• Jum. Des 6th, 2024

KowantaraNews

RINGKAS DAN TAJAM

Macron Mengecam Serangan Israel di Rafah: Seruan untuk Gencatan Senjata Segera

ByAdmin

Mei 28, 2024
Sharing is caring

Jakarta, Kowantaranews.com -Pada 27 Mei 2024, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengungkapkan kemarahannya atas serangan Israel terhadap kamp pengungsi Palestina di Rafah, yang menurut pejabat Gaza menewaskan sedikitnya 45 orang. Macron menuntut adanya gencatan senjata segera dan menekankan pentingnya penghormatan terhadap hukum internasional dalam menangani konflik ini.

Latar Belakang Serangan di Rafah

Serangan yang terjadi di Rafah, sebuah kota di bagian selatan Jalur Gaza, menyasar tenda-tenda pengungsi Palestina. Kementerian Kesehatan di Gaza, yang dikuasai oleh Hamas, melaporkan bahwa serangan tersebut memicu kebakaran besar yang membakar hidup-hidup banyak pengungsi, termasuk wanita dan anak-anak. Jumlah korban tewas mencapai 45 orang, dengan banyak lainnya terluka. Serangan ini merupakan bagian dari eskalasi kekerasan yang telah berlangsung selama beberapa minggu terakhir, di mana ketegangan antara Israel dan kelompok-kelompok militan di Gaza semakin meningkat.

Reaksi Emmanuel Macron

Dalam sebuah pernyataan yang diunggah di platform X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter), Macron menyuarakan keprihatinan dan kemarahannya. “Operasi ini harus dihentikan. Tidak ada wilayah aman di Rafah bagi warga sipil Palestina,” tulis Macron dalam bahasa Inggris. Dia menambahkan, “Saya menyerukan penghormatan penuh terhadap hukum internasional dan gencatan senjata segera.”

Macron juga menegaskan bahwa perlindungan warga sipil harus menjadi prioritas utama dalam setiap operasi militer. Pernyataannya ini mencerminkan keprihatinan mendalam terhadap dampak kemanusiaan dari konflik yang sedang berlangsung di Gaza, di mana ribuan warga sipil terjebak dalam kekerasan.

Reaksi Internasional

Selain Macron, beberapa pemimpin dunia lainnya juga mengecam serangan ini dan menyerukan gencatan senjata segera. Insiden di Rafah memicu kecaman luas dari negara-negara Arab dan organisasi internasional. Banyak yang menyerukan agar kedua belah pihak menahan diri dan mengakhiri kekerasan yang telah menyebabkan kerugian besar bagi warga sipil.

PBB dan berbagai organisasi hak asasi manusia mendesak dilakukannya investigasi independen terhadap serangan tersebut. Mereka menekankan bahwa serangan terhadap kamp pengungsi, yang berisi banyak wanita dan anak-anak, merupakan pelanggaran serius terhadap hukum internasional.

Baca juga : Pep Guardiola Diduga Menolak Jabat Tangan dengan Perwakilan Israel: Apa yang Terjadi?

Baca juga : Aktris Amerika Candice King Kritik Pemerintah Israel atas Pembantaian Bayi di Gaza

Baca juga : Menggunakan Istilah “Genosida” dalam Konflik Israel dan Hamas: Perspektif Aryeh Neier

Tanggapan dari Israel

Tentara Israel menyatakan bahwa mereka sedang menyelidiki laporan mengenai korban sipil dalam serangan tersebut. Mereka menekankan bahwa operasi militer mereka ditujukan untuk menargetkan kelompok-kelompok militan di Gaza dan bukan warga sipil. Namun, laporan mengenai tingginya jumlah korban sipil menimbulkan kontroversi dan kemarahan di kalangan komunitas internasional.

Juru bicara militer Israel menyatakan bahwa serangan tersebut merupakan respons terhadap serangan roket yang dilancarkan oleh kelompok-kelompok militan dari Gaza ke wilayah Israel. Mereka menekankan bahwa setiap upaya dilakukan untuk meminimalkan korban sipil, tetapi dalam situasi konflik yang kompleks, kerugian sipil seringkali tidak dapat dihindari.

Konteks Sejarah dan Politik

Konflik antara Israel dan Palestina telah berlangsung selama beberapa dekade, dengan akar masalah yang sangat kompleks dan mendalam. Wilayah Gaza seringkali menjadi titik fokus dalam konflik ini, dengan serangkaian serangan dan balasan yang terjadi antara militer Israel dan kelompok-kelompok militan di Gaza.

Rafah, sebuah kota yang terletak di perbatasan antara Gaza dan Mesir, telah mengalami banyak serangan dalam beberapa tahun terakhir. Kamp pengungsi di Rafah menampung ribuan warga Palestina yang kehilangan tempat tinggal akibat konflik berkepanjangan. Serangan terhadap kamp pengungsi ini bukanlah yang pertama kali terjadi, namun serangan kali ini dianggap sebagai salah satu yang paling mematikan.

Dampak Kemanusiaan

Dampak kemanusiaan dari serangan ini sangat besar. Banyak keluarga kehilangan anggota keluarga mereka, dan banyak anak-anak yang menjadi yatim piatu. Organisasi bantuan kemanusiaan bekerja keras untuk memberikan bantuan darurat, termasuk perawatan medis, makanan, dan tempat tinggal sementara bagi mereka yang terluka dan kehilangan tempat tinggal.

Banyak pengungsi yang sekarang hidup dalam ketakutan, khawatir akan adanya serangan berikutnya. Situasi di kamp pengungsi sangat memprihatinkan, dengan kurangnya fasilitas dasar dan kondisi hidup yang sangat sulit.

Seruan untuk Gencatan Senjata

Seruan untuk gencatan senjata segera datang dari berbagai pihak, termasuk dari pemimpin dunia, organisasi internasional, dan masyarakat sipil. Mereka menekankan perlunya solusi damai untuk mengakhiri kekerasan yang telah menyebabkan begitu banyak penderitaan.

Macron, dalam pernyataannya, menekankan pentingnya menghormati hukum internasional dan melindungi warga sipil. Dia menyerukan agar kedua belah pihak menahan diri dan menghentikan kekerasan. Pernyataan ini mencerminkan pandangan banyak pemimpin dunia lainnya yang juga mendesak adanya gencatan senjata dan dialog untuk mencari solusi jangka panjang bagi konflik ini.

Analisis Lebih Lanjut

Insiden ini menunjukkan betapa kompleks dan sensitifnya situasi di Gaza. Kekerasan yang terus berlanjut hanya akan memperburuk kondisi kemanusiaan dan memperpanjang penderitaan warga sipil. Solusi jangka panjang untuk konflik ini memerlukan upaya diplomatik yang serius dan komitmen dari semua pihak untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan.

Peran komunitas internasional sangat penting dalam mendorong proses perdamaian. Dukungan dan tekanan dari pemimpin dunia, seperti yang ditunjukkan oleh Macron, dapat membantu mendorong kedua belah pihak untuk menahan diri dan mencari solusi damai. Investigasi independen terhadap insiden ini juga penting untuk memastikan akuntabilitas dan keadilan bagi para korban.

Serangan Israel terhadap kamp pengungsi di Rafah dan kemarahan yang disuarakan oleh Presiden Macron menunjukkan betapa mendalamnya krisis kemanusiaan di Gaza. Seruan untuk gencatan senjata dan penghormatan terhadap hukum internasional adalah langkah penting untuk melindungi warga sipil dan mendorong solusi damai. Namun, upaya lebih lanjut diperlukan untuk mengatasi akar penyebab konflik dan mencapai perdamaian yang berkelanjutan di wilayah tersebut.

Dukungan internasional dan keterlibatan aktif dari komunitas global sangat penting dalam mendorong proses perdamaian dan memastikan bahwa tragedi serupa tidak terulang di masa depan. Hanya melalui dialog, kompromi, dan komitmen untuk perdamaian, kekerasan dan penderitaan di Gaza dapat dihentikan. *Mukroni

Sumber   www.barrons.com

Foto  www.aa.com.tr

  • Berita Terkait :

Pep Guardiola Diduga Menolak Jabat Tangan dengan Perwakilan Israel: Apa yang Terjadi?

Aktris Amerika Candice King Kritik Pemerintah Israel atas Pembantaian Bayi di Gaza

Menggunakan Istilah “Genosida” dalam Konflik Israel dan Hamas: Perspektif Aryeh Neier

Menteri Pertahanan Spanyol Sebut Konflik Gaza sebagai ‘Genosida Nyata’ di Tengah Pengakuan Palestina

Nyanyian Wakil PM Spanyol ‘Dari Sungai ke Laut’ Membuat Marah Israel

Seth Rogen:  Saya Diberi Banyak Kebohongan tentang Israel

Konsistensi dan Kredibilitas: Tantangan KepemimpinanGlobal Amerika Serikat dalam Penegakan Hak Asasi Manusia – Pesan Bernie Sanders

Bernie Sanders Mengutuk Dukungan AS terhadap Perang Netanyahu di Palestina dalam Pidato di Senat

Dave Chappelle Sebut Ada ‘Genosida’ di Jalur Gaza Saat Perang Israel-Hamas Berlangsung di Abu Dhabi

Seruan Anggota Dewan Rakyat  untuk Tindakan Pemerintah Kanada: Mendukung Hukum Internasional dan Mengakui Negara Palestina untuk Perdamaian dan Keadilan di Gaza

Mantan Anggota Parlemen Italia Kibarkan Bendera Palestina di Kamar Deputi sebagai Protes terhadap Kebijakan Pemerintah

Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Hentikan Operasi Militer di Rafah, Kepatuhan Diragukan

Senator Sanders Mengutuk Pernyataan Menteri Pertahanan Israel tentang Gaza sebagai Barbarisme

Perdana Menteri Georgia Mendorong AS dan UE untuk Menghilangkan Oligarki: Peringatan akan Ancaman Politik Barat terhadap Negaranya

Israel Melobi Pejabat Jerman untuk Mengecam Surat Perintah Penangkapan ICC terhadap Netanyahu

Arab Saudi Sambut Baik Pengakuan Palestina oleh Norwegia, Irlandia, dan Spanyol

Arab Saudi Serukan Hak Hidup Aman bagi Warga Palestina dalam Pertemuan OKI di Jeddah

Senator AS Lindsey Graham Kritik Permintaan Surat Perintah Penangkapan ICC terhadap Pejabat Israel, Khawatir AS Menjadi Target Berikutnya

Pemerintahan Biden Siap Kerja Sama dengan Kongres untuk Potensi Sanksi terhadap ICC atas Permintaan Penangkapan Netanyahu

Kolombia Tegaskan Dukungan bagi Palestina: Pendekatan Baru di Bawah Kepemimpinan Presiden Petro

Norwegia, Irlandia, dan Spanyol Mengakui Negara Palestina: Tindakan Bersejarah yang Mengguncang Diplomasi Global

Staf Yahudi Mengundurkan Diri dari Pemerintahan Biden Sebagai Protes Atas Dukungan Terhadap Kampanye Militer Israel di Gaza

Krisis Kemanusiaan di Gaza Semakin Memperburuk, PBB Hentikan Distribusi Makanan di Rafah

Pernyataan Jaksa ICC Karim AA Khan KC tentang Permohonan Surat Perintah Penangkapan terkait Situasi di Negara Palestina

Andrew Feinstein Mengkritik Pemimpin Partai Buruh, Keir Starmer, atas Dukungannya terhadap Konflik Gaza dan Korupsi dalam Perdagangan Senjata

Perancis, Belgia, dan Slovenia Dukung Upaya ICC untuk Mengeluarkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas

Komunitas Yahudi Berduka: Kehilangan Presiden dan Menteri Luar Negeri Iran, Inilah Penghormatan  Terakhir Neturei Karta

Jatuhnya Helikopter Tewaskan Presiden dan Menteri Luar Negeri Iran: Ketegangan Politik di Tengah Kegagalan Teknis

Prof. Mearsheimer: Pembersihan Etnis atau Solusi Damai? Analisis Krisis Israel

Utusan Palestina: Israel Berniat ‘Menggusur, Menundukkan, atau Membunuh’ Warga Gaza

Insiden di Mahkamah Internasional: Pengacara Israel Disebut ‘Pembohong’ oleh Pengamat Selama Sidang

Raja Saudi Salman Dirawat karena Radang Paru-paru di Istana Al Salam

Helikopter dalam Konvoi yang Membawa Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh di Azerbaijan Timur

JPMorgan Chase Tarik Investasi dari Elbit Systems di Tengah Tekanan Kampanye Boikot

76 Tahun Nakba: Peringatan Sejarah dan Bencana yang Berkepanjangan di Gaza

Afrika Selatan Menuduh Israel Lakukan Genosida di Gaza di Hadapan Mahkamah Internasional, ini Alasan Adila Hassim

Kontroversi Nat Schwartz: Penyelidikan The New York Times tentang Kekerasan Seksual oleh Hamas dan Implikasinya

Pengarahan Jaksa ICC Karim AA Khan KC kepada Dewan Keamanan PBB mengenai Situasi di Libya: Laporan dan Peta Jalan Menuju Keadilan Berdasarkan Resolusi 1970 (2011)

Hakim Kanada Tolak Pembubaran Demo Pro-Palestina di Universitas McGill

Prof. Jeffrey Sachs: Kebijakan Luar Negeri AS Bertentangan dengan Kepentingan Rakyat dan Didasarkan pada Kebohongan Berkelanjutan

Blokade Bantuan ke Gaza: Protes, Krisis Kelaparan, dan Konsekuensi Global

Netanyahu Tegaskan Israel Bukan “Negara Bawahan” AS di Tengah Ketegangan dengan Biden

Thomas Piketty: Barat Harus Memberikan Sanksi kepada Israel Jika Benar-Benar Mendukung Solusi Dua Negara

Mayor Angkatan Darat AS Mengundurkan Diri untuk Memprotes Dukungan Amerika terhadap Israel di Gaza

Enam Sekutu Amerika Serikat  Dukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Paul Newman tentang Kebenaran dan Politik Luar Negeri Amerika: “Menciptakan Musuh untuk Membenarkan Perang”

Jeremy Corbyn di Rafah: ” Kisah Horor dan Harapan di Gaza: Panggilan untuk Keadilan dan Perdamaian”

Antony Blinken Mengecam Klaim Israel: Keadilan dan Kemanusiaan dalam Konflik Gaza

Trinity College Cambridge Memutuskan Divestasi dari Perusahaan Senjata Setelah Terungkapnya Investasi Kontroversial

Mayoritas Warga Kanada Mendukung Protes di Kampus Universitas Menurut Jajak Pendapat Terbaru

Raja Denmark Mengibarkan Bendera Palestina: Solidaritas Global Menguat Setelah Badai Al-Aqsa

Gary Lineker: Tidak Bisa Diam Mengenai Konflik Gaza dan Kritik Terhadap Tindakan Israel

Kekuatan Opini Publik: Kim Kardashian dan Dampak #Blockout2024 Pro-Palestina

Munafik atau Ketidakadilan? Politisi Belgia Kritik Keputusan Kontes Lagu Eurovision terkait Israel dan Palestina

Perspektif Kritis Randa Jarrar: Hillary Clinton dalam Kacamata Seorang Profesor Studi Timur Tengah

Peringatan Raja Spanyol Felipe VI: Eskalasi Kekerasan di Gaza dan Panggilan untuk Aksi Global

Jejak Sejarah Esau: Perjalanan di Pegunungan Bani Yas’in dari Bani Jawa dalam Kitab Tarikh Ibnu Khaldun

Perayaan Cinta dan Solidaritas: Pengantin di Montreal Mengekspresikan Dukungan untuk Palestina

Tabassum Menerima Tepuk Tangan Meriah atas Pidato Perpisahan di USC: Perlawanannya Terhadap Genosida Disambut Hangat

Bisan Owda dan AJ+ Raih Penghargaan Peabody atas Liputan Gaza

Grace Blakeley Mendorong Sanksi terhadap Israel dalam Debat BBC Question Time

Insiden Pelecehan Verbal di Arizona State University: Staf Pro-Israel Diberhentikan

Seruan Menteri Luar Negeri Afrika Selatan untuk Penangkapan ICC terhadap PM Israel Netanyahu: Kontroversi dan Implikasi Internasional

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *