• Sel. Jan 14th, 2025

KowantaraNews

RINGKAS DAN TAJAM

Mary Jane Veloso: Dua Kutub Nasib dalam Satu Hidup

ByAdmin

Des 16, 2024
Sharing is caring

Jakarta, Kowantaranews.com -Mary Jane Veloso, seorang ibu dua anak asal Filipina, telah menjalani perjalanan hidup yang penuh dengan ketidakpastian, ketegangan, dan keteguhan. Dari penangkapan di Indonesia atas tuduhan penyelundupan narkoba hingga mendapatkan hak hidup kembali setelah perjuangan panjang, perjalanan Mary Jane layak disebut sebagai perjalanan dari dua kutub nasib yang saling bertolak belakang. Ia merasakan, pertama-tama, ketegangan sebagai terpidana mati dan kemudian merasakan secercah harapan setelah mendapatkan kesempatan untuk dipulangkan ke Filipina. Di tengah perjalanan hidupnya yang penuh cobaan, Mary Jane menjadi simbol dari perlawanan terhadap ketidakadilan serta contoh nyata bagaimana tekad dan solidaritas internasional dapat mengubah nasib seseorang.

Penangkapan dan Tuduhan Narkoba

Pada 2010, Mary Jane Veloso ditangkap oleh otoritas Indonesia di Yogyakarta, setelah ditemukan membawa 2,6 kg heroin dalam sebuah koper. Penangkapannya yang tragis ini dimulai dari sebuah kasus yang penuh dengan manipulasi, di mana Veloso menjadi korban dari sindikat narkoba internasional. Ia ditipu untuk membawa barang terlarang tersebut ke Indonesia, tanpa menyadari konsekuensinya. Mary Jane yang kala itu bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Malaysia terjebak dalam jaringan kejahatan yang lebih besar dan lebih berbahaya.

Kisahnya mendapat perhatian luas di Filipina, karena Mary Jane bukan hanya seorang ibu yang berusaha memberikan kehidupan lebih baik untuk anak-anaknya, tetapi juga seorang wanita yang dikelilingi oleh kemiskinan dan keterbatasan ekonomi. Pada saat itu, sistem hukum Indonesia mengenakan hukuman mati bagi pelaku penyelundupan narkoba, dan Veloso pun dijatuhi hukuman mati pada tahun yang sama.

Perjuangan untuk Mencegah Eksekusi

Kasus Mary Jane tidak hanya menarik perhatian di Filipina, tetapi juga mendapat dukungan internasional. Salah satu tokoh terkenal yang aktif memperjuangkan nasib Veloso adalah Manny Pacquiao, petinju dunia asal Filipina yang memiliki pengaruh besar. Pacquiao, yang merupakan salah satu ikon terbesar di Filipina, tidak hanya mengkampanyekan agar Veloso dibebaskan dari hukuman mati, tetapi juga mengarahkan perhatian publik pada fakta bahwa Veloso bukanlah seorang pengedar narkoba, melainkan korban dari sindikat perdagangan narkoba.

Selain itu, mantan Presiden Filipina Benigno Aquino juga memainkan peran penting dalam usaha menghentikan eksekusi Veloso. Dengan menggunakan diplomasi internasional, Aquino mengajukan permohonan resmi kepada pemerintah Indonesia untuk memberikan kesempatan kedua kepada Mary Jane, dengan alasan bahwa ia bisa menjadi saksi kunci dalam memerangi sindikat narkoba yang lebih besar yang memanfaatkan orang-orang seperti Veloso untuk menjalankan operasi mereka.

Pada 2015, usaha keras ini membuahkan hasil. Pemerintah Indonesia akhirnya memberikan penangguhan hukuman mati terhadap Mary Jane, meskipun status hukuman mati tersebut tetap berlaku. Keputusan ini memberikan sedikit harapan bagi Veloso dan keluarganya, namun masa depan yang tidak pasti tetap menyelimuti hidupnya. Dengan kondisi ini, Mary Jane harus menghadapi kehidupan di penjara wanita di Jakarta, jauh dari keluarganya di Filipina.

Perjuangan di Penjara Jakarta

Selama bertahun-tahun di penjara, Mary Jane hidup dengan ketidakpastian, namun ia tetap tegar dan menjaga harapan. Menurut pengakuannya, kehidupan di penjara sangat berat, namun dia tidak menyerah. Banyak waktu yang ia habiskan untuk berdoa dan merenung, berharap suatu hari ia akan dibebaskan. Selama waktu ini, dia juga mendapat dukungan besar dari keluarga, terutama dari kedua anaknya yang terus memberikan semangat agar ia bertahan hidup.

Namun, meskipun mendapat penangguhan hukuman mati, Mary Jane tidak dapat menikmati kebebasan. Selama bertahun-tahun, ia berjuang tidak hanya untuk hidup, tetapi juga untuk mendapat kesempatan untuk kembali ke Filipina. Perjuangannya tidak hanya sebatas bertahan hidup, tetapi juga mengenai harapan akan adanya keadilan.

Baca juga : Darah Remaja di Ujung Peluru: Aksi Polisi yang Berujung Tragedi

Baca juga : Peluru Tajam di Jalanan: Tragedi di Tangan Penegak Hukum

Baca juga : Pelajar Tertembak: Nyawa Melayang di Tengah Tuduhan Tawuran yang Sarat Kontroversi

Repatriasi ke Filipina: Titik Balik dalam Hidupnya

Pada November 2024, Indonesia mengumumkan bahwa mereka telah sepakat untuk memulangkan Mary Jane Veloso ke Filipina. Keputusan ini datang setelah proses panjang yang melibatkan diplomasi antara kedua negara dan setelah memperhatikan kondisi sosial dan hukum yang lebih luas. Repatriasi ini menandai titik balik dalam hidup Mary Jane yang penuh dengan ketidakpastian. Keputusan ini juga menunjukkan adanya perubahan kebijakan Indonesia terkait dengan pemindahan narapidana ke negara asal mereka.

Menurut Wakil Menteri Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia, Prof. Dr. Edward Omar Sharif Hiariej, S.H., M.Hum, Veloso akan dipindahkan dari penjara wanita di Jakarta ke Filipina pada 18 Desember 2024. Selama bertahun-tahun, Mary Jane telah menjalani hukuman penjara di Indonesia, dan kini ia akan melanjutkan hukumannya di tanah kelahirannya, Filipina. Meskipun status hukuman mati tetap ada, langkah ini memberikan kesempatan bagi Mary Jane untuk berada lebih dekat dengan keluarganya dan menjalani sisa hidupnya di Filipina.

Sosial dan Politik: Dampak dan Harapan

Repatriasi Mary Jane Veloso merupakan hasil dari solidaritas internasional, yang melibatkan tokoh-tokoh penting di Filipina dan Indonesia, serta masyarakat internasional yang terus memperjuangkan hak asasi manusia. Kampanye untuk membebaskan Mary Jane dari hukuman mati tidak hanya didorong oleh tokoh politik dan selebriti, tetapi juga oleh organisasi hak asasi manusia yang menganggap bahwa ada ketidakadilan dalam kasusnya.

Keputusan Indonesia untuk memulangkan Veloso juga menggambarkan adanya perubahan dalam kebijakan yang lebih besar mengenai pemindahan narapidana internasional. Kasus ini memberi sinyal bahwa meskipun hukum Indonesia terkenal keras, ada ruang untuk kebijakan yang lebih manusiawi, yang memperhatikan konteks sosial dan politik dalam memutuskan nasib seseorang.

Namun, nasib Mary Jane tidak sepenuhnya bebas dari tantangan. Meskipun ia akan kembali ke Filipina, ia tetap harus menjalani sisa hukumannya di sana. Pemerintah Filipina juga diharapkan memberikan perhatian lebih pada kasus ini dan memastikan bahwa Mary Jane mendapatkan perlakuan yang adil di tanah kelahirannya. Ia harus berhadapan dengan kenyataan hukum yang tidak mudah, tetapi dengan dukungan dari keluarga, teman, dan masyarakat internasional, masih ada harapan untuk kehidupan yang lebih baik di masa depan.

Dua Kutub Nasib

Perjalanan Mary Jane Veloso adalah kisah yang penuh dengan pergolakan. Dari status terpidana mati yang dipenuhi ketidakpastian hingga kesempatan untuk dipulangkan ke Filipina, ia telah melewati dua kutub nasib yang sangat berbeda. Pada satu sisi, ia menghadapi keadilan yang keras dan penuh tekanan, dan di sisi lain, ia merasakan harapan yang datang dari perjuangan bersama keluarga, masyarakat, dan tokoh internasional. Perjuangannya adalah simbol dari tekad yang tidak pernah padam, meskipun berada dalam kondisi yang sangat sulit.

Kisah Mary Jane Veloso mengajarkan kita tentang pentingnya solidaritas, keberanian untuk berbicara atas nama yang tertindas, dan bagaimana sebuah nasib bisa berubah, bahkan dalam situasi yang paling suram sekalipun. By Mukroni

Foto straitstimes.com

  • Berita Terkait :

Darah Remaja di Ujung Peluru: Aksi Polisi yang Berujung Tragedi

Peluru Tajam di Jalanan: Tragedi di Tangan Penegak Hukum

Pelajar Tertembak: Nyawa Melayang di Tengah Tuduhan Tawuran yang Sarat Kontroversi

Guru Pengabdi 16 Tahun Dibebaskan dari Jerat Kriminalisasi: Keadilan yang Akhirnya Datang

Era Baru HAM di Bawah Prabowo: Harapan Besar atau Ancaman Gelap?

Teriakan Keadilan: Perjuangan Tak Berujung untuk Sang Siswi yang Terlupakan!

Prabowo Gempur Korupsi: Bersihkan Indonesia Demi Ekonomi Sehat dan Masa Depan Cerah!

Jerat Hukum Mengerikan: Keluarga Rafael Alun Terancam Gulungan Besar Kasus Pencucian Uang!

Kementerian Komunikasi dan Digital Diguncang! Komplotan Pelindung Situs Judi Terbongkar

Skandal Judi Online: 11 Pegawai Komdigi Terlibat, Menteri Geram dan Bertindak Tegas!

Drama Penahanan Tom Lembong: Menguak Skandal Besar Impor Gula di Indonesia

Benteng Pemberantas Judi Daring Justru Jadi Sarang Perlindungan!

Putusan MK Guncang UU Cipta Kerja: Kluster Ketenagakerjaan Tumbang, Buruh Rayakan Kemenangan Besar!

Drama Korupsi Gula: Tom Lembong di Bawah Tembak Politik dan Hukum!

Skandal Manis Berujung Pahit: Misteri Korupsi Gula yang Terbongkar Setelah Sembilan Tahun

RUU Perampasan Aset: Harapan Terakhir Bangsa Mengakhiri Korupsi!

Miliaran Rupiah dan Skandal di Balik Tirai Hukum: Terungkapnya Jaringan Makelar Kasus di Mahkamah Agung!

Supriyani: Guru yang Dituduh Memukul Anak Polisi, Terjebak dalam Jaring Hukum yang Tak Kunjung Lepas

Reformasi Total: Gaji Hakim Melambung, Integritas Pengadilan Terpuruk ?

Yones Douw dan Kekecewaannya terhadap Pernyataan Yusril Ihza Mahendra: Sebuah Pengkhianatan terhadap Penegakan HAM?

Jerat Maut Korupsi: Sahbirin Noor dan Miliaran Rupiah Uang Suap yang Terkubur di Balik Proyek

Indonesia, Surga bagi Koruptor dengan Vonis Ringan yang Mengejutkan!

Pemecatan yang Menghancurkan Karier: Rudy Soik dan Sidang Tanpa Suara

Hutan Indonesia di Ujung Kehancuran: Jerat Impunitas Korporasi yang Tak Terbendung

Rudy Soik: Sang Penantang Mafia BBM yang Dikorbankan Demi Kekuasaan?

Skandal Korupsi Gubernur Kalsel: Sahbirin Noor Dicegah ke Luar Negeri, Terancam DPO!

Polisi Bongkar Jaringan Judi Daring Raksasa: Perputaran Uang Capai Rp 685,5 Miliar, Libatkan WNA dan Aplikasi Ilegal!

MAKI Tantang Kejagung! Robert Bonosusatya Bebas dari Jerat Korupsi Timah?

Kejagung Bongkar Rekor! Uang Rp 372 Miliar Disembunyikan di Lemari Besi Kasus Duta Palma

Skandal Etik di Tubuh KPK: Wakil Ketua KPK Diduga Bertemu Tersangka Korupsi, Integritas Dipertaruhkan!

Skandal Tambang Miliaran! Mantan Gubernur Kaltim Terjerat Korupsi Besar-Besaran ?

Tragedi Bekasi: Salah Prosedur Polisi ? , Tujuh Remaja Tewas di Kali!

Mengendalikan Triliunan Rupiah: Bos Narkoba Hendra Sabarudin dari Dalam Lapas

Relawan Tanam Pohon atau Tanam Konflik? PT MEG dan Drama Eco City di Pulau Rempang

Menjaga KPK: Ketatnya Pengawasan, Longgarnya Etika

Drama Kepemimpinan Kadin: Siapa Bos, Siapa ‘Bos’?

Drama Kadin: Aklamasi Sah, Kuorum Bisa Disanggah

300 Triliun Hilang, Hukuman Ditebus dengan Rp 5.000: Harga Keadilan di Tanah Timah

Munaslub: Ketika Kuorum Jadi Interpretasi Pribadi

Drama Munaslub: Ketika Kursi Ketua Kadin Jadi Rebutan, Hukum Cuma Penonton?

Anindya Bakrie Naik Tahta Kadin: Munaslub ala ‘Keluarga Besar’ yang Ditolak 20+ Provinsi

Tinjauan Pro dan Kontra Penempatan Komponen Cadangan di Ibu Kota Nusantara

Strategi Presiden Jokowi dalam Memilih Pimpinan KPK: Membaca Dinamika Politik dan Hukum di Indonesia

Jeratan Hukum Fify Mulyani dalam Kasus Poligami dan Tindak Pidana Pencucian Uang

Skandal Kuota Haji Khusus: Dugaan Penyelewengan di Balik Penyelenggaraan Haji 2024

IKN di Persimpangan: Anggaran Menyusut, Investasi Swasta Diharapkan

Warteg Menolak IKN, Apa Warteg Menolak IKAN ?

Keren !, Sejumlah Alumni UB Mendirikan Koperasi dan Warteg Sahabat di Kota Malang

Ternyata Warteg Sahabat KOWATAMI Memakai Sistem Kasir Online

Ternyata Warteg Sahabat Berada di Bawah Naungan Koperasi Warung Sahabat Madani

Wow Keren !, Makan Gratis di Warteg Sahabat Untuk Penghafal Surat Kahfi di Hari Minggu

Warteg Sahabat Satu-Satunya Warteg Milenial di Kota Malang dengan Wifi

Warteg Sahabat Menawarkan Warteg Gaya Milenial untuk Kota Malang dan Sekitarnya

Republik Bahari Mengepakan Sayap Warteg ala Café di Cilandak Jakarta Selatan

Promo Gila Gilaan Di Grand Opening Rodjo Duren Cirendeu.

Pelanggan Warteg di Bekasi dan Bogor Kecewa, Menu Jengkol Hilang

KOWARTAMI Membuka Lagi Gerai Warteg Republik Bahari ke-5 di MABES Jakarta Barat

Ternyata Nasi Padang Ada yang Harganya Lebih Murah dari Warteg, Apa benar ?

Menikmati Menu Smoothies Buah Naga Di Laloma Cafe Majalengka 

Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu

Ketika Pedagang Warteg Menanyakan Syarat Mendapatkan Satu Juta Kuota Sertifikasi Halal Gratis

Warteg Republik Bahari Di Bawah Kowartami Mulai Berkibar Di Penghujung Pandemi

Curhat Pemilik Warung Seafood Bekasi Ketika Omsetnya Belum Beranjak Naik

Trending Di Twitter, Ternyata Mixue Belum Mendapat Sertifikat Halal Dari BPJPH Kementerian Agama

Megenal Lebih Dekat Apapun Makanannya Teh Botol Sosro Minumannya, Cikal Bakalnya Dari Tegal

Kowartami  Resmikan  Warteg  Republik  Bahari Cabang Ke-4 Di Salemba Jakarta Pusat

Natal Di Jepang, Kentucky Fried Chicken (KFC) Salah Satu Makanan Favorit

Pedagang Warteg Semakin Sulit Harga Beras Naik

Yabie Cafe Tempat Bersantai Kekinian di Kranji Bekasi

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *