• Jum. Des 6th, 2024

KowantaraNews

RINGKAS DAN TAJAM

Maladewa Melarang Warga Israel Masuk Negara Terkait Konflik Gaza: Solidaritas dengan Palestina dan Implikasi Regional

ByAdmin

Jun 3, 2024
Sharing is caring

Jakarta, Kowantaranews.com   -Pada tanggal 3 Juni 2024, pemerintah Maladewa mengumumkan keputusan kontroversial yang melarang warga Israel masuk ke negara kepulauan tersebut. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap meningkatnya kemarahan publik di Maladewa, yang mayoritas penduduknya beragama Islam, terhadap konflik yang sedang berlangsung di Gaza. Keputusan ini menyoroti dinamika politik regional yang kompleks serta solidaritas internasional dengan rakyat Palestina.

Keputusan dan Alasan di Baliknya

Kantor kepresidenan Maladewa menyatakan bahwa Kabinet telah memutuskan untuk mengubah undang-undang guna mencegah pemegang paspor Israel memasuki negara tersebut. Selain itu, Presiden Mohamed Muizzu akan membentuk subkomite untuk mengawasi pelaksanaan larangan ini. Presiden juga berencana menunjuk utusan khusus untuk menilai kebutuhan rakyat Palestina dan meluncurkan kampanye penggalangan dana untuk mendukung mereka.

Dalam pernyataannya, kantor kepresidenan menegaskan bahwa keputusan ini adalah respons langsung terhadap situasi yang memburuk di Gaza. “Kami tidak bisa berdiam diri melihat penderitaan yang dialami saudara-saudara kita di Palestina. Langkah ini adalah bentuk solidaritas kami terhadap mereka dan upaya kami untuk mendesak komunitas internasional agar bertindak lebih tegas terhadap pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di sana,” ujar Presiden Muizzu.

Reaksi Internasional

Keputusan ini segera mendapat reaksi dari pemerintah Israel. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel, Oren Marmorstein, merespons dengan menyarankan agar warga Israel menghindari perjalanan ke Maladewa. Ia juga merekomendasikan warga Israel yang saat ini berada di Maladewa untuk mempertimbangkan meninggalkan negara tersebut. Menurut data, sekitar 11.000 warga Israel mengunjungi Maladewa pada tahun lalu, yang merupakan 0,6% dari total kunjungan wisatawan ke negara tersebut.

“Ini adalah langkah yang sangat disayangkan dan tidak membantu dalam mencapai perdamaian. Kami berharap pemerintah Maladewa akan mempertimbangkan kembali keputusan ini,” ujar Marmorstein dalam sebuah pernyataan resmi.

Dinamika Politik Regional

Langkah yang diambil oleh Maladewa ini terjadi dalam konteks hubungan regional yang kompleks. Baru-baru ini, India, yang memiliki hubungan dekat dengan Maladewa, mendesak negara kepulauan tersebut untuk meredakan ketegangan dan memperbaiki hubungan yang tegang. Menteri luar negeri India dan Maladewa bertemu di New Delhi sehari sebelum batas waktu yang ditetapkan oleh Presiden Muizzu bagi India untuk menarik puluhan tentaranya dari Maladewa. Hubungan antara Maladewa dan India telah mengalami ketegangan, terutama setelah Presiden Muizzu, yang dikenal pro-Tiongkok, mulai menjabat.

Baca Juga : Max Chandler-Mather Menggemakan Solidaritas untuk Palestina di Parlemen: Sebuah Seruan Melawan Ketidakadilan dan Dukungan untuk Penentuan Nasib Sendiri

Baca Juga : Mesir Bergabung dalam Kasus Genosida terhadap Israel di Pengadilan Tinggi PBB

Baca Juga : Türkiye Bergabung dalam Kasus Genosida Afrika Selatan terhadap Israel di ICJ

Konflik di Gaza dan Solidaritas Dunia Islam

Konflik yang berlangsung di Gaza telah memicu reaksi keras dari banyak negara mayoritas Muslim, yang mengecam tindakan Israel dan menyuarakan dukungan untuk Palestina. Langkah yang diambil oleh Maladewa adalah salah satu dari banyak respons di dunia Islam yang menunjukkan solidaritas dengan rakyat Palestina dan ketidakpuasan terhadap tindakan Israel.

Kekerasan yang terus meningkat di Gaza telah menarik perhatian internasional, dengan banyak negara dan organisasi internasional mengutuk tindakan Israel yang dianggap sebagai pelanggaran hak asasi manusia. Di Maladewa, demonstrasi dan aksi solidaritas dengan Palestina telah meningkat, mencerminkan rasa frustasi dan kemarahan terhadap apa yang dianggap sebagai ketidakadilan yang berkelanjutan.

Implikasi Ekonomi dan Pariwisata

Maladewa dikenal sebagai destinasi wisata mewah, dan pariwisata adalah salah satu sumber utama pendapatan negara tersebut. Larangan masuk bagi warga Israel mungkin memiliki dampak ekonomi, meskipun jumlah wisatawan Israel hanya sebagian kecil dari total pengunjung. Menurut data dari Kementerian Pariwisata Maladewa, sekitar 11.000 warga Israel mengunjungi Maladewa pada tahun lalu, yang merupakan 0,6% dari total kunjungan wisatawan ke negara tersebut.

Namun, pemerintah Maladewa tampaknya siap untuk menempatkan prinsip-prinsip kemanusiaan dan solidaritas di atas kepentingan ekonomi jangka pendek. “Kami sadar akan potensi dampak ekonomi dari keputusan ini, tetapi kami yakin bahwa solidaritas internasional dan kemanusiaan harus menjadi prioritas utama. Kami akan mencari cara untuk memitigasi dampak ekonomi ini melalui upaya diversifikasi pasar pariwisata kami,” kata Menteri Pariwisata Maladewa.

Dukungan dan Kritik di Dalam Negeri

Di dalam negeri, keputusan ini mendapatkan beragam tanggapan. Banyak warga Maladewa yang mendukung langkah ini sebagai bentuk solidaritas yang kuat dengan Palestina. Demonstrasi dan aksi unjuk rasa yang mendukung keputusan ini telah terjadi di berbagai bagian negara, dengan partisipasi ribuan orang yang menuntut keadilan bagi rakyat Palestina.

Namun, ada juga kritik yang mengkhawatirkan dampak negatif terhadap sektor pariwisata dan ekonomi. Beberapa pengamat ekonomi menyatakan bahwa langkah ini mungkin berdampak pada citra Maladewa sebagai destinasi wisata internasional yang netral dan terbuka bagi semua wisatawan.

“Meskipun tujuan dari keputusan ini bisa dimengerti, penting bagi pemerintah untuk mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap sektor pariwisata kita yang sangat bergantung pada arus wisatawan internasional. Kami perlu memastikan bahwa kebijakan ini tidak mengarah pada penurunan signifikan dalam jumlah wisatawan yang dapat mempengaruhi ekonomi secara keseluruhan,” ujar seorang pengamat ekonomi lokal.

Upaya Diplomatik dan Langkah Selanjutnya

Presiden Muizzu telah mengindikasikan bahwa pemerintahnya akan terus mendorong komunitas internasional untuk bertindak lebih tegas terhadap Israel dan mendukung hak-hak Palestina. Penunjukan utusan khusus untuk menilai kebutuhan Palestina dan peluncuran kampanye penggalangan dana adalah bagian dari upaya diplomatik ini.

“Langkah ini bukan hanya tentang melarang warga Israel masuk ke Maladewa. Ini adalah pernyataan bahwa kami berdiri bersama dengan rakyat Palestina dan mendesak komunitas internasional untuk mengambil tindakan yang lebih kuat dan efektif untuk menghentikan pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di Gaza,” ujar Presiden Muizzu.

Keputusan ini juga menandai perubahan dalam kebijakan luar negeri Maladewa, yang sebelumnya cenderung mengambil posisi yang lebih netral dalam konflik internasional. Dengan adanya presiden yang dikenal pro-Tiongkok dan ketegangan yang meningkat dengan India, Maladewa tampaknya sedang mengukir jalan baru dalam diplomasi regionalnya.

Langkah yang diambil oleh Maladewa untuk melarang warga Israel masuk negara terkait konflik Gaza adalah cerminan dari posisi tegas negara tersebut terhadap situasi di Palestina dan solidaritasnya dengan rakyat Palestina. Keputusan ini juga mencerminkan dinamika politik regional yang rumit serta tantangan yang dihadapi oleh negara-negara kecil dalam memainkan peran mereka di panggung internasional.

Sementara dampak ekonomi dari keputusan ini masih harus dilihat, Maladewa tampaknya siap untuk menempatkan prinsip-prinsip kemanusiaan di atas kepentingan ekonomi jangka pendek. Dalam jangka panjang, keputusan ini mungkin akan mempengaruhi hubungan internasional Maladewa dan menempatkannya sebagai salah satu suara penting dalam mendukung hak asasi manusia dan keadilan di Timur Tengah.

Dengan langkah-langkah diplomatik yang sedang diambil, termasuk penunjukan utusan khusus dan kampanye penggalangan dana, Maladewa berharap dapat memainkan peran yang lebih aktif dalam mendukung rakyat Palestina dan mendorong perubahan positif dalam konflik yang berkepanjangan ini. Keputusan ini juga menekankan pentingnya solidaritas internasional dan tindakan tegas dalam menghadapi pelanggaran hak asasi manusia, menjadikan Maladewa sebagai contoh negara kecil yang berani berdiri untuk prinsip-prinsip kemanusiaan di panggung global. *Mukroni

Sumber  apnews.com

Foto  www.travelgad.net

  • Berita Terkait :

Max Chandler-Mather Menggemakan Solidaritas untuk Palestina di Parlemen: Sebuah Seruan Melawan Ketidakadilan dan Dukungan untuk Penentuan Nasib Sendiri

Mesir Bergabung dalam Kasus Genosida terhadap Israel di Pengadilan Tinggi PBB

Türkiye Bergabung dalam Kasus Genosida Afrika Selatan terhadap Israel di ICJ

Chile Bergabung dengan Afrika Selatan dalam Kasus Genosida Terhadap Israel di ICJ

Terima Kasih, Biden: Ribuan Orang di Yerusalem Berunjuk Rasa Mendukung Tawaran Kesepakatan Sandera yang Baru

Protes Anti-Islam di London: Pendukung Tommy Robinson Teriakkan Slogan Kebencian, Aktivis Pro-Palestina Ditangkap

Kehlani Berkolaborasi dengan Kolektif Nöl Palestina dalam Proyek Penggalangan Dana untuk Keluarga di Palestina, Kongo, dan Sudan

Selebriti AS Berunjuk Rasa untuk Palestina di Tengah Meningkatnya Konflik Gaza

Steven Seagal Terima Penghargaan dari Putin, Sampaikan Pidato Kontroversial tentang Ukraina

Perdana Menteri Georgia Mendorong AS dan UE untuk Menghilangkan Oligarki: Peringatan akan Ancaman Politik Barat terhadap Negaranya

Israel Melobi Pejabat Jerman untuk Mengecam Surat Perintah Penangkapan ICC terhadap Netanyahu

Arab Saudi Sambut Baik Pengakuan Palestina oleh Norwegia, Irlandia, dan Spanyol

Arab Saudi Serukan Hak Hidup Aman bagi Warga Palestina dalam Pertemuan OKI di Jeddah

Senator AS Lindsey Graham Kritik Permintaan Surat Perintah Penangkapan ICC terhadap Pejabat Israel, Khawatir AS Menjadi Target Berikutnya

Pemerintahan Biden Siap Kerja Sama dengan Kongres untuk Potensi Sanksi terhadap ICC atas Permintaan Penangkapan Netanyahu

Kolombia Tegaskan Dukungan bagi Palestina: Pendekatan Baru di Bawah Kepemimpinan Presiden Petro

Norwegia, Irlandia, dan Spanyol Mengakui Negara Palestina: Tindakan Bersejarah yang Mengguncang Diplomasi Global

Staf Yahudi Mengundurkan Diri dari Pemerintahan Biden Sebagai Protes Atas Dukungan Terhadap Kampanye Militer Israel di Gaza

Krisis Kemanusiaan di Gaza Semakin Memperburuk, PBB Hentikan Distribusi Makanan di Rafah

Pernyataan Jaksa ICC Karim AA Khan KC tentang Permohonan Surat Perintah Penangkapan terkait Situasi di Negara Palestina

Andrew Feinstein Mengkritik Pemimpin Partai Buruh, Keir Starmer, atas Dukungannya terhadap Konflik Gaza dan Korupsi dalam Perdagangan Senjata

Perancis, Belgia, dan Slovenia Dukung Upaya ICC untuk Mengeluarkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas

Komunitas Yahudi Berduka: Kehilangan Presiden dan Menteri Luar Negeri Iran, Inilah Penghormatan  Terakhir Neturei Karta

Jatuhnya Helikopter Tewaskan Presiden dan Menteri Luar Negeri Iran: Ketegangan Politik di Tengah Kegagalan Teknis

Prof. Mearsheimer: Pembersihan Etnis atau Solusi Damai? Analisis Krisis Israel

Utusan Palestina: Israel Berniat ‘Menggusur, Menundukkan, atau Membunuh’ Warga Gaza

Insiden di Mahkamah Internasional: Pengacara Israel Disebut ‘Pembohong’ oleh Pengamat Selama Sidang

Raja Saudi Salman Dirawat karena Radang Paru-paru di Istana Al Salam

Helikopter dalam Konvoi yang Membawa Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh di Azerbaijan Timur

JPMorgan Chase Tarik Investasi dari Elbit Systems di Tengah Tekanan Kampanye Boikot

76 Tahun Nakba: Peringatan Sejarah dan Bencana yang Berkepanjangan di Gaza

Afrika Selatan Menuduh Israel Lakukan Genosida di Gaza di Hadapan Mahkamah Internasional, ini Alasan Adila Hassim

Kontroversi Nat Schwartz: Penyelidikan The New York Times tentang Kekerasan Seksual oleh Hamas dan Implikasinya

Pengarahan Jaksa ICC Karim AA Khan KC kepada Dewan Keamanan PBB mengenai Situasi di Libya: Laporan dan Peta Jalan Menuju Keadilan Berdasarkan Resolusi 1970 (2011)

Hakim Kanada Tolak Pembubaran Demo Pro-Palestina di Universitas McGill

Prof. Jeffrey Sachs: Kebijakan Luar Negeri AS Bertentangan dengan Kepentingan Rakyat dan Didasarkan pada Kebohongan Berkelanjutan

Blokade Bantuan ke Gaza: Protes, Krisis Kelaparan, dan Konsekuensi Global

Netanyahu Tegaskan Israel Bukan “Negara Bawahan” AS di Tengah Ketegangan dengan Biden

Thomas Piketty: Barat Harus Memberikan Sanksi kepada Israel Jika Benar-Benar Mendukung Solusi Dua Negara

Mayor Angkatan Darat AS Mengundurkan Diri untuk Memprotes Dukungan Amerika terhadap Israel di Gaza

Enam Sekutu Amerika Serikat  Dukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Paul Newman tentang Kebenaran dan Politik Luar Negeri Amerika: “Menciptakan Musuh untuk Membenarkan Perang”

Jeremy Corbyn di Rafah: ” Kisah Horor dan Harapan di Gaza: Panggilan untuk Keadilan dan Perdamaian”

Antony Blinken Mengecam Klaim Israel: Keadilan dan Kemanusiaan dalam Konflik Gaza

Trinity College Cambridge Memutuskan Divestasi dari Perusahaan Senjata Setelah Terungkapnya Investasi Kontroversial

Mayoritas Warga Kanada Mendukung Protes di Kampus Universitas Menurut Jajak Pendapat Terbaru

Raja Denmark Mengibarkan Bendera Palestina: Solidaritas Global Menguat Setelah Badai Al-Aqsa

Gary Lineker: Tidak Bisa Diam Mengenai Konflik Gaza dan Kritik Terhadap Tindakan Israel

Kekuatan Opini Publik: Kim Kardashian dan Dampak #Blockout2024 Pro-Palestina

Munafik atau Ketidakadilan? Politisi Belgia Kritik Keputusan Kontes Lagu Eurovision terkait Israel dan Palestina

Perspektif Kritis Randa Jarrar: Hillary Clinton dalam Kacamata Seorang Profesor Studi Timur Tengah

Peringatan Raja Spanyol Felipe VI: Eskalasi Kekerasan di Gaza dan Panggilan untuk Aksi Global

Jejak Sejarah Esau: Perjalanan di Pegunungan Bani Yas’in dari Bani Jawa dalam Kitab Tarikh Ibnu Khaldun

Perayaan Cinta dan Solidaritas: Pengantin di Montreal Mengekspresikan Dukungan untuk Palestina

Tabassum Menerima Tepuk Tangan Meriah atas Pidato Perpisahan di USC: Perlawanannya Terhadap Genosida Disambut Hangat

Bisan Owda dan AJ+ Raih Penghargaan Peabody atas Liputan Gaza

Grace Blakeley Mendorong Sanksi terhadap Israel dalam Debat BBC Question Time

Insiden Pelecehan Verbal di Arizona State University: Staf Pro-Israel Diberhentikan

Seruan Menteri Luar Negeri Afrika Selatan untuk Penangkapan ICC terhadap PM Israel Netanyahu: Kontroversi dan Implikasi Internasional

Respon Defiant Israel Menyusul Peringatan Biden tentang Serangan Rafah

Greta Thunberg Aktivis Iklim Bergabung dalam Protes Ribuan Massa di Eurovision 2024 Malmo: Penolakan Partisipasi Israel dalam Kontes Lagu

Dinamika Hubungan India-Israel di Bawah Pemerintahan Narendra Modi

Kontroversi Penyensoran di YouTube: Tuduhan Terhadap Penyensoran Lagu Pro-Palestina Macklemore, ‘Hind’s Hall’

Kontroversi dan Pertanyaan Etis: Investigasi Independen Terhadap Publikasi Artikel dalam New York Times

Himne Macklemore untuk Perdamaian dan Keadilan: “Solidaritas Diam”

Persemakmuran Bahama Mengakui Palestina Sebagai Negara, Mengukuhkan Komitmen pada Hak Asasi Manusia dan Penentuan Nasib Sendiri

Persemakmuran Bahama Mengakui Palestina Sebagai Negara, Mengukuhkan Komitmen pada Hak Asasi Manusia dan Penentuan Nasib Sendiri

Sekretaris Jenderal PBB Memperingatkan Terhadap Invasi Israel di Rafah dan Potensi Bencana Kemanusiaan

Permintaan Pengacara Belanda kepada ICC untuk Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Pejabat Israel

Tujuan  Israel Menolak Gencatan Senjata dengan Hamas dan Melancarkan Operasi di Rafah

Mahasiswa Inggris Protes untuk Palestina: Aksi Pendudukan di Lima Universitas Terkemuka

Solidaritas Pelajar di MIT: Dukungan untuk Gaza dan Perlawanan Terhadap Perintah Polisi

Muslim Muhammadiyah Salurkan Donasi Rp 15 Miliar untuk Palestina: Upaya Mendukung Dalam Krisis dan Pemberdayaan Ekonomi

Proposal Gencatan Senjata Hamas Diterima Meski Israel Menolak, Pasukan Israel Lanjutkan Operasi Militer di Rafah

Senator Partai Republik Ancam ICC: ‘Targetkan Israel dan Kami Akan Menargetkan Anda’

Pembelotan Massal dan Ketegangan Internal: Pasukan Israel Menolak Perintah di Gaza

Israel Menutup Kantor Al Jazeera

UC Riverside dan Kelompok Pro-Palestina Mencapai Kesepakatan Damai: Akhir Perkemahan dengan Dialog Konstruktif

Ketegangan Meningkat dalam Perang Israel di Gaza: Tuduhan Netanyahu ‘Menyabotase’ Perundingan Gencatan Senjata

Ketegangan di Upacara Pembukaan Universitas Michigan: Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Dikeluarkan

Ketegangan Internal dan Eksternal: Keputusan Kontroversial Menutup Saluran Al Jazeera di Israel

Situasi Tegang: Demonstrasi di Institut Seni Chicago Berakhir dengan Puluhan Orang Ditangkap

Platform Pittsburgh: Peran Pentingnya dalam Gerakan Reformasi Amerika dalam Yudaisme

Dukungan Jeremy Corbyn terhadap Afrika Selatan dalam Kasus Genosida terhadap Israel: Pandangan dan Tanggapan Internasional

Deklarasi Balfour dan Peran Walter Rothschild: Sebuah Tinjauan

Pelukan Islam Shaun King dan Dukungannya terhadap Palestina: Kisah Perubahan dan Aktivisme

Trinidad dan Tobago Resmi Mengakui Negara Palestina: Tinjauan Keputusan dan Implikasinya

Kandidat Presiden dari Partai Hijau Ditangkap dalam Rapat Pro-Palestina: Kisah Kekerasan dan Solidaritas

Kolombia Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel karena Dugaan Genosida di Gaza

Senator Bernie Sanders dan Anggota Partai Demokrat Mendorong Presiden Biden untuk Menghentikan Pengiriman Senjata ke Israel selama Konflik Gaza

Kontroversi Video Rashida Tlaib: Pertahanan Pro-Palestina di Tengah Keretakan Demokrat Michigan

Kontroversi Terkait Protes Mahasiswa di AS: Antara Anti-Semitisme dan Anti-Perang

Konfrontasi di Kampus: Mahasiswa Universitas Columbia Berjuang Demi Solidaritas dengan Palestina

Robert Reich Membela Mahasiswa yang Memprotes Perang Israel di Gaza di Kampus-kampus Amerika

Perjuangan Mahasiswa Amerika: Solidaritas dengan Palestina Melawan Represi dan Kekerasan

Protes Mahasiswa Pro-Palestina di Washington Tetap Berlanjut

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *