• Sel. Jan 14th, 2025

KowantaraNews

RINGKAS DAN TAJAM

Netanyahu Terancam! Serangan Drone Mengguncang Rumahnya di Tengah Badai Perang Tanpa Akhir

ByAdmin

Okt 20, 2024
US President Joe Biden meets with Israeli Prime Minister Benjamin Netanyahu on the sidelines of the 78th United Nations General Assembly in New York City on September 20, 2023. (Photo by Jim WATSON / AFP)
Sharing is caring

Jakarta, Kowantaranews.com -Serangan terbaru yang menghantam rumah peristirahatan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, di Caesarea, menambah ketegangan yang sudah membara di kawasan Timur Tengah. Pada Sabtu, 19 Oktober 2024, sebuah drone, diduga dikendalikan oleh kelompok militan Hizbullah yang berbasis di Lebanon, berhasil menembus sistem pertahanan udara Israel, menghantam area di sekitar kediaman Netanyahu. Meskipun Netanyahu tidak berada di rumah saat itu, serangan ini menyoroti betapa rentannya Israel bahkan di bawah lapisan pertahanan canggih yang terkenal sebagai Iron Dome.

Perang di Gaza telah berlangsung lebih dari satu tahun sejak peristiwa yang memicu eskalasi pada 7 Oktober 2023, ketika serangan besar-besaran oleh Hamas menyebabkan Israel meluncurkan serangan balasan skala penuh terhadap kelompok militan di Jalur Gaza. Meskipun Israel berhasil membunuh Yahya Sinwar, salah satu pemimpin tertinggi Hamas yang dianggap sebagai otak di balik serangan tersebut, konflik ini tidak menunjukkan tanda-tanda mereda. Sebaliknya, kekerasan telah meluas ke Lebanon dan Suriah, memperparah situasi keamanan di seluruh kawasan.

Serangan Drone dan Kerentanan Sistem Pertahanan Israel

Serangan drone yang menghantam rumah Netanyahu telah mengirimkan gelombang kejut ke seluruh Israel. Militer Israel dikenal memiliki salah satu sistem pertahanan udara terbaik di dunia, Iron Dome, yang dirancang untuk mencegat roket dan rudal yang mengancam wilayah udara Israel. Namun, serangan drone kali ini menunjukkan bahwa meskipun Israel memiliki teknologi canggih, serangan dari musuh-musuhnya tidak bisa diabaikan begitu saja.

Menurut laporan militer, Hizbullah meluncurkan puluhan roket dan beberapa drone ke wilayah utara Israel. Satu roket dilaporkan menghantam sebuah bangunan tempat tinggal, menewaskan satu orang dan melukai beberapa lainnya. Namun yang paling mengejutkan adalah drone yang langsung menuju rumah peristirahatan Netanyahu. Sebuah kebocoran dalam sistem pertahanan udara memungkinkan drone ini untuk melewati semua lapisan keamanan dan menimbulkan ancaman langsung bagi pemimpin negara tersebut.

Hizbullah, kelompok militan yang didukung Iran, telah lama menjadi musuh utama Israel di Lebanon. Sejak perang 2006 antara Israel dan Hizbullah, kelompok ini telah meningkatkan persenjataan dan teknologinya, yang terbukti dalam serangan drone terbaru ini. Meski tidak ada korban jiwa di kediaman Netanyahu, insiden ini jelas merupakan sinyal bahwa Hizbullah berupaya untuk memperluas jangkauan serangannya dan bahkan berani menargetkan simbol-simbol penting di Israel, termasuk pemimpin tertingginya.

Netanyahu: Pemimpin Keras Kepala atau Penyelamat Israel?

Benjamin Netanyahu adalah sosok yang kontroversial, baik di kancah politik domestik maupun internasional. Di satu sisi, ia dipandang oleh para pendukungnya sebagai pemimpin yang tegas dan tidak takut untuk mengambil langkah-langkah ekstrem demi mempertahankan keamanan Israel. Namun, di sisi lain, kebijakannya yang keras terhadap Palestina dan kelompok militan di Gaza telah memicu kritik internasional yang menyebutnya sebagai pemimpin yang memperburuk konflik berkepanjangan.

Serangan drone yang menargetkan rumahnya bisa jadi merupakan respons atas kebijakan Netanyahu yang tidak memberikan kompromi dalam konflik Palestina-Israel. Sejak Hamas meluncurkan serangan pada Oktober 2023, Netanyahu bersumpah untuk menghancurkan kelompok tersebut. Namun, meskipun Israel telah membunuh beberapa pemimpin Hamas, termasuk Yahya Sinwar, kelompok tersebut terus melancarkan serangan balasan, bahkan dengan dukungan dari sekutu mereka di Lebanon dan Suriah.

Ketegangan semakin meningkat ketika Netanyahu tetap teguh pada pendiriannya untuk tidak bernegosiasi dengan Hamas dan Hizbullah. Dia meyakini bahwa memberikan konsesi hanya akan memperlemah posisi Israel di kawasan. Sebaliknya, ia lebih memilih pendekatan militer untuk mengakhiri ancaman dari kelompok-kelompok tersebut. Namun, banyak pihak menilai bahwa pendekatan ini justru memperpanjang siklus kekerasan tanpa ada solusi politik yang nyata.

Baca juga : Sanders Kritik Serangan Israel dan Serukan Penghentian Dukungan Senjata AS

Baca juga : Brutalitas Perang: Israel Gunakan Warga Sipil Palestina sebagai Tameng Hidup

Baca juga : Israel Serang Prajurit TNI di Lebanon: Arogansi di Atas Hukum, Dunia Terguncang!

Serangan Balasan Israel dan Eskalasi Konflik di Timur Tengah

Serangan terhadap Netanyahu tidak berhenti hanya pada satu drone. Beberapa jam setelah insiden di Caesarea, militer Israel melancarkan serangan udara balasan ke beberapa lokasi di Lebanon selatan yang diyakini sebagai basis operasi Hizbullah. Empat serangan udara Israel dilaporkan menghantam pinggiran selatan Beirut. Juru bicara militer Israel juga mengeluarkan peringatan melalui platform media sosial X bahwa Israel akan menyerang dua lokasi penting milik Hizbullah.

Tidak lama setelah itu, Hizbullah mengklaim telah melakukan sebelas serangan tambahan terhadap target-target militer Israel di sepanjang perbatasan selatan Lebanon. Serangan balasan ini menandai eskalasi besar dalam konflik antara Israel dan Hizbullah, yang sebelumnya sebagian besar terbatas pada pertempuran sporadis. Kini, dengan serangan drone yang berani ini, konflik tampaknya semakin meluas, dan risiko perang penuh antara Israel dan Lebanon menjadi semakin nyata.

Sementara itu, di Jalur Gaza, serangan udara Israel terus berlanjut. Meskipun pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, telah tewas dalam serangan beberapa hari sebelumnya, kelompok militan ini tetap melancarkan serangan roket ke arah Israel. Pada saat yang sama, jumlah korban jiwa di Gaza terus meningkat. Menurut pejabat kesehatan di Gaza, lebih dari 30 orang tewas akibat serangan udara Israel hanya dalam satu hari.

Krisis Regional: Keterlibatan Iran dan Dukungan Internasional

Lebanon, Suriah, dan Gaza kini menjadi medan pertempuran bagi kekuatan-kekuatan besar di Timur Tengah. Iran, yang secara terang-terangan mendukung Hizbullah dan Hamas, memainkan peran penting dalam memperpanjang konflik ini. Dukungan logistik, senjata, dan teknologi, termasuk pengembangan drone yang digunakan dalam serangan terbaru, sebagian besar datang dari Teheran.

Israel telah lama menganggap Iran sebagai ancaman terbesar bagi keberadaannya. Dengan dukungan Iran, Hizbullah dan Hamas telah mampu meningkatkan kapabilitas militer mereka, memperpanjang konflik dengan Israel, dan menciptakan ketidakstabilan di seluruh kawasan. Namun, di sisi lain, Israel juga mendapatkan dukungan kuat dari Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya di Barat. Meski begitu, serangan yang menargetkan Netanyahu dan eskalasi kekerasan di sepanjang perbatasan Israel menunjukkan bahwa dukungan internasional saja tidak cukup untuk mengakhiri konflik ini.

Akankah Ada Akhir untuk Badai Perang di Timur Tengah?

Serangan drone yang menghantam rumah Netanyahu adalah simbol dari ketidakpastian yang menyelimuti kawasan Timur Tengah. Konflik yang melibatkan Israel, Palestina, Lebanon, dan Suriah tampaknya tidak akan berakhir dalam waktu dekat. Meski Israel memiliki kekuatan militer yang unggul, musuh-musuhnya terus menemukan cara untuk menembus pertahanan dan menciptakan ancaman nyata bagi keamanan negara tersebut.

Netanyahu, yang kini semakin terpojok oleh situasi perang yang tidak kunjung usai, menghadapi tekanan dari dalam dan luar negeri. Di dalam negeri, ia menghadapi kritik dari oposisi yang menyebut kebijakannya memperburuk konflik. Sementara itu, di panggung internasional, Israel terus menjadi sorotan atas operasi militer yang menimbulkan banyak korban sipil di Gaza dan Lebanon.

Pertanyaan terbesar yang tersisa adalah: akankah ada solusi politik yang dapat menghentikan siklus kekerasan ini? Ataukah Timur Tengah akan terus terseret dalam badai perang tanpa akhir, dengan serangan-serangan seperti drone yang menghantam Netanyahu hanya sebagai salah satu dari sekian banyak episode tragis dalam sejarah panjang konflik di kawasan ini? *Mukroni

Foto Kowantaranews

  • Berita Terkait :

Sanders Kritik Serangan Israel dan Serukan Penghentian Dukungan Senjata AS

Brutalitas Perang: Israel Gunakan Warga Sipil Palestina sebagai Tameng Hidup

Israel Serang Prajurit TNI di Lebanon: Arogansi di Atas Hukum, Dunia Terguncang!

Mahkamah Pidana Internasional Desak Penggunaan Istilah “Negara Palestina” oleh Institusi Global

Pertemuan Sejarah di Kairo: Fatah dan Hamas Bersatu Demi Masa Depan Gaza yang Tak Tergoyahkan

Kebiadaban Israel: Serangan Brutal Gaza Tewaskan 42.000 Warga Sipil Tak Berdosa

Indonesia Bangkit: Dukungan Penuh untuk Palestina di Tengah Krisis Gaza, Jokowi Serukan Tindakan Dunia Setelah 1 Tahun Perang Israel-Gaza

Khamenei: Serangan ke Israel Sah, Musuh Muslim Harus Bersatu Melawan Agresi

Kekejaman Israel: Serangan yang Memporak-porandakan Lebanon

Konspirasi Gelap Israel: Mossad Hancurkan Hezbollah dan Guncang Iran dari Dalam

Aliansi Global: Eropa, Arab, dan Dunia Muslim Bersatu untuk Wujudkan Palestina Merdeka di Tengah Konflik Gaza

Serangan Israel Tewaskan Nasrallah: Menabur Angin, Menuai Badai di Lebanon!

Politik Perang Netanyahu: Kekuasaan di Atas Penderitaan Rakyat!

Netanyahu Bicara Damai di PBB Sambil Kirim Bom ke Lebanon: Ironi di Tengah Perang

Semua Salah Kecuali Israel: Netanyahu Pidato di Depan Kursi Kosong PBB

Sidang Umum PBB 2024: Dunia di Ambang Kehancuran, Guterres Serukan Aksi Global!

Semangat Bandung Bangkit! Seruan Global untuk Akhiri Penindasan Palestina

Pembantaian di Lebanon: 274 Tewas dalam Serangan Israel yang Mengguncang Dunia

Pembelaan Buta Barat: Ribuan Serangan Israel Dibalas dengan Kebisuan Internasional

Serbuan Brutal Israel: Al Jazeera Dibungkam, Kebebasan Pers Terancam!

IDF Lempar Mayat Seperti Sampah: Kekejaman di Atas Atap Tepi Barat

Serangan Bom Pager Israel terhadap Hizbullah: Taktik, Dampak, dan Konteks Geopolitik

Israel Diminta ‘Pindah Kos’ dalam 12 Bulan, Dunia Menunggu Kunci Dikembalikan

Kisah Fiksi Terbaru dari Jewish Chronicle: Propaganda Hasbara Israel yang Tak Kunjung Usai

Jerman Hambat Ekspor Senjata ke Israel di Tengah Kekhawatiran Pelanggaran HAM di Gaza

“Genocide Joe” dan Klub Pecinta Perang: Drama Zionisme di Panggung Gaza 2024

Pendekatan Berani Sarah Friedland: Pidato Penghargaan di Festival Film Venesia Soroti Konflik Israel-Palestina

Noa Argamani Klarifikasi: ‘Saya Tidak Pernah Dipukuli Hamas Selama Penahanan di Gaza’

Kamala Harris Kehilangan Dukungan Penting di Konvensi Demokrat Karena Isu Palestina

Konvensi Nasional Partai Demokrat 2024: Penetapan Kandidat, Pesan Kebebasan, dan Insiden Tak Terduga

Elon Musk Dipertimbangkan Masuk Kabinet Trump: Menguak Dinamika Politik dan Bisnis di AS

Pidato yang Tidak Pernah Ingin Disampaikan oleh Biden

Sinergi Ekonomi: Kamala Harris Fokus Pada Tingginya Biaya Hidup dalam Pidato Kebijakan Ekonomi Pertama

Pertemuan Tingkat Tinggi di Shanghai: Upaya Stabilisasi Hubungan Ekonomi AS-Tiongkok di Tengah Ketegangan Perdagangan

Tantangan Ekonomi Triwulan III: Prospek Pertumbuhan di Bawah 5 Persen Akibat Perlambatan Industri dan Konsumsi

Lampu Kuning dari Kelas Menengah RI: Menurunnya Daya Beli dan Dampak Sosial Ekonomi

Menjaga Stabilitas Ekonomi Indonesia di Tengah Tekanan Daya Beli yang Melemah

Menjaga Stabilitas Ekonomi Indonesia di Tengah Tekanan Utang

Lonjakan Harga Kopi Robusta: Peluang dan Tantangan bagi Perkopian Indonesia

Mengintip Tingginya Biaya Hidup di Timor Leste: Air Mineral Rp 10 Ribu, Fenomena dan Faktor Penyebab

Diskusi Kelompok Terarah di DPR-RI: Fraksi Partai NasDem Bahas Tantangan dan Peluang Gen Z dalam Pasar Kerja Global

Sejarah Warteg: Evolusi dari Logistik Perang hingga Bisnis Kuliner Populer

Cerita Munculnya Warteg, Berawal untuk Logistik Prajurit Sultan Agung

Wajib Sertifikasi Halal UMKM Diundur ke 2026: Kebijakan dan Alasan Pemerintah

Teriak Pedagang Warteg Saat Harga Beras Dekati Rp 700 Ribu per Karung

Keren !, Sejumlah Alumni UB Mendirikan Koperasi dan Warteg Sahabat di Kota Malang

Ternyata Warteg Sahabat KOWATAMI Memakai Sistem Kasir Online

Ternyata Warteg Sahabat Berada di Bawah Naungan Koperasi Warung Sahabat Madani

Wow Keren !, Makan Gratis di Warteg Sahabat Untuk Penghafal Surat Kahfi di Hari Minggu

Warteg Sahabat Satu-Satunya Warteg Milenial di Kota Malang dengan Wifi

Warteg Sahabat Menawarkan Warteg Gaya Milenial untuk Kota Malang dan Sekitarnya

Republik Bahari Mengepakan Sayap Warteg ala Café di Cilandak Jakarta Selatan

Promo Gila Gilaan Di Grand Opening Rodjo Duren Cirendeu.

Pelanggan Warteg di Bekasi dan Bogor Kecewa, Menu Jengkol Hilang

KOWARTAMI Membuka Lagi Gerai Warteg Republik Bahari ke-5 di MABES Jakarta Barat

Ternyata Nasi Padang Ada yang Harganya Lebih Murah dari Warteg, Apa benar ?

Menikmati Menu Smoothies Buah Naga Di Laloma Cafe Majalengka 

Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu

Ketika Pedagang Warteg Menanyakan Syarat Mendapatkan Satu Juta Kuota Sertifikasi Halal Gratis

Warteg Republik Bahari Di Bawah Kowartami Mulai Berkibar Di Penghujung Pandemi

Curhat Pemilik Warung Seafood Bekasi Ketika Omsetnya Belum Beranjak Naik

Trending Di Twitter, Ternyata Mixue Belum Mendapat Sertifikat Halal Dari BPJPH Kementerian Agama

Megenal Lebih Dekat Apapun Makanannya Teh Botol Sosro Minumannya, Cikal Bakalnya Dari Tegal

Kowartami  Resmikan  Warteg  Republik  Bahari Cabang Ke-4 Di Salemba Jakarta Pusat

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *