Jakarta, Kowantaranews.com -Pada tanggal 19 Juli 2024, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta secara resmi mengumumkan pemecatan Zainul Maarif dari posisinya sebagai pengurus Lembaga Bahtsul Masail (LBM) NU DKI Jakarta. Keputusan ini diambil sebagai respon terhadap pertemuan Zainul Maarif dengan Presiden Israel Isaac Herzog, yang menuai kontroversi dan kritik dari berbagai kalangan, terutama di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU) dan masyarakat Indonesia pada umumnya.
Pengumuman pemecatan tersebut disampaikan oleh Ketua Umum PWNU DKI Jakarta, Samsul Ma’arif, di kantor PWNU DKI Jakarta, Jakarta Timur, pada hari Kamis, 18 Juli 2024. Dalam konferensi pers tersebut, Samsul Ma’arif menjelaskan bahwa keputusan ini diambil setelah melalui rapat internal yang melibatkan jajaran syuriah dan tanfidziyah PWNU DKI Jakarta. Rapat tersebut memutuskan bahwa setiap individu yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam keberangkatan delegasi NU ke Israel harus diberhentikan dari kepengurusan LBM PWNU DKI Jakarta.
Zainul Maarif adalah salah satu dari lima tokoh muda NU yang diketahui bertemu dengan Presiden Israel Isaac Herzog. Pertemuan tersebut memicu polemik di kalangan nahdliyin—sebutan bagi anggota NU—serta masyarakat luas. “Kami pengurus PWNU dari jajaran syuriah dan tanfidziyah melakukan rapat tadi, memutuskan bahwa beberapa orang yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam keberangkatan anak NU ke Israel itu diberhentikan dari kepengurusan Lembaga Bahtsul Masail PWNU DKI Jakarta, termasuk Zainul Maarif yang ikut berangkat langsung ke Israel,” ujar Samsul Ma’arif.
Selain Zainul Maarif, PWNU DKI Jakarta juga memberhentikan tiga pengurus lainnya dari LBM NU DKI Jakarta, yakni Mukti Ali, Roland Gunawan, dan Sapri Saleh. Ketiga individu tersebut diduga memiliki keterlibatan dalam organisasi Pusat Studi Warisan Ibrahim untuk Perdamaian (Rahim), sebuah lembaga yang diketahui memiliki komunikasi dengan pihak Israel. “Jadi empat orang ini diberhentikan dari kepengurusan LBM PWNU DKI Jakarta,” tegas Samsul.
Samsul Ma’arif juga menjelaskan bahwa keputusan pemecatan ini diambil sebagai tindak lanjut dari arahan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf. Arahan tersebut bertujuan untuk menyelesaikan polemik yang muncul akibat pertemuan dengan Presiden Israel Isaac Herzog. Namun, meskipun keempat individu tersebut diberhentikan dari kepengurusan, mereka tetap memiliki hak sebagai warga NU. Samsul menegaskan bahwa mereka masih dapat berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan NU sebagai anggota biasa. “PWNU DKI tidak memberhentikan sebagai warga NU. Tetap mereka adalah warga NU, punya hak dan kewajiban, salah satunya punya hak untuk mengikuti kegiatan. Namun, mereka sudah tidak lagi bagian daripada kepengurusan LBM PWNU DKI Jakarta,” pungkas Samsul.
Baca juga : ICJ: Kehadiran Israel di Wilayah Palestina Merupakan Bentuk Aneksasi Ilegal
Baca juga : Drone Meledak di Tel Aviv, 1 Tewas dan 3 Terluka, Houthi Klaim Serangan
Baca juga : Arab Saudi Desak Dewan Keamanan PBB untuk Hentikan Agresi Israel dan Krisis Kemanusiaan di Gaza
Kontroversi ini berawal dari beredarnya foto yang menunjukkan lima tokoh muda NU bertemu dengan Presiden Israel Isaac Herzog. Pertemuan tersebut memicu kecaman publik dan memaksa Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf untuk mengeluarkan permintaan maaf. Kelima tokoh NU yang terlibat dalam pertemuan tersebut adalah Zainul Maarif, Munawir Aziz, Nurul Bahrul Ulum, Syukron Makmun, dan Izza Annafisah Dania. Mereka semua merupakan pengurus di berbagai badan otonom maupun pengurus wilayah NU di tingkat provinsi.
Pemecatan Zainul Maarif dan tiga pengurus lainnya menandai langkah tegas PWNU DKI Jakarta dalam menjaga prinsip dan integritas organisasi. Tindakan ini mencerminkan komitmen NU untuk mempertahankan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang menjadi dasar organisasi, terutama dalam isu-isu yang sangat sensitif seperti hubungan dengan Israel.
Israel merupakan negara yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia, dan banyak pihak di Indonesia yang menentang normalisasi hubungan dengan Israel karena berbagai alasan, termasuk solidaritas dengan perjuangan rakyat Palestina. Dalam konteks ini, pertemuan antara tokoh NU dengan Presiden Israel dianggap sebagai langkah yang bertentangan dengan sikap resmi organisasi dan pandangan mayoritas masyarakat Indonesia.
Samsul Ma’arif menekankan bahwa meskipun ada tindakan disipliner yang diambil, PWNU DKI Jakarta tetap menghormati hak-hak individu yang diberhentikan sebagai anggota komunitas NU. Ini menunjukkan bahwa organisasi tersebut berusaha untuk menjaga keseimbangan antara penegakan disiplin dan penghormatan terhadap hak-hak anggotanya. “Mereka tetap memiliki hak untuk mengikuti kegiatan NU dan berpartisipasi sebagai anggota biasa. Kami hanya mengeluarkan mereka dari kepengurusan, bukan dari keanggotaan NU secara keseluruhan,” kata Samsul.
Respons publik terhadap keputusan ini sebagian besar positif, dengan banyak pihak yang mendukung langkah PWNU DKI Jakarta sebagai upaya untuk mempertahankan integritas dan prinsip organisasi. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa keputusan tersebut terlalu keras dan bahwa dialog dan pendidikan lebih lanjut bisa menjadi cara yang lebih baik untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Secara keseluruhan, tindakan PWNU DKI Jakarta dalam memecat Zainul Maarif dan tiga pengurus lainnya merupakan langkah penting dalam menjaga prinsip dan integritas organisasi. Ini juga menunjukkan bahwa organisasi tidak akan ragu untuk mengambil tindakan tegas terhadap anggota yang melanggar kebijakan, sambil tetap menghormati hak-hak mereka sebagai anggota komunitas.
Keputusan PWNU DKI Jakarta ini diharapkan dapat menjadi pelajaran bagi organisasi lain dalam menangani isu-isu sensitif dan menjaga prinsip-prinsip mereka. Dalam menghadapi penolakan dan tantangan, komunitas internasional harus tetap teguh dan bersatu dalam menuntut penghormatan terhadap hukum internasional dan hak-hak rakyat Palestina. Keputusan ini adalah langkah penting dalam perjalanan panjang menuju perdamaian dan keadilan di Timur Tengah. Namun, perjalanan ini membutuhkan komitmen dan tindakan berkelanjutan dari semua pihak untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Selain itu, keputusan ini juga menunjukkan fleksibilitas PWNU DKI Jakarta dalam memberikan kesempatan kepada individu yang diberhentikan untuk tetap berpartisipasi dalam kegiatan NU sebagai anggota biasa. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada tindakan disipliner yang diambil, organisasi tetap menghormati hak-hak anggotanya sebagai bagian dari komunitas yang lebih besar.
Secara keseluruhan, tindakan PWNU DKI Jakarta dalam memecat Zainul Maarif dan tiga pengurus lainnya merupakan langkah penting dalam menjaga prinsip dan integritas organisasi. Ini juga menunjukkan bahwa organisasi tidak akan ragu untuk mengambil tindakan tegas terhadap anggota yang melanggar kebijakan, sambil tetap menghormati hak-hak mereka sebagai anggota komunitas. Keputusan ini diharapkan dapat menjadi pelajaran bagi organisasi lain dalam menangani isu-isu sensitif dan menjaga prinsip-prinsip mereka. *Mukroni
- Berita Terkait :
ICJ: Kehadiran Israel di Wilayah Palestina Merupakan Bentuk Aneksasi Ilegal
Arab Saudi Desak Dewan Keamanan PBB untuk Hentikan Agresi Israel dan Krisis Kemanusiaan di Gaza
Bella Hadid Luncurkan Kampanye Adidas Originals di New York
Zarah Sultana: Desak Inggris Hentikan Penjualan Senjata ke Israel dan Tegakkan Hukum Internasional
MUI Nonaktifkan Dua Anggota Setelah Dugaan Keterkaitan dengan Organisasi Yahudi
Emergency Workers Uncover Dozens of Bodies in Gaza City District Following Israeli Assault
UK’s New PM Keir Starmer Calls for Urgent Gaza Ceasefire and Two-State Solution
Netanyahu Announces Israeli Delegation to Cairo for Ceasefire Talks Amid Ongoing Gaza Conflict
Hamas Accuses Israel of Stalling in Gaza Ceasefire Talks, Awaits Mediator Updates
Gaza War Spurs Surge in Terrorist Recruitment, Warns U.S. Intelligence
Heavy Fighting in Gaza Forces Thousands to Flee Again Amid Ongoing Conflict
Gaza Summer: Sewage, Garbage, and Health Risks in War-Torn Tent Camps
Head of Gaza’s Largest Hospital Released by Israel After Seven Months of Detention
Kisah Pegunungan Bani Yas’in: Esau bin Ishaq dan Keberanian Bani Jawa dalam Catatan Ibnu Khaldun
Unimaginable Suffering: A Hull Surgeon’s Mission to Aid Gaza’s War-Torn Civilians
Escalating Tensions: Israel and Hezbollah Edge Closer to Conflict Amid Rocket Fire and Threats
Netanyahu Announces Imminent Conclusion of Gaza Conflict’s Intense Phase
Gaza’s Overlooked Hostages: Thousands Held Without Charge in Israeli Detention
Chilean Art Exhibition Celebrates Palestinian Solidarity
Houthi Rebels Sink Bulk Carrier in Red Sea Escalation Amid Israel-Hamas Conflict
Tragedi Kemanusiaan di Gaza: Serangan Israel Menewaskan Sedikitnya 42 Orang
Kuba Ikut Dalam Gugatan Internasional Afrika Selatan di ICJ Mengenai Tindakan Israel di Gaza
Mengapa Gaza Adalah Zona Perang Terburuk: Perspektif Ahli Bedah Trauma David Nott
Armenia Resmi Akui Palestina sebagai Negara di Tengah Konflik Gaza-Israel
Qatar Lakukan Negosiasi Intensif untuk Gencatan Senjata Israel-Hamas
Day 256: Gaza Under Siege – Israel’s Airstrikes Claim Dozens of Lives
Pengunduran Diri Pejabat AS Stacy Gilbert: Protes terhadap Kebijakan Bantuan Kemanusiaan di Gaza
Idul Adha di Tengah Konflik: Ketika Kegembiraan Berganti Kesedihan di Gaza
Tragedi di Rafah: Delapan Tentara Israel Tewas dalam Pertempuran Terbaru di Jalur Gaza
AS menjatuhkan sanksi pada ‘kelompok ekstremis Israel’ karena memblokir bantuan Gaza
Langkah Israel: ‘Jeda Taktis’ untuk Meringankan Krisis Kemanusiaan di Gaza
Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza oleh Qatar dan Mesir: Langkah Baru Menuju Perdamaian
Akhir yang Mendekat bagi Pemerintahan Netanyahu yang Terpecah
Krisis Kemanusiaan di Gaza: Keputusasaan di Tengah Pertempuran
Ketegangan AS-Israel: Perdebatan atas Berbagi Informasi Intelijen
Tekanan Boikot Israel terhadap Merek-merek Amerika di Timur Tengah
$7.000 untuk Keluar dari Gaza: Eksploitasi Warga Palestina yang Melarikan Diri ke Mesir
Krisis Kemanusiaan di Gaza Meningkat, Yordania Gelar Pertemuan Darurat Internasional
Transformasi Ekonomi Global: Dampak Penghentian Perjanjian Petro Dollar oleh Arab Saudi
Rencana Gencatan Senjata Gaza Terhambat oleh Perubahan Usulan dari Hamas, Klaim AS
HRW: Penggunaan Kelaparan oleh Israel sebagai Senjata Perang di Gaza Merupakan ‘Kejahatan Perang’
PBB Temukan Bukti Kejahatan Kemanusiaan oleh Israel di Gaza
Resolusi DK PBB Dukung Gencatan Senjata Gaza: Langkah Menuju Perdamaian yang Tantangannya Besar”
Pertemuan Tegang di Kairo: Morsi Dituduh Mengimplikasikan Yahudi Mengendalikan Media AS
Gideon Levy: Pendudukan Israel Tidak Akan Berakhir Sampai Mereka Membayar Akibatnya
Ribuan Orang Berkumpul di Luar Gedung Putih untuk Memprotes Perang di Gaza
Benny Gantz Mengundurkan Diri dari Kabinet Perang: Pukulan Telak bagi Netanyahu
Kebencian terhadap Netanyahu Meningkat di Tengah Isolasi Internasional Israel
Dewan Menteri D-8 Serukan Gencatan Senjata “Segera, Permanen, Tanpa Syarat” di Gaza
Israel Menyerang Sekolah di Gaza yang Menampung Pengungsi Palestina, Menewaskan Sedikitnya 40 Orang
Bagaimana “Le Monde” Meliput Konflik Israel-Palestina Sejak 1945
Spanyol Ikut Campur dalam Kasus Genosida Afrika Selatan Terhadap Israel di ICJ
Bernie Sanders: Menghormati Netanyahu dengan Pidato Kongres adalah Kesalahan Besar
Gideon Levy Mengkritik Media Israel yang Tidak Memperlihatkan Penderitaan di Gaza
Kontroversi di Parlemen Prancis: Bendera Palestina di Tengah Isu Politik Sensitif
Lapid Kecam Smotrich dan Ben Gvir atas Ancaman Gulingkan Koalisi Terkait Gencatan Senjata Sandera
Macklemore: Melawan Apartheid demi Kemerdekaan Palestina di Tengah Konflik Gaza
Mesir Bergabung dalam Kasus Genosida terhadap Israel di Pengadilan Tinggi PBB