Jakarta, Kowantaranews.com -Kekerasan dan kerusuhan yang melanda Inggris dalam beberapa minggu terakhir menunjukkan tidak ada tanda-tanda mereda. Kerusuhan ini, yang dipicu oleh penyebaran informasi palsu, terus memanas di berbagai kota di seluruh negeri. Pada Minggu, 4 Agustus 2024 waktu setempat, perusuh sayap kanan menyerang sebuah hotel di Rotherham, Yorkshire Selatan, yang digunakan untuk menampung pencari suaka, mengakibatkan 10 polisi terluka. Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, mengecam keras tindakan tersebut dan berjanji bahwa keadilan akan ditegakkan terhadap para pelaku kekerasan ini.
Insiden ini bermula dari peristiwa tragis di Southport pada 29 Juli 2024, ketika seorang pemuda berusia 17 tahun, Alex Rudakubana, melakukan penusukan di sebuah kelas dansa, menewaskan tiga anak perempuan dan melukai beberapa lainnya. Tindakan brutal ini membuat masyarakat marah dan memicu gelombang kemarahan di seluruh Inggris. Namun, keadaan semakin buruk ketika informasi palsu beredar di media sosial, yang menyatakan bahwa Rudakubana adalah seorang imigran Muslim. Informasi ini dengan cepat menyebar dan memicu reaksi kekerasan dari kelompok sayap kanan yang merasa terancam oleh kehadiran imigran.
Di Rotherham, ratusan perusuh menyerbu hotel Holiday Inn Express yang digunakan untuk menampung pencari suaka. Para perusuh memaksa masuk ke dalam gedung, melemparkan potongan kayu, kursi, dan alat pemadam kebakaran ke arah polisi yang mencoba menghalangi mereka. Mereka juga mendorong tong sampah yang terbakar ke dalam gedung. Polisi dengan perisai berjuang untuk menahan serangan ini dan berhasil memadamkan api yang ditimbulkan. Namun, akibat serangan ini, sedikitnya 10 personel polisi terluka, satu di antaranya tidak sadarkan diri.
Perdana Menteri Starmer, dalam pernyataannya pada Minggu sore, menggambarkan serangan ini sebagai tindakan premanisme sayap kanan yang tidak bisa ditoleransi. “Siapa pun yang menargetkan orang karena warna kulit atau keyakinan, ia adalah ekstrem kanan,” tegas Starmer. Dia memastikan bahwa pihak berwenang akan membawa para perusuh ini ke pengadilan dan memastikan keadilan ditegakkan. Starmer menegaskan bahwa masyarakat Inggris memiliki hak untuk merasa aman, namun kekerasan dan retorika rasis yang terjadi saat ini sangat tidak dapat diterima.
Kerusuhan tidak hanya terjadi di Rotherham. Di Middlesbrough, timur laut Inggris, pengunjuk rasa melepaskan diri dari penjagaan polisi dan berjalan melalui daerah permukiman sambil memecahkan jendela rumah dan mobil. Kekerasan juga melanda kota-kota lain seperti Liverpool, Manchester, Bristol, Blackpool, Hull, dan Belfast di Irlandia Utara. Pemerintah Inggris telah menangkap 150 orang yang terkait dengan kekacauan pada Sabtu, 3 Agustus 2024, dan jumlah ini diperkirakan akan bertambah seiring dengan pemeriksaan kamera pengawas (CCTV), media sosial, dan kamera perekam yang dikenakan di badan polisi.
Starmer menegaskan bahwa tindakan tegas akan diambil terhadap siapa pun yang terlibat dalam kekacauan ini, baik secara langsung maupun mereka yang memicu aksi ini secara daring. “Saya jamin Anda akan menyesal telah ikut serta dalam kekacauan ini, baik secara langsung maupun mereka yang memicu aksi ini secara daring dan kemudian melarikan diri sendiri,” kata Starmer dengan tegas.
Di tengah kekacauan ini, para pemimpin agama Kristen, Muslim, dan Yahudi di Liverpool mengeluarkan seruan bersama kepada warga untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi oleh tindakan kekerasan. “Kami sekarang melihat kekacauan membanjiri kota-kota besar dan kecil,” kata Tiffany Lynch dari Federasi Kepolisian Inggris dan Wales. Kekacauan ini sebagian besar dipicu oleh kelompok sayap kanan yang memanfaatkan kekhawatiran masyarakat tentang imigrasi. Mereka menggunakan insiden penusukan di Southport sebagai alat untuk menyebarkan kebencian dan kekerasan.
Kekhawatiran tentang imigrasi di Inggris telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, terutama dengan banyaknya migran yang tiba dengan perahu kecil dari Prancis menyeberangi Selat Inggris. Kelompok sayap kanan menggunakan retorika seperti “cukup sudah”, “selamatkan anak-anak kita”, dan “hentikan perahu-perahu itu” untuk memobilisasi dukungan. Demonstrasi yang meluas dalam sepekan terakhir diorganisasi secara daring oleh kelompok sayap kanan ini, yang berhasil memobilisasi ribuan orang untuk turun ke jalan.
Starmer menegaskan bahwa tindakan tegas akan diambil terhadap para pemimpin kelompok sayap kanan yang menghasut kekerasan ini. Pemerintah Inggris juga telah memerintahkan penangkapan Stephen Yaxley-Lennon, aktivis sayap kanan yang lebih dikenal dengan nama Tommy Robinson. Lennon sering dikaitkan dengan Liga Pembela Inggris (EDL) dan menjadi sosok kunci dalam seruan-seruan untuk memobilisasi massa. “Saya jamin Anda akan menyesal telah ikut serta dalam kekacauan ini, baik secara langsung maupun mereka yang memicu aksi ini secara daring dan kemudian melarikan diri sendiri,” kata Starmer.
Stephen Parkinson, Direktur Penuntutan Umum Inggris dan Wales, mengatakan bahwa pengacara tambahan telah dikerahkan selama akhir pekan dan akan bekerja sepanjang waktu selama beberapa hari mendatang untuk memastikan keadilan ditegakkan. Dia mengatakan sudah mengarahkan jaksa penuntut untuk segera mengambil keputusan dakwaan jika bukti-bukti penting tersedia. “Saya bertekad kami akan bertindak cepat dan tegas, memberikan pengadilan kewenangan maksimal untuk menjatuhkan hukuman yang mencerminkan apa yang telah terjadi,” kata Parkinson.
Terkait dengan penyebaran informasi palsu yang memicu kerusuhan ini, Forum Ekonomi Dunia dalam laporan Risiko Global 2024 menyebutkan bahwa misinformasi dan disinformasi adalah ancaman terbesar global. Laporan ini menekankan bahwa informasi yang dimanipulasi memiliki kemampuan merusak yang tinggi dan semakin meningkat dengan akses pada teknologi yang semakin luas. Persoalan misinformasi dan disinformasi melonjak cepat karena pembuatan dan penyebaran konten tidak lagi memerlukan keahlian khusus. Kemajuan teknologi media baru hingga model kecerdasan buatan berskala besar memungkinkan terjadinya ledakan informasi palsu atau konten “sintetis”, mulai dari kloning suara yang canggih hingga situs palsu.
Read more : Escalating Iran-Israel Tensions: New Phase of Middle Eastern Conflict Looms
Baca juga : Israel Konfirmasi Kematian Komandan Hamas di Tengah Pemakaman Dua Militan Senior
Forum Ekonomi Dunia menyarankan setiap pemerintah untuk memiliki peraturan baru yang terus berkembang untuk menargetkan, baik penyelenggara maupun pembuat disinformasi daring dan konten ilegal. Langkah ini dimaksudkan untuk memerangi risiko misinformasi dan disinformasi yang meningkat. Peraturan itu juga bisa dilengkapi dengan aturan baru tentang kecerdasan buatan (AI) generatif untuk mengendalikan penyebaran konten palsu.
Di tengah situasi yang semakin tegang ini, pemerintah Inggris berupaya keras untuk mengembalikan ketertiban dan keamanan. Starmer dan timnya berkomitmen untuk memastikan bahwa pelaku kekerasan dan penyebar informasi palsu akan menghadapi hukuman yang setimpal. “Kami akan melakukan segala yang diperlukan untuk melindungi masyarakat kami dan memastikan keadilan ditegakkan,” tegas Starmer.
Masyarakat Inggris kini berada di persimpangan jalan, menghadapi tantangan besar dalam menjaga persatuan dan keamanan di tengah ancaman ekstremisme sayap kanan dan penyebaran informasi palsu. Pemerintah, aparat penegak hukum, dan masyarakat harus bekerja sama untuk mengatasi ancaman ini dan memastikan bahwa kekerasan dan kebencian tidak lagi menguasai jalanan Inggris. Dengan komitmen kuat dari pemerintah dan dukungan masyarakat, Inggris dapat melewati masa sulit ini dan membangun kembali rasa aman dan kedamaian di seluruh negeri. *Mukroni
Foto Kowantaranews
- Berita Terkait :
Escalating Iran-Israel Tensions: New Phase of Middle Eastern Conflict Looms
Israel Konfirmasi Kematian Komandan Hamas di Tengah Pemakaman Dua Militan Senior
Kehilangan Besar: Pembunuhan Ismail Haniyeh dan Reaksi Warga Palestina
Assassination of Hamas Leader Ismail Haniyeh: A New Hurdle in Middle East Peace Efforts
Adidas Minta Maaf kepada Bella Hadid Setelah Iklan Memicu Kontroversi dengan Pendukung Israel
Protes Besar-besaran di Depan Kongres AS Menyoroti Ketidakpuasan Terhadap Kebijakan AS-Israel
Adidas Dihujani Kritik Usai Menarik Iklan Bella Hadid Karena Desakan Pro-Israel
Yemen Celebrates in the Streets Following Successful Drone Strike on Tel Aviv
UK’s New PM Keir Starmer Calls for Urgent Gaza Ceasefire and Two-State Solution
Netanyahu Announces Israeli Delegation to Cairo for Ceasefire Talks Amid Ongoing Gaza Conflict
Hamas Accuses Israel of Stalling in Gaza Ceasefire Talks, Awaits Mediator Updates
Gaza War Spurs Surge in Terrorist Recruitment, Warns U.S. Intelligence
Heavy Fighting in Gaza Forces Thousands to Flee Again Amid Ongoing Conflict
Gaza Summer: Sewage, Garbage, and Health Risks in War-Torn Tent Camps
Head of Gaza’s Largest Hospital Released by Israel After Seven Months of Detention
Kisah Pegunungan Bani Yas’in: Esau bin Ishaq dan Keberanian Bani Jawa dalam Catatan Ibnu Khaldun
Unimaginable Suffering: A Hull Surgeon’s Mission to Aid Gaza’s War-Torn Civilians
Escalating Tensions: Israel and Hezbollah Edge Closer to Conflict Amid Rocket Fire and Threats
Netanyahu Announces Imminent Conclusion of Gaza Conflict’s Intense Phase
Gaza’s Overlooked Hostages: Thousands Held Without Charge in Israeli Detention
Chilean Art Exhibition Celebrates Palestinian Solidarity
Houthi Rebels Sink Bulk Carrier in Red Sea Escalation Amid Israel-Hamas Conflict
Tragedi Kemanusiaan di Gaza: Serangan Israel Menewaskan Sedikitnya 42 Orang
Kuba Ikut Dalam Gugatan Internasional Afrika Selatan di ICJ Mengenai Tindakan Israel di Gaza
Mengapa Gaza Adalah Zona Perang Terburuk: Perspektif Ahli Bedah Trauma David Nott
Armenia Resmi Akui Palestina sebagai Negara di Tengah Konflik Gaza-Israel
Qatar Lakukan Negosiasi Intensif untuk Gencatan Senjata Israel-Hamas
Day 256: Gaza Under Siege – Israel’s Airstrikes Claim Dozens of Lives
Pengunduran Diri Pejabat AS Stacy Gilbert: Protes terhadap Kebijakan Bantuan Kemanusiaan di Gaza
Idul Adha di Tengah Konflik: Ketika Kegembiraan Berganti Kesedihan di Gaza
Tragedi di Rafah: Delapan Tentara Israel Tewas dalam Pertempuran Terbaru di Jalur Gaza
AS menjatuhkan sanksi pada ‘kelompok ekstremis Israel’ karena memblokir bantuan Gaza
Langkah Israel: ‘Jeda Taktis’ untuk Meringankan Krisis Kemanusiaan di Gaza
Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza oleh Qatar dan Mesir: Langkah Baru Menuju Perdamaian
Akhir yang Mendekat bagi Pemerintahan Netanyahu yang Terpecah
Krisis Kemanusiaan di Gaza: Keputusasaan di Tengah Pertempuran
Ketegangan AS-Israel: Perdebatan atas Berbagi Informasi Intelijen
Tekanan Boikot Israel terhadap Merek-merek Amerika di Timur Tengah
$7.000 untuk Keluar dari Gaza: Eksploitasi Warga Palestina yang Melarikan Diri ke Mesir
Krisis Kemanusiaan di Gaza Meningkat, Yordania Gelar Pertemuan Darurat Internasional
Transformasi Ekonomi Global: Dampak Penghentian Perjanjian Petro Dollar oleh Arab Saudi
Rencana Gencatan Senjata Gaza Terhambat oleh Perubahan Usulan dari Hamas, Klaim AS
HRW: Penggunaan Kelaparan oleh Israel sebagai Senjata Perang di Gaza Merupakan ‘Kejahatan Perang’
PBB Temukan Bukti Kejahatan Kemanusiaan oleh Israel di Gaza
Resolusi DK PBB Dukung Gencatan Senjata Gaza: Langkah Menuju Perdamaian yang Tantangannya Besar”
Pertemuan Tegang di Kairo: Morsi Dituduh Mengimplikasikan Yahudi Mengendalikan Media AS
Gideon Levy: Pendudukan Israel Tidak Akan Berakhir Sampai Mereka Membayar Akibatnya
Ribuan Orang Berkumpul di Luar Gedung Putih untuk Memprotes Perang di Gaza
Benny Gantz Mengundurkan Diri dari Kabinet Perang: Pukulan Telak bagi Netanyahu
Kebencian terhadap Netanyahu Meningkat di Tengah Isolasi Internasional Israel
Dewan Menteri D-8 Serukan Gencatan Senjata “Segera, Permanen, Tanpa Syarat” di Gaza
Israel Menyerang Sekolah di Gaza yang Menampung Pengungsi Palestina, Menewaskan Sedikitnya 40 Orang
Bagaimana “Le Monde” Meliput Konflik Israel-Palestina Sejak 1945
Spanyol Ikut Campur dalam Kasus Genosida Afrika Selatan Terhadap Israel di ICJ
Bernie Sanders: Menghormati Netanyahu dengan Pidato Kongres adalah Kesalahan Besar
Gideon Levy Mengkritik Media Israel yang Tidak Memperlihatkan Penderitaan di Gaza
Kontroversi di Parlemen Prancis: Bendera Palestina di Tengah Isu Politik Sensitif
Lapid Kecam Smotrich dan Ben Gvir atas Ancaman Gulingkan Koalisi Terkait Gencatan Senjata Sandera
Macklemore: Melawan Apartheid demi Kemerdekaan Palestina di Tengah Konflik Gaza
Mesir Bergabung dalam Kasus Genosida terhadap Israel di Pengadilan