Jakarta, Kowantaranews.com –Dengan sangat terkejut dan sedih, komunitas Yahudi yang setia pada Taurat dari seluruh dunia menerima berita duka atas meninggalnya Presiden Iran yang terhormat, HE Ebrahim Raisi, dan Menteri Luar Negeri HE Hossein Amir-Abdollahian, beserta delegasi yang menyertainya. Berita ini telah mengguncang tidak hanya Iran, tetapi juga komunitas internasional, termasuk komunitas Yahudi yang merasakan kehilangan yang mendalam atas kepergian dua pemimpin besar ini.
Kehilangan Pemimpin Besar
Iran telah kehilangan pemimpin-pemimpin besar yang tidak hanya berperan penting dalam politik dan diplomasi negara, tetapi juga menunjukkan sikap persahabatan dan rasa hormat yang luar biasa terhadap komunitas Yahudi. Sebagai orang Yahudi, kami berduka atas kehilangan orang-orang yang memiliki persahabatan istimewa dan menunjukkan kehangatan serta rasa hormat yang luar biasa terhadap orang Yahudi, komunitas Yahudi di seluruh dunia, Yudaisme, dan tentu saja kepada komunitas Yahudi yang berkembang pesat di Iran.
Kecelakaan helikopter yang merenggut nyawa Presiden Raisi dan Menteri Abdollahian terjadi pada hari Minggu, di daerah pegunungan dekat kota Jolfa. Helikopter yang mereka tumpangi mengalami kegagalan teknis saat mereka sedang dalam perjalanan dari perbatasan Iran dengan Azerbaijan setelah meresmikan proyek bendungan. Tim pencarian dan penyelamatan bekerja keras melewati kondisi cuaca buruk dan medan yang sulit sebelum akhirnya menemukan lokasi jatuhnya helikopter. Sayangnya, tidak ada yang selamat dari insiden tragis ini.
Persahabatan dan Kehangatan
Kami sebagai para rabi Yahudi yang religius mempunyai hak istimewa untuk bertemu dengan kedua tokoh besar ini, dan kami menyaksikan secara langsung kebijaksanaan, persahabatan, dan keramahtamahan mereka. Dalam berbagai kesempatan, Presiden Raisi dan Menteri Luar Negeri Abdollahian selalu menunjukkan sikap yang ramah dan terbuka, memberikan dukungan moral dan spiritual kepada komunitas kami. Mereka memahami pentingnya keragaman dan selalu mendorong dialog antaragama yang konstruktif.
Presiden Raisi, sejak menjabat pada tahun 2021, dikenal sebagai pemimpin yang berkomitmen pada nilai-nilai keadilan dan kemanusiaan. Meskipun berasal dari latar belakang yang keras dalam politik Iran, ia selalu mencari cara untuk membangun jembatan dengan komunitas internasional, termasuk komunitas Yahudi. Pertemuan kami dengan beliau selalu penuh dengan rasa hormat dan pengertian, di mana beliau menunjukkan komitmen yang kuat terhadap perdamaian dan kesejahteraan umat manusia.
Menteri Abdollahian, seorang diplomat ulung, selalu menekankan pentingnya dialog dan diplomasi dalam menyelesaikan konflik. Sikapnya yang terbuka dan komunikatif membuatnya dihormati di kalangan diplomat internasional. Kami mengenang pertemuan dengan beliau yang selalu diwarnai dengan diskusi-diskusi mendalam tentang pentingnya kerjasama dan saling menghormati antara berbagai komunitas agama.
Baca juga : Prof. Mearsheimer: Pembersihan Etnis atau Solusi Damai? Analisis Krisis Israel
Baca juga : Utusan Palestina: Israel Berniat ‘Menggusur, Menundukkan, atau Membunuh’ Warga Gaza
Dampak Kehilangan
Kehilangan Presiden Raisi dan Menteri Abdollahian menambah lapisan baru ketidakstabilan di Iran, yang sudah menghadapi berbagai tantangan internal dan eksternal. Dalam beberapa tahun terakhir, Iran telah mengalami peningkatan ketegangan dengan negara-negara tetangganya dan ketidakpuasan domestik yang semakin meningkat. Kehilangan dua pemimpin berpengaruh ini meninggalkan kekosongan besar dalam kepemimpinan politik dan diplomasi Iran.
Sebagai komunitas Yahudi, kami sangat merasakan kehilangan ini. Presiden Raisi dan Menteri Abdollahian adalah sosok yang selalu berusaha untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan komunitas Yahudi di Iran dan di seluruh dunia. Mereka memahami pentingnya dialog antaragama dan selalu mendorong kerjasama dan pengertian antara berbagai komunitas agama.
Doa dan Harapan
Semoga Yang Maha Kuasa dengan belas kasihnya menyampaikan belasungkawa kepada keluarga mereka dan seluruh bangsa Iran. Kami berdoa agar mereka diberi kekuatan dalam menghadapi masa-masa sulit ini. Semoga jiwa mereka diberkati oleh Yang Maha Kuasa dan beristirahat dalam damai.
Dalam doa kami, kami juga memohon agar Tuhan melindungi dan memberkati Iran serta membimbing negara ini dalam masa yang kompleks dan sulit ini. Semoga Iran terus dipimpin menuju masa depan yang cerah oleh para pemimpin yang diberkati dan adil, yang akan meneruskan warisan kebijaksanaan dan persahabatan yang telah ditinggalkan oleh Presiden Raisi dan Menteri Luar Negeri Abdollahian.
Kami mendoakan agar Iran dapat menemukan kedamaian dan stabilitas dalam masa-masa yang penuh tantangan ini, dan semoga Tuhan memberikan bimbingan dan kekuatan kepada para pemimpin baru yang akan membawa Iran menuju masa depan yang lebih baik.
Penghormatan Terakhir
Beristirahatlah dengan damai, Presiden Ebrahim Raisi. Anda adalah pemimpin yang luar biasa bagi rakyat Anda dan bagi negara besar Iran. Anda juga seorang manusia luar biasa dengan hati yang baik yang menginginkan yang terbaik bagi umat manusia. Dunia tidak akan sama tanpamu, dan kami akan selalu mengenang kebijaksanaan serta ketulusan hatimu.
Menteri Hossein Amir-Abdollahian, terima kasih atas dedikasi Anda terhadap diplomasi dan dialog antarbangsa. Anda adalah seorang diplomat yang dihormati, dan kontribusi Anda terhadap perdamaian dan kerjasama internasional tidak akan pernah terlupakan.
Semoga Presiden Raisi dan Menteri Luar Negeri Abdollahian mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya. Kehilangan ini adalah duka mendalam bagi banyak orang di seluruh dunia. Warisan mereka akan terus hidup dalam hati kami, dan pengaruh positif mereka akan dirasakan oleh generasi mendatang.
Kami mengenang saat-saat berharga bersama mereka, penuh dengan kebijaksanaan dan kehangatan. Pertemuan-pertemuan tersebut meninggalkan kesan mendalam yang akan selalu kami ingat. Kami berharap bahwa persahabatan yang telah terjalin antara komunitas kami dan bangsa Iran akan terus tumbuh dan berkembang, menghormati kenangan dua pemimpin besar yang telah pergi.
Dalam momen kesedihan ini, kami bersama-sama dengan bangsa Iran, merasakan kehilangan yang mendalam. Semoga persahabatan yang telah terjalin antara komunitas kami dan bangsa Iran terus tumbuh dan berkembang, menghormati kenangan dua pemimpin besar yang telah pergi. Beristirahatlah dalam damai, Presiden Ebrahim Raisi dan Menteri Luar Negeri Hossein Amir-Abdollahian. Dunia berduka atas kehilanganmu.
Menghadapi Masa Depan
Dengan meninggalnya Raisi dan Abdollahian, Iran memasuki babak baru ketidakpastian politik. Proses pemilihan presiden baru dalam waktu 50 hari mendatang akan menjadi ujian bagi stabilitas politik di negara tersebut. Banyak yang memandang bahwa kematian Raisi mungkin membuka jalan bagi perubahan dalam struktur kepemimpinan Iran, termasuk kemungkinan naiknya Mojtaba Khamenei, putra Ayatollah Khamenei, sebagai calon pemimpin masa depan.
Namun, para analis memperkirakan bahwa kebijakan luar negeri dan dalam negeri Iran mungkin tidak akan berubah drastis dalam waktu dekat. Pemerintah diperkirakan akan terus memperkuat pengaruhnya di kawasan Timur Tengah dan mempertahankan sikap tegas terhadap Barat.
Tragedi ini membawa Iran ke dalam periode refleksi dan ketidakpastian. Bagaimana negara ini akan melanjutkan perjalanan politiknya di tengah berbagai tantangan domestik dan internasional masih harus dilihat. Yang pasti, Iran saat ini berada di persimpangan jalan yang kritis, dengan masa depan yang penuh dengan kemungkinan dan tantangan. Kami berharap yang terbaik untuk rakyat Iran dan mendoakan kedamaian serta stabilitas bagi negara yang bersejarah ini.
Neturei Karta: Penjaga Kota yang Menentang Zionisme
Neturei Karta (Yahudi Aram Babilonia: נטורי קרתא nāṭūrī qarṯā yang secara harfiah berarti “Penjaga Kota”) adalah kelompok religius Yahudi yang secara resmi didirikan di Yerusalem, Mandat Britania atas Palestina, pada tahun 1938. Kelompok ini memisahkan diri dari Agudas Yisrael dengan tujuan yang jelas dan tegas: menentang Zionisme dan panggilan untuk pembentukan Negara Israel. Mereka meyakini bahwa orang-orang Yahudi dilarang untuk memiliki negara mereka sendiri sampai kedatangan Mesias Yahudi.
Asal Usul dan Keyakinan
Neturei Karta didirikan sebagai respons terhadap perkembangan gerakan Zionis yang pada saat itu semakin kuat. Menurut keyakinan mereka, pembentukan Negara Israel sebelum kedatangan Mesias merupakan pelanggaran terhadap kehendak Ilahi yang dinyatakan dalam ajaran-ajaran agama Yahudi. Mereka percaya bahwa hanya dengan kedatangan Mesias Yahudi, orang-orang Yahudi akan diizinkan untuk kembali dan mendirikan negara mereka di Tanah Suci.
Komunitas dan Kehidupan
Meskipun pandangan mereka yang radikal, Neturei Karta hidup sebagai bagian yang lebih besar dari masyarakat Haredi di seluruh dunia. Mereka memiliki komunitas di berbagai negara dan kota, termasuk Israel, di mana beberapa anggotanya berdoa di beit midrash (rumah belajar) yang terafiliasi di kawasan Meah Shearim, Yerusalem, dan di Ramat Beit Shemesh Bet. Namun, tidak ada penghitungan resmi dari jumlah anggota Neturei Karta. Menurut Jewish Virtual Library, jumlah mereka sekitar 5.000, sementara The Anti-Defamation League memperkirakan bahwa kurang dari 100 anggota yang secara aktif terlibat dalam kegiatan anti-Israel.
Neturei Karta mengidentifikasi anggotanya sebagai mereka yang secara teratur berdoa di rumah-rumah ibadat Neturei Karta seperti Taurat Ve’Yirah Yerusalem, Taurat U’Tefillah London, Taurat U’Tefillah New York, Beis Yehudi Upstate New York, dan lainnya. Selain itu, mereka yang belajar atau mengirim anak-anak mereka ke lembaga pendidikan yang dikelola oleh Neturei Karta, atau yang secara aktif berpartisipasi dalam kegiatan, majelis, atau demonstrasi yang diselenggarakan oleh kelompok ini, juga dianggap sebagai bagian dari Neturei Karta.
Pandangan Terhadap Zionisme dan Negara Israel
Salah satu pandangan utama Neturei Karta adalah bahwa kaum Zionis, yang dianggap sekuler, telah mengotori Tembok Ratapan, sebuah situs suci bagi umat Yahudi. Mereka melihat gerakan Zionis sebagai upaya manusiawi yang melanggar perintah Ilahi dan menganggap pendirian Negara Israel sebagai dosa besar.
Kedekatan Neturei Karta dengan Iran menjadi salah satu aspek yang kontroversial dari kelompok ini. Mereka memandang Iran sebagai sahabat karena pemerintah Iran bersikap cukup adil terhadap warga minoritas Yahudi yang hidup di sana. Hubungan ini mencerminkan pandangan anti-Zionis Neturei Karta, yang melihat sekutu di antara mereka yang juga menentang Negara Israel.
Kegiatan dan Pengaruh
Neturei Karta terlibat dalam berbagai kegiatan yang mencerminkan pandangan mereka. Mereka sering terlihat dalam demonstrasi anti-Zionis, baik di Israel maupun di luar negeri. Dalam beberapa kesempatan, mereka bahkan telah bertemu dengan pemimpin-pemimpin negara-negara yang secara politis menentang Israel, termasuk Iran, untuk menegaskan pandangan mereka dan mencari dukungan.
Meskipun jumlah mereka relatif kecil dibandingkan dengan populasi Yahudi global, pengaruh dan kontroversi yang ditimbulkan oleh tindakan dan pernyataan mereka cukup signifikan. Media sering meliput aksi-aksi Neturei Karta, terutama ketika mereka muncul dalam konteks internasional yang sensitif.
Kehidupan Religius dan Sosial
Dalam kehidupan sehari-hari, Neturei Karta adalah kelompok yang sangat religius dan konservatif. Mereka mengikuti ajaran-ajaran agama Yahudi dengan ketat dan menekankan pentingnya studi Torah. Komunitas mereka sangat tertutup dan menjaga tradisi dengan ketat. Pendidikan adalah salah satu pilar penting dalam komunitas Neturei Karta, dengan penekanan besar pada studi agama dan Torah di lembaga-lembaga pendidikan mereka.
Neturei Karta adalah contoh unik dari keragaman pandangan dalam komunitas Yahudi global. Meskipun menentang Zionisme dan pembentukan Negara Israel, mereka tetap berpegang teguh pada identitas dan keyakinan agama Yahudi. Kehadiran mereka menyoroti adanya spektrum luas dalam interpretasi dan penerapan ajaran-ajaran Yahudi terkait dengan isu-isu politik dan negara.
Kontroversi dan tindakan mereka sering kali menjadi sorotan, namun mereka tetap teguh dalam keyakinan bahwa pembentukan Negara Yahudi hanya bisa terjadi dengan kedatangan Mesias. Di tengah tantangan dan kritik, Neturei Karta terus menjalani kehidupan mereka sesuai dengan interpretasi religius yang mereka yakini, dan memainkan peran yang unik dalam diskusi global tentang Zionisme dan identitas Yahudi.
Dengan demikian, Neturei Karta mengingatkan kita bahwa dalam setiap tradisi keagamaan, ada berbagai interpretasi dan pandangan yang dapat berbeda secara signifikan, dan setiap kelompok memiliki hak untuk menjalankan keyakinan mereka sesuai dengan pemahaman mereka terhadap teks-teks suci. *Roni
Sumber x.com/NetureiKarta/status/1792643812789047528
- Berita Terkait :
Prof. Mearsheimer: Pembersihan Etnis atau Solusi Damai? Analisis Krisis Israel
Utusan Palestina: Israel Berniat ‘Menggusur, Menundukkan, atau Membunuh’ Warga Gaza
Insiden di Mahkamah Internasional: Pengacara Israel Disebut ‘Pembohong’ oleh Pengamat Selama Sidang
Raja Saudi Salman Dirawat karena Radang Paru-paru di Istana Al Salam
Helikopter dalam Konvoi yang Membawa Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh di Azerbaijan Timur
JPMorgan Chase Tarik Investasi dari Elbit Systems di Tengah Tekanan Kampanye Boikot
76 Tahun Nakba: Peringatan Sejarah dan Bencana yang Berkepanjangan di Gaza
Hakim Kanada Tolak Pembubaran Demo Pro-Palestina di Universitas McGill
Blokade Bantuan ke Gaza: Protes, Krisis Kelaparan, dan Konsekuensi Global
Netanyahu Tegaskan Israel Bukan “Negara Bawahan” AS di Tengah Ketegangan dengan Biden
Mayor Angkatan Darat AS Mengundurkan Diri untuk Memprotes Dukungan Amerika terhadap Israel di Gaza
Enam Sekutu Amerika Serikat Dukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB
Jeremy Corbyn di Rafah: ” Kisah Horor dan Harapan di Gaza: Panggilan untuk Keadilan dan Perdamaian”
Antony Blinken Mengecam Klaim Israel: Keadilan dan Kemanusiaan dalam Konflik Gaza
Mayoritas Warga Kanada Mendukung Protes di Kampus Universitas Menurut Jajak Pendapat Terbaru
Raja Denmark Mengibarkan Bendera Palestina: Solidaritas Global Menguat Setelah Badai Al-Aqsa
Gary Lineker: Tidak Bisa Diam Mengenai Konflik Gaza dan Kritik Terhadap Tindakan Israel
Kekuatan Opini Publik: Kim Kardashian dan Dampak #Blockout2024 Pro-Palestina
Perspektif Kritis Randa Jarrar: Hillary Clinton dalam Kacamata Seorang Profesor Studi Timur Tengah
Peringatan Raja Spanyol Felipe VI: Eskalasi Kekerasan di Gaza dan Panggilan untuk Aksi Global
Perayaan Cinta dan Solidaritas: Pengantin di Montreal Mengekspresikan Dukungan untuk Palestina
Bisan Owda dan AJ+ Raih Penghargaan Peabody atas Liputan Gaza
Grace Blakeley Mendorong Sanksi terhadap Israel dalam Debat BBC Question Time
Insiden Pelecehan Verbal di Arizona State University: Staf Pro-Israel Diberhentikan
Respon Defiant Israel Menyusul Peringatan Biden tentang Serangan Rafah
Dinamika Hubungan India-Israel di Bawah Pemerintahan Narendra Modi
Himne Macklemore untuk Perdamaian dan Keadilan: “Solidaritas Diam”
Tujuan Israel Menolak Gencatan Senjata dengan Hamas dan Melancarkan Operasi di Rafah
Mahasiswa Inggris Protes untuk Palestina: Aksi Pendudukan di Lima Universitas Terkemuka
Solidaritas Pelajar di MIT: Dukungan untuk Gaza dan Perlawanan Terhadap Perintah Polisi
Senator Partai Republik Ancam ICC: ‘Targetkan Israel dan Kami Akan Menargetkan Anda’
Pembelotan Massal dan Ketegangan Internal: Pasukan Israel Menolak Perintah di Gaza
Israel Menutup Kantor Al Jazeera
Ketegangan di Upacara Pembukaan Universitas Michigan: Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Dikeluarkan
Ketegangan Internal dan Eksternal: Keputusan Kontroversial Menutup Saluran Al Jazeera di Israel
Situasi Tegang: Demonstrasi di Institut Seni Chicago Berakhir dengan Puluhan Orang Ditangkap
Platform Pittsburgh: Peran Pentingnya dalam Gerakan Reformasi Amerika dalam Yudaisme
Deklarasi Balfour dan Peran Walter Rothschild: Sebuah Tinjauan
Pelukan Islam Shaun King dan Dukungannya terhadap Palestina: Kisah Perubahan dan Aktivisme
Trinidad dan Tobago Resmi Mengakui Negara Palestina: Tinjauan Keputusan dan Implikasinya
Kolombia Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel karena Dugaan Genosida di Gaza
Kontroversi Video Rashida Tlaib: Pertahanan Pro-Palestina di Tengah Keretakan Demokrat Michigan
Kontroversi Terkait Protes Mahasiswa di AS: Antara Anti-Semitisme dan Anti-Perang
Konfrontasi di Kampus: Mahasiswa Universitas Columbia Berjuang Demi Solidaritas dengan Palestina
Robert Reich Membela Mahasiswa yang Memprotes Perang Israel di Gaza di Kampus-kampus Amerika
Perjuangan Mahasiswa Amerika: Solidaritas dengan Palestina Melawan Represi dan Kekerasan
Protes Mahasiswa Pro-Palestina di Washington Tetap Berlanjut Meski Ditekan Pemerintah
Keyakinan Nahamanides dalam Realitas Surga dan Lokasi Taman Eden Dekat Garis Katulistiwa
Konsep Bumi sebagai Pusat Alam Semesta dalam Divine Comedy Dante
Thomas Aquinas: Pemikiran tentang Surga, Khatulistiwa, dan Taman Eden dalam Summa Theologica
Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel Berdasarkan Keyakinan Eskatologis
Neturei Karta: Sekte Yahudi Anti-Zionis yang Menolak Negara Israel
Orang Uighur Dipaksa Makan Daging Babi karena China Memperluas Peternakan Babi Xinjiang
Keren !, Presiden Pertama Indonesia, Soekarno Bela Mati-matian Palestina
Kata Rabbi Aaron Teitelbaum Shlita : “Negara Zionis adalah Penyembahan Berhala di Zaman Kita”
TERNYATA ADA RABI YAHUDI BERSUMPAH UNTUK “TERUS BERJUANG DALAM PERANG TUHAN MELAWAN ZIONISME”
Gila !, Banyak Wanita Uyghur Dipaksa Kawin Untuk Menghilangkan Warisan Budaya Tradisi Uyghur
Keren !, Ukraina Salah Satu Negara Pertama Akui Palestina di PBB
Karena Dekatnya Turki dengan Malaysia : Anwar Terbang Menemui Erdogan
Media Asing : Barat Tidak Berdaya di Myanmar
Enam Hari setelah Bencana Gempa Bumi Turki, Para Kontraktor Bangunan Ditangkapi
Bayi Lahir di Reruntuhan Gempa Suriah Dinamai Aya
Keren !, Presiden Aljazair Dukung Penuh Keanggotaan Palestina di PBB
Gawat ! Paman Sam AS Sebut Bakal Perang dengan China
Kemarahan Turki Setelah Pembakaran Quran, Protes Kurdi di Swedia
Kontra Intelijen FBI Menggerebek Kantor Polisi China di New York: Laporan
Nitizen Nyiyirin Presiden Emmanuel Macron”Tidak Minta Maaf” Atas Penjajahan Prancis di Aljazair
Tegas ! Demi Kemanusiaan Datuk Sri Anwar Ibrahim PM. Malaysia Bela Palestina
Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu
Ternyata Banyak Nama Kota Peninggalan Peradaban Islam di Amerika Serikat
Ternyata Angelina Jolie Tidak Masuk Dalam Daftar 5 Wanita Tercantik di Dunia
Peristiwa Dunia Yang Terjadi Tahun 2022
Wang Yi Menteri Luar Negeri China Diberhentikan
Pele Sang Legenda Sepak Bola Jum’at Dini Hari Meninggal Dalam Usia 82 Tahun
Islamofobia! Tiga Kepala Babi Diletakan Untuk Memprotes Pembangunan Masjid
Tragis ! Korban Bertambah 18 Orang Tewas Akibat Ledakan Truk Gas di Afrika Selatan
Lebih dari 40 Ribu Kematian Di Cina Karena Covid Di Akhir Tahun
Lagi-lagi Zionis Israil Menembak Mati Warga Palestina, Korbannya Pemain Sepak Bola Muda
Dr. Nisia Trindade Lima Menteri Kesehatan Brasil Pertama dari Kaum Hawa
Maher Zain Hadir Di Piala Dunia 2022 Dengan Merilis Lagu Bersiaplah (Tahayya)
Kembali Pecah Rekor, Kasus Covid-19 di China Tembus 39 Ribu Kasus Sehari