• Jum. Des 6th, 2024

KowantaraNews

RINGKAS DAN TAJAM

Guterres: Dunia Harus Mencegah Lebanon Menjadi Zona Konflik Seperti Gaza

ByAdmin

Jun 24, 2024
Sharing is caring

Jakarta, Kowantaranews.com -Pada sebuah konferensi pers di markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengeluarkan peringatan keras mengenai ketegangan yang terus meningkat di perbatasan Israel-Lebanon. Dalam pernyataannya, Guterres menekankan bahwa dunia tidak bisa membiarkan Lebanon menjadi zona konflik seperti Gaza. Dia menyampaikan kekhawatirannya bahwa satu langkah gegabah atau kesalahan perhitungan bisa memicu bencana yang meluas tidak hanya di wilayah tersebut, tetapi juga berdampak secara global.

“Suatu langkah gegabah – satu kesalahan perhitungan – dapat memicu bencana yang melampaui batas perbatasan, dan terus terang, melampaui imajinasi,” kata Guterres kepada wartawan. Sejak pecahnya konflik terbaru di Gaza, ketegangan di sepanjang Garis Biru yang memisahkan Israel dan Lebanon semakin memanas, dengan kelompok bersenjata Lebanon, Hezbollah, terlibat dalam baku tembak harian dengan pasukan Israel. Situasi ini telah berlangsung selama delapan bulan terakhir, dengan Hezbollah menunjukkan solidaritas terhadap Hamas di Gaza.

Guterres merasa perlu untuk menyuarakan keprihatinan mendalamnya terhadap eskalasi konflik ini. “Saya merasa terdorong hari ini untuk menyuarakan keprihatinan mendalam saya tentang eskalasi antara Israel dan Hezbollah di sepanjang Garis Biru,” katanya. Dia menyoroti bahwa tidak hanya baku tembak yang terus berlanjut, tetapi juga retorika perang dari kedua belah pihak yang semakin memanas, seolah-olah perang besar-besaran sudah dekat. “Risiko konflik di Timur Tengah meluas adalah nyata — dan harus dihindari,” tegasnya.

Di kedua sisi Garis Biru, banyak orang telah kehilangan nyawa dan terpaksa meninggalkan rumah serta mata pencaharian mereka. Keadaan ini mencerminkan situasi di Gaza, di mana serangan berulang kali telah menyebabkan penderitaan besar bagi penduduk sipil. Pada hari Kamis, pemimpin Hezbollah mengeluarkan peringatan kepada Israel di tengah laporan bahwa militer Israel telah menyetujui rencana untuk ofensif di Lebanon selatan. “Harus jelas: Rakyat di wilayah ini dan rakyat dunia tidak bisa membiarkan Lebanon menjadi Gaza lainnya,” kata Guterres.

Dia menambahkan bahwa pasukan penjaga perdamaian PBB, yang dikenal sebagai United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL), berada di lapangan bekerja untuk meredakan ketegangan dan membantu mencegah kesalahan perhitungan. “Dunia harus mengatakan dengan keras dan jelas: de-eskalasi segera bukan hanya mungkin – itu penting,” kata Guterres. “Tidak ada solusi militer.” Guterres juga menekankan perlunya melindungi warga sipil, memastikan bahwa anak-anak, jurnalis, dan pekerja medis tidak menjadi target, serta memastikan orang-orang yang terlantar dapat kembali ke rumah mereka.

Pernyataan Guterres ini datang pada saat krisis yang mendalam di Timur Tengah, di mana ketegangan dan kekerasan berpotensi menyebar lebih luas. Peran PBB dalam memfasilitasi dialog dan mediasi antara pihak-pihak yang bertikai menjadi semakin penting untuk mencegah eskalasi lebih lanjut dan mencari solusi damai yang berkelanjutan. Guterres menegaskan bahwa perlindungan terhadap warga sipil harus menjadi prioritas utama. Ini mencakup upaya untuk memastikan bahwa hak-hak asasi manusia dihormati di semua sisi konflik dan bahwa akses kemanusiaan tidak terhalang. PBB, melalui berbagai badan dan programnya, terus bekerja untuk memberikan bantuan kepada mereka yang terkena dampak konflik dan mendukung upaya pemulihan jangka panjang.

Dalam menghadapi situasi yang sangat kompleks ini, Guterres menyerukan kepada komunitas internasional untuk bersatu dalam mendorong de-eskalasi dan mendukung proses diplomatik yang dapat mengarah pada perdamaian yang abadi. Dia menekankan bahwa solusi militer tidak akan menghasilkan hasil yang berkelanjutan dan bahwa hanya melalui dialog dan kerja sama internasional kita dapat mencapai stabilitas dan perdamaian di Timur Tengah. Seruan Guterres ini menjadi pengingat bahwa dalam konflik berskala besar seperti ini, konsekuensi kemanusiaan seringkali sangat besar dan meluas. Upaya untuk menghindari bencana lebih lanjut memerlukan tindakan cepat dan tegas dari semua pihak yang terlibat, serta dukungan penuh dari komunitas internasional untuk solusi damai yang berkelanjutan.

Di tengah meningkatnya ketegangan, Guterres juga menekankan pentingnya peran PBB dan komunitas internasional dalam mendorong solusi diplomatik. Dia menyatakan bahwa berbagai upaya diplomatik harus didukung untuk mengakhiri kekerasan, memulihkan stabilitas, dan menghindari penderitaan manusia yang lebih besar di wilayah tersebut. Guterres juga menyoroti upaya PBB dalam memastikan bahwa hak-hak asasi manusia dihormati di semua sisi konflik, dan bahwa akses kemanusiaan tidak terhalang. PBB, melalui berbagai badan dan programnya, terus bekerja untuk memberikan bantuan kepada mereka yang terkena dampak konflik dan mendukung upaya pemulihan jangka panjang.

Untuk mencapai tujuan ini, Guterres menekankan perlunya kerjasama internasional yang kuat dan berkelanjutan. Dia menyatakan bahwa dunia harus bersatu dalam mendukung upaya-upaya untuk meredakan ketegangan dan mencegah eskalasi lebih lanjut. “Dunia harus mengatakan dengan keras dan jelas: de-eskalasi segera bukan hanya mungkin – itu penting,” katanya. “Tidak ada solusi militer.”

Guterres juga menggarisbawahi pentingnya melindungi warga sipil dalam situasi konflik. Dia menekankan bahwa anak-anak, jurnalis, dan pekerja medis harus dilindungi, dan bahwa orang-orang yang terlantar akibat konflik harus dapat kembali ke rumah mereka dengan aman. Dia menambahkan bahwa PBB mendukung upaya diplomatik untuk mengakhiri kekerasan, memulihkan stabilitas, dan menghindari penderitaan manusia yang lebih besar di wilayah tersebut.

Selain itu, Guterres menyoroti pentingnya mempromosikan dialog dan kerja sama internasional dalam mencari solusi damai yang berkelanjutan untuk konflik di Timur Tengah. Dia menyatakan bahwa dunia harus bersatu dalam mendukung upaya-upaya untuk meredakan ketegangan dan mencegah eskalasi lebih lanjut. “Tidak ada solusi militer,” kata Guterres. “Hanya melalui dialog dan kerja sama internasional kita dapat mencapai stabilitas dan perdamaian di Timur Tengah.”

Baca juga : Kuba Ikut Dalam Gugatan Internasional Afrika Selatan di ICJ Mengenai Tindakan Israel di Gaza

Baca juga : Mengapa Gaza Adalah Zona Perang Terburuk: Perspektif Ahli Bedah Trauma David Nott

Baca juga : Armenia Resmi Akui Palestina sebagai Negara di Tengah Konflik Gaza-Israel

Dalam konteks ini, peran PBB sebagai fasilitator dialog dan mediasi antara pihak-pihak yang bertikai menjadi semakin penting. Guterres menekankan bahwa PBB akan terus bekerja untuk mempromosikan dialog, mendorong de-eskalasi, dan mendukung upaya-upaya diplomatik untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan di wilayah tersebut. Dia menambahkan bahwa perlindungan terhadap warga sipil harus menjadi prioritas utama dalam setiap upaya untuk meredakan ketegangan dan mencegah eskalasi lebih lanjut.

Dalam menghadapi situasi yang sangat kompleks dan berpotensi berbahaya ini, Guterres menyerukan kepada komunitas internasional untuk bersatu dalam mendukung upaya-upaya untuk meredakan ketegangan dan mencegah eskalasi lebih lanjut. Dia menyatakan bahwa dunia tidak bisa membiarkan Lebanon menjadi zona konflik seperti Gaza, dan bahwa upaya untuk menghindari bencana lebih lanjut memerlukan tindakan cepat dan tegas dari semua pihak yang terlibat.

Secara keseluruhan, pernyataan Guterres ini menjadi pengingat yang penting akan urgensi situasi di Timur Tengah dan perlunya kerjasama internasional yang kuat untuk mencegah eskalasi lebih lanjut dan mencapai perdamaian yang berkelanjutan. Dia menekankan bahwa solusi militer tidak akan menghasilkan hasil yang berkelanjutan, dan bahwa hanya melalui dialog dan kerja sama internasional kita dapat mencapai stabilitas dan perdamaian di Timur Tengah. Dalam menghadapi tantangan ini, dunia harus bersatu dalam mendukung upaya-upaya untuk meredakan ketegangan, melindungi warga sipil, dan mencegah eskalasi lebih lanjut. *Mukroni

Sumber africanews.com

Foto Kowantaranews

  • Berita Terkait :

Kuba Ikut Dalam Gugatan Internasional Afrika Selatan di ICJ Mengenai Tindakan Israel di Gaza

Mengapa Gaza Adalah Zona Perang Terburuk: Perspektif Ahli Bedah Trauma David Nott

Armenia Resmi Akui Palestina sebagai Negara di Tengah Konflik Gaza-Israel

Qatar Lakukan Negosiasi Intensif untuk Gencatan Senjata Israel-Hamas

Day 256: Gaza Under Siege – Israel’s Airstrikes Claim Dozens of Lives

Laporan PBB: Israel dan Kelompok Bersenjata Palestina Terlibat dalam Pelanggaran Berat Hukum Internasional

Pengunduran Diri Pejabat AS Stacy Gilbert: Protes terhadap Kebijakan Bantuan Kemanusiaan di Gaza

Perusahaan Senjata Israel Elbit Terpaksa Menjual Pabrik di Tamworth akibat Tekanan Aksi Pro-Palestina

Pandangan Perdana Menteri Albania Rama tentang Konflik Palestina-Israel: Sejarah, Tantangan, dan Solusi

Idul Adha di Tengah Konflik: Ketika Kegembiraan Berganti Kesedihan di Gaza

Tragedi di Rafah: Delapan Tentara Israel Tewas dalam Pertempuran Terbaru di Jalur Gaza

AS menjatuhkan sanksi pada ‘kelompok ekstremis Israel’ karena memblokir bantuan Gaza

Langkah Israel: ‘Jeda Taktis’ untuk Meringankan Krisis Kemanusiaan di Gaza

Menelusuri Jalur ‘Muslim Vote’ di Inggris: Dukungan Terhadap Kandidat Alternatif dan Perubahan Politik Menuju Perdamaian Palestina

Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza oleh Qatar dan Mesir: Langkah Baru Menuju Perdamaian

Akhir yang Mendekat bagi Pemerintahan Netanyahu yang Terpecah

Krisis Kemanusiaan di Gaza: Keputusasaan di Tengah Pertempuran

Ketegangan AS-Israel: Perdebatan atas Berbagi Informasi Intelijen

Tekanan Boikot Israel terhadap Merek-merek Amerika di Timur Tengah

$7.000 untuk Keluar dari Gaza: Eksploitasi Warga Palestina yang Melarikan Diri ke Mesir

Krisis Kemanusiaan di Gaza Meningkat, Yordania Gelar Pertemuan Darurat Internasional

Apple Dituduh Mendukung Konflik Israel-Palestina: Karyawan Menuntut Penghentian Sumbangan Kontroversial

Transformasi Ekonomi Global: Dampak Penghentian Perjanjian Petro Dollar oleh Arab Saudi

Rencana Gencatan Senjata Gaza Terhambat oleh Perubahan Usulan dari Hamas, Klaim AS

HRW: Penggunaan Kelaparan oleh Israel sebagai Senjata Perang di Gaza Merupakan ‘Kejahatan Perang’

PBB Temukan Bukti Kejahatan Kemanusiaan oleh Israel di Gaza

Knesset Israel Setujui Undang-Undang Kontroversial Wajib Militer Ultra-Ortodoks di Tengah Konflik Gaza

Resolusi DK PBB Dukung Gencatan Senjata Gaza: Langkah Menuju Perdamaian yang Tantangannya Besar”

Pertemuan Tegang di Kairo: Morsi Dituduh Mengimplikasikan Yahudi Mengendalikan Media AS

Angelina Jolie Menuduh Israel dan Pemimpin Dunia Melakukan ‘Kejahatan Perang’ di Gaza: Gaza Menjadi Kuburan Massal dan Penjara Terbuka

Paus Fransiskus Mendesak Tindakan Segera untuk Membantu Warga Gaza yang Dilanda Perang dengan ‘Segala Cara’

Gideon Levy: Pendudukan Israel Tidak Akan Berakhir Sampai Mereka Membayar Akibatnya

Pengusiran Orang Yahudi oleh Jenderal Ulysses S. Grant pada 1862: Perintah Kontroversial di Tengah Perang Saudara

Ribuan Orang Berkumpul di Luar Gedung Putih untuk Memprotes Perang di Gaza

Benny Gantz Mengundurkan Diri dari Kabinet Perang: Pukulan Telak bagi Netanyahu

Kebencian terhadap Netanyahu Meningkat di Tengah Isolasi Internasional Israel

Kolombia Hentikan Ekspor Batu Bara ke Israel karena Konflik Gaza: Tindakan Tegas Presiden Gustavo Petro

Truk Bantuan Palsu Digunakan dalam Operasi Penyelamatan di Nuseirat: Partisipasi ‘Sel Khusus’ AS Terungkap

Dewan Menteri D-8 Serukan Gencatan Senjata “Segera, Permanen, Tanpa Syarat” di Gaza

Penindasan Suara Pro-Palestina: Akademisi Inggris Mengungkap “Perburuan Penyihir” terhadap Muslim di Kehidupan Publik

Israel Menyerang Sekolah di Gaza yang Menampung Pengungsi Palestina, Menewaskan Sedikitnya 40 Orang

Bagaimana “Le Monde” Meliput Konflik Israel-Palestina Sejak 1945

Spanyol Ikut Campur dalam Kasus Genosida Afrika Selatan Terhadap Israel di ICJ

Opini Roy  tentang Solidaritas Mahasiswa Elit Prancis untuk Gaza: Sebuah Tindakan Moral, Bukan Revolusi

Bernie Sanders: Menghormati Netanyahu dengan Pidato Kongres adalah Kesalahan Besar

Gideon Levy Mengkritik Media Israel yang Tidak Memperlihatkan Penderitaan di Gaza

Gencatan Senjata Gaza: Amrit Kaur Menyerukan Kesetiaan pada Kemanusiaan dalam Penerimaan Penghargaan Layar Kanada

Kontroversi di Parlemen Prancis: Bendera Palestina di Tengah Isu Politik Sensitif

Lapid Kecam Smotrich dan Ben Gvir atas Ancaman Gulingkan Koalisi Terkait Gencatan Senjata Sandera

Macklemore: Melawan Apartheid demi Kemerdekaan Palestina di Tengah Konflik Gaza

Maladewa Melarang Warga Israel Masuk Negara Terkait Konflik Gaza: Solidaritas dengan Palestina dan Implikasi Regional

Max Chandler-Mather Menggemakan Solidaritas untuk Palestina di Parlemen: Sebuah Seruan Melawan Ketidakadilan dan Dukungan untuk Penentuan Nasib Sendiri

Mesir Bergabung dalam Kasus Genosida terhadap Israel di Pengadilan Tinggi PBB

Türkiye Bergabung dalam Kasus Genosida Afrika Selatan terhadap Israel di ICJ

Chile Bergabung dengan Afrika Selatan dalam Kasus Genosida Terhadap Israel di ICJ

Terima Kasih, Biden: Ribuan Orang di Yerusalem Berunjuk Rasa Mendukung Tawaran Kesepakatan Sandera yang Baru

Protes Anti-Islam di London: Pendukung Tommy Robinson Teriakkan Slogan Kebencian, Aktivis Pro-Palestina Ditangkap

Kehlani Berkolaborasi dengan Kolektif Nöl Palestina dalam Proyek Penggalangan Dana untuk Keluarga di Palestina, Kongo, dan Sudan

Selebriti AS Berunjuk Rasa untuk Palestina di Tengah Meningkatnya Konflik Gaza

Steven Seagal Terima Penghargaan dari Putin, Sampaikan Pidato Kontroversial tentang Ukraina

Perdana Menteri Georgia Mendorong AS dan UE untuk Menghilangkan Oligarki: Peringatan akan Ancaman Politik Barat terhadap Negaranya

Israel Melobi Pejabat Jerman untuk Mengecam Surat Perintah Penangkapan ICC terhadap Netanyahu

Arab Saudi Sambut Baik Pengakuan Palestina oleh Norwegia, Irlandia, dan Spanyol

Arab Saudi Serukan Hak Hidup Aman bagi Warga Palestina dalam Pertemuan OKI di Jeddah

Senator AS Lindsey Graham Kritik Permintaan Surat Perintah Penangkapan ICC terhadap Pejabat Israel, Khawatir AS Menjadi Target Berikutnya

Pemerintahan Biden Siap Kerja Sama dengan Kongres untuk Potensi Sanksi terhadap ICC atas Permintaan Penangkapan Netanyahu

Kolombia Tegaskan Dukungan bagi Palestina: Pendekatan Baru di Bawah Kepemimpinan Presiden Petro

Norwegia, Irlandia, dan Spanyol Mengakui Negara Palestina: Tindakan Bersejarah yang Mengguncang Diplomasi Global

Staf Yahudi Mengundurkan Diri dari Pemerintahan Biden Sebagai Protes Atas Dukungan Terhadap Kampanye Militer Israel di Gaza

Krisis Kemanusiaan di Gaza Semakin Memperburuk, PBB Hentikan Distribusi Makanan di Rafah

Pernyataan Jaksa ICC Karim AA Khan KC tentang Permohonan Surat Perintah Penangkapan terkait Situasi di Negara Palestina

Andrew Feinstein Mengkritik Pemimpin Partai Buruh, Keir Starmer, atas Dukungannya terhadap Konflik Gaza dan Korupsi dalam Perdagangan Senjata

Perancis, Belgia, dan Slovenia Dukung Upaya ICC untuk Mengeluarkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas

Komunitas Yahudi Berduka: Kehilangan Presiden dan Menteri Luar Negeri Iran, Inilah Penghormatan  Terakhir Neturei Karta

Jatuhnya Helikopter Tewaskan Presiden dan Menteri Luar Negeri Iran: Ketegangan Politik di Tengah Kegagalan Teknis

Prof. Mearsheimer: Pembersihan Etnis atau Solusi Damai? Analisis Krisis Israel

Utusan Palestina: Israel Berniat ‘Menggusur, Menundukkan, atau Membunuh’ Warga Gaza

Insiden di Mahkamah Internasional: Pengacara Israel Disebut ‘Pembohong’ oleh Pengamat Selama Sidang

Raja Saudi Salman Dirawat karena Radang Paru-paru di Istana Al Salam

Helikopter dalam Konvoi yang Membawa Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh di Azerbaijan Timur

JPMorgan Chase Tarik Investasi dari Elbit Systems di Tengah Tekanan Kampanye Boikot

76 Tahun Nakba: Peringatan Sejarah dan Bencana yang Berkepanjangan di Gaza

Afrika Selatan Menuduh Israel Lakukan Genosida di Gaza di Hadapan Mahkamah Internasional, ini Alasan Adila Hassim

Kontroversi Nat Schwartz: Penyelidikan The New York Times tentang Kekerasan Seksual oleh Hamas dan Implikasinya

Pengarahan Jaksa ICC Karim AA Khan KC kepada Dewan Keamanan PBB mengenai Situasi di Libya: Laporan dan Peta Jalan Menuju Keadilan Berdasarkan Resolusi 1970 (2011)

Hakim Kanada Tolak Pembubaran Demo Pro-Palestina di Universitas McGill

Prof. Jeffrey Sachs: Kebijakan Luar Negeri AS Bertentangan dengan Kepentingan Rakyat dan Didasarkan pada Kebohongan Berkelanjutan

Blokade Bantuan ke Gaza: Protes, Krisis Kelaparan, dan Konsekuensi Global

Netanyahu Tegaskan Israel Bukan “Negara Bawahan” AS di Tengah Ketegangan dengan Biden

Thomas Piketty: Barat Harus Memberikan Sanksi kepada Israel Jika Benar-Benar Mendukung Solusi Dua Negara

Mayor Angkatan Darat AS Mengundurkan Diri untuk Memprotes Dukungan Amerika terhadap Israel di Gaza

Enam Sekutu Amerika Serikat  Dukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Paul Newman tentang Kebenaran dan Politik Luar Negeri Amerika: “Menciptakan Musuh untuk Membenarkan Perang”

Jeremy Corbyn di Rafah: ” Kisah Horor dan Harapan di Gaza: Panggilan untuk Keadilan dan Perdamaian”

Antony Blinken Mengecam Klaim Israel: Keadilan dan Kemanusiaan dalam Konflik Gaza

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *