Jakarta, Kowantaranews.com -Jumat, 19 Juli 2024, Tel Aviv, pusat ekonomi dan kebudayaan Israel, diguncang oleh sebuah ledakan hebat yang berasal dari sebuah drone. Insiden ini terjadi pada pagi hari di Jalan Ben Yehuda, sebuah jalan sibuk yang biasanya dipadati oleh penduduk lokal dan turis. Ledakan ini menyebabkan satu orang tewas dan tiga lainnya luka-luka. Kejadian ini tidak hanya mengejutkan warga Tel Aviv tetapi juga menimbulkan kepanikan luas di seluruh kota.
Kronologi Kejadian
Menurut laporan dari media lokal, ledakan besar terdengar sekitar pukul 08.00 waktu setempat. Mayat seorang pria ditemukan di lokasi dengan bekas pecahan peluru akibat ledakan tersebut. Ambulans segera tiba di tempat kejadian dan memastikan bahwa tiga orang lainnya mengalami luka-luka. Polisi Israel dengan cepat mengamankan area tersebut dan menutup jalan untuk memastikan tidak ada lagi ancaman yang mengintai.
Juru bicara kepolisian Israel menyatakan bahwa pasukan besar dari kepolisian wilayah Tel Aviv segera dikerahkan ke lokasi untuk menangani insiden ini. Mereka juga mengumumkan penutupan area ledakan dan memperingatkan warga untuk tidak mendekati atau menyentuh puing-puing yang mungkin masih mengandung bahan peledak. “Kami menyerukan warga untuk menghormati instruksi keselamatan dan tidak mendekati atau menyentuh puing-puing atau pecahan yang mungkin mengandung bahan peledak,” ujar juru bicara kepolisian tersebut.
Investigasi dan Pengumuman Awal
Setelah kejadian tersebut, pihak militer Israel mengumumkan bahwa ledakan ini disebabkan oleh sebuah drone. Investigasi awal menunjukkan bahwa tidak ada penetrasi udara yang terdeteksi oleh sistem pertahanan udara Israel sebelum ledakan terjadi, sehingga tidak ada sirene peringatan yang dibunyikan. Hal ini menimbulkan tanda tanya besar mengenai bagaimana drone tersebut bisa memasuki wilayah udara Tel Aviv tanpa terdeteksi.
Sementara itu, pasukan Israel sedang bekerja keras untuk mengumpulkan dan memeriksa sisa-sisa pecahan peluru dari lokasi ledakan guna mengetahui penyebab pasti dari ledakan tersebut. Penyelidikan lebih lanjut diharapkan dapat mengungkap asal-usul drone dan siapa yang bertanggung jawab atas serangan ini.
Klaim Houthi
Dalam perkembangan yang mengejutkan, juru bicara militer kelompok Houthi di Yaman, Yahya Saree, mengeluarkan pernyataan bahwa mereka akan mengungkapkan rincian operasi yang menargetkan Tel Aviv. Pernyataan ini diungkapkan melalui akun media sosialnya di platform X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter) pada hari yang sama dengan insiden tersebut. “Operasi spesifik yang menargetkan Tel Aviv di Palestina yang diduduki, rinciannya akan diumumkan hari ini,” kata Yahya Saree, dikutip dari Al Jazeera.
Jika klaim ini benar, maka serangan ini menunjukkan peningkatan kemampuan kelompok Houthi untuk melakukan serangan jarak jauh yang canggih dan terkoordinasi. Sebelumnya, Houthi telah menunjukkan kemampuan mereka dalam menggunakan drone untuk menyerang target di Arab Saudi, tetapi ini akan menjadi pertama kalinya mereka berhasil menyerang target di Israel.
Reaksi Internasional
Insiden ini dengan cepat menarik perhatian internasional. Banyak negara dan organisasi internasional yang mengecam serangan ini dan menyatakan solidaritas mereka dengan Israel. Amerika Serikat, melalui juru bicara Departemen Luar Negeri, menyatakan bahwa mereka berdiri bersama Israel dalam menghadapi terorisme dan mendukung hak Israel untuk membela diri.
Di sisi lain, insiden ini juga memperburuk ketegangan yang sudah tinggi di wilayah Timur Tengah. Serangan ini dapat memicu respons militer dari Israel terhadap Houthi di Yaman, yang dapat menyebabkan eskalasi lebih lanjut di kawasan tersebut. Beberapa analis militer berpendapat bahwa serangan ini mungkin dirancang untuk memprovokasi Israel dan menariknya ke dalam konflik yang lebih luas di Yaman.
Baca juga : Arab Saudi Desak Dewan Keamanan PBB untuk Hentikan Agresi Israel dan Krisis Kemanusiaan di Gaza
Baca juga : Bella Hadid Luncurkan Kampanye Adidas Originals di New York
Baca juga : Zarah Sultana: Desak Inggris Hentikan Penjualan Senjata ke Israel dan Tegakkan Hukum Internasional
Dampak Terhadap Warga Tel Aviv
Bagi warga Tel Aviv, insiden ini membawa ketakutan dan kekhawatiran yang mendalam. Tel Aviv, meskipun sering menjadi sasaran ancaman, biasanya dianggap sebagai salah satu kota yang relatif aman di Israel. Namun, ledakan ini menunjukkan bahwa ancaman bisa datang kapan saja dan dari arah yang tidak terduga.
Banyak warga yang mengalami trauma akibat ledakan ini. Beberapa di antaranya menyatakan bahwa mereka mendengar ledakan dari rumah atau tempat kerja mereka dan merasa sangat ketakutan. “Saya sedang berjalan menuju kantor ketika saya mendengar ledakan besar. Orang-orang berteriak dan berlari ke segala arah. Saya belum pernah mengalami sesuatu yang mengerikan seperti ini sebelumnya,” kata seorang saksi mata yang tidak ingin disebutkan namanya.
Pemerintah kota Tel Aviv segera merespons dengan menyediakan layanan psikologis bagi mereka yang terkena dampak psikologis dari insiden ini. Sekolah-sekolah dan institusi publik lainnya juga diberi instruksi untuk meningkatkan kewaspadaan dan memperketat langkah-langkah keamanan.
Upaya Keamanan di Masa Depan
Ledakan drone ini menjadi peringatan keras bagi Israel tentang ancaman yang terus berkembang. Sistem pertahanan udara Israel, yang dikenal sebagai salah satu yang terbaik di dunia, kini dihadapkan pada tantangan baru dalam mendeteksi dan menanggulangi serangan drone yang semakin canggih.
Para ahli keamanan menekankan perlunya peningkatan teknologi dan strategi untuk menghadapi ancaman ini. “Ini adalah serangan yang sangat canggih dan memerlukan respons yang lebih maju. Israel harus berinvestasi lebih banyak dalam teknologi anti-drone dan meningkatkan kemampuan deteksi dini,” kata seorang analis keamanan dari Universitas Tel Aviv.
Di masa mendatang, Israel kemungkinan besar akan meningkatkan patroli udara dan memperketat pengawasan di perbatasannya. Pemerintah juga mungkin akan bekerja sama dengan sekutu internasionalnya untuk berbagi intelijen dan teknologi dalam upaya memperkuat pertahanan mereka.
Insiden ledakan drone di Tel Aviv pada 19 Juli 2024, telah meninggalkan luka mendalam bagi warga Israel dan meningkatkan ketegangan di kawasan Timur Tengah. Dengan satu orang tewas dan tiga terluka, serangan ini tidak hanya menimbulkan korban jiwa tetapi juga menimbulkan pertanyaan besar tentang keamanan dan kemampuan pertahanan Israel. Klaim Houthi atas serangan ini semakin memperkeruh situasi dan menunjukkan bahwa ancaman dari kelompok-kelompok militan di kawasan tersebut masih sangat nyata.
Ke depan, tantangan bagi Israel adalah bagaimana meningkatkan pertahanannya terhadap ancaman yang semakin canggih dan tidak terduga, sambil menjaga stabilitas dan keamanan bagi warganya. Dunia internasional juga harus bersatu dalam menghadapi terorisme dan mendukung upaya perdamaian di kawasan yang rawan konflik ini. *Mukroni
Foto Kowantaranews.com
- Berita Terkait :
Arab Saudi Desak Dewan Keamanan PBB untuk Hentikan Agresi Israel dan Krisis Kemanusiaan di Gaza
Bella Hadid Luncurkan Kampanye Adidas Originals di New York
Zarah Sultana: Desak Inggris Hentikan Penjualan Senjata ke Israel dan Tegakkan Hukum Internasional
MUI Nonaktifkan Dua Anggota Setelah Dugaan Keterkaitan dengan Organisasi Yahudi
Emergency Workers Uncover Dozens of Bodies in Gaza City District Following Israeli Assault
UK’s New PM Keir Starmer Calls for Urgent Gaza Ceasefire and Two-State Solution
Netanyahu Announces Israeli Delegation to Cairo for Ceasefire Talks Amid Ongoing Gaza Conflict
Hamas Accuses Israel of Stalling in Gaza Ceasefire Talks, Awaits Mediator Updates
Gaza War Spurs Surge in Terrorist Recruitment, Warns U.S. Intelligence
Heavy Fighting in Gaza Forces Thousands to Flee Again Amid Ongoing Conflict
Gaza Summer: Sewage, Garbage, and Health Risks in War-Torn Tent Camps
Head of Gaza’s Largest Hospital Released by Israel After Seven Months of Detention
Kisah Pegunungan Bani Yas’in: Esau bin Ishaq dan Keberanian Bani Jawa dalam Catatan Ibnu Khaldun
Unimaginable Suffering: A Hull Surgeon’s Mission to Aid Gaza’s War-Torn Civilians
Escalating Tensions: Israel and Hezbollah Edge Closer to Conflict Amid Rocket Fire and Threats
Netanyahu Announces Imminent Conclusion of Gaza Conflict’s Intense Phase
Gaza’s Overlooked Hostages: Thousands Held Without Charge in Israeli Detention
Chilean Art Exhibition Celebrates Palestinian Solidarity
Houthi Rebels Sink Bulk Carrier in Red Sea Escalation Amid Israel-Hamas Conflict
Tragedi Kemanusiaan di Gaza: Serangan Israel Menewaskan Sedikitnya 42 Orang
Kuba Ikut Dalam Gugatan Internasional Afrika Selatan di ICJ Mengenai Tindakan Israel di Gaza
Mengapa Gaza Adalah Zona Perang Terburuk: Perspektif Ahli Bedah Trauma David Nott
Armenia Resmi Akui Palestina sebagai Negara di Tengah Konflik Gaza-Israel
Qatar Lakukan Negosiasi Intensif untuk Gencatan Senjata Israel-Hamas
Day 256: Gaza Under Siege – Israel’s Airstrikes Claim Dozens of Lives
Pengunduran Diri Pejabat AS Stacy Gilbert: Protes terhadap Kebijakan Bantuan Kemanusiaan di Gaza
Idul Adha di Tengah Konflik: Ketika Kegembiraan Berganti Kesedihan di Gaza
Tragedi di Rafah: Delapan Tentara Israel Tewas dalam Pertempuran Terbaru di Jalur Gaza
AS menjatuhkan sanksi pada ‘kelompok ekstremis Israel’ karena memblokir bantuan Gaza
Langkah Israel: ‘Jeda Taktis’ untuk Meringankan Krisis Kemanusiaan di Gaza
Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza oleh Qatar dan Mesir: Langkah Baru Menuju Perdamaian
Akhir yang Mendekat bagi Pemerintahan Netanyahu yang Terpecah
Krisis Kemanusiaan di Gaza: Keputusasaan di Tengah Pertempuran
Ketegangan AS-Israel: Perdebatan atas Berbagi Informasi Intelijen
Tekanan Boikot Israel terhadap Merek-merek Amerika di Timur Tengah
$7.000 untuk Keluar dari Gaza: Eksploitasi Warga Palestina yang Melarikan Diri ke Mesir
Krisis Kemanusiaan di Gaza Meningkat, Yordania Gelar Pertemuan Darurat Internasional
Transformasi Ekonomi Global: Dampak Penghentian Perjanjian Petro Dollar oleh Arab Saudi
Rencana Gencatan Senjata Gaza Terhambat oleh Perubahan Usulan dari Hamas, Klaim AS
HRW: Penggunaan Kelaparan oleh Israel sebagai Senjata Perang di Gaza Merupakan ‘Kejahatan Perang’
PBB Temukan Bukti Kejahatan Kemanusiaan oleh Israel di Gaza
Resolusi DK PBB Dukung Gencatan Senjata Gaza: Langkah Menuju Perdamaian yang Tantangannya Besar”
Pertemuan Tegang di Kairo: Morsi Dituduh Mengimplikasikan Yahudi Mengendalikan Media AS
Gideon Levy: Pendudukan Israel Tidak Akan Berakhir Sampai Mereka Membayar Akibatnya
Ribuan Orang Berkumpul di Luar Gedung Putih untuk Memprotes Perang di Gaza
Benny Gantz Mengundurkan Diri dari Kabinet Perang: Pukulan Telak bagi Netanyahu
Kebencian terhadap Netanyahu Meningkat di Tengah Isolasi Internasional Israel
Dewan Menteri D-8 Serukan Gencatan Senjata “Segera, Permanen, Tanpa Syarat” di Gaza
Israel Menyerang Sekolah di Gaza yang Menampung Pengungsi Palestina, Menewaskan Sedikitnya 40 Orang
Bagaimana “Le Monde” Meliput Konflik Israel-Palestina Sejak 1945
Spanyol Ikut Campur dalam Kasus Genosida Afrika Selatan Terhadap Israel di ICJ
Bernie Sanders: Menghormati Netanyahu dengan Pidato Kongres adalah Kesalahan Besar
Gideon Levy Mengkritik Media Israel yang Tidak Memperlihatkan Penderitaan di Gaza
Kontroversi di Parlemen Prancis: Bendera Palestina di Tengah Isu Politik Sensitif
Lapid Kecam Smotrich dan Ben Gvir atas Ancaman Gulingkan Koalisi Terkait Gencatan Senjata Sandera
Macklemore: Melawan Apartheid demi Kemerdekaan Palestina di Tengah Konflik Gaza
Mesir Bergabung dalam Kasus Genosida terhadap Israel di Pengadilan Tinggi PBB