Jakarta, Kowantaranews.com -Pada 20 November 2024, Randy Boissonnault, Menteri Ketenagakerjaan Kanada, mengumumkan pengunduran dirinya setelah menghadapi kontroversi besar terkait klaim warisan pribuminya. Kisah ini bukan hanya tentang kesalahan pribadi, tetapi juga mengguncang dunia politik Kanada, memicu perdebatan tentang keaslian klaim warisan budaya dan dampaknya pada masyarakat pribumi yang telah lama menderita akibat kesalahpahaman dan penyalahgunaan identitas mereka.
Boissonnault, yang menjabat sebagai Menteri Ketenagakerjaan sejak tahun 2015, sebelumnya menyatakan bahwa ia adalah cicit dari seorang wanita Cree. Ia sering menggambarkan dirinya sebagai bagian dari komunitas pribumi, sebuah klaim yang tampaknya tidak hanya membentuk bagian dari identitas politiknya, tetapi juga strategi untuk terhubung dengan pemilih dan komunitas pribumi di Kanada. Namun, setelah sebuah penyelidikan mendalam oleh The National Post, Boissonnault mengakui bahwa klaim tersebut keliru. Keluarganya, yang ia kira memiliki keturunan Cree, ternyata berasal dari suku Métis, kelompok yang terdiri dari keturunan campuran Eropa dan pribumi yang diakui oleh Kanada, namun berbeda dari suku Cree yang merupakan kelompok pribumi yang lebih luas.
Proses Pengunduran Diri dan Dampaknya
Keputusan Boissonnault untuk mundur datang setelah serangkaian artikel yang menggali sejarah keluarganya, yang disorot oleh media dan para pemimpin politik oposisi. Dalam konferensi pers yang digelar pada 22 November 2024, Boissonnault menyampaikan permintaan maaf atas kesalahan tersebut, menyatakan bahwa ia sedang mempelajari sejarah keluarganya secara langsung dan belajar dari pengalaman ini. “Saya telah keliru dalam memahami warisan keluarga saya, dan saya ingin mengklarifikasi bahwa saya bukan bagian dari suku Cree,” katanya dalam pernyataan publik tersebut. “Saya mengundurkan diri untuk memberi ruang bagi penyelesaian tuduhan yang ada dan untuk lebih fokus membersihkan nama saya,” tambahnya (nationalpost.com, 20/11/2024)
Keputusan ini semakin memperburuk situasi bagi Perdana Menteri Justin Trudeau, yang sejak menjabat pada tahun 2015 menjadikan rekonsiliasi dengan masyarakat pribumi sebagai salah satu prioritas utama pemerintahannya. Trudeau yang telah lama berkomitmen untuk memperbaiki hubungan dengan komunitas pribumi, kini harus menghadapi sorotan tajam terhadap pemerintahannya. Pemberitaan tentang Boissonnault dan kesalahannya datang di tengah upaya keras Trudeau untuk memperbaiki kesenjangan sosial dan ekonomi yang telah lama ada antara penduduk pribumi dan non-pribumi Kanada.
Kontroversi “Pergeseran Ras” dan “Pretendian”
Dalam dunia politik Kanada, klaim warisan pribumi yang tidak sah atau “pergeseran ras” (race-shifting) telah menjadi isu sensitif. Istilah “pretendian,” yang mengacu pada orang-orang yang mengklaim warisan pribumi tanpa dasar yang sah, telah digunakan untuk menyebut individu yang, seperti Boissonnault, mengidentifikasi diri mereka sebagai pribumi tanpa pembuktian yang jelas atau sesuai. Kontroversi ini berakar dari kekecewaan komunitas pribumi yang merasa identitas dan warisan mereka sering dieksploitasi atau disalahgunakan oleh individu-individu yang ingin mendapatkan keuntungan, baik dalam bentuk manfaat sosial, akses ke dana pemerintah, maupun prestise.
Blake Desjarlais, anggota parlemen dari Alberta yang juga merupakan seorang Métis, menanggapi kejadian ini dengan kecaman keras. Ia menyatakan bahwa Boissonnault merupakan contoh klasik dari “pretendian” yang mencoba memanfaatkan warisan pribumi demi keuntungan pribadi. “Ini adalah sinyal yang jelas bagi para pretendian di seluruh negeri,” kata Desjarlais, “Jika Anda berpura-pura menjadi pribumi untuk mendapatkan manfaat, Anda akan ketahuan.” Tuduhan ini semakin memperburuk citra Boissonnault, yang sebelumnya dikenal sebagai seorang politisi yang mendukung hak-hak masyarakat pribumi
Baca juga : Presiden Prabowo Guncang Dunia: Misi Besar Mengakhiri Kelaparan dan Mewujudkan Perdamaian Global di KTT G20
Baca juga : Mengejutkan! Perampok Beraksi di Kastil Windsor, Keamanan Kerajaan Dipertaruhkan!
Baca juga : Indonesia: Magnet Besar, Tantangan Tak Berujung bagi Investor AS
Klaim Palsu yang Memicu Reaksi dari Masyarakat Métis dan Cree
Tuduhan terhadap Boissonnault tidak hanya datang dari para politikus oposisi, tetapi juga dari pemimpin komunitas Métis dan Cree. Dalam beberapa hari setelah pengunduran dirinya, pemimpin-pemimpin Métis menuntut agar Boissonnault bertanggung jawab atas klaim palsu tersebut, mengingatkan bahwa klaim warisan pribumi yang tidak sah memiliki dampak buruk bagi masyarakat yang telah lama berjuang untuk pengakuan dan keadilan. “Kami sudah cukup lama menghadapi diskriminasi dan pengabaian, dan klaim semacam ini hanya memperburuk keadaan,” ujar seorang pemimpin komunitas Métis
Selain itu, adanya laporan bahwa sebuah perusahaan pasokan medis yang pernah dimiliki Boissonnault telah mengklaim diri sebagai perusahaan milik pribumi dalam upaya mendapatkan kontrak pemerintah juga menambah bobot tuduhan terhadapnya. Meskipun Boissonnault menyatakan bahwa ia tidak mengetahui tindakan tersebut, ini menambah kecurigaan terhadap niatnya. Seiring dengan pemberian kontrak pemerintah kepada perusahaan pribumi—dengan tujuan mengangkat ekonomi komunitas pribumi—beberapa pihak khawatir bahwa kebijakan tersebut dapat disalahgunakan oleh individu-individu yang tidak benar-benar terhubung dengan komunitas tersebut.
Mengapa Klaim Seperti Ini Memicu Kekecewaan yang Dalam?
Bagi banyak orang Kanada, terutama mereka yang berasal dari komunitas pribumi, klaim yang salah tentang warisan pribumi memiliki dampak yang sangat besar. Sejarah panjang penindasan terhadap masyarakat pribumi Kanada, termasuk upaya sistematis untuk menghapuskan budaya dan bahasa mereka, telah meninggalkan luka yang mendalam. Ketika individu-individu yang tidak memiliki keterkaitan yang sah dengan kelompok pribumi mencoba mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut, ini dirasakan sebagai bentuk penghinaan dan pengkhianatan. Masyarakat pribumi melihatnya sebagai bentuk eksploitasi terhadap identitas dan perjuangan mereka yang telah berlangsung berabad-abad.
Klaim palsu tentang warisan pribumi sering kali dipandang sebagai cara untuk memperoleh keuntungan, baik secara finansial maupun sosial, tanpa perlu menghadapi kesulitan dan tantangan yang nyata bagi mereka yang benar-benar berasal dari komunitas pribumi. Kekecewaan ini semakin terasa mengingat banyaknya masalah yang masih dihadapi oleh komunitas pribumi di Kanada, seperti ketidaksetaraan sosial, ekonomi, dan pendidikan, yang terus menjadi isu utama dalam agenda politik negara ini.
Kontroversi yang melibatkan Randy Boissonnault dan pengunduran dirinya sebagai Menteri Ketenagakerjaan Kanada menyoroti pentingnya keaslian identitas budaya, terutama ketika berbicara tentang warisan pribumi. Kasus ini tidak hanya merusak reputasi Boissonnault, tetapi juga membuka kembali diskusi penting mengenai penerimaan dan pengakuan terhadap identitas pribumi di Kanada. Boissonnault kini menghadapi tantangan besar untuk membersihkan namanya, sementara masyarakat pribumi menuntut keadilan dan kejelasan tentang siapa yang benar-benar berhak mengklaim warisan mereka. By Mukroni
Foto National Post
- Berita Terkait
Mengejutkan! Perampok Beraksi di Kastil Windsor, Keamanan Kerajaan Dipertaruhkan!
Indonesia: Magnet Besar, Tantangan Tak Berujung bagi Investor AS
Dunia Bersatu di Tangan Prabowo: Perjanjian Bersejarah dengan Kanada dan Peru di KTT APEC!
Rapat Elite Kabinet! Bahlil Pimpin Pertemuan Akbar Subsidi Energi demi Masa Depan Indonesia
Ekonomi Indonesia Terancam ‘Macet’, Target Pertumbuhan 8% Jadi Mimpi?
Janji Pemutihan Utang Petani: Kesejahteraan atau Jurang Ketergantungan Baru?
Indonesia Timur Terabaikan: Kekayaan Alam Melimpah, Warganya Tetap Miskin!
Menuju Swasembada Pangan: Misi Mustahil atau Harapan yang Tertunda?
QRIS dan Uang Tunai: Dua Sisi dari Evolusi Pembayaran di Indonesia
Ledakan Ekonomi Pedas: Sambal Indonesia Mengguncang Dunia!
Keanekaragaman Hayati di Ujung Tanduk: Lenyapnya Satwa dan Habitat Indonesia!
Indonesia Menuju 2045: Berhasil Naik Kelas, Tapi Kemiskinan Semakin Mengancam?
Food Estate: Ilusi Ketahanan Pangan yang Berujung Malapetaka ?
Menjelang Akhir Jabatan, Jokowi Tinggalkan PR Besar: Pembebasan Lahan IKN Tersendat!
Pangan Indonesia di Ujung Tanduk: Fase Krusial Beras dan Gula Menuju Krisis!
Tambang Pasir Laut: Ancaman Mematikan bagi Ekosistem dan Kehidupan Pesisir Indonesia!
Duel Menteri Jokowi: Ekspor Pasir Laut atau Hancurkan Lautan Indonesia?
Lonjakan Konsumsi di Tengah Tekanan Ekonomi: Masyarakat Indonesia Bertahan dengan Tabungan!
Hilirisasi Tambang: Mesin Pertumbuhan Ekonomi yang Tak Kunjung Menyala
Impor Lagi? Karena Produksi Pangan Lokal Terlalu Mewah untuk Rakyat!
Stop! Impor Makanan Mengancam! Ketahanan Pangan Indonesia di Ujung Tanduk!
Selamat Datang di Kawasan Lindung: Hutan Hilang Dijamin!
Kongsi Gula Raksasa: Kuasai Tanah, Singkirkan Hutan di Merauke!
Ekspor Pasir Laut Dibuka: Keuntungan Instan, Kerusakan Lingkungan Mengancam Masa Depan!
APBN 2025: Anggaran Jumbo, Stimulus Mini untuk Ekonomi
“Investasi di IKN Melonjak, Tapi Pesawatnya Masih Cari Parkir”
Mandeknya Pengembalian Aset BLBI: Ujian Nyali dan Komitmen Pemerintah
Jeratan Hukum Fify Mulyani dalam Kasus Poligami dan Tindak Pidana Pencucian Uang
Skandal Kuota Haji Khusus: Dugaan Penyelewengan di Balik Penyelenggaraan Haji 2024
IKN di Persimpangan: Anggaran Menyusut, Investasi Swasta Diharapkan
Warteg Menolak IKN, Apa Warteg Menolak IKAN ?
Keren !, Sejumlah Alumni UB Mendirikan Koperasi dan Warteg Sahabat di Kota Malang
Ternyata Warteg Sahabat KOWATAMI Memakai Sistem Kasir Online
Ternyata Warteg Sahabat Berada di Bawah Naungan Koperasi Warung Sahabat Madani
Wow Keren !, Makan Gratis di Warteg Sahabat Untuk Penghafal Surat Kahfi di Hari Minggu
Warteg Sahabat Satu-Satunya Warteg Milenial di Kota Malang dengan Wifi
Warteg Sahabat Menawarkan Warteg Gaya Milenial untuk Kota Malang dan Sekitarnya
Republik Bahari Mengepakan Sayap Warteg ala Café di Cilandak Jakarta Selatan
Promo Gila Gilaan Di Grand Opening Rodjo Duren Cirendeu.
Pelanggan Warteg di Bekasi dan Bogor Kecewa, Menu Jengkol Hilang
KOWARTAMI Membuka Lagi Gerai Warteg Republik Bahari ke-5 di MABES Jakarta Barat
Ternyata Nasi Padang Ada yang Harganya Lebih Murah dari Warteg, Apa benar ?
Menikmati Menu Smoothies Buah Naga Di Laloma Cafe Majalengka
Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu
Ketika Pedagang Warteg Menanyakan Syarat Mendapatkan Satu Juta Kuota Sertifikasi Halal Gratis
Warteg Republik Bahari Di Bawah Kowartami Mulai Berkibar Di Penghujung Pandemi
Curhat Pemilik Warung Seafood Bekasi Ketika Omsetnya Belum Beranjak Naik
Trending Di Twitter, Ternyata Mixue Belum Mendapat Sertifikat Halal Dari BPJPH Kementerian Agama
Megenal Lebih Dekat Apapun Makanannya Teh Botol Sosro Minumannya, Cikal Bakalnya Dari Tegal
Kowartami Resmikan Warteg Republik Bahari Cabang Ke-4 Di Salemba Jakarta Pusat
Natal Di Jepang, Kentucky Fried Chicken (KFC) Salah Satu Makanan Favorit
Pedagang Warteg Semakin Sulit Harga Beras Naik
Yabie Cafe Tempat Bersantai Kekinian di Kranji Bekasi
Nongkrong Sambil Mencicip Surabi dengan Beragam Topping di Bandung