Jakarta, Kowantaranews.com -Pada Sabtu malam, Yerusalem menyaksikan pawai ribuan warga Israel yang menuntut pemerintah untuk segera menyetujui kesepakatan penyanderaan baru yang diusulkan oleh Presiden Amerika Serikat, Joe Biden. Protes ini menyoroti keinginan kuat masyarakat Israel agar para sandera yang masih ditahan oleh Hamas di Gaza segera dibebaskan, serta dorongan untuk mencapai gencatan senjata yang dapat mengakhiri konflik berkepanjangan ini.
Latar Belakang Konflik
Sejak serangan Hamas pada 7 Oktober, yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 252 orang, sebagian besar warga sipil, Israel telah berada dalam situasi darurat. Konflik ini telah memakan korban jiwa yang tidak sedikit dan meninggalkan luka mendalam bagi banyak keluarga. Sejauh ini, 105 sandera telah dibebaskan selama gencatan senjata seminggu pada akhir November, dan empat lainnya telah dibebaskan sebelumnya. Selain itu, IDF telah menemukan 19 jenazah sandera dan mengonfirmasi kematian 37 lainnya berdasarkan intelijen baru. Namun, 121 sandera masih diyakini berada di Gaza, dengan nasib satu orang lainnya masih belum diketahui.
Usulan Rencana Kesepakatan
Rencana tiga fase yang diusulkan oleh Israel dan disetujui oleh kabinet perang yang terdiri dari Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Menteri Pertahanan Yoav Gallant, dan Menteri Benny Gantz, mendapat dukungan dari Presiden Biden. Namun, publikasi garis besar rencana ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan keluarga sandera dan masyarakat luas bahwa pemerintah mungkin tidak akan melaksanakannya.
Protes yang berlangsung di Yerusalem ini merupakan reaksi langsung terhadap pidato Biden dan ketidakpastian di antara para pemimpin Israel mengenai pelaksanaan rencana tersebut. Para pengunjuk rasa berharap agar pemerintah tidak membatalkan kesepakatan yang bisa membawa pulang para sandera.
Suasana Protes
“Malam ini adalah malam penuh harapan,” ujar Tova Sheleg, seorang aktivis anti-pemerintah, di depan Kediaman Presiden Israel. Sheleg menekankan pentingnya mencapai kesepakatan yang dapat mengembalikan para sandera ke rumah mereka. Suasana pawai yang damai dan tanpa konfrontasi dengan polisi mencerminkan harapan dan solidaritas di antara para demonstran.
Baca Juga : Protes Anti-Islam di London: Pendukung Tommy Robinson Teriakkan Slogan Kebencian, Aktivis Pro-Palestina Ditangkap
Baca Juga : Senator Bernie Sanders: “Penjahat Perang” Netanyahu Tidak Pantas Berpidato di Kongres AS
Partisipasi Keluarga Sandera
Meski awalnya menolak untuk berpartisipasi karena tidak dilibatkannya keluarga sandera dalam barisan pembicara, Forum Keluarga Penyanderaan akhirnya memutuskan untuk bergabung dalam demonstrasi tersebut. Beberapa keluarga sandera bahkan memimpin pawai, mengibarkan bendera kuning dan membawa foto-foto para sandera. Keputusan ini menunjukkan betapa krusialnya dukungan keluarga dalam upaya pembebasan sandera.
Dukungan dan Penolakan Politik
Namun, tidak semua pihak di Israel mendukung rencana ini. Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich dari sayap kanan mengancam akan meruntuhkan koalisi Netanyahu jika dia terus melanjutkan rencana tersebut. Eyal Gur, salah satu penyelenggara protes, menuding politisi ultranasionalis tersebut telah “memutuskan untuk menawan negara” dengan ancaman mereka.
Seruan untuk Gencatan Senjata dan Pemilu Baru
Pidato Biden juga memperkuat tekanan dari aktivis anti-pemerintah untuk mengakhiri perang dan mengadakan pemilu baru. Avi Dabush, seorang pengungsi dari Kibbutz Nirim dekat perbatasan Gaza, menyerukan gencatan senjata dan pembebasan sandera. Ia menekankan bahwa pemilu saja tidak cukup, dan diperlukan tindakan nyata untuk mengakhiri penderitaan yang dialami masyarakat di Gaza dan Israel.
Dabush mengingatkan bahwa komunitasnya telah membayar harga yang sangat mahal, dengan banyak teman dan tetangganya yang terbunuh atau disandera oleh Hamas. “Pada tanggal 13 Juni kita akan memperingati 250 hari perang, 250 hari penahanan, 250 hari di mana pemerintah kita hanya memperhatikan kepentingannya dibandingkan kepentingan manusia yang tinggal di sini,” katanya, disambut oleh teriakan massa yang menentang pemerintahan Netanyahu.
Pengaruh Pidato Biden
Pidato Biden memberikan dorongan moral yang signifikan bagi para demonstran. Ribuan orang yang hadir di Yerusalem merasa terdorong oleh seruan presiden AS tersebut untuk mencapai kesepakatan sekarang juga. Seruan ini datang di tengah serangkaian protes yang menuntut gencatan senjata dan mengakhiri kekerasan yang telah menelan banyak korban jiwa.
Harapan untuk Masa Depan
Protes yang terjadi pada malam itu menunjukkan bahwa meskipun ada perbedaan pandangan politik, banyak warga Israel yang bersatu dalam keinginan mereka untuk melihat akhir dari konflik dan pembebasan para sandera. Demonstrasi ini mencerminkan keinginan kuat masyarakat untuk perdamaian dan stabilitas di kawasan yang telah lama dilanda ketegangan.
Seiring dengan seruan untuk pemilu baru dan tekanan terhadap pemerintah untuk segera bertindak, protes di Yerusalem menandai momen penting dalam upaya mencapai resolusi damai bagi konflik yang sedang berlangsung. Dukungan internasional, seperti yang ditunjukkan oleh Presiden Biden, juga menjadi faktor krusial dalam mendorong tercapainya kesepakatan yang adil dan berkelanjutan.
Demonstrasi ini, yang merupakan salah satu yang terbesar di Yerusalem sejak serangan 7 Oktober, menunjukkan betapa kuatnya harapan dan solidaritas di antara masyarakat Israel untuk melihat kembalinya para sandera dan berakhirnya kekerasan. Hanya waktu yang akan menentukan apakah upaya ini akan membuahkan hasil, tetapi satu hal yang pasti adalah bahwa rakyat Israel tidak akan berhenti berjuang untuk perdamaian dan keamanan bagi semua warga mereka. *Mukroni
https www.timesofisrael.com
Foto Kowantaranews.com
- Berita Terkait :
Selebriti AS Berunjuk Rasa untuk Palestina di Tengah Meningkatnya Konflik Gaza
Steven Seagal Terima Penghargaan dari Putin, Sampaikan Pidato Kontroversial tentang Ukraina
Israel Melobi Pejabat Jerman untuk Mengecam Surat Perintah Penangkapan ICC terhadap Netanyahu
Arab Saudi Sambut Baik Pengakuan Palestina oleh Norwegia, Irlandia, dan Spanyol
Arab Saudi Serukan Hak Hidup Aman bagi Warga Palestina dalam Pertemuan OKI di Jeddah
Kolombia Tegaskan Dukungan bagi Palestina: Pendekatan Baru di Bawah Kepemimpinan Presiden Petro
Krisis Kemanusiaan di Gaza Semakin Memperburuk, PBB Hentikan Distribusi Makanan di Rafah
Prof. Mearsheimer: Pembersihan Etnis atau Solusi Damai? Analisis Krisis Israel
Utusan Palestina: Israel Berniat ‘Menggusur, Menundukkan, atau Membunuh’ Warga Gaza
Insiden di Mahkamah Internasional: Pengacara Israel Disebut ‘Pembohong’ oleh Pengamat Selama Sidang
Raja Saudi Salman Dirawat karena Radang Paru-paru di Istana Al Salam
Helikopter dalam Konvoi yang Membawa Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh di Azerbaijan Timur
JPMorgan Chase Tarik Investasi dari Elbit Systems di Tengah Tekanan Kampanye Boikot
76 Tahun Nakba: Peringatan Sejarah dan Bencana yang Berkepanjangan di Gaza
Hakim Kanada Tolak Pembubaran Demo Pro-Palestina di Universitas McGill
Blokade Bantuan ke Gaza: Protes, Krisis Kelaparan, dan Konsekuensi Global
Netanyahu Tegaskan Israel Bukan “Negara Bawahan” AS di Tengah Ketegangan dengan Biden
Mayor Angkatan Darat AS Mengundurkan Diri untuk Memprotes Dukungan Amerika terhadap Israel di Gaza
Enam Sekutu Amerika Serikat Dukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB
Jeremy Corbyn di Rafah: ” Kisah Horor dan Harapan di Gaza: Panggilan untuk Keadilan dan Perdamaian”
Antony Blinken Mengecam Klaim Israel: Keadilan dan Kemanusiaan dalam Konflik Gaza
Mayoritas Warga Kanada Mendukung Protes di Kampus Universitas Menurut Jajak Pendapat Terbaru
Raja Denmark Mengibarkan Bendera Palestina: Solidaritas Global Menguat Setelah Badai Al-Aqsa
Gary Lineker: Tidak Bisa Diam Mengenai Konflik Gaza dan Kritik Terhadap Tindakan Israel
Kekuatan Opini Publik: Kim Kardashian dan Dampak #Blockout2024 Pro-Palestina
Perspektif Kritis Randa Jarrar: Hillary Clinton dalam Kacamata Seorang Profesor Studi Timur Tengah
Peringatan Raja Spanyol Felipe VI: Eskalasi Kekerasan di Gaza dan Panggilan untuk Aksi Global
Perayaan Cinta dan Solidaritas: Pengantin di Montreal Mengekspresikan Dukungan untuk Palestina
Bisan Owda dan AJ+ Raih Penghargaan Peabody atas Liputan Gaza
Grace Blakeley Mendorong Sanksi terhadap Israel dalam Debat BBC Question Time
Insiden Pelecehan Verbal di Arizona State University: Staf Pro-Israel Diberhentikan
Respon Defiant Israel Menyusul Peringatan Biden tentang Serangan Rafah
Dinamika Hubungan India-Israel di Bawah Pemerintahan Narendra Modi
Himne Macklemore untuk Perdamaian dan Keadilan: “Solidaritas Diam”
Tujuan Israel Menolak Gencatan Senjata dengan Hamas dan Melancarkan Operasi di Rafah
Mahasiswa Inggris Protes untuk Palestina: Aksi Pendudukan di Lima Universitas Terkemuka
Solidaritas Pelajar di MIT: Dukungan untuk Gaza dan Perlawanan Terhadap Perintah Polisi
Senator Partai Republik Ancam ICC: ‘Targetkan Israel dan Kami Akan Menargetkan Anda’
Pembelotan Massal dan Ketegangan Internal: Pasukan Israel Menolak Perintah di Gaza
Israel Menutup Kantor Al Jazeera
Ketegangan di Upacara Pembukaan Universitas Michigan: Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Dikeluarkan
Ketegangan Internal dan Eksternal: Keputusan Kontroversial Menutup Saluran Al Jazeera di Israel
Situasi Tegang: Demonstrasi di Institut Seni Chicago Berakhir dengan Puluhan Orang Ditangkap
Platform Pittsburgh: Peran Pentingnya dalam Gerakan Reformasi Amerika dalam Yudaisme
Deklarasi Balfour dan Peran Walter Rothschild: Sebuah Tinjauan
Pelukan Islam Shaun King dan Dukungannya terhadap Palestina: Kisah Perubahan dan Aktivisme
Trinidad dan Tobago Resmi Mengakui Negara Palestina: Tinjauan Keputusan dan Implikasinya
Kolombia Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel karena Dugaan Genosida di Gaza
Kontroversi Video Rashida Tlaib: Pertahanan Pro-Palestina di Tengah Keretakan Demokrat Michigan
Kontroversi Terkait Protes Mahasiswa di AS: Antara Anti-Semitisme dan Anti-Perang
Konfrontasi di Kampus: Mahasiswa Universitas Columbia Berjuang Demi Solidaritas dengan Palestina
Robert Reich Membela Mahasiswa yang Memprotes Perang Israel di Gaza di Kampus-kampus Amerika
Perjuangan Mahasiswa Amerika: Solidaritas dengan Palestina Melawan Represi dan Kekerasan
Protes Mahasiswa Pro-Palestina di Washington Tetap Berlanjut