Kontroversi Nat Schwartz: Penyelidikan The New York Times tentang Kekerasan Seksual oleh Hamas dan Implikasinya

Pengarahan Jaksa ICC Karim AA Khan KC kepada Dewan Keamanan PBB mengenai Situasi di Libya: Laporan dan Peta Jalan Menuju Keadilan Berdasarkan Resolusi 1970 (2011)

Hakim Kanada Tolak Pembubaran Demo Pro-Palestina di Universitas McGill

Prof. Jeffrey Sachs: Kebijakan Luar Negeri AS Bertentangan dengan Kepentingan Rakyat dan Didasarkan pada Kebohongan Berkelanjutan

Blokade Bantuan ke Gaza: Protes, Krisis Kelaparan, dan Konsekuensi Global

Netanyahu Tegaskan Israel Bukan “Negara Bawahan” AS di Tengah Ketegangan dengan Biden

Thomas Piketty: Barat Harus Memberikan Sanksi kepada Israel Jika Benar-Benar Mendukung Solusi Dua Negara

Mayor Angkatan Darat AS Mengundurkan Diri untuk Memprotes Dukungan Amerika terhadap Israel di Gaza

Enam Sekutu Amerika Serikat  Dukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Paul Newman tentang Kebenaran dan Politik Luar Negeri Amerika: “Menciptakan Musuh untuk Membenarkan Perang”

Jeremy Corbyn di Rafah: ” Kisah Horor dan Harapan di Gaza: Panggilan untuk Keadilan dan Perdamaian”

Antony Blinken Mengecam Klaim Israel: Keadilan dan Kemanusiaan dalam Konflik Gaza

Trinity College Cambridge Memutuskan Divestasi dari Perusahaan Senjata Setelah Terungkapnya Investasi Kontroversial

Mayoritas Warga Kanada Mendukung Protes di Kampus Universitas Menurut Jajak Pendapat Terbaru

Raja Denmark Mengibarkan Bendera Palestina: Solidaritas Global Menguat Setelah Badai Al-Aqsa

Gary Lineker: Tidak Bisa Diam Mengenai Konflik Gaza dan Kritik Terhadap Tindakan Israel

Kekuatan Opini Publik: Kim Kardashian dan Dampak #Blockout2024 Pro-Palestina

Munafik atau Ketidakadilan? Politisi Belgia Kritik Keputusan Kontes Lagu Eurovision terkait Israel dan Palestina

Perspektif Kritis Randa Jarrar: Hillary Clinton dalam Kacamata Seorang Profesor Studi Timur Tengah

Peringatan Raja Spanyol Felipe VI: Eskalasi Kekerasan di Gaza dan Panggilan untuk Aksi Global

Jejak Sejarah Esau: Perjalanan di Pegunungan Bani Yas’in dari Bani Jawa dalam Kitab Tarikh Ibnu Khaldun

Perayaan Cinta dan Solidaritas: Pengantin di Montreal Mengekspresikan Dukungan untuk Palestina

Tabassum Menerima Tepuk Tangan Meriah atas Pidato Perpisahan di USC: Perlawanannya Terhadap Genosida Disambut Hangat

Bisan Owda dan AJ+ Raih Penghargaan Peabody atas Liputan Gaza

Grace Blakeley Mendorong Sanksi terhadap Israel dalam Debat BBC Question Time

Insiden Pelecehan Verbal di Arizona State University: Staf Pro-Israel Diberhentikan

Seruan Menteri Luar Negeri Afrika Selatan untuk Penangkapan ICC terhadap PM Israel Netanyahu: Kontroversi dan Implikasi Internasional

Respon Defiant Israel Menyusul Peringatan Biden tentang Serangan Rafah

Greta Thunberg Aktivis Iklim Bergabung dalam Protes Ribuan Massa di Eurovision 2024 Malmo: Penolakan Partisipasi Israel dalam Kontes Lagu

Dinamika Hubungan India-Israel di Bawah Pemerintahan Narendra Modi

Kontroversi Penyensoran di YouTube: Tuduhan Terhadap Penyensoran Lagu Pro-Palestina Macklemore, ‘Hind’s Hall’

Kontroversi dan Pertanyaan Etis: Investigasi Independen Terhadap Publikasi Artikel dalam New York Times

Himne Macklemore untuk Perdamaian dan Keadilan: “Solidaritas Diam”

Persemakmuran Bahama Mengakui Palestina Sebagai Negara, Mengukuhkan Komitmen pada Hak Asasi Manusia dan Penentuan Nasib Sendiri

Persemakmuran Bahama Mengakui Palestina Sebagai Negara, Mengukuhkan Komitmen pada Hak Asasi Manusia dan Penentuan Nasib Sendiri

Sekretaris Jenderal PBB Memperingatkan Terhadap Invasi Israel di Rafah dan Potensi Bencana Kemanusiaan

Permintaan Pengacara Belanda kepada ICC untuk Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Pejabat Israel

Tujuan  Israel Menolak Gencatan Senjata dengan Hamas dan Melancarkan Operasi di Rafah

Mahasiswa Inggris Protes untuk Palestina: Aksi Pendudukan di Lima Universitas Terkemuka

Solidaritas Pelajar di MIT: Dukungan untuk Gaza dan Perlawanan Terhadap Perintah Polisi

Muslim Muhammadiyah Salurkan Donasi Rp 15 Miliar untuk Palestina: Upaya Mendukung Dalam Krisis dan Pemberdayaan Ekonomi

Proposal Gencatan Senjata Hamas Diterima Meski Israel Menolak, Pasukan Israel Lanjutkan Operasi Militer di Rafah

Senator Partai Republik Ancam ICC: ‘Targetkan Israel dan Kami Akan Menargetkan Anda’

Pembelotan Massal dan Ketegangan Internal: Pasukan Israel Menolak Perintah di Gaza

Israel Menutup Kantor Al Jazeera

UC Riverside dan Kelompok Pro-Palestina Mencapai Kesepakatan Damai: Akhir Perkemahan dengan Dialog Konstruktif

Ketegangan Meningkat dalam Perang Israel di Gaza: Tuduhan Netanyahu ‘Menyabotase’ Perundingan Gencatan Senjata

Ketegangan di Upacara Pembukaan Universitas Michigan: Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Dikeluarkan

Ketegangan Internal dan Eksternal: Keputusan Kontroversial Menutup Saluran Al Jazeera di Israel

Situasi Tegang: Demonstrasi di Institut Seni Chicago Berakhir dengan Puluhan Orang Ditangkap

Platform Pittsburgh: Peran Pentingnya dalam Gerakan Reformasi Amerika dalam Yudaisme

Dukungan Jeremy Corbyn terhadap Afrika Selatan dalam Kasus Genosida terhadap Israel: Pandangan dan Tanggapan Internasional

Deklarasi Balfour dan Peran Walter Rothschild: Sebuah Tinjauan

Pelukan Islam Shaun King dan Dukungannya terhadap Palestina: Kisah Perubahan dan Aktivisme

Trinidad dan Tobago Resmi Mengakui Negara Palestina: Tinjauan Keputusan dan Implikasinya

Kandidat Presiden dari Partai Hijau Ditangkap dalam Rapat Pro-Palestina: Kisah Kekerasan dan Solidaritas

Kolombia Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel karena Dugaan Genosida di Gaza

Senator Bernie Sanders dan Anggota Partai Demokrat Mendorong Presiden Biden untuk Menghentikan Pengiriman Senjata ke Israel selama Konflik Gaza

Kontroversi Video Rashida Tlaib: Pertahanan Pro-Palestina di Tengah Keretakan Demokrat Michigan

Kontroversi Terkait Protes Mahasiswa di AS: Antara Anti-Semitisme dan Anti-Perang

Konfrontasi di Kampus: Mahasiswa Universitas Columbia Berjuang Demi Solidaritas dengan Palestina

Robert Reich Membela Mahasiswa yang Memprotes Perang Israel di Gaza di Kampus-kampus Amerika

Perjuangan Mahasiswa Amerika: Solidaritas dengan Palestina Melawan Represi dan Kekerasan

Protes Mahasiswa Pro-Palestina di Washington Tetap Berlanjut

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *