Jakarta, Kowantaranews.com -Pada 17 Oktober 2024, Senator Bernie Sanders, seorang tokoh politik terkemuka asal Vermont yang dikenal dengan pandangan progresifnya, mengeluarkan pernyataan keras terkait konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Palestina, khususnya setelah kematian Yahya Sinwar, pemimpin Hamas. Dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya, Sanders tidak hanya mengutuk tindakan Hamas, tetapi juga secara tegas mengkritik kebijakan pemerintah Israel di bawah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu serta peran Amerika Serikat yang terus memberikan dukungan militer kepada Israel. Pernyataan ini menarik perhatian luas di kalangan internasional dan dalam negeri, terutama karena Sanders secara langsung menantang keterlibatan AS dalam konflik yang semakin memanas di Gaza.
Latar Belakang Konflik dan Kematian Yahya Sinwar
Yahya Sinwar, seorang pemimpin senior Hamas yang dikenal sebagai salah satu arsitek utama kelompok tersebut dalam melakukan serangan terhadap Israel, dilaporkan tewas setelah serangan militer besar-besaran Israel sebagai tanggapan atas serangan teroris 7 Oktober. Serangan tersebut menewaskan sekitar 1.200 warga sipil Israel dan menyebabkan sekitar 250 orang disandera oleh kelompok bersenjata Hamas. Tindakan brutal ini memicu respons militer yang intens dari pihak Israel, yang meluncurkan operasi besar-besaran di Gaza.
Sebagai bagian dari pembalasan Israel, ribuan warga Palestina dilaporkan tewas dan puluhan ribu lainnya terluka, sebagian besar di antaranya adalah perempuan, anak-anak, dan orang tua. Infrastruktur Gaza, termasuk perumahan, fasilitas kesehatan, dan tempat umum lainnya, mengalami kehancuran besar akibat serangan udara Israel. Krisis kemanusiaan di Gaza semakin memburuk, dengan ribuan anak dilaporkan kelaparan karena minimnya akses ke bantuan kemanusiaan.
Di tengah situasi yang semakin memburuk ini, banyak pihak, termasuk aktivis hak asasi manusia dan kelompok internasional, menyerukan diakhirinya kekerasan dan dimulainya proses perdamaian. Namun, pemerintah Israel di bawah Netanyahu tetap bersikukuh melanjutkan operasi militer dengan tujuan menghancurkan Hamas dan infrastrukturnya di Gaza, meskipun hal ini menyebabkan banyak korban jiwa di kalangan warga sipil Palestina.
Pernyataan Bernie Sanders dan Kritik terhadap Netanyahu
Dalam pernyataannya, Bernie Sanders menyebut kematian Yahya Sinwar sebagai hilangnya seorang penjahat perang yang bertanggung jawab atas serangan keji terhadap warga Israel. Namun, ia dengan cepat menekankan bahwa tidak ada lagi alasan bagi Israel, terutama pemerintahan Netanyahu, untuk melanjutkan kampanye militer yang menargetkan rakyat Palestina. Sanders menyoroti jumlah korban jiwa yang sangat besar di pihak Palestina, di mana sebagian besar korban adalah perempuan, anak-anak, dan orang tua yang tidak terlibat dalam konflik bersenjata.
“Ini bukan tentang keamanan Israel lagi,” tegas Sanders dalam pernyataannya. “Kita berbicara tentang penghancuran besar-besaran terhadap warga sipil yang tidak bersalah, penghancuran rumah-rumah mereka, fasilitas kesehatan mereka, dan infrastruktur penting lainnya. Ini adalah tindakan yang melanggar hak asasi manusia dan tidak dapat dibenarkan oleh hukum internasional.”
Pernyataan ini mencerminkan kekhawatiran mendalam Sanders terhadap eskalasi kekerasan di wilayah tersebut, di mana ia melihat bahwa operasi militer Israel bukan hanya tentang mempertahankan keamanan nasional, tetapi juga melampaui batas-batas yang diizinkan dalam konflik bersenjata. Sanders menganggap bahwa serangan ini telah menyebabkan penderitaan yang tidak proporsional bagi warga Palestina yang tidak terlibat langsung dalam konflik.
Lebih lanjut, Sanders juga menyoroti dampak kemanusiaan dari blokade dan serangan terhadap Gaza, khususnya pada anak-anak. Ribuan anak-anak Palestina dilaporkan mengalami kekurangan gizi dan kelaparan akibat blokade Israel yang menghambat masuknya bantuan kemanusiaan. Bagi Sanders, tindakan ini tidak hanya tidak bermoral tetapi juga tidak dapat diterima dalam kerangka hukum kemanusiaan internasional.
Seruan untuk Penghentian Dukungan Senjata Amerika Serikat
Salah satu bagian paling penting dari pernyataan Sanders adalah kritik tajam terhadap kebijakan luar negeri Amerika Serikat yang terus memberikan dukungan militer dan senjata kepada Israel. Sanders menegaskan bahwa saat Kongres kembali bersidang, ia akan memperjuangkan Resolusi Gabungan untuk memblokir penjualan senjata ofensif ke Israel. Ia berpendapat bahwa dengan terus mendukung Israel secara militer, Amerika Serikat secara tidak langsung menjadi bagian dari kekejaman yang terjadi di Gaza.
“Kita harus mengakhiri keterlibatan kita dalam perang yang kejam dan ilegal ini,” kata Sanders dengan tegas. “Netanyahu tidak bisa lagi bersembunyi di balik retorika pertahanan diri untuk membenarkan penghancuran sistematis terhadap rakyat Palestina.”
Sanders telah lama dikenal sebagai salah satu kritikus paling vokal terhadap dukungan AS terhadap Israel, terutama dalam konteks konflik dengan Palestina. Selama bertahun-tahun, ia berulang kali menyerukan agar AS menekan Israel untuk menghentikan pembangunan permukiman ilegal di Tepi Barat dan memulai proses perdamaian yang nyata dengan Palestina. Dalam hal ini, seruannya untuk memblokir penjualan senjata ofensif ke Israel dianggap sebagai langkah lebih lanjut dalam upayanya untuk memutuskan hubungan militer yang memungkinkan terjadinya kekerasan di Gaza.
Baca juga : Brutalitas Perang: Israel Gunakan Warga Sipil Palestina sebagai Tameng Hidup
Baca juga : Israel Serang Prajurit TNI di Lebanon: Arogansi di Atas Hukum, Dunia Terguncang!
Baca juga : Mahkamah Pidana Internasional Desak Penggunaan Istilah “Negara Palestina” oleh Institusi Global
Respons terhadap Pernyataan Sanders
Pernyataan Sanders ini tentu saja menimbulkan reaksi beragam dari berbagai kalangan. Di satu sisi, kelompok progresif dan aktivis hak asasi manusia menyambut baik langkahnya untuk memblokir dukungan senjata AS kepada Israel. Mereka menganggap bahwa dukungan militer AS selama ini hanya memperburuk konflik dan memungkinkan Israel untuk terus melakukan tindakan militer tanpa akuntabilitas.
“Ini adalah langkah yang tepat dan sangat diperlukan,” kata seorang juru bicara Amnesty International. “Sudah terlalu lama AS menutup mata terhadap kekejaman yang dilakukan oleh pemerintah Israel terhadap warga Palestina. Dukungan senjata ini harus dihentikan agar ada peluang bagi perdamaian dan keadilan.”
Namun, di sisi lain, banyak pihak di kalangan politik AS dan Israel yang mengkritik keras pernyataan Sanders. Mereka berpendapat bahwa Israel memiliki hak untuk mempertahankan diri dari ancaman teroris yang datang dari Hamas, dan dukungan militer AS adalah bagian penting dari aliansi strategis antara kedua negara. Beberapa politisi dari Partai Republik bahkan menuduh Sanders bersikap anti-Israel dan tidak peka terhadap ancaman keamanan yang dihadapi oleh negara Yahudi tersebut.
“Sanders tidak memahami ancaman nyata yang dihadapi oleh Israel dari kelompok teroris seperti Hamas,” kata seorang anggota Kongres dari Partai Republik. “Mereka menghadapi serangan setiap hari, dan mereka berhak untuk membela diri dengan segala cara yang diperlukan.”
Implikasi terhadap Kebijakan Luar Negeri AS
Pernyataan Sanders ini juga memicu perdebatan lebih luas tentang kebijakan luar negeri AS di Timur Tengah, khususnya dalam hal keterlibatan Amerika Serikat dalam konflik Israel-Palestina. Dengan semakin meningkatnya tekanan dari kelompok progresif untuk mengurangi dukungan militer kepada Israel, pemerintahan Biden berada di bawah pengawasan untuk menyeimbangkan antara dukungan tradisional AS terhadap Israel dan tuntutan untuk memperhatikan hak asasi manusia di Palestina.
Jika resolusi Sanders untuk memblokir penjualan senjata ofensif ke Israel berhasil, ini bisa menjadi perubahan signifikan dalam kebijakan luar negeri AS. Namun, mengingat hubungan panjang dan strategis antara AS dan Israel, resolusi semacam ini kemungkinan akan menghadapi perlawanan keras di Kongres.
Terlepas dari itu, pernyataan Sanders menunjukkan semakin besarnya tekanan dari dalam negeri bagi AS untuk meninjau kembali peran dan keterlibatannya dalam konflik ini. Seiring berjalannya waktu, suara-suara seperti Sanders mungkin akan semakin memainkan peran penting dalam membentuk diskusi tentang perdamaian dan keadilan di Timur Tengah.
Pernyataan Bernie Sanders yang mengecam kebijakan pemerintah Israel dan seruannya untuk menghentikan dukungan senjata AS merupakan bagian dari upayanya untuk memajukan perdamaian di kawasan tersebut. Di tengah konflik yang semakin memanas, Sanders berusaha memposisikan diri sebagai suara moral yang menuntut tanggung jawab dari semua pihak yang terlibat, termasuk Amerika Serikat. Bagaimanapun, pernyataan ini telah memicu diskusi yang lebih luas tentang peran AS dalam konflik Israel-Palestina dan kemungkinan pergeseran dalam kebijakan luar negeri di masa depan. *Mukroni
Foto Kowantaranews
- Berita Terkait :
Brutalitas Perang: Israel Gunakan Warga Sipil Palestina sebagai Tameng Hidup
Israel Serang Prajurit TNI di Lebanon: Arogansi di Atas Hukum, Dunia Terguncang!
Mahkamah Pidana Internasional Desak Penggunaan Istilah “Negara Palestina” oleh Institusi Global
Pertemuan Sejarah di Kairo: Fatah dan Hamas Bersatu Demi Masa Depan Gaza yang Tak Tergoyahkan
Kebiadaban Israel: Serangan Brutal Gaza Tewaskan 42.000 Warga Sipil Tak Berdosa
Khamenei: Serangan ke Israel Sah, Musuh Muslim Harus Bersatu Melawan Agresi
Kekejaman Israel: Serangan yang Memporak-porandakan Lebanon
Konspirasi Gelap Israel: Mossad Hancurkan Hezbollah dan Guncang Iran dari Dalam
Serangan Israel Tewaskan Nasrallah: Menabur Angin, Menuai Badai di Lebanon!
Politik Perang Netanyahu: Kekuasaan di Atas Penderitaan Rakyat!
Netanyahu Bicara Damai di PBB Sambil Kirim Bom ke Lebanon: Ironi di Tengah Perang
Semua Salah Kecuali Israel: Netanyahu Pidato di Depan Kursi Kosong PBB
Sidang Umum PBB 2024: Dunia di Ambang Kehancuran, Guterres Serukan Aksi Global!
Semangat Bandung Bangkit! Seruan Global untuk Akhiri Penindasan Palestina
Pembantaian di Lebanon: 274 Tewas dalam Serangan Israel yang Mengguncang Dunia
Pembelaan Buta Barat: Ribuan Serangan Israel Dibalas dengan Kebisuan Internasional
Serbuan Brutal Israel: Al Jazeera Dibungkam, Kebebasan Pers Terancam!
IDF Lempar Mayat Seperti Sampah: Kekejaman di Atas Atap Tepi Barat
Serangan Bom Pager Israel terhadap Hizbullah: Taktik, Dampak, dan Konteks Geopolitik
Israel Diminta ‘Pindah Kos’ dalam 12 Bulan, Dunia Menunggu Kunci Dikembalikan
Kisah Fiksi Terbaru dari Jewish Chronicle: Propaganda Hasbara Israel yang Tak Kunjung Usai
Jerman Hambat Ekspor Senjata ke Israel di Tengah Kekhawatiran Pelanggaran HAM di Gaza
“Genocide Joe” dan Klub Pecinta Perang: Drama Zionisme di Panggung Gaza 2024
Noa Argamani Klarifikasi: ‘Saya Tidak Pernah Dipukuli Hamas Selama Penahanan di Gaza’
Kamala Harris Kehilangan Dukungan Penting di Konvensi Demokrat Karena Isu Palestina
Konvensi Nasional Partai Demokrat 2024: Penetapan Kandidat, Pesan Kebebasan, dan Insiden Tak Terduga
Elon Musk Dipertimbangkan Masuk Kabinet Trump: Menguak Dinamika Politik dan Bisnis di AS
Pidato yang Tidak Pernah Ingin Disampaikan oleh Biden
Lampu Kuning dari Kelas Menengah RI: Menurunnya Daya Beli dan Dampak Sosial Ekonomi
Menjaga Stabilitas Ekonomi Indonesia di Tengah Tekanan Daya Beli yang Melemah
Menjaga Stabilitas Ekonomi Indonesia di Tengah Tekanan Utang
Lonjakan Harga Kopi Robusta: Peluang dan Tantangan bagi Perkopian Indonesia
Mengintip Tingginya Biaya Hidup di Timor Leste: Air Mineral Rp 10 Ribu, Fenomena dan Faktor Penyebab
Sejarah Warteg: Evolusi dari Logistik Perang hingga Bisnis Kuliner Populer
Cerita Munculnya Warteg, Berawal untuk Logistik Prajurit Sultan Agung
Wajib Sertifikasi Halal UMKM Diundur ke 2026: Kebijakan dan Alasan Pemerintah
Teriak Pedagang Warteg Saat Harga Beras Dekati Rp 700 Ribu per Karung
Keren !, Sejumlah Alumni UB Mendirikan Koperasi dan Warteg Sahabat di Kota Malang
Ternyata Warteg Sahabat KOWATAMI Memakai Sistem Kasir Online
Ternyata Warteg Sahabat Berada di Bawah Naungan Koperasi Warung Sahabat Madani
Wow Keren !, Makan Gratis di Warteg Sahabat Untuk Penghafal Surat Kahfi di Hari Minggu
Warteg Sahabat Satu-Satunya Warteg Milenial di Kota Malang dengan Wifi
Warteg Sahabat Menawarkan Warteg Gaya Milenial untuk Kota Malang dan Sekitarnya
Republik Bahari Mengepakan Sayap Warteg ala Café di Cilandak Jakarta Selatan
Promo Gila Gilaan Di Grand Opening Rodjo Duren Cirendeu.
Pelanggan Warteg di Bekasi dan Bogor Kecewa, Menu Jengkol Hilang
KOWARTAMI Membuka Lagi Gerai Warteg Republik Bahari ke-5 di MABES Jakarta Barat
Ternyata Nasi Padang Ada yang Harganya Lebih Murah dari Warteg, Apa benar ?
Menikmati Menu Smoothies Buah Naga Di Laloma Cafe Majalengka
Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu
Ketika Pedagang Warteg Menanyakan Syarat Mendapatkan Satu Juta Kuota Sertifikasi Halal Gratis
Warteg Republik Bahari Di Bawah Kowartami Mulai Berkibar Di Penghujung Pandemi
Curhat Pemilik Warung Seafood Bekasi Ketika Omsetnya Belum Beranjak Naik
Trending Di Twitter, Ternyata Mixue Belum Mendapat Sertifikat Halal Dari BPJPH Kementerian Agama
Megenal Lebih Dekat Apapun Makanannya Teh Botol Sosro Minumannya, Cikal Bakalnya Dari Tegal
Kowartami Resmikan Warteg Republik Bahari Cabang Ke-4 Di Salemba Jakarta Pusat