Jakarta, Kowantaranews.com — Kompleks Parlemen di Senayan, Jakarta, menjadi saksi momen penting dalam perjalanan politik Indonesia. Pada hari ini, berlangsung pelantikan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), dan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) periode 2024-2029. Salah satu sorotan utama dalam pelantikan tersebut adalah terpilihnya Sultan Najamudin sebagai Ketua DPD. Dalam sidang paripurna DPD dengan agenda pemilihan pimpinan, Sultan yang merupakan anggota DPD dari Bengkulu berhasil terpilih setelah menyampaikan visi dan misi yang menggugah serta menawarkan arah baru bagi lembaga ini dalam lima tahun ke depan.
Perjalanan Politik Sultan Najamudin
Sultan Najamudin bukanlah sosok baru di kancah politik Indonesia, terutama di DPD. Sebagai seorang politisi yang telah menjalani tiga periode di DPD, ia memahami dinamika, tantangan, dan potensi lembaga yang sering kali dipandang sebagai representasi daerah ini. Keberhasilannya dalam menjalani karir di lembaga tersebut membuatnya dianggap sebagai salah satu figur yang paling memahami cara kerja DPD dan bagaimana memaksimalkan perannya dalam memperjuangkan kepentingan daerah.
Saat menyampaikan visi dan misinya, Sultan menekankan pentingnya DPD sebagai lembaga yang memiliki legitimasi besar dari masyarakat, terutama karena perannya sebagai wakil daerah. Namun, menurutnya, legitimasi ini belum sebanding dengan kewenangan yang dimiliki oleh DPD. Meski begitu, Sultan mengaku optimistis bahwa lembaga ini dapat diperkuat melalui pengelolaan yang lebih baik, kolaboratif, dan inklusif. “Saya tidak pesimistis, saya optimistis. Kalau kita mampu mengorkrestasi lembaga ini, pasti DPD bisa menjadi lebih baik,” ujarnya dalam Sidang Paripurna tersebut.
Sultan juga menyinggung bagaimana selama tiga periode pengalamannya di DPD, ia telah melihat bagaimana lembaga ini bisa berkontribusi lebih besar jika diberikan ruang yang lebih luas. Menurutnya, DPD tidak seharusnya hanya menjadi “pelengkap” di dalam sistem legislatif Indonesia, melainkan bisa menjadi kekuatan politik tersendiri yang memperjuangkan hak-hak dan kepentingan daerah secara lebih efektif.
Visi untuk Masa Depan DPD
Dalam paparan visi dan misinya, Sultan menekankan pentingnya kolaborasi antara lembaga-lembaga negara, baik dengan DPR maupun dengan pemerintah. Ia berpendapat bahwa tantangan terbesar yang dihadapi Indonesia ke depan adalah bagaimana menyelaraskan kepentingan pusat dan daerah, serta menjaga keseimbangan dalam pembangunan yang inklusif. Sultan percaya bahwa DPD bisa memainkan peran yang lebih besar dalam memastikan bahwa pembangunan tidak hanya terfokus di pusat, tetapi juga merata di seluruh daerah.
Ia juga menyinggung soal pentingnya memperkuat peran perempuan dan representasi daerah-daerah terluar di DPD. Hal ini tercermin dalam paket kepemimpinannya yang ia sebut sebagai representasi dari keberagaman Indonesia. Bersama GKR Hemas, yang dikenal sebagai tokoh perempuan dan aktivis hak-hak perempuan, Yorrys Raweyai yang mewakili Papua, dan Tamsil Linrung, seorang tokoh agama yang dihormati, Sultan melihat bahwa kepemimpinan mereka mencerminkan komitmen untuk menjadikan DPD sebagai lembaga yang inklusif dan merepresentasikan seluruh elemen masyarakat Indonesia.
“Kami adalah representasi dari Indonesia yang beragam. Kami berkomitmen untuk menjadikan DPD lembaga yang kolaboratif dan bisa menjadi jembatan antara pusat dan daerah, antara pemerintah dan masyarakat,” katanya.
Diskusi dengan Presiden Terpilih Prabowo Subianto
Dalam pidatonya, Sultan juga mengungkapkan bahwa ia bersama paket kepemimpinannya telah berdiskusi dengan presiden terpilih, Prabowo Subianto. Dalam diskusi tersebut, Prabowo menyampaikan pentingnya persatuan dan kolaborasi dalam menghadapi tantangan ke depan. Sultan menilai bahwa kepemimpinan Prabowo sebagai presiden memberikan peluang besar bagi DPD untuk berperan lebih aktif dalam pembangunan nasional.
“Kami berdiskusi dengan presiden terpilih beberapa hari lalu. Beliau menekankan bahwa Indonesia harus bersatu, kolaboratif, untuk bisa mengoptimalkan kekayaan yang kita miliki. Saya melihat ini sebagai kesempatan bagi DPD untuk memperkuat perannya dalam pembangunan nasional,” ungkapnya.
Sultan juga menyampaikan kepada Prabowo bahwa Presiden Joko Widodo telah meletakkan dasar-dasar infrastruktur yang kokoh selama dua periode pemerintahannya. Namun, ia menekankan pentingnya fokus pada rekonsiliasi nasional dalam pemerintahan ke depan. Menurutnya, rekonsiliasi nasional ini sangat penting untuk menjaga stabilitas dan keberlanjutan pembangunan, terutama di daerah-daerah yang selama ini merasa tertinggal.
“Presiden Jokowi telah membangun infrastruktur yang sangat penting bagi kemajuan bangsa. Namun ke depan, saya melihat perlu ada fokus lebih pada rekonsiliasi nasional, untuk memastikan bahwa seluruh elemen bangsa merasa dilibatkan dalam proses pembangunan ini,” katanya.
Baca juga : Puan Maharani Kembali Terpilih Sebagai Ketua DPR 2024-2029, Janji Tingkatkan Partisipasi Publik
Baca juga : Politik Uang Makin Menggila: Janji Kampanye Jadi Dagangan, Siapa Bayar, Dia Menang!
Baca juga : Pilkada di Ujung Tanduk: Kotak Kosong Siap Hancurkan Dominasi Calon Tunggal!
Tantangan ke Depan bagi DPD
Terpilihnya Sultan Najamudin sebagai Ketua DPD datang dengan serangkaian tantangan yang tidak mudah. DPD selama ini kerap kali dianggap sebagai lembaga yang kurang memiliki kekuatan politik dibandingkan DPR. Salah satu isu yang sering diangkat adalah keterbatasan kewenangan DPD dalam proses legislasi, di mana DPD tidak memiliki hak yang sama dengan DPR dalam membuat undang-undang.
Namun, Sultan tampak tidak gentar menghadapi tantangan tersebut. Ia melihat bahwa peran DPD tidak harus terbatas pada proses legislasi, melainkan juga dapat memperkuat pengawasan terhadap kebijakan pemerintah, terutama yang berkaitan dengan kepentingan daerah. Sultan juga menekankan bahwa DPD tidak perlu menjadi oposisi pemerintah, tetapi tetap harus menjaga daya kritisnya untuk memastikan bahwa kebijakan yang diambil pemerintah sesuai dengan kebutuhan masyarakat di daerah.
“DPD tidak harus menjadi oposisi, tetapi kami harus tetap kritis. Kami harus menjadi lembaga yang berbeda, yang mampu mewakili suara daerah dengan kuat,” tegasnya.
Harapan Masyarakat terhadap DPD
Pelantikan anggota DPR, DPD, dan MPR periode 2024-2029 ini tidak hanya menjadi momen penting bagi para anggota yang dilantik, tetapi juga menjadi harapan besar bagi masyarakat Indonesia, terutama di daerah-daerah. Selama ini, banyak masyarakat yang berharap bahwa DPD dapat menjadi lembaga yang benar-benar memperjuangkan kepentingan daerah, dan bukan sekadar menjadi simbol representasi.
Dengan terpilihnya Sultan Najamudin sebagai Ketua DPD, harapan tersebut semakin besar. Sosok Sultan yang sudah lama berkecimpung di DPD, ditambah dengan paket kepemimpinan yang inklusif, memberikan optimisme baru bagi masa depan DPD. Ke depan, masyarakat berharap bahwa DPD tidak hanya sekadar menjadi lembaga pendukung, tetapi bisa tampil sebagai lembaga yang berpengaruh dalam proses politik dan pembangunan nasional.
Masyarakat di daerah-daerah, terutama di daerah-daerah terpencil dan terluar, juga berharap bahwa DPD bisa lebih memperjuangkan hak-hak mereka. Tantangan yang dihadapi daerah-daerah ini, seperti keterbatasan akses infrastruktur, pelayanan publik yang kurang memadai, serta kesenjangan ekonomi, menjadi isu-isu yang harus diperjuangkan oleh DPD di bawah kepemimpinan Sultan Najamudin.
Terpilihnya Sultan Najamudin sebagai Ketua DPD periode 2024-2029 menandai babak baru dalam perjalanan lembaga ini. Dengan visi yang kuat, kepemimpinan yang inklusif, serta komitmen untuk memperkuat peran DPD dalam memperjuangkan kepentingan daerah, Sultan membawa harapan besar bagi masyarakat Indonesia. Lima tahun ke depan akan menjadi ujian bagi DPD untuk menunjukkan bahwa lembaga ini bisa memainkan peran yang lebih besar dalam pembangunan bangsa, sekaligus menjadi suara yang kuat bagi daerah-daerah di seluruh Indonesia. *Mukroni
Foto Kompas
- Berita Terkait :
Puan Maharani Kembali Terpilih Sebagai Ketua DPR 2024-2029, Janji Tingkatkan Partisipasi Publik
Brutalitas di Forum Kebangsaan: Demokrasi Indonesia di Ujung Tanduk ?
Rakyat Milih, Partai yang Putuskan: Demokrasi Ala Kadar
Anak Muda Terhalang Masuk Pilkada 2024: Politik Elitis dan Biaya Selangit Jadi Penghambat!
Konflik Tak Berujung PKB dan Pengurus NU: Perebutan Pengaruh dan Legitimasi
Kabinet Zaken Prabowo: Membangun Pemerintahan Berbasis Keahlian di Era Modern
Penambahan Kementerian untuk Efektivitas Pemerintahan: Langkah Strategis Kabinet Prabowo-Gibran
Mengembalikan Politik ke Publik: Evaluasi Keputusan MK dan Usulan Reformasi Ambang Batas
Pilkada 2024: Ketika Keluarga Menguasai Panggung Politik
Strategi Politik Jokowi di Akhir Jabatan: Desakan Pembahasan RUU Perampasan Aset dan Tuduhan Gimik
Calon Tunggal Menjamur: Tantangan Baru Demokrasi di Pilkada 2024
Kesepakatan DPR dan KPU pada PKPU Pencalonan: Menindaklanjuti Putusan Mahkamah Konstitusi
Pilkada 2024: KPU Umumkan Jadwal Pendaftaran dan Revisi Aturan Pencalonan Sesuai Putusan MK
Presiden Jokowi Ikuti Putusan MK, Tolak Perppu Pilkada Setelah Revisi UU Batal
Pilkada 2024 Akan Mengacu pada Putusan Mahkamah Konstitusi: Penegasan Komisi II DPR
Keputusan MK Soal Pilkada 2024: Jalan Terbuka bagi Partai Kecil dan Kandidat Alternatif
Megawati Soekarnoputri: Perpanjangan Masa Jabatan Presiden Langgar Konstitusi
PDI-P Unggul dalam Pemilu Legislatif 2024, Delapan Partai Politik Duduki Kursi DPR
Anies Baswedan Resmi Diusung NasDem untuk Pilgub DKI Jakarta 2024
Pilpres 2024: Lima Sorotan Utama dari Sidang Perdana Gugatan di MK
Perjalanan Indonesia dari Federalisme ke Negara Kesatuan: Tantangan dan Perkembangan Pasca-RIS
Gibran sebagai Cawapres: DKPP Ambil Tindakan Serius Terhadap KPU dan Hasyim Asyari
Kowantara Bersatu untuk Mendukung AMIN, Anies dan Muhaimin: Merajut Kekuatan Bersama
Presiden Jokowi Ajak Warga Singapura Tinggal di IKN, Menterinya Melarang Warteg di IKN
Kowantara Bersatu untuk Mendukung AMIN, Anies dan Muhaimin: Merajut Kekuatan Bersama
HIKAPINDO Perjuangkan Kader Penyuluh Indonesia di DPR RI
Apa Isi Risalah At-Tauhid Sidoresmo Surabaya Untuk Anies Baswedan ?
DISKUSI PUBLIK CONTINUUM BIGDATA CENTER : “DINAMIKA POLITIK MENUJU 2024, APA KATA BIG DATA?”
Menggali Asa Warteg: Perspektif Terhadap Pembangunan Multi-Kota
Implikasi Kepresidenan Prabowo: Faisal Basri Ramal Utang RI Tembus Rp16.000 T
Pedagang Warteg dan Daya Beli Masyarakat Tertatih-tatih Di Akhir Jabatan Jokowi
Warteg Bakal Dilarang di IKN, Begini Saran Kowantara
Ayo Gibran Bersuara Jangan Diam !, Ada Menteri yang Sebelah Mata Terhadap Warteg
Presiden Jokowi Ajak Warga Singapura Tinggal di IKN, Menterinya Melarang Warteg di IKN
Keren !, Sejumlah Alumni UB Mendirikan Koperasi dan Warteg Sahabat di Kota Malang
Ternyata Warteg Sahabat KOWATAMI Memakai Sistem Kasir Online
Ternyata Warteg Sahabat Berada di Bawah Naungan Koperasi Warung Sahabat Madani
Wow Keren !, Makan Gratis di Warteg Sahabat Untuk Penghafal Surat Kahfi di Hari Minggu
Warteg Sahabat Satu-Satunya Warteg Milenial di Kota Malang dengan Wifi
Warteg Sahabat Menawarkan Warteg Gaya Milenial untuk Kota Malang dan Sekitarnya
Republik Bahari Mengepakan Sayap Warteg ala Café di Cilandak Jakarta Selatan
Promo Gila Gilaan Di Grand Opening Rodjo Duren Cirendeu.
Pelanggan Warteg di Bekasi dan Bogor Kecewa, Menu Jengkol Hilang
KOWARTAMI Membuka Lagi Gerai Warteg Republik Bahari ke-5 di MABES Jakarta Barat
Ternyata Nasi Padang Ada yang Harganya Lebih Murah dari Warteg, Apa benar ?
Menikmati Menu Smoothies Buah Naga Di Laloma Cafe Majalengka
Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu
Ketika Pedagang Warteg Menanyakan Syarat Mendapatkan Satu Juta Kuota Sertifikasi Halal Gratis
Warteg Republik Bahari Di Bawah Kowartami Mulai Berkibar Di Penghujung Pandemi
Curhat Pemilik Warung Seafood Bekasi Ketika Omsetnya Belum Beranjak Naik
Trending Di Twitter, Ternyata Mixue Belum Mendapat Sertifikat Halal Dari BPJPH Kementerian Agama
Megenal Lebih Dekat Apapun Makanannya Teh Botol Sosro Minumannya, Cikal Bakalnya Dari Tegal
Kowartami Resmikan Warteg Republik Bahari Cabang Ke-4 Di Salemba Jakarta Pusat
Natal Di Jepang, Kentucky Fried Chicken (KFC) Salah Satu Makanan Favorit
Pedagang Warteg Semakin Sulit Harga Beras Naik
Yabie Cafe Tempat Bersantai Kekinian di Kranji Bekasi
Nongkrong Sambil Mencicip Surabi dengan Beragam Top