• Jum. Jun 20th, 2025

KowantaraNews

Halal Gratis, Warteg Nge-Hits: Tanpa Drama, Cuma Solusi!

Pasar Goyang Prabowo: Program Makan Gratis Bikin Saham-Saham Raksasa Tumbang?

ByAdmin

Mar 27, 2025
Sharing is caring

Jakarta, Kowantaranews.com – Program makan gratis yang menjadi salah satu janji kampanye Presiden terpilih Prabowo Subianto mulai menunjukkan dampaknya di berbagai sektor ekonomi, khususnya di pasar modal. Sejumlah saham raksasa di sektor makanan dan minuman mengalami gejolak hebat sejak kepastian implementasi program ini semakin dekat. Investor dan pelaku usaha tengah mencermati dampak kebijakan ini terhadap industri yang selama ini mengandalkan konsumsi masyarakat sebagai motor pertumbuhan.

Program Ambisius yang Mengubah Lanskap Ekonomi

Prabowo Subianto dan pasangannya, Gibran Rakabuming Raka, dalam kampanyenya telah mengusung program makan siang dan susu gratis untuk anak-anak sekolah. Program ini disebut-sebut sebagai salah satu langkah strategis untuk mengatasi stunting dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Namun, di balik manfaat sosialnya, program ini juga menimbulkan berbagai reaksi dari pasar.

Sektor makanan dan minuman (mamin), yang selama ini didominasi oleh perusahaan-perusahaan besar seperti Indofood (ICBP), Mayora (MYOR), dan Unilever (UNVR), menghadapi tantangan baru. Kebijakan ini berpotensi mengubah perilaku konsumsi masyarakat dan menciptakan tekanan terhadap para produsen makanan yang bergantung pada permintaan dari rumah tangga.

Saham-Saham Raksasa Berjatuhan

Sejak pengumuman detail pelaksanaan program makan gratis, indeks sektor konsumsi di Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan pelemahan. Saham Indofood CBP turun sebesar 3,5% dalam sepekan terakhir, sedangkan Mayora melemah hingga 4,2%. Sementara itu, Unilever yang sudah menghadapi tantangan dari perubahan pola konsumsi masyarakat, semakin tertekan dengan penurunan harga saham lebih dari 5%.

Analis pasar modal menyebut bahwa investor tengah mengantisipasi pergeseran permintaan di sektor makanan dan minuman. “Jika program makan gratis benar-benar berjalan dengan skala yang luas, maka konsumsi makanan instan dan produk olahan rumah tangga bisa mengalami perlambatan. Hal ini yang memicu aksi jual saham di sektor ini,” kata Satrio Nugroho, analis dari Mandiri Sekuritas.

Dampak Terhadap Industri Makanan dan Minuman

Program makan gratis ini diyakini akan mendorong pemerintah untuk membeli bahan makanan dalam jumlah besar, baik dari petani maupun produsen pangan. Hal ini tentu membawa peluang bagi industri pengolahan makanan skala besar dan petani lokal. Namun, di sisi lain, pasar ritel makanan siap saji dan produk olahan bisa mengalami penurunan permintaan.

Sejumlah produsen makanan cepat saji seperti Wings Food dan ABC telah menyampaikan kekhawatiran mereka terhadap potensi penurunan penjualan produk mi instan dan makanan kemasan lainnya. “Jika anak-anak mendapatkan makanan gratis dari sekolah, otomatis konsumsi harian di rumah bisa berkurang, terutama di kalangan menengah ke bawah,” ujar seorang eksekutif dari salah satu perusahaan FMCG yang enggan disebutkan namanya.

Baca juga : LEBARAN 2025: ARMADA KOSONG, TIKET MENGUAP!

Baca juga : INVESTOR BERLARIAN! IHSG TERSUNGKUR KE 6.011, EKONOMI INDONESIA DIKRITIK ‘TUMBANG TANPA MUSUH’!

Baca juga : Gambaran Suram Jelang Lebaran: Hotel-Hotel Sepi, Pemilik Meradang

Efek Domino Terhadap Sektor Lain

Tak hanya saham di sektor makanan dan minuman yang mengalami goncangan, saham sektor logistik dan distribusi juga terkena dampaknya. Emiten seperti PT Sumber Alfaria Trijaya (AMRT) yang mengelola jaringan ritel Alfamart, serta PT Indomarco Prismatama (Indomaret), mengalami pelemahan karena kekhawatiran terhadap perubahan pola belanja masyarakat.

Beberapa perusahaan transportasi logistik yang selama ini banyak bergerak dalam distribusi produk makanan, seperti J&T Express dan SiCepat, juga bersiap menghadapi kemungkinan perubahan arus barang yang lebih banyak mengarah ke suplai pemerintah ketimbang ke pasar ritel.

Namun, di sisi lain, ada sektor-sektor yang diprediksi akan mendapatkan keuntungan dari program ini. Sektor pertanian dan peternakan berpotensi mengalami lonjakan permintaan, terutama bagi perusahaan yang memproduksi beras, daging, dan susu. Saham-saham perusahaan yang bergerak di sektor ini seperti PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) dan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) justru menunjukkan penguatan.

Tantangan Implementasi di Lapangan

Meski memiliki dampak besar bagi pasar dan ekonomi, implementasi program makan gratis ini bukan tanpa tantangan. Pemerintah harus memastikan bahwa anggaran yang disiapkan benar-benar mencukupi dan tidak membebani keuangan negara. Selain itu, distribusi makanan harus dilakukan secara efisien agar tidak menimbulkan pemborosan atau penyalahgunaan dana.

Ekonom senior Agustinus Prasetyantoko, menyoroti aspek keberlanjutan program ini. “Program makan gratis ini memang menjanjikan manfaat besar, tetapi pemerintah harus berhati-hati dalam pengelolaannya. Jika tidak dikelola dengan baik, bisa saja program ini justru merugikan sektor tertentu tanpa memberikan dampak jangka panjang yang berarti bagi ekonomi,” ujar Agustinus Prasetyantoko dalam Program ROSI KompasTV, Kamis (14/3/2024).

Selain itu, tantangan dalam hal rantai pasok juga menjadi perhatian. Pemerintah harus bekerja sama dengan banyak pihak, termasuk petani, produsen, dan penyedia jasa logistik untuk memastikan program ini berjalan lancar tanpa menyebabkan distorsi pasar yang berlebihan.

Kesimpulan: Pasar Harus Bersiap Beradaptasi

Program makan gratis yang diusung oleh Prabowo Subianto memang membawa perubahan besar, baik dari segi sosial maupun ekonomi. Pasar modal yang reaktif terhadap kebijakan ini menunjukkan bahwa pelaku usaha perlu segera beradaptasi dengan perubahan pola konsumsi masyarakat.

Sementara beberapa sektor mengalami tekanan, ada juga sektor yang diuntungkan dari kebijakan ini. Pelaku industri makanan dan minuman harus mencari strategi baru agar tetap relevan di tengah pergeseran kebijakan. Di sisi lain, investor di pasar modal juga perlu lebih jeli dalam membaca peluang dan tantangan yang muncul dari program ambisius ini.

Pada akhirnya, apakah program makan gratis ini akan menjadi pemicu perubahan positif bagi perekonomian Indonesia atau justru menimbulkan goncangan jangka panjang, masih perlu dibuktikan dalam implementasinya. Yang jelas, pasar saat ini tengah mengalami “goyangan” akibat kebijakan besar ini, dan semua pihak harus siap menghadapi dampaknya. By Mukroni

Foto Kowantaranews

  • Berita Terkait

LEBARAN 2025: ARMADA KOSONG, TIKET MENGUAP!

INVESTOR BERLARIAN! IHSG TERSUNGKUR KE 6.011, EKONOMI INDONESIA DIKRITIK ‘TUMBANG TANPA MUSUH’!

Gambaran Suram Jelang Lebaran: Hotel-Hotel Sepi, Pemilik Meradang

INDONESIA DI AMBANG RESESI ? DAYA BELI RAKYAT HANCUR, KELAS MENENGAH PUNAH?

Target 8% Prabowo Hancur Lebur ?  Daya Beli Rontok, Deflasi Menggila, dan PHK Serbu Perekonomian Indonesia ?

RITEL INDONESIA MENANGIS! Data BPS Bongkar Pahitnya Realita: ‘Lebaran Ini Tak Ada yang Menang’

Gempuran Koperasi Desa Merah Putih: 70.000 Pusat Ekonomi Baru Siap Mengubah Indonesia!

1 Juta Mimpi Terhambat: UMKM Berjuang Melawan Kredit Macet

Warteg Jadi Garda Terdepan Revolusi Gizi Nasional!

Skema Makan Bergizi Gratis: Asa Besar yang Membebani UMKM

Revolusi Gizi: Makan Gratis untuk Selamatkan Jutaan Jiwa dari Kelaparan

Gebrakan Sejarah: Revolusi Makan Bergizi Gratis, Ekonomi Lokal Bangkit!

PPN 12 Persen: Harapan atau Ancaman Bagi Ekonomi Rakyat?

Setengah Kekayaan Negeri dalam Genggaman Segelintir Orang: Potret Suram Kesenjangan Ekonomi Indonesia

Menuju Indonesia Tanpa Impor: Mimpi Besar atau Bom Waktu?

Gebrakan PPN 12 Persen: Strategi Berani yang Tak Menjamin Kas Negara Melejit!

Rupiah di Ujung Tanduk: Bank Indonesia Siapkan “Senjata Pamungkas” untuk Lawan Gejolak Dolar AS!

PPN Naik, Dompet Rakyat Tercekik: Ancaman Ekonomi 2025 di Depan Mata!

12% PPN: Bom Waktu untuk Ekonomi Rakyat Kecil

Prabowo Hadapi Warisan Beban Utang Raksasa: Misi Penyelamatan Anggaran di Tengah Tekanan Infrastruktur Jokowi

Rapat Elite Kabinet! Bahlil Pimpin Pertemuan Akbar Subsidi Energi demi Masa Depan Indonesia

Ekonomi Indonesia Terancam ‘Macet’, Target Pertumbuhan 8% Jadi Mimpi?

Janji Pemutihan Utang Petani: Kesejahteraan atau Jurang Ketergantungan Baru?

Indonesia Timur Terabaikan: Kekayaan Alam Melimpah, Warganya Tetap Miskin!

Menuju Swasembada Pangan: Misi Mustahil atau Harapan yang Tertunda?

QRIS dan Uang Tunai: Dua Sisi dari Evolusi Pembayaran di Indonesia

Ledakan Ekonomi Pedas: Sambal Indonesia Mengguncang Dunia!

Keanekaragaman Hayati di Ujung Tanduk: Lenyapnya Satwa dan Habitat Indonesia!

Indonesia Menuju 2045: Berhasil Naik Kelas, Tapi Kemiskinan Semakin Mengancam?

Food Estate: Ilusi Ketahanan Pangan yang Berujung Malapetaka ?

Menjelang Akhir Jabatan, Jokowi Tinggalkan PR Besar: Pembebasan Lahan IKN Tersendat!

Pangan Indonesia di Ujung Tanduk: Fase Krusial Beras dan Gula Menuju Krisis!

Tambang Pasir Laut: Ancaman Mematikan bagi Ekosistem dan Kehidupan Pesisir Indonesia!

Duel Menteri Jokowi: Ekspor Pasir Laut atau Hancurkan Lautan Indonesia?

Lonjakan Konsumsi di Tengah Tekanan Ekonomi: Masyarakat Indonesia Bertahan dengan Tabungan!

Hilirisasi Tambang: Mesin Pertumbuhan Ekonomi yang Tak Kunjung Menyala

Impor Lagi? Karena Produksi Pangan Lokal Terlalu Mewah untuk Rakyat!

Stop! Impor Makanan Mengancam! Ketahanan Pangan Indonesia di Ujung Tanduk!

Selamat Datang di Kawasan Lindung: Hutan Hilang Dijamin!

Kongsi Gula Raksasa: Kuasai Tanah, Singkirkan Hutan di Merauke!

Ekspor Pasir Laut Dibuka: Keuntungan Instan, Kerusakan Lingkungan Mengancam Masa Depan!

APBN 2025: Anggaran Jumbo, Stimulus Mini untuk Ekonomi

“Investasi di IKN Melonjak, Tapi Pesawatnya Masih Cari Parkir”

Mandeknya Pengembalian Aset BLBI: Ujian Nyali dan Komitmen Pemerintah

Jeratan Hukum Fify Mulyani dalam Kasus Poligami dan Tindak Pidana Pencucian Uang

Skandal Kuota Haji Khusus: Dugaan Penyelewengan di Balik Penyelenggaraan Haji 2024

IKN di Persimpangan: Anggaran Menyusut, Investasi Swasta Diharapkan

Warteg Menolak IKN, Apa Warteg Menolak IKAN ?

Keren !, Sejumlah Alumni UB Mendirikan Koperasi dan Warteg Sahabat di Kota Malang

Ternyata Warteg Sahabat KOWATAMI Memakai Sistem Kasir Online

Ternyata Warteg Sahabat Berada di Bawah Naungan Koperasi Warung Sahabat Madani

Wow Keren !, Makan Gratis di Warteg Sahabat Untuk Penghafal Surat Kahfi di Hari Minggu

Warteg Sahabat Satu-Satunya Warteg Milenial di Kota Malang dengan Wifi

Warteg Sahabat Menawarkan Warteg Gaya Milenial untuk Kota Malang dan Sekitarnya

Republik Bahari Mengepakan Sayap Warteg ala Café di Cilandak Jakarta Selatan

Promo Gila Gilaan Di Grand Opening Rodjo Duren Cirendeu.

Pelanggan Warteg di Bekasi dan Bogor Kecewa, Menu Jengkol Hilang

KOWARTAMI Membuka Lagi Gerai Warteg Republik Bahari ke-5 di MABES Jakarta Barat

Ternyata Nasi Padang Ada yang Harganya Lebih Murah dari Warteg, Apa benar ?

Menikmati Menu Smoothies Buah Naga Di Laloma Cafe Majalengka 

Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu

Ketika Pedagang Warteg Menanyakan Syarat Mendapatkan Satu Juta Kuota Sertifikasi Halal Gratis

Warteg Republik Bahari Di Bawah Kowartami Mulai Berkibar Di Penghujung Pandemi

Curhat Pemilik Warung Seafood Bekasi Ketika Omsetnya Belum Beranjak Naik

Trending Di Twitter, Ternyata Mixue Belum Mendapat Sertifikat Halal Dari BPJPH Kementerian Agama

Megenal Lebih Dekat Apapun Makanannya Teh Botol Sosro Minumannya, Cikal Bakalnya Dari Tegal

Kowartami  Resmikan  Warteg  Republik  Bahari Cabang Ke-4 Di Salemba Jakarta Pusat

Natal Di Jepang, Kentucky Fried Chicken (KFC) Salah Satu Makanan Favorit

Pedagang Warteg Semakin Sulit Harga Beras Naik

Yabie Cafe Tempat Bersantai Kekinian di Kranji Bekasi

Nongkrong Sambil Mencicip Surabi dengan Beragam Topping di Bandung

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *