Jakarta, Kowantaranews.com — Dalam khotbah Jumat yang penuh makna, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, untuk pertama kalinya dalam lima tahun, secara terbuka menyampaikan pesan penting bagi umat Muslim di seluruh dunia. Bertempat di Masjid Grand Mosalla Imam Khomeini, Teheran, pada Jumat (4/10/2024), Khamenei menegaskan legitimasi serangan Iran terhadap Israel dan mengajak seluruh dunia Muslim untuk bersatu melawan apa yang disebutnya sebagai “musuh bersama”. Khotbah ini berlangsung di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, terutama setelah serangan rudal Iran ke Israel awal pekan ini.
Dengan dihadiri ribuan jamaah, Khamenei—yang jarang tampil di publik dalam situasi seperti ini—menyampaikan pesannya dengan lantang. Mengenakan jubah khasnya dan memegang senapan di sisi kiri tubuhnya, pemimpin berusia 85 tahun tersebut berbicara selama sekitar 40 menit, sebagian besar dalam bahasa Persia, tetapi juga menggunakan bahasa Arab untuk menyampaikan pesan kepada negara-negara Arab tetangga. Khamenei menegaskan bahwa jika umat Muslim bersatu, mereka akan mampu mengatasi musuh-musuh yang mencoba memecah belah dan melemahkan kekuatan Islam.
Serangan Iran terhadap Israel: Sah dan Dibutuhkan
Salah satu poin utama dalam khotbah Khamenei adalah pembelaan atas serangan rudal Iran ke Israel pada Selasa (1/10/2024) lalu. Dalam serangan tersebut, Iran meluncurkan sedikitnya 180 rudal yang sebagian besar ditargetkan ke fasilitas militer dan ekonomi Israel. Meski Israel mengklaim berhasil menangkis sebagian besar rudal tersebut, serangan ini menandai eskalasi serius dalam hubungan yang telah lama tegang antara kedua negara.
Khamenei dengan tegas menyatakan bahwa serangan ini sah dan dibenarkan. “Setiap negara memiliki hak untuk mempertahankan diri dan wilayahnya dari para penyerang,” ujarnya. Dia menekankan bahwa Iran tidak terburu-buru melakukan serangan tersebut, namun juga tidak menunda-nundanya. Khamenei menambahkan bahwa serangan itu adalah respons yang tepat terhadap tindakan-tindakan agresif Israel, yang selama bertahun-tahun telah melakukan pelanggaran dan kejahatan terhadap rakyat Palestina dan negara-negara tetangga lainnya.
Menurut Khamenei, serangan tersebut bukan hanya bentuk pertahanan Iran sendiri, tetapi juga merupakan dukungan terhadap perlawanan Palestina dan Lebanon yang terus menghadapi serangan dari Israel. “Rakyat kami di Lebanon dan Palestina, kalian adalah para pejuang yang berani. Kematian para syuhada tidak boleh membuat kalian gentar, tetapi justru harus memperkuat semangat kalian untuk melanjutkan perjuangan,” katanya, mengacu pada mereka yang telah gugur dalam perlawanan terhadap Israel.
Baca juga : Kekejaman Israel: Serangan yang Memporak-porandakan Lebanon
Baca juga : Konspirasi Gelap Israel: Mossad Hancurkan Hezbollah dan Guncang Iran dari Dalam
Musuh Bersama Umat Muslim
Selain membela tindakan militernya, Khamenei juga mengirimkan pesan yang lebih luas kepada seluruh dunia Muslim. Dalam khotbahnya, ia menekankan pentingnya persatuan di tengah berbagai ancaman yang dihadapi umat Islam, terutama dari kekuatan asing yang menurutnya mencoba melemahkan negara-negara Muslim. Khamenei menyebut bahwa musuh Iran—yakni Israel dan sekutu-sekutunya—juga merupakan musuh bagi negara-negara Muslim lainnya seperti Irak, Lebanon, Mesir, dan negara-negara lainnya di Timur Tengah dan Afrika Utara.
“Dari Afghanistan hingga Yaman, dari Iran hingga Gaza, musuh kita adalah sama. Mereka adalah mereka yang ingin menghancurkan Islam dan merampas kebebasan kita,” tegas Khamenei. Ia mengimbau agar negara-negara Muslim meningkatkan kewaspadaan dan siap siaga untuk melawan ancaman yang semakin nyata dari musuh-musuh ini. Menurutnya, perpecahan di antara negara-negara Muslim hanya akan menguntungkan Israel dan sekutunya, sementara persatuan akan memberikan kekuatan yang cukup untuk melawan segala bentuk agresi.
Khamenei juga memuji Hizbullah, kelompok militan yang berbasis di Lebanon, yang dianggapnya telah memainkan peran penting dalam perlawanan terhadap Israel. Meskipun pemimpin Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah, tewas dalam serangan udara Israel baru-baru ini, Khamenei menegaskan bahwa perlawanan terhadap Israel tidak akan berhenti. “Perlawanan di kawasan ini tidak akan surut meskipun para pemimpinnya telah gugur,” ujar Khamenei, seraya menyebut bahwa semangat perjuangan Hizbullah dan rakyat Lebanon harus terus berlanjut.
Ancaman Balasan dari Israel
Tak lama setelah serangan rudal dari Iran, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dengan keras mengecam tindakan tersebut dan mengancam akan membalasnya. Dalam pidatonya pada Selasa lalu, Netanyahu menyatakan bahwa Iran telah melakukan kesalahan besar dan akan membayar harga atas tindakan mereka. Israel, dengan bantuan intelijen dari AS dan Mossad, dikabarkan sedang mempertimbangkan sejumlah opsi militer untuk menargetkan Iran, termasuk pangkalan militer, fasilitas minyak, dan bahkan infrastruktur nuklir Iran.
Namun, Khamenei tampaknya tidak gentar dengan ancaman tersebut. Dalam khotbahnya, ia mengirimkan pesan yang jelas kepada Israel, dengan mengatakan bahwa otoritas Iran tidak akan bersembunyi atau berlindung di tempat yang aman. “Kami tidak bersembunyi, tidak berlindung di bunker, dan tidak pergi ke terowongan. Kami siap menghadapi apa pun yang akan datang,” katanya, menegaskan kesiapan Iran untuk bertempur jika perlu.
Khamenei juga menyinggung kemungkinan perang regional yang lebih luas, dengan mengatakan bahwa potensi pecahnya perang di kawasan itu semakin nyata. Namun, ia berharap bahwa melalui persatuan umat Muslim, ancaman ini bisa dihilangkan. “Persatuan adalah kunci untuk mencegah perang yang lebih besar. Jika umat Muslim bersatu, kita bisa menghilangkan ancaman ini sebagai sebuah tindakan bersama,” ujarnya.
Ketegangan yang Meningkat di Timur Tengah
Ketegangan antara Iran dan Israel telah meningkat sejak serangan besar Hamas ke wilayah selatan Israel pada Oktober 2023, yang menyebabkan lebih dari 1.200 orang tewas dan ratusan lainnya disandera. Israel merespons dengan melakukan serangan balik besar-besaran terhadap Gaza, yang hingga kini telah menewaskan lebih dari 41.800 warga Palestina, menurut data terbaru dari Kementerian Kesehatan di Gaza. Konflik ini kemudian meluas ke Lebanon, di mana Hizbullah turut serta menyerang Israel, menyebabkan ribuan warga tewas dan lebih dari satu juta warga Lebanon mengungsi.
Serangan rudal Iran minggu ini dianggap sebagai bentuk dukungan terhadap Hamas dan Hizbullah dalam perjuangan mereka melawan Israel. Iran, yang selama bertahun-tahun menjadi pendukung utama gerakan perlawanan ini, semakin terlibat dalam konflik yang kini hampir berubah menjadi perang regional. Negara-negara seperti Amerika Serikat dan sekutunya di Eropa telah menyatakan kekhawatiran mereka tentang eskalasi ini, dengan beberapa di antaranya meminta adanya mediasi untuk menghindari perang yang lebih besar.
Tantangan di Depan
Dalam situasi yang semakin tegang ini, dunia kini menantikan langkah selanjutnya dari kedua belah pihak. Bagi Iran, serangan rudal minggu ini dan khotbah Khamenei merupakan pernyataan kuat bahwa negara tersebut siap mempertahankan posisinya dalam menghadapi tekanan dari Israel dan sekutunya. Bagi Israel, pilihan untuk membalas secara militer atau mencari jalan diplomasi menjadi semakin rumit, terutama dengan ancaman perang regional yang semakin besar.
Namun, yang jelas adalah bahwa Timur Tengah kembali berada di persimpangan kritis, di mana keputusan-keputusan yang diambil dalam waktu dekat akan menentukan nasib kawasan tersebut dalam jangka panjang. Khamenei, dengan pesannya yang menekankan persatuan dan perlawanan, tampaknya sedang berusaha memobilisasi dunia Muslim dalam menghadapi ancaman yang semakin nyata dari musuh-musuh bersama. Hanya waktu yang akan menentukan apakah ajakan ini akan berhasil atau justru semakin memperburuk situasi di kawasan yang telah lama bergolak ini. *Mukroni
Foto Kompas
- Berita Terkait :
Kekejaman Israel: Serangan yang Memporak-porandakan Lebanon
Konspirasi Gelap Israel: Mossad Hancurkan Hezbollah dan Guncang Iran dari Dalam
Serangan Israel Tewaskan Nasrallah: Menabur Angin, Menuai Badai di Lebanon!
Politik Perang Netanyahu: Kekuasaan di Atas Penderitaan Rakyat!
Netanyahu Bicara Damai di PBB Sambil Kirim Bom ke Lebanon: Ironi di Tengah Perang
Semua Salah Kecuali Israel: Netanyahu Pidato di Depan Kursi Kosong PBB
Sidang Umum PBB 2024: Dunia di Ambang Kehancuran, Guterres Serukan Aksi Global!
Semangat Bandung Bangkit! Seruan Global untuk Akhiri Penindasan Palestina
Pembantaian di Lebanon: 274 Tewas dalam Serangan Israel yang Mengguncang Dunia
Pembelaan Buta Barat: Ribuan Serangan Israel Dibalas dengan Kebisuan Internasional
Serbuan Brutal Israel: Al Jazeera Dibungkam, Kebebasan Pers Terancam!
IDF Lempar Mayat Seperti Sampah: Kekejaman di Atas Atap Tepi Barat
Serangan Bom Pager Israel terhadap Hizbullah: Taktik, Dampak, dan Konteks Geopolitik
Israel Diminta ‘Pindah Kos’ dalam 12 Bulan, Dunia Menunggu Kunci Dikembalikan
Kisah Fiksi Terbaru dari Jewish Chronicle: Propaganda Hasbara Israel yang Tak Kunjung Usai
Jerman Hambat Ekspor Senjata ke Israel di Tengah Kekhawatiran Pelanggaran HAM di Gaza
“Genocide Joe” dan Klub Pecinta Perang: Drama Zionisme di Panggung Gaza 2024
Noa Argamani Klarifikasi: ‘Saya Tidak Pernah Dipukuli Hamas Selama Penahanan di Gaza’
Kamala Harris Kehilangan Dukungan Penting di Konvensi Demokrat Karena Isu Palestina
Konvensi Nasional Partai Demokrat 2024: Penetapan Kandidat, Pesan Kebebasan, dan Insiden Tak Terduga
Elon Musk Dipertimbangkan Masuk Kabinet Trump: Menguak Dinamika Politik dan Bisnis di AS
Pidato yang Tidak Pernah Ingin Disampaikan oleh Biden
Lampu Kuning dari Kelas Menengah RI: Menurunnya Daya Beli dan Dampak Sosial Ekonomi
Menjaga Stabilitas Ekonomi Indonesia di Tengah Tekanan Daya Beli yang Melemah
Menjaga Stabilitas Ekonomi Indonesia di Tengah Tekanan Utang
Lonjakan Harga Kopi Robusta: Peluang dan Tantangan bagi Perkopian Indonesia
Mengintip Tingginya Biaya Hidup di Timor Leste: Air Mineral Rp 10 Ribu, Fenomena dan Faktor Penyebab
Sejarah Warteg: Evolusi dari Logistik Perang hingga Bisnis Kuliner Populer
Cerita Munculnya Warteg, Berawal untuk Logistik Prajurit Sultan Agung
Wajib Sertifikasi Halal UMKM Diundur ke 2026: Kebijakan dan Alasan Pemerintah
Teriak Pedagang Warteg Saat Harga Beras Dekati Rp 700 Ribu per Karung
Keren !, Sejumlah Alumni UB Mendirikan Koperasi dan Warteg Sahabat di Kota Malang
Ternyata Warteg Sahabat KOWATAMI Memakai Sistem Kasir Online
Ternyata Warteg Sahabat Berada di Bawah Naungan Koperasi Warung Sahabat Madani
Wow Keren !, Makan Gratis di Warteg Sahabat Untuk Penghafal Surat Kahfi di Hari Minggu
Warteg Sahabat Satu-Satunya Warteg Milenial di Kota Malang dengan Wifi
Warteg Sahabat Menawarkan Warteg Gaya Milenial untuk Kota Malang dan Sekitarnya
Republik Bahari Mengepakan Sayap Warteg ala Café di Cilandak Jakarta Selatan
Promo Gila Gilaan Di Grand Opening Rodjo Duren Cirendeu.
Pelanggan Warteg di Bekasi dan Bogor Kecewa, Menu Jengkol Hilang
KOWARTAMI Membuka Lagi Gerai Warteg Republik Bahari ke-5 di MABES Jakarta Barat
Ternyata Nasi Padang Ada yang Harganya Lebih Murah dari Warteg, Apa benar ?
Menikmati Menu Smoothies Buah Naga Di Laloma Cafe Majalengka
Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu
Ketika Pedagang Warteg Menanyakan Syarat Mendapatkan Satu Juta Kuota Sertifikasi Halal Gratis
Warteg Republik Bahari Di Bawah Kowartami Mulai Berkibar Di Penghujung Pandemi
Curhat Pemilik Warung Seafood Bekasi Ketika Omsetnya Belum Beranjak Naik
Trending Di Twitter, Ternyata Mixue Belum Mendapat Sertifikat Halal Dari BPJPH Kementerian Agama
Megenal Lebih Dekat Apapun Makanannya Teh Botol Sosro Minumannya, Cikal Bakalnya Dari Tegal
Kowartami Resmikan Warteg Republik Bahari Cabang Ke-4 Di Salemba Jakarta Pusat