• Sen. Apr 28th, 2025

KowantaraNews

RINGKAS DAN TAJAM

Aktris Amerika Candice King Kritik Pemerintah Israel atas Pembantaian Bayi di Gaza

ByAdmin

Mei 27, 2024
Sharing is caring

Jakarta, Kowantaranews.com    -Aktris Amerika Candice King baru-baru ini mengeluarkan pernyataan yang kuat mengenai situasi tragis di Gaza. King, yang dikenal karena perannya dalam serial televisi populer “The Vampire Diaries,” menggunakan platform media sosialnya untuk mengkritik pemerintah Israel atas pembantaian bayi di Gaza. Pernyataan ini muncul setelah laporan tentang pembantaian terbaru di Rafah yang memperburuk krisis kemanusiaan di wilayah tersebut.

Latar Belakang Konflik

Konflik antara Israel dan Hamas di Gaza telah berlangsung selama beberapa dekade, tetapi ketegangan meningkat drastis sejak Oktober 2023. Serangan dari kedua belah pihak telah menyebabkan ribuan korban jiwa, dengan anak-anak menjadi kelompok yang paling rentan. Menurut laporan dari Kementerian Kesehatan Gaza, sejak konflik terbaru dimulai, setidaknya 21.000 orang telah tewas, sebagian besar di antaranya adalah wanita dan anak-anak​ (The Independent)​.

Amnesty International dan organisasi hak asasi manusia lainnya telah mengungkapkan keprihatinan serius tentang serangan yang menargetkan area sipil. Mereka mencatat bahwa dalam banyak kasus, tidak ada bukti keberadaan target militer di dekat lokasi serangan, yang mengindikasikan kemungkinan kejahatan perang​ (Amnesty International)​.

Pernyataan Candice King

Candice King, yang memiliki jutaan pengikut di media sosial, menyoroti pembantaian bayi sebagai bagian dari kritikannya terhadap operasi militer Israel di Gaza. Dalam postingannya, King menyatakan bahwa dunia harus memperhatikan penderitaan anak-anak di Gaza dan menyerukan tindakan segera untuk menghentikan kekerasan tersebut. Dia menggambarkan insiden-insiden seperti pembantaian di Rafah sebagai bukti dari kekejaman yang terjadi di lapangan.

“Kita tidak bisa tinggal diam sementara bayi-bayi dan anak-anak tidak berdosa dibantai di Gaza,” tulis King di media sosialnya. “Ini adalah tragedi kemanusiaan yang membutuhkan perhatian dan tindakan segera dari komunitas internasional.”

Respon Internasional

Pernyataan King datang di tengah meningkatnya tekanan internasional untuk menghentikan kekerasan di Gaza. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan berbagai organisasi kemanusiaan telah menyerukan gencatan senjata segera dan peningkatan bantuan kemanusiaan. Namun, seruan ini sering kali dihadapi dengan resistensi dari Israel dan sekutunya, termasuk Amerika Serikat, yang berpendapat bahwa tindakan tersebut akan menguntungkan Hamas dan memperpanjang konflik​ (The Independent)​.

Kepala Dewan Pengungsi Norwegia, Jan Egeland, menyebut skala pembunuhan warga sipil di Gaza sebagai sesuatu yang belum pernah terlihat dalam satu generasi. Dia membandingkan situasi di Gaza dengan kondisi terburuk di Suriah pada tahun 2015, menggambarkan penderitaan penduduk Gaza sebagai “lautan kesengsaraan manusia”​ (The Independent)​.

Situasi Kemanusiaan di Gaza

Situasi kemanusiaan di Gaza semakin memburuk. Lebih dari 2,3 juta orang, setengah dari mereka anak-anak, tinggal di wilayah yang sangat padat dan mengalami blokade selama 15 tahun oleh Israel dan Mesir. PBB telah berulang kali meminta gencatan senjata, menyatakan bahwa tidak ada area yang aman di Gaza dan tidak ada cara bagi warga sipil untuk keluar dari wilayah tersebut. Kondisi ini diperparah dengan kekurangan makanan, air, dan persediaan medis yang memadai​ (The Independent)​​ (Amnesty International)​.

Laporan dari Save the Children menyebutkan bahwa lebih dari 30.000 anak telah tewas atau terluka dalam konflik ini, menjadikannya krisis anak terburuk sejak PBB mulai mencatat data tersebut pada tahun 2006. Tingkat intensitas pembunuhan anak-anak dalam konflik ini jauh melebihi konflik lainnya di seluruh dunia dalam beberapa dekade terakhir​ (The Independent)​.

Tuduhan Kejahatan Perang

Amnesty International telah mendokumentasikan sejumlah insiden di mana serangan Israel menyebabkan kematian dan cedera serius pada warga sipil tanpa adanya bukti keberadaan target militer. Misalnya, pada 10 Oktober, serangan udara Israel menghancurkan rumah keluarga Hijazi di Kota Gaza, menewaskan 12 anggota keluarga tersebut dan empat tetangga mereka, termasuk tiga anak-anak. Penyelidikan Amnesty International tidak menemukan bukti target militer di sekitar lokasi serangan tersebut​ (Amnesty International)​.

Serangan seperti ini dianggap sebagai serangan tanpa pandang bulu yang melanggar hukum humaniter internasional, dan Amnesty International menyatakan bahwa serangan-serangan ini bisa dianggap sebagai kejahatan perang. Organisasi ini menuntut agar Israel memberikan bukti legitimasi target militer dalam serangan-serangan tersebut, tetapi sampai saat ini, belum ada penjelasan yang memadai dari pihak Israel​ (Amnesty International)​.

Pernyataan Candice King menyoroti krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung di Gaza dan menambah tekanan pada pemerintah-pemerintah di seluruh dunia untuk bertindak. Kritiknya terhadap pemerintah Israel dan seruan untuk menghentikan kekerasan mencerminkan keprihatinan yang semakin meluas mengenai penderitaan warga sipil, terutama anak-anak, di wilayah tersebut.

Situasi di Gaza adalah salah satu dari banyak contoh bagaimana konflik bersenjata berdampak besar pada populasi sipil, terutama anak-anak. Seruan internasional untuk gencatan senjata dan peningkatan bantuan kemanusiaan sangat penting untuk mengurangi penderitaan dan mencegah lebih banyak korban jiwa di masa depan. Namun, upaya ini membutuhkan dukungan dan tindakan nyata dari komunitas internasional untuk mencapai solusi yang adil dan bertahan lama bagi semua pihak yang terlibat dalam konflik tersebut.

narasikan Candice King (lahir 13 Mei 1987) adalah seorang aktris dan penyanyi asal Amerika Serikat. Dia terkenal karena perannya sebagai Caroline Forbesdi seri drama supranatural, The Vampire Diaries dan peran sama di The Originals dan Legacies. Candice Accola lahir di Houston, Texas, putri dari Carolyn dan Kevin Accola, seorang ahli bedah kardiotoraks. Dia dibesarkan di Edgewood, Florida, dan bersekolah di Lake Highland Preparatory School di Orlando. Dia memiliki satu adik laki-laki.

Baca juga : Menggunakan Istilah “Genosida” dalam Konflik Israel dan Hamas: Perspektif Aryeh Neier

Baca juga : Menteri Pertahanan Spanyol Sebut Konflik Gaza sebagai ‘Genosida Nyata’ di Tengah Pengakuan Palestina

Baca juga : Nyanyian Wakil PM Spanyol ‘Dari Sungai ke Laut’ Membuat Marah Israel

Candice King: Profil Singkat

Candice King (lahir Candice Rene Accola pada 13 Mei 1987) adalah seorang aktris dan penyanyi asal Amerika Serikat. Dia dikenal luas karena perannya sebagai Caroline Forbes dalam seri drama supranatural “The Vampire Diaries,” serta dalam seri spin-off “The Originals” dan “Legacies.”

Kehidupan Awal

Candice Accola lahir di Houston, Texas, dari pasangan Carolyn dan Kevin Accola. Ayahnya adalah seorang ahli bedah kardiotoraks, sementara ibunya bekerja sebagai insinyur lingkungan yang kemudian menjadi ibu rumah tangga penuh waktu. Candice dibesarkan di Edgewood, Florida, dan bersekolah di Lake Highland Preparatory School di Orlando. Dia memiliki seorang adik laki-laki .

Karier

Karier Candice di industri hiburan dimulai sebagai penyanyi. Dia merilis album debutnya “It’s Always the Innocent Ones” pada tahun 2006. Namun, ketenarannya benar-benar melonjak ketika dia mulai bermain sebagai Caroline Forbes di “The Vampire Diaries” pada tahun 2009. Perannya sebagai Caroline, seorang remaja yang berubah menjadi vampir, mendapat pujian kritis dan menjadikannya salah satu karakter favorit penggemar dalam seri tersebut. Kesuksesan ini membawanya untuk mengulang peran tersebut di “The Originals” dan “Legacies,” memperluas jejaknya dalam dunia fiksi supranatural yang diciptakan oleh waralaba “The Vampire Diaries” .

Kehidupan Pribadi

Selain karier akting dan menyanyinya, Candice juga dikenal karena kehidupan pribadinya yang penuh warna. Pada 2014, dia menikah dengan Joe King, gitaris dari band The Fray. Pasangan ini memiliki dua anak perempuan. Candice sering berbagi tentang kehidupannya sebagai ibu dan istri di media sosial, menunjukkan keseimbangannya antara karier dan keluarga .

Baca juga : Seth Rogen:  Saya Diberi Banyak Kebohongan tentang Israel

Baca juga : Konsistensi dan Kredibilitas: Tantangan KepemimpinanGlobal Amerika Serikat dalam Penegakan Hak Asasi Manusia – Pesan Bernie Sanders

Baca juga : Bernie Sanders Mengutuk Dukungan AS terhadap Perang Netanyahu di Palestina dalam Pidato di Senat

Aktivisme

Baru-baru ini, Candice King juga menonjolkan suaranya dalam isu-isu kemanusiaan. Salah satu tindakan terbarunya adalah menyuarakan kritik terhadap pemerintah Israel atas tindakan mereka di Gaza, khususnya menyoroti penderitaan anak-anak di daerah konflik tersebut. Pernyataannya ini menarik perhatian banyak pihak dan meningkatkan kesadaran akan situasi kemanusiaan yang sedang berlangsung di Gaza​ (Al Jazeera)​​ (Al Jazeera)​.

Candice King adalah contoh dari selebriti yang menggunakan platformnya tidak hanya untuk hiburan tetapi juga untuk menyuarakan isu-isu penting. Dari kariernya yang sukses di dunia hiburan hingga aktivismenya dalam isu-isu kemanusiaan, King terus menunjukkan dedikasinya baik dalam profesionalisme maupun dalam upaya membantu mereka yang membutuhkan. Wikipidia *Mukroni

Sumber  x.com/QudsNen/status/1795072105362624562

Foto Kowantaranews

  • Berita Terkait :

Menggunakan Istilah “Genosida” dalam Konflik Israel dan Hamas: Perspektif Aryeh Neier

Menteri Pertahanan Spanyol Sebut Konflik Gaza sebagai ‘Genosida Nyata’ di Tengah Pengakuan Palestina

Nyanyian Wakil PM Spanyol ‘Dari Sungai ke Laut’ Membuat Marah Israel

Seth Rogen:  Saya Diberi Banyak Kebohongan tentang Israel

Konsistensi dan Kredibilitas: Tantangan KepemimpinanGlobal Amerika Serikat dalam Penegakan Hak Asasi Manusia – Pesan Bernie Sanders

Bernie Sanders Mengutuk Dukungan AS terhadap Perang Netanyahu di Palestina dalam Pidato di Senat

Dave Chappelle Sebut Ada ‘Genosida’ di Jalur Gaza Saat Perang Israel-Hamas Berlangsung di Abu Dhabi

Seruan Anggota Dewan Rakyat  untuk Tindakan Pemerintah Kanada: Mendukung Hukum Internasional dan Mengakui Negara Palestina untuk Perdamaian dan Keadilan di Gaza

Mantan Anggota Parlemen Italia Kibarkan Bendera Palestina di Kamar Deputi sebagai Protes terhadap Kebijakan Pemerintah

Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Hentikan Operasi Militer di Rafah, Kepatuhan Diragukan

Senator Sanders Mengutuk Pernyataan Menteri Pertahanan Israel tentang Gaza sebagai Barbarisme

Perdana Menteri Georgia Mendorong AS dan UE untuk Menghilangkan Oligarki: Peringatan akan Ancaman Politik Barat terhadap Negaranya

Israel Melobi Pejabat Jerman untuk Mengecam Surat Perintah Penangkapan ICC terhadap Netanyahu

Arab Saudi Sambut Baik Pengakuan Palestina oleh Norwegia, Irlandia, dan Spanyol

Arab Saudi Serukan Hak Hidup Aman bagi Warga Palestina dalam Pertemuan OKI di Jeddah

Senator AS Lindsey Graham Kritik Permintaan Surat Perintah Penangkapan ICC terhadap Pejabat Israel, Khawatir AS Menjadi Target Berikutnya

Pemerintahan Biden Siap Kerja Sama dengan Kongres untuk Potensi Sanksi terhadap ICC atas Permintaan Penangkapan Netanyahu

Kolombia Tegaskan Dukungan bagi Palestina: Pendekatan Baru di Bawah Kepemimpinan Presiden Petro

Norwegia, Irlandia, dan Spanyol Mengakui Negara Palestina: Tindakan Bersejarah yang Mengguncang Diplomasi Global

Staf Yahudi Mengundurkan Diri dari Pemerintahan Biden Sebagai Protes Atas Dukungan Terhadap Kampanye Militer Israel di Gaza

Krisis Kemanusiaan di Gaza Semakin Memperburuk, PBB Hentikan Distribusi Makanan di Rafah

Pernyataan Jaksa ICC Karim AA Khan KC tentang Permohonan Surat Perintah Penangkapan terkait Situasi di Negara Palestina

Andrew Feinstein Mengkritik Pemimpin Partai Buruh, Keir Starmer, atas Dukungannya terhadap Konflik Gaza dan Korupsi dalam Perdagangan Senjata

Perancis, Belgia, dan Slovenia Dukung Upaya ICC untuk Mengeluarkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas

Komunitas Yahudi Berduka: Kehilangan Presiden dan Menteri Luar Negeri Iran, Inilah Penghormatan  Terakhir Neturei Karta

Jatuhnya Helikopter Tewaskan Presiden dan Menteri Luar Negeri Iran: Ketegangan Politik di Tengah Kegagalan Teknis

Prof. Mearsheimer: Pembersihan Etnis atau Solusi Damai? Analisis Krisis Israel

Utusan Palestina: Israel Berniat ‘Menggusur, Menundukkan, atau Membunuh’ Warga Gaza

Insiden di Mahkamah Internasional: Pengacara Israel Disebut ‘Pembohong’ oleh Pengamat Selama Sidang

Raja Saudi Salman Dirawat karena Radang Paru-paru di Istana Al Salam

Helikopter dalam Konvoi yang Membawa Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh di Azerbaijan Timur

JPMorgan Chase Tarik Investasi dari Elbit Systems di Tengah Tekanan Kampanye Boikot

76 Tahun Nakba: Peringatan Sejarah dan Bencana yang Berkepanjangan di Gaza

Afrika Selatan Menuduh Israel Lakukan Genosida di Gaza di Hadapan Mahkamah Internasional, ini Alasan Adila Hassim

Kontroversi Nat Schwartz: Penyelidikan The New York Times tentang Kekerasan Seksual oleh Hamas dan Implikasinya

Pengarahan Jaksa ICC Karim AA Khan KC kepada Dewan Keamanan PBB mengenai Situasi di Libya: Laporan dan Peta Jalan Menuju Keadilan Berdasarkan Resolusi 1970 (2011)

Hakim Kanada Tolak Pembubaran Demo Pro-Palestina di Universitas McGill

Prof. Jeffrey Sachs: Kebijakan Luar Negeri AS Bertentangan dengan Kepentingan Rakyat dan Didasarkan pada Kebohongan Berkelanjutan

Blokade Bantuan ke Gaza: Protes, Krisis Kelaparan, dan Konsekuensi Global

Netanyahu Tegaskan Israel Bukan “Negara Bawahan” AS di Tengah Ketegangan dengan Biden

Thomas Piketty: Barat Harus Memberikan Sanksi kepada Israel Jika Benar-Benar Mendukung Solusi Dua Negara

Mayor Angkatan Darat AS Mengundurkan Diri untuk Memprotes Dukungan Amerika terhadap Israel di Gaza

Enam Sekutu Amerika Serikat  Dukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Paul Newman tentang Kebenaran dan Politik Luar Negeri Amerika: “Menciptakan Musuh untuk Membenarkan Perang”

Jeremy Corbyn di Rafah: ” Kisah Horor dan Harapan di Gaza: Panggilan untuk Keadilan dan Perdamaian”

Antony Blinken Mengecam Klaim Israel: Keadilan dan Kemanusiaan dalam Konflik Gaza

Trinity College Cambridge Memutuskan Divestasi dari Perusahaan Senjata Setelah Terungkapnya Investasi Kontroversial

Mayoritas Warga Kanada Mendukung Protes di Kampus Universitas Menurut Jajak Pendapat Terbaru

Raja Denmark Mengibarkan Bendera Palestina: Solidaritas Global Menguat Setelah Badai Al-Aqsa

Gary Lineker: Tidak Bisa Diam Mengenai Konflik Gaza dan Kritik Terhadap Tindakan Israel

Kekuatan Opini Publik: Kim Kardashian dan Dampak #Blockout2024 Pro-Palestina

Munafik atau Ketidakadilan? Politisi Belgia Kritik Keputusan Kontes Lagu Eurovision terkait Israel dan Palestina

Perspektif Kritis Randa Jarrar: Hillary Clinton dalam Kacamata Seorang Profesor Studi Timur Tengah

Peringatan Raja Spanyol Felipe VI: Eskalasi Kekerasan di Gaza dan Panggilan untuk Aksi Global

Jejak Sejarah Esau: Perjalanan di Pegunungan Bani Yas’in dari Bani Jawa dalam Kitab Tarikh Ibnu Khaldun

Perayaan Cinta dan Solidaritas: Pengantin di Montreal Mengekspresikan Dukungan untuk Palestina

Tabassum Menerima Tepuk Tangan Meriah atas Pidato Perpisahan di USC: Perlawanannya Terhadap Genosida Disambut Hangat

Bisan Owda dan AJ+ Raih Penghargaan Peabody atas Liputan Gaza

Grace Blakeley Mendorong Sanksi terhadap Israel dalam Debat BBC Question Time

Insiden Pelecehan Verbal di Arizona State University: Staf Pro-Israel Diberhentikan

Seruan Menteri Luar Negeri Afrika Selatan untuk Penangkapan ICC terhadap PM Israel Netanyahu: Kontroversi dan Implikasi Internasional

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *