Jakarta, Kowantaranews.com — Jumat waktu setempat, Kamala Harris, Wakil Presiden Amerika Serikat, kini secara resmi didukung oleh mantan Presiden Barack Obama dan mantan Ibu Negara Michelle Obama dalam pencalonannya sebagai bakal calon presiden dari Partai Demokrat untuk pemilu 2024. Pengumuman ini disampaikan melalui sebuah video yang disiarkan oleh tim kampanye Harris, di mana pasangan Obama menyatakan dukungan mereka secara jelas dan terbuka. Langkah ini datang di tengah spekulasi yang berkembang bahwa Obama mungkin enggan memberikan dukungannya, sebuah isu yang kini telah dipatahkan.
Dukungan dari Obama: Sebuah Pernyataan Kuat
Dalam video yang dirilis, Barack Obama mengungkapkan rasa bangganya terhadap Harris dan menegaskan komitmennya untuk mendukung kampanye Harris dalam upaya untuk memenangkan kursi kepresidenan. “Michelle dan saya bangga mendukung Anda dan siap melakukan apa pun yang kami bisa untuk membantu Anda mencapai Gedung Putih,” ujar Obama. Dalam momen yang terekam tersebut, Harris tampak terharu dan berterima kasih atas dukungan tersebut, menyebutkan bahwa dukungan dari keluarga Obama sangat berarti baginya dan suaminya, Doug Emhoff.
Dukungan Obama ini memberikan dorongan moral yang signifikan bagi kampanye Harris, terutama karena Obama adalah salah satu tokoh paling berpengaruh dalam politik Amerika Serikat. Pengaruh Obama tidak hanya terletak pada warisannya sebagai presiden, tetapi juga pada popularitas dan kredibilitasnya di antara pemilih Demokrat dan independen. Dengan dukungan ini, Harris mendapatkan validasi yang kuat dan semakin memperkuat posisinya sebagai kandidat utama dari Partai Demokrat.
Mengakhiri Spekulasi dan Menghadapi Tantangan
Dukungan ini juga sekaligus mematahkan dua gosip besar yang sempat beredar. Pertama, bahwa Obama mungkin tidak akan mendukung Harris karena dianggap tidak cukup kuat untuk mengalahkan Donald Trump, calon dari Partai Republik. Spekulasi ini muncul setelah Obama tidak segera menyatakan dukungannya pasca pengumuman Joe Biden yang tidak akan mencalonkan diri lagi. Kedua, bahwa Michelle Obama mungkin akan mempertimbangkan untuk mencalonkan diri sebagai presiden, mengingat popularitasnya yang tinggi dalam beberapa jajak pendapat.
Kehadiran spekulasi ini mencerminkan ketidakpastian yang sempat meliputi kampanye Harris, terutama setelah pengumuman Biden. Biden, yang telah lama menjadi pendukung setia Harris, mendukungnya sebagai penerusnya, namun penundaan dukungan dari Obama menimbulkan keraguan di kalangan publik dan analis politik. Dukungan Obama sekarang menutup pintu spekulasi dan memberikan kejelasan arah bagi Partai Demokrat.
Strategi dan Arah Partai Demokrat
Dukungan dari Barack dan Michelle Obama, bersama dengan dukungan dari mantan Presiden Bill Clinton dan Presiden Joe Biden, memberikan Harris dukungan yang sangat kuat dari tokoh-tokoh penting dalam Partai Demokrat. Ini menunjukkan upaya yang terkoordinasi dari kepemimpinan partai untuk menyatukan barisan di belakang satu kandidat yang kuat dan berpengalaman. Dengan latar belakang sebagai jaksa dan senator, serta pengalaman sebagai wakil presiden, Harris dianggap memiliki kualifikasi yang baik untuk memimpin negara.
Strategi ini juga mencerminkan kesadaran akan pentingnya persatuan dalam menghadapi tantangan besar dari Partai Republik, yang kemungkinan besar akan kembali mencalonkan Donald Trump. Dengan dukungan penuh dari mantan dan presiden saat ini, Harris memiliki landasan yang kuat untuk memobilisasi pemilih Demokrat dan independen, yang akan menjadi kunci dalam pemilihan umum yang akan datang.
Baca juga : Video Polisi Menendang dan Menginjak Kepala Pria di Bandara Manchester Memicu Reaksi Keras
Baca juga : Kamala Harris Menggemparkan Milwaukee: Semangat Perjuangan dan Visi Masa Depan Kekuatan Rakyat
Baca juga : Joe Biden Mundur dari Pencalonan 2024, Dukungan Kamala Harris Tertulari dengan Dana Kampanye $27,5 Juta
Konvensi Nasional Demokrat: Langkah Selanjutnya
Konvensi Nasional Demokrat yang akan diadakan pada 19-24 Agustus 2024 di Chicago akan menjadi momen krusial untuk meresmikan pencalonan Harris. Pada konvensi ini, Partai Demokrat akan mengkonsolidasikan dukungan dan memperkenalkan platform kampanye mereka kepada publik. Ini juga akan menjadi kesempatan bagi Harris untuk memperkuat visinya untuk masa depan Amerika dan mempersiapkan serangan balik terhadap kampanye Trump dan Partai Republik.
Dalam konvensi ini, dukungan dari tokoh-tokoh terkemuka Demokrat, termasuk ketua fraksi di Senat dan DPR, diharapkan akan memperkuat momentum Harris. Dukungan ini mencerminkan konsensus yang berkembang di dalam partai bahwa Harris adalah kandidat terbaik untuk menghadapi tantangan dari Partai Republik dan menjaga warisan kebijakan progresif yang telah diperjuangkan oleh pemerintahan Demokrat sebelumnya.
Kampanye Harris dan Tantangan yang Dihadapi
Kampanye Harris tidak hanya berfokus pada mempertahankan basis pemilih Demokrat, tetapi juga meraih dukungan dari kelompok-kelompok yang lebih luas, termasuk pemilih independen dan pemilih muda yang semakin penting dalam lanskap politik Amerika. Tantangan bagi Harris adalah untuk menyampaikan pesan yang menarik bagi pemilih dari berbagai latar belakang dan memastikan bahwa kampanyenya mampu menghadapi serangan dari lawan politik.
Salah satu tantangan utama yang akan dihadapi Harris adalah narasi dari pihak Republik yang akan mencoba mengeksploitasi ketidakpastian ekonomi, ketegangan sosial, dan isu-isu kebijakan luar negeri. Untuk itu, Harris dan timnya perlu mengembangkan strategi komunikasi yang efektif, memperkuat aliansi politik, dan terus berhubungan dengan para pemilih di seluruh negeri.
Langkah Menuju Masa Depan
Dengan dukungan dari Barack dan Michelle Obama, serta tokoh-tokoh penting lainnya dalam Partai Demokrat, Kamala Harris kini berdiri di posisi yang kuat menuju Konvensi Nasional Demokrat dan pemilihan umum 2024. Dukungan ini tidak hanya memperkuat posisinya sebagai kandidat utama, tetapi juga mengirimkan pesan yang jelas bahwa Partai Demokrat bersatu dalam misinya untuk mempertahankan dan memperluas kebijakan progresif di Amerika Serikat.
Ke depan, Harris perlu terus membangun koalisi yang luas, menyampaikan pesan yang menyatukan, dan mempersiapkan diri untuk tantangan dari Partai Republik. Dengan dukungan dari para pemimpin partai dan para pemilih, Harris berada dalam posisi yang baik untuk menjadi kandidat yang kuat dan kompetitif dalam pemilihan presiden yang akan datang. *Mukroni
Sumber Kompas
Foto Kowantaranews
- Berita Terkait :
Video Polisi Menendang dan Menginjak Kepala Pria di Bandara Manchester Memicu Reaksi Keras
Kamala Harris Menggemparkan Milwaukee: Semangat Perjuangan dan Visi Masa Depan Kekuatan Rakyat
Biden Mundur dari Pencalonan Presiden, Dukung Kamala Harris di Pilpres 2024
Ethiopian Airlines Dikecam Setelah Penumpang Dikeluarkan untuk Memberi Tempat Duduk kepada Menteri
Insiden Penembakan Trump di Butler: Pelaku Bertindak Sendirian, Satu Korban Tewas
Penembakan di Rapat Umum Donald Trump: Mantan Presiden Selamat, Pelaku Tewas
US Navy Pilots Return Home After Months of Battling Houthi Missiles and Drones
UK’s New PM Keir Starmer Calls for Urgent Gaza Ceasefire and Two-State Solution
Netanyahu Announces Israeli Delegation to Cairo for Ceasefire Talks Amid Ongoing Gaza Conflict
Hamas Accuses Israel of Stalling in Gaza Ceasefire Talks, Awaits Mediator Updates
Gaza War Spurs Surge in Terrorist Recruitment, Warns U.S. Intelligence
Heavy Fighting in Gaza Forces Thousands to Flee Again Amid Ongoing Conflict
Gaza Summer: Sewage, Garbage, and Health Risks in War-Torn Tent Camps
Head of Gaza’s Largest Hospital Released by Israel After Seven Months of Detention
Kisah Pegunungan Bani Yas’in: Esau bin Ishaq dan Keberanian Bani Jawa dalam Catatan Ibnu Khaldun
Unimaginable Suffering: A Hull Surgeon’s Mission to Aid Gaza’s War-Torn Civilians
Escalating Tensions: Israel and Hezbollah Edge Closer to Conflict Amid Rocket Fire and Threats
Netanyahu Announces Imminent Conclusion of Gaza Conflict’s Intense Phase
Gaza’s Overlooked Hostages: Thousands Held Without Charge in Israeli Detention
Chilean Art Exhibition Celebrates Palestinian Solidarity
Houthi Rebels Sink Bulk Carrier in Red Sea Escalation Amid Israel-Hamas Conflict
Tragedi Kemanusiaan di Gaza: Serangan Israel Menewaskan Sedikitnya 42 Orang
Kuba Ikut Dalam Gugatan Internasional Afrika Selatan di ICJ Mengenai Tindakan Israel di Gaza
Mengapa Gaza Adalah Zona Perang Terburuk: Perspektif Ahli Bedah Trauma David Nott
Armenia Resmi Akui Palestina sebagai Negara di Tengah Konflik Gaza-Israel
Qatar Lakukan Negosiasi Intensif untuk Gencatan Senjata Israel-Hamas
Day 256: Gaza Under Siege – Israel’s Airstrikes Claim Dozens of Lives
Pengunduran Diri Pejabat AS Stacy Gilbert: Protes terhadap Kebijakan Bantuan Kemanusiaan di Gaza
Idul Adha di Tengah Konflik: Ketika Kegembiraan Berganti Kesedihan di Gaza
Tragedi di Rafah: Delapan Tentara Israel Tewas dalam Pertempuran Terbaru di Jalur Gaza
AS menjatuhkan sanksi pada ‘kelompok ekstremis Israel’ karena memblokir bantuan Gaza
Langkah Israel: ‘Jeda Taktis’ untuk Meringankan Krisis Kemanusiaan di Gaza
Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza oleh Qatar dan Mesir: Langkah Baru Menuju Perdamaian
Akhir yang Mendekat bagi Pemerintahan Netanyahu yang Terpecah
Krisis Kemanusiaan di Gaza: Keputusasaan di Tengah Pertempuran
Ketegangan AS-Israel: Perdebatan atas Berbagi Informasi Intelijen
Tekanan Boikot Israel terhadap Merek-merek Amerika di Timur Tengah
$7.000 untuk Keluar dari Gaza: Eksploitasi Warga Palestina yang Melarikan Diri ke Mesir
Krisis Kemanusiaan di Gaza Meningkat, Yordania Gelar Pertemuan Darurat Internasional
Transformasi Ekonomi Global: Dampak Penghentian Perjanjian Petro Dollar oleh Arab Saudi
Rencana Gencatan Senjata Gaza Terhambat oleh Perubahan Usulan dari Hamas, Klaim AS
HRW: Penggunaan Kelaparan oleh Israel sebagai Senjata Perang di Gaza Merupakan ‘Kejahatan Perang’
PBB Temukan Bukti Kejahatan Kemanusiaan oleh Israel di Gaza
Resolusi DK PBB Dukung Gencatan Senjata Gaza: Langkah Menuju Perdamaian yang Tantangannya Besar”
Pertemuan Tegang di Kairo: Morsi Dituduh Mengimplikasikan Yahudi Mengendalikan Media AS
Gideon Levy: Pendudukan Israel Tidak Akan Berakhir Sampai Mereka Membayar Akibatnya
Ribuan Orang Berkumpul di Luar Gedung Putih untuk Memprotes Perang di Gaza
Benny Gantz Mengundurkan Diri dari Kabinet Perang: Pukulan Telak bagi Netanyahu
Kebencian terhadap Netanyahu Meningkat di Tengah Isolasi Internasional Israel
Dewan Menteri D-8 Serukan Gencatan Senjata “Segera, Permanen, Tanpa Syarat” di Gaza
Israel Menyerang Sekolah di Gaza yang Menampung Pengungsi Palestina, Menewaskan Sedikitnya 40 Orang
Bagaimana “Le Monde” Meliput Konflik Israel-Palestina Sejak 1945
Spanyol Ikut Campur dalam Kasus Genosida Afrika Selatan Terhadap Israel di ICJ
Bernie Sanders: Menghormati Netanyahu dengan Pidato Kongres adalah Kesalahan Besar
Gideon Levy Mengkritik Media Israel yang Tidak Memperlihatkan Penderitaan di Gaza