• Sel. Jan 14th, 2025

KowantaraNews

RINGKAS DAN TAJAM

Pelajar Tertembak: Nyawa Melayang di Tengah Tuduhan Tawuran yang Sarat Kontroversi

ByAdmin

Nov 27, 2024
Sharing is caring

Jakarta, Kowantaranews.com – Peristiwa penembakan seorang pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) oleh aparat kepolisian di Semarang, Jawa Tengah, menjadi sorotan tajam masyarakat. Peristiwa yang terjadi pada Minggu (24/11/2024) dini hari itu menyisakan duka mendalam dan memunculkan polemik terkait prosedur hukum serta tuduhan keterlibatan korban dalam aksi tawuran.

Korban, G (17), siswa SMKN 4 Semarang, tewas setelah diduga ditembak oleh Ajun Inspektur Dua (Aipda) R, anggota Satuan Reserse Narkoba Polrestabes Semarang. Polisi menyebut G merupakan bagian dari geng remaja “Tanggul Pojok” yang terlibat bentrokan dengan geng “Seroja”. Namun, klaim ini dibantah oleh pihak keluarga, tetangga, teman, dan pihak sekolah korban yang menyatakan bahwa G adalah siswa yang baik dan tidak pernah terlibat dalam kegiatan negatif.

Kronologi Penembakan

Menurut keterangan Kepala Kepolisian Resor Kota Besar Semarang Komisaris Besar Irwan Anwar, peristiwa bermula saat aparat mencoba melerai aksi tawuran antara dua kelompok remaja di kawasan Semarang Barat. “Ketika kedua gangster melakukan tawuran, muncul anggota polisi. Saat itu terjadi upaya penyerangan kepada petugas, sehingga dilakukan tindakan tegas,” ujar Irwan dalam konferensi pers.

Polisi kemudian melakukan pra-rekonstruksi di tiga titik lokasi kejadian untuk memperjelas kronologi peristiwa. Lokasi-lokasi tersebut meliputi titik kumpul antarkelompok, lokasi kejar-kejaran, serta tempat penembakan.

Namun, penjelasan ini mendapatkan reaksi keras dari berbagai pihak. Sejumlah saksi mata yang berada di sekitar lokasi menyatakan bahwa mereka tidak melihat indikasi adanya tawuran. Reza (21), karyawan sebuah minimarket di kawasan Kalipancur yang berada dekat lokasi kejadian, menuturkan bahwa rekaman CCTV yang ia saksikan menunjukkan individu membawa senjata tajam, namun tidak terlihat adanya perkelahian kelompok.

“Yang saya lihat di CCTV, seseorang naik motor sambil membawa senjata tajam seperti celurit dan mencoba mencegat pengendara lain, tapi bukan tawuran kelompok,” ungkap Reza.

Klaim Polisi Dibantah Pihak Sekolah dan Keluarga

Pihak keluarga korban dengan tegas membantah tuduhan bahwa G terlibat dalam kelompok gangster atau tawuran. Tetangga korban, Sri, menyebut G sebagai anak yang pendiam dan jarang keluar rumah. “G itu anak baik, rajin sekolah, ikut paskibra, bahkan aktif di latihan pencak silat. Kalau keluar rumah pun hanya untuk kegiatan positif,” ujarnya.

Pernyataan serupa disampaikan oleh Wakil Kepala Kesiswaan SMKN 4 Semarang, Agus Riswantini. Menurut Agus, G dikenal sebagai siswa berprestasi yang tidak pernah bermasalah di sekolah. “Kami sangat kaget dengan tuduhan ini. Selama di sekolah, G adalah siswa yang baik, tidak pernah melanggar aturan. Begitu juga dengan S dan A, dua teman G yang juga menjadi korban luka tembak,” ujar Agus.

Sementara itu, A dan S kini menjalani perawatan medis setelah mengalami luka tembak. Keduanya juga menolak tuduhan bahwa mereka terlibat dalam aksi tawuran.

Teman-teman sekelas korban turut memberikan kesaksian serupa. Alfian Arif (17), teman dekat G, menyebut G tidak pernah berbuat onar. “Dia anak baik, paling suka main game atau nongkrong di angkringan. Kalau soal tawuran, itu enggak masuk akal,” tegas Alfian.

Pertarungan Sengit di Ibu Kota: Jakarta Menyaksikan Duel Epik Pramono-Rano vs Ridwan-Suswono!

Jumat Berkah: Ribuan Nasi Kotak Hujani Jakarta, Dukungan untuk Mas Pram dan Bang Doel Menggema!

Pertanyaan Soal Prosedur Penembakan

Kasus ini juga menimbulkan pertanyaan besar terkait prosedur tindakan aparat kepolisian. Aipda R, yang diketahui sebagai pelaku penembakan, saat ini sedang diperiksa oleh Divisi Profesi dan Pengamanan Polda Jateng. Hingga kini, Aipda R belum ditahan meskipun ia telah mengakui tindakan tersebut.

Kepala Bidang Humas Polda Jateng Komisaris Besar Artanto menyatakan bahwa investigasi internal masih berlangsung untuk memastikan apakah tindakan Aipda R sesuai dengan prosedur. “Kami ingin memastikan bahwa semua fakta di lapangan transparan dan tidak ada yang ditutup-tutupi,” ujarnya.

Namun, sejumlah pengamat hukum menilai tindakan tegas berupa penembakan langsung kepada korban yang masih remaja sangat tidak proporsional. “Ada pertanyaan besar apakah penggunaan senjata api dalam situasi seperti itu benar-benar diperlukan. Apalagi, korban adalah pelajar yang seharusnya diperlakukan dengan pendekatan persuasif,” ujar Amalia Nuraini, seorang pakar hukum pidana.

Baca juga : Guru Pengabdi 16 Tahun Dibebaskan dari Jerat Kriminalisasi: Keadilan yang Akhirnya Datang

Baca juga : Era Baru HAM di Bawah Prabowo: Harapan Besar atau Ancaman Gelap?

Baca juga : Teriakan Keadilan: Perjuangan Tak Berujung untuk Sang Siswi yang Terlupakan!

Tuntutan Keadilan dan Transparansi

Kematian G telah memicu gelombang protes dari masyarakat, aktivis, dan lembaga pendidikan. Mereka menuntut penyelidikan menyeluruh dan transparansi penuh atas kasus ini.

“Kasus seperti ini sering kali ditutup-tutupi dengan narasi bahwa korban adalah pelaku. Namun, bukti di lapangan sering kali menunjukkan hal sebaliknya. Kami ingin keadilan ditegakkan tanpa diskriminasi,” ujar Lilik Sutopo, Ketua Forum Warga Semarang.

Di media sosial, tagar #KeadilanUntukG menjadi viral, dengan ribuan warganet menyerukan agar polisi bertanggung jawab atas insiden tersebut. Mereka juga mengecam budaya kekerasan yang kerap dilakukan aparat dalam menangani kasus-kasus remaja.

Langkah Selanjutnya

Sementara itu, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyatakan akan mengawal kasus ini hingga tuntas. Komisioner KPAI Bidang Pendidikan, Retno Listyarti, menegaskan bahwa penggunaan kekerasan terhadap anak tidak dapat dibenarkan dalam situasi apa pun.

“Kami mendesak kepolisian untuk segera menyelesaikan investigasi dengan memprioritaskan hak-hak korban dan keluarga. Jangan sampai kasus ini menjadi preseden buruk bagi penegakan hukum di Indonesia,” ujar Retno.

Pihak keluarga korban juga telah menyatakan bahwa mereka akan melaporkan kasus ini ke Ombudsman Republik Indonesia dan Komnas HAM. Mereka berharap ada langkah konkret untuk memastikan bahwa kejadian serupa tidak terulang di masa depan.

Refleksi Sistem Penegakan Hukum

Kasus penembakan pelajar di Semarang menjadi pengingat akan pentingnya evaluasi terhadap sistem penegakan hukum di Indonesia, khususnya dalam menangani kasus yang melibatkan anak dan remaja. Selain itu, peristiwa ini menyoroti perlunya pendekatan yang lebih manusiawi dan akuntabel dalam tindakan aparat penegak hukum.

Dalam suasana duka yang menyelimuti keluarga korban, satu pesan yang jelas disuarakan oleh masyarakat: keadilan harus ditegakkan, tanpa memandang siapa yang terlibat. Nyawa seorang pelajar yang melayang bukan hanya sebuah tragedi, tetapi juga sebuah panggilan untuk perbaikan sistem yang lebih beradab dan berkeadilan. By Mukroni

Foto Kowantaranews

  • Berita Terkait :

Guru Pengabdi 16 Tahun Dibebaskan dari Jerat Kriminalisasi: Keadilan yang Akhirnya Datang

Era Baru HAM di Bawah Prabowo: Harapan Besar atau Ancaman Gelap?

Teriakan Keadilan: Perjuangan Tak Berujung untuk Sang Siswi yang Terlupakan!

Prabowo Gempur Korupsi: Bersihkan Indonesia Demi Ekonomi Sehat dan Masa Depan Cerah!

Jerat Hukum Mengerikan: Keluarga Rafael Alun Terancam Gulungan Besar Kasus Pencucian Uang!

Kementerian Komunikasi dan Digital Diguncang! Komplotan Pelindung Situs Judi Terbongkar

Skandal Judi Online: 11 Pegawai Komdigi Terlibat, Menteri Geram dan Bertindak Tegas!

Drama Penahanan Tom Lembong: Menguak Skandal Besar Impor Gula di Indonesia

Benteng Pemberantas Judi Daring Justru Jadi Sarang Perlindungan!

Putusan MK Guncang UU Cipta Kerja: Kluster Ketenagakerjaan Tumbang, Buruh Rayakan Kemenangan Besar!

Drama Korupsi Gula: Tom Lembong di Bawah Tembak Politik dan Hukum!

Skandal Manis Berujung Pahit: Misteri Korupsi Gula yang Terbongkar Setelah Sembilan Tahun

RUU Perampasan Aset: Harapan Terakhir Bangsa Mengakhiri Korupsi!

Miliaran Rupiah dan Skandal di Balik Tirai Hukum: Terungkapnya Jaringan Makelar Kasus di Mahkamah Agung!

Supriyani: Guru yang Dituduh Memukul Anak Polisi, Terjebak dalam Jaring Hukum yang Tak Kunjung Lepas

Reformasi Total: Gaji Hakim Melambung, Integritas Pengadilan Terpuruk ?

Yones Douw dan Kekecewaannya terhadap Pernyataan Yusril Ihza Mahendra: Sebuah Pengkhianatan terhadap Penegakan HAM?

Jerat Maut Korupsi: Sahbirin Noor dan Miliaran Rupiah Uang Suap yang Terkubur di Balik Proyek

Indonesia, Surga bagi Koruptor dengan Vonis Ringan yang Mengejutkan!

Pemecatan yang Menghancurkan Karier: Rudy Soik dan Sidang Tanpa Suara

Hutan Indonesia di Ujung Kehancuran: Jerat Impunitas Korporasi yang Tak Terbendung

Rudy Soik: Sang Penantang Mafia BBM yang Dikorbankan Demi Kekuasaan?

Skandal Korupsi Gubernur Kalsel: Sahbirin Noor Dicegah ke Luar Negeri, Terancam DPO!

Polisi Bongkar Jaringan Judi Daring Raksasa: Perputaran Uang Capai Rp 685,5 Miliar, Libatkan WNA dan Aplikasi Ilegal!

MAKI Tantang Kejagung! Robert Bonosusatya Bebas dari Jerat Korupsi Timah?

Kejagung Bongkar Rekor! Uang Rp 372 Miliar Disembunyikan di Lemari Besi Kasus Duta Palma

Skandal Etik di Tubuh KPK: Wakil Ketua KPK Diduga Bertemu Tersangka Korupsi, Integritas Dipertaruhkan!

Skandal Tambang Miliaran! Mantan Gubernur Kaltim Terjerat Korupsi Besar-Besaran ?

Tragedi Bekasi: Salah Prosedur Polisi ? , Tujuh Remaja Tewas di Kali!

Mengendalikan Triliunan Rupiah: Bos Narkoba Hendra Sabarudin dari Dalam Lapas

Relawan Tanam Pohon atau Tanam Konflik? PT MEG dan Drama Eco City di Pulau Rempang

Menjaga KPK: Ketatnya Pengawasan, Longgarnya Etika

Drama Kepemimpinan Kadin: Siapa Bos, Siapa ‘Bos’?

Drama Kadin: Aklamasi Sah, Kuorum Bisa Disanggah

300 Triliun Hilang, Hukuman Ditebus dengan Rp 5.000: Harga Keadilan di Tanah Timah

Munaslub: Ketika Kuorum Jadi Interpretasi Pribadi

Drama Munaslub: Ketika Kursi Ketua Kadin Jadi Rebutan, Hukum Cuma Penonton?

Anindya Bakrie Naik Tahta Kadin: Munaslub ala ‘Keluarga Besar’ yang Ditolak 20+ Provinsi

Tinjauan Pro dan Kontra Penempatan Komponen Cadangan di Ibu Kota Nusantara

Strategi Presiden Jokowi dalam Memilih Pimpinan KPK: Membaca Dinamika Politik dan Hukum di Indonesia

Jeratan Hukum Fify Mulyani dalam Kasus Poligami dan Tindak Pidana Pencucian Uang

Skandal Kuota Haji Khusus: Dugaan Penyelewengan di Balik Penyelenggaraan Haji 2024

IKN di Persimpangan: Anggaran Menyusut, Investasi Swasta Diharapkan

Warteg Menolak IKN, Apa Warteg Menolak IKAN ?

Keren !, Sejumlah Alumni UB Mendirikan Koperasi dan Warteg Sahabat di Kota Malang

Ternyata Warteg Sahabat KOWATAMI Memakai Sistem Kasir Online

Ternyata Warteg Sahabat Berada di Bawah Naungan Koperasi Warung Sahabat Madani

Wow Keren !, Makan Gratis di Warteg Sahabat Untuk Penghafal Surat Kahfi di Hari Minggu

Warteg Sahabat Satu-Satunya Warteg Milenial di Kota Malang dengan Wifi

Warteg Sahabat Menawarkan Warteg Gaya Milenial untuk Kota Malang dan Sekitarnya

Republik Bahari Mengepakan Sayap Warteg ala Café di Cilandak Jakarta Selatan

Promo Gila Gilaan Di Grand Opening Rodjo Duren Cirendeu.

Pelanggan Warteg di Bekasi dan Bogor Kecewa, Menu Jengkol Hilang

KOWARTAMI Membuka Lagi Gerai Warteg Republik Bahari ke-5 di MABES Jakarta Barat

Ternyata Nasi Padang Ada yang Harganya Lebih Murah dari Warteg, Apa benar ?

Menikmati Menu Smoothies Buah Naga Di Laloma Cafe Majalengka 

Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu

Ketika Pedagang Warteg Menanyakan Syarat Mendapatkan Satu Juta Kuota Sertifikasi Halal Gratis

Warteg Republik Bahari Di Bawah Kowartami Mulai Berkibar Di Penghujung Pandemi

Curhat Pemilik Warung Seafood Bekasi Ketika Omsetnya Belum Beranjak Naik

Trending Di Twitter, Ternyata Mixue Belum Mendapat Sertifikat Halal Dari BPJPH Kementerian Agama

Megenal Lebih Dekat Apapun Makanannya Teh Botol Sosro Minumannya, Cikal Bakalnya Dari Tegal

Kowartami  Resmikan  Warteg  Republik  Bahari Cabang Ke-4 Di Salemba Jakarta Pusat

Natal Di Jepang, Kentucky Fried Chicken (KFC) Salah Satu Makanan Favorit

Pedagang Warteg Semakin Sulit Harga Beras Naik

Yabie Cafe Tempat Bersantai Kekinian di Kranji Bekasi

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *