Jakarta, Kowantaranews.com -Senator Bernie Sanders ( menghiasi lantai Senat AS dengan pidato yang tajam dan memerahkan telinga, menyuarakan kritik tajam terhadap dukungan yang terus-menerus dari Amerika Serikat terhadap perang yang dipimpin oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, terhadap rakyat Palestina. Pidato yang disiapkan dengan baik ini, disampaikan pada malam hari, menggambarkan dengan detail mengerikan krisis kemanusiaan yang berkembang di Gaza dan menggarisbawahi peran yang dimainkan oleh AS dalam memperpanjang konflik tersebut.
Sanders dengan tegas menyuarakan pandangannya bahwa Amerika Serikat, sebagai pembayar pajak dan anggota komunitas internasional, terlibat secara langsung dalam tragedi kemanusiaan yang tengah terjadi di Gaza. Ia menekankan bahwa ini bukanlah bencana alam yang terisolasi, tetapi bencana yang disebabkan oleh intervensi manusia yang brutal. Senator dengan jelas menyatakan bahwa kita sebagai bangsa tidak dapat membiarkan tragedi ini terus berlanjut tanpa tindakan yang tegas untuk mengakhiri perang yang merusak dan mencegah krisis kemanusiaan yang semakin memburuk.
Dalam pidatonya, Sanders memaparkan data dan fakta yang mengerikan tentang dampak perang yang telah berlangsung selama lima bulan terakhir di Gaza. Ia menggambarkan dengan gamblang bagaimana Israel, dengan menggunakan kekuatan militer yang besar, telah menyebabkan ribuan korban sipil, termasuk banyak perempuan dan anak-anak, tewas atau terluka parah. Dia juga menyoroti betapa hancurnya infrastruktur di Gaza, dengan 70 persen unit rumah rusak atau hancur, dan kondisi kemanusiaan yang semakin memburuk, di mana ratusan ribu orang menghadapi kelaparan dan kurangnya akses terhadap layanan medis yang sangat dibutuhkan.
Namun, Sanders tidak hanya mengkritik tindakan Israel dalam konflik tersebut, tetapi juga menyoroti peran AS dalam memperpanjang krisis tersebut melalui dukungan finansial dan militer yang berkelanjutan. Ia dengan tegas mengecam keputusan pemerintah AS untuk memberikan bantuan senilai miliaran dolar kepada Israel, yang digunakan untuk membeli senjata dan melancarkan serangan yang merusak di Gaza. Sanders dengan tegas menyatakan bahwa Amerika Serikat tidak boleh menjadi bagian dari perang yang merusak ini dan harus mengambil langkah-langkah konkret untuk menghentikan dukungan finansial dan militer kepada Israel sampai serangan terhadap Gaza dihentikan.
Baca juga : Dave Chappelle Sebut Ada ‘Genosida’ di Jalur Gaza Saat Perang Israel-Hamas Berlangsung di Abu Dhabi
Selain mengkritik kebijakan luar negeri AS terhadap konflik Israel-Palestina, Sanders juga menyoroti ketidaktertiban dalam pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza. Ia menekankan bahwa walaupun ada kebutuhan mendesak untuk bantuan kemanusiaan di Gaza, Israel terus menghalangi akses terhadap bantuan tersebut, yang mengakibatkan banyak nyawa yang terancam. Senator dengan tegas menyatakan bahwa Amerika Serikat harus menekan Israel untuk membuka jalur bagi bantuan kemanusiaan dan menjamin bahwa bantuan tersebut dapat mencapai orang-orang yang membutuhkannya.
Di tengah pidatonya yang berapi-api, Sanders juga menyoroti dukungan luas dari rakyat Amerika untuk mengakhiri perang di Gaza. Dia mengutip hasil jajak pendapat yang menunjukkan bahwa mayoritas warga Amerika mendukung penghentian pengiriman senjata ke Israel sampai serangan terhadap Gaza dihentikan. Sanders menekankan bahwa pemerintah harus mendengarkan suara rakyat dan bertindak sesuai dengan keinginan mereka untuk mengakhiri perang yang merusak tersebut.
Sebagai penutup, Sanders menegaskan bahwa Amerika Serikat memiliki tanggung jawab moral dan kemanusiaan untuk mengakhiri perang di Gaza dan mencegah lebih banyak penderitaan bagi rakyat Palestina. Dia menyerukan tindakan tegas dari pemerintah AS untuk menekan Israel dan menghentikan dukungan finansial dan militer sampai serangan terhadap Gaza dihentikan sepenuhnya.
Bernard Sanders
Bernard Sanders, lahir pada 8 September 1941, adalah seorang politikus Amerika Serikat yang menjabat sebagai Senator Amerika Serikat junior mewakili Vermont sejak 2007. Sebelumnya, ia menjabat sebagai wakil tunggal Vermont dari tahun 1991 hingga 2007, menjadi politikus independen dengan masa jabatan terlama sepanjang sejarah kongres Amerika Serikat. Selain itu, ia juga menjadi anggota kaukus Partai Demokrat. Sanders telah dua kali maju sebagai calon presiden, pertama pada tahun 2016 dan kemudian pada tahun 2020.
Sebagai seorang yang mengaku sebagai sosialis demokrat dan progresif, Sanders menentang kesenjangan ekonomi. Dalam kebijakan domestik, ia mendukung hak-hak buruh, layanan kesehatan universal dan negeri, gaji tetap untuk cuti hamil, pendidikan tinggi gratis, dan Green New Deal untuk mengatasi perubahan iklim. Sementara dalam kebijakan luar negeri, ia mendukung pemangkasan anggaran militer, mendorong diplomasi dan kerja sama internasional, serta mengutamakan hak tenaga kerja dan isu lingkungan dalam perjanjian dagang internasional. Pandangan-pandangan Sanders telah berhasil mempengaruhi ideologi Partai Demokrat setelah ia maju sebagai calon presiden pada tahun 2016.
Sanders lahir dan dibesarkan di Brooklyn, New York City, dalam sebuah keluarga pekerja Yahudi. Ia menempuh pendidikan di Brooklyn College sebelum pindah ke Universitas Chicago, di mana ia lulus pada tahun 1964. Sebagai seorang mahasiswa, ia aktif sebagai koordinator unjuk rasa di Congress of Racial Equality dan Student Nonviolent Coordinating Committee selama periode perjuangan gerakan hak sipil di Amerika Serikat. Setelah menetap di Vermont pada tahun 1968, Sanders mulai terlibat dalam politik dan beberapa kali mencalonkan diri melalui partai ketiga pada awal hingga pertengahan tahun 1970-an, tetapi selalu kalah. Dia kemudian maju sebagai independen dan berhasil terpilih sebagai wali kota Burlington pada tahun 1981 dengan selisih sepuluh suara. Sanders terpilih kembali tiga kali, kemudian memenangkan pemilihan legislatif untuk Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat dari Vermont pada tahun 1990, di mana ia menjadi salah satu anggota pendiri Kaukus Progresif Kongres. Setelah 16 tahun menjabat di DPR, Sanders terpilih sebagai anggota Senat pada tahun 2006, dan ia kembali terpilih pada tahun 2012 dan 2018.
Pada bulan April 2015, Sanders mengumumkan pencalonannya sebagai calon presiden Amerika Serikat melalui Konvensi Partai Demokrat. Meskipun peluangnya kecil, ia berhasil memenangkan 23 pemilihan pendahuluan dan kaukus serta meraih 43% suara delegasi partai, dengan 55% sisanya dimenangkan oleh Hillary Clinton. Kampanye Sanders ditandai dengan antusiasme pendukung yang besar, tanpa bergantung pada sumbangan dari perusahaan, industri keuangan, atau komite politik independen. Pada bulan Juli 2016, ia mendukung Clinton dalam kampanye pencapresannya melawan Donald Trump dari Partai Republik. Pada Februari 2019, Sanders mengumumkan kembali pencalonannya sebagai calon presiden dan bersaing dengan belasan calon lainnya. Namun, ia mengakhiri kampanye pencapresannya pada 8 April 2020. *Roni
Sumber sanders.senate.gov
Foto jawapos.com
- Berita Terkait :
Dave Chappelle Sebut Ada ‘Genosida’ di Jalur Gaza Saat Perang Israel-Hamas Berlangsung di Abu Dhabi
Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Hentikan Operasi Militer di Rafah, Kepatuhan Diragukan
Senator Sanders Mengutuk Pernyataan Menteri Pertahanan Israel tentang Gaza sebagai Barbarisme
Israel Melobi Pejabat Jerman untuk Mengecam Surat Perintah Penangkapan ICC terhadap Netanyahu
Arab Saudi Sambut Baik Pengakuan Palestina oleh Norwegia, Irlandia, dan Spanyol
Arab Saudi Serukan Hak Hidup Aman bagi Warga Palestina dalam Pertemuan OKI di Jeddah
Kolombia Tegaskan Dukungan bagi Palestina: Pendekatan Baru di Bawah Kepemimpinan Presiden Petro
Krisis Kemanusiaan di Gaza Semakin Memperburuk, PBB Hentikan Distribusi Makanan di Rafah
Prof. Mearsheimer: Pembersihan Etnis atau Solusi Damai? Analisis Krisis Israel
Utusan Palestina: Israel Berniat ‘Menggusur, Menundukkan, atau Membunuh’ Warga Gaza
Insiden di Mahkamah Internasional: Pengacara Israel Disebut ‘Pembohong’ oleh Pengamat Selama Sidang
Raja Saudi Salman Dirawat karena Radang Paru-paru di Istana Al Salam
Helikopter dalam Konvoi yang Membawa Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh di Azerbaijan Timur
JPMorgan Chase Tarik Investasi dari Elbit Systems di Tengah Tekanan Kampanye Boikot
76 Tahun Nakba: Peringatan Sejarah dan Bencana yang Berkepanjangan di Gaza
Hakim Kanada Tolak Pembubaran Demo Pro-Palestina di Universitas McGill
Blokade Bantuan ke Gaza: Protes, Krisis Kelaparan, dan Konsekuensi Global
Netanyahu Tegaskan Israel Bukan “Negara Bawahan” AS di Tengah Ketegangan dengan Biden
Mayor Angkatan Darat AS Mengundurkan Diri untuk Memprotes Dukungan Amerika terhadap Israel di Gaza
Enam Sekutu Amerika Serikat Dukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB
Jeremy Corbyn di Rafah: ” Kisah Horor dan Harapan di Gaza: Panggilan untuk Keadilan dan Perdamaian”
Antony Blinken Mengecam Klaim Israel: Keadilan dan Kemanusiaan dalam Konflik Gaza
Mayoritas Warga Kanada Mendukung Protes di Kampus Universitas Menurut Jajak Pendapat Terbaru
Raja Denmark Mengibarkan Bendera Palestina: Solidaritas Global Menguat Setelah Badai Al-Aqsa
Gary Lineker: Tidak Bisa Diam Mengenai Konflik Gaza dan Kritik Terhadap Tindakan Israel
Kekuatan Opini Publik: Kim Kardashian dan Dampak #Blockout2024 Pro-Palestina
Perspektif Kritis Randa Jarrar: Hillary Clinton dalam Kacamata Seorang Profesor Studi Timur Tengah
Peringatan Raja Spanyol Felipe VI: Eskalasi Kekerasan di Gaza dan Panggilan untuk Aksi Global
Perayaan Cinta dan Solidaritas: Pengantin di Montreal Mengekspresikan Dukungan untuk Palestina
Bisan Owda dan AJ+ Raih Penghargaan Peabody atas Liputan Gaza
Grace Blakeley Mendorong Sanksi terhadap Israel dalam Debat BBC Question Time
Insiden Pelecehan Verbal di Arizona State University: Staf Pro-Israel Diberhentikan