Jakarta, Kowantaranews.com -Juru Bicara Gedung Putih, John Kirby, baru-baru ini memberikan pembelaan terhadap tindakan militer Israel di tengah kemarahan internasional akibat serangan udara yang dilaporkan menewaskan puluhan warga sipil di Jalur Gaza. Dalam konferensi pers rutin di Gedung Putih pada hari Selasa, 28 Mei, Kirby mengakui bahwa militer AS memiliki sejarah melakukan serangan udara serupa di tempat-tempat seperti Irak dan Afghanistan yang juga menyebabkan korban sipil.
Kirby menyatakan, “Kami telah melakukan serangan udara di tempat-tempat seperti Irak dan Afghanistan di mana, secara tragis, kami menimbulkan korban sipil.” Dia menambahkan bahwa setelah serangan tersebut, AS selalu merespons dengan cara yang sama seperti yang dilakukan Israel, yaitu dengan mengakui kesalahan, menyelidikinya, dan berusaha mengambil pelajaran untuk melakukan perubahan ke depan.
Mengutip insiden spesifik, Kirby merujuk pada serangan udara AS saat penarikan dari Afghanistan yang secara tragis menewaskan seorang ayah dan beberapa anaknya. Dia menegaskan, “Kami menebusnya, kami belajar darinya, dan kami menerapkan prosedur untuk mencegah hal itu terjadi lagi, dan itulah harapan kami dalam kasus ini.”
Kirby menekankan bahwa AS dan Israel memiliki pendekatan yang serupa dalam menangani dampak negatif dari operasi militer mereka. “Kami memahami bahwa ada tragedi yang terjadi, dan kami bekerja keras untuk memastikan bahwa kami melakukan segala yang kami bisa untuk mengurangi korban sipil,” kata Kirby. Dia menggarisbawahi bahwa ini adalah prinsip dasar dalam operasi militer yang bertanggung jawab.
Kemarahan Internasional dan Pembelaan Israel
Komentar Kirby muncul setelah laporan yang menyatakan bahwa lebih dari 40 warga Palestina yang terlantar tewas dalam serangan udara Israel pada hari Minggu. Serangan tersebut memicu gelombang kritik internasional terhadap Israel, dengan banyak yang menyebut tindakan tersebut sebagai tidak proporsional dan merugikan warga sipil yang tidak bersalah.
Kirby menjelaskan bahwa dua pemimpin senior Hamas juga tewas dalam pemboman tersebut, dan menekankan bahwa Hamas sendiri mengeluarkan pernyataan yang merayakan kematian dua pejuangnya. “Hamas sendiri mengeluarkan pernyataan merayakan kesyahidan dua pejuangnya… Jadi saya tidak tahu bagaimana orang bisa membantah bahwa mereka tidak berusaha menyerang Hamas dengan cara yang tepat dan tepat sasaran dalam hal ini,” katanya.
Menurut Kirby, tindakan militer Israel difokuskan untuk menyerang Hamas dengan cara yang tepat dan sasaran yang spesifik. “Israel mengatakan mereka menggunakan bom seberat 37 pon, amunisi berpemandu presisi. Bom seberat 37 pon bukanlah bom besar, dan ini adalah jenis amunisi… Jika memang itu yang mereka gunakan, maka hal ini jelas merupakan indikasi adanya upaya yang diskrit, tepat sasaran, dan tepat,” katanya.
Pentingnya Penyidikan dan Penilaian yang Adil
Meskipun Kirby mengakui bahwa serangan tersebut membawa akibat yang tragis, dia menekankan bahwa hal ini perlu diselidiki lebih lanjut untuk memahami mengapa korban sipil tetap jatuh meskipun telah menggunakan amunisi berpemandu presisi. “Sekarang, jelas hal ini mempunyai akibat yang tragis, dan jelas hal ini perlu diselidiki, dan kita perlu mengetahui mengapa bahkan dengan menggunakan amunisi berpemandu berdiameter kecil dan presisi hal ini bisa terjadi. Namun kita harus membiarkan Israel mengambil tindakan yang diperlukan untuk menyelesaikan penyelidikan ini,” tutupnya.
Kirby juga menegaskan bahwa proses penyidikan yang transparan dan adil adalah kunci untuk memastikan akuntabilitas. “Kami berharap Israel melakukan penyidikan menyeluruh dan berbagi hasilnya dengan komunitas internasional. Ini penting untuk menjaga kepercayaan dan memastikan bahwa tindakan militer yang diambil benar-benar untuk mempertahankan keamanan, bukan untuk merugikan warga sipil secara tidak proporsional,” kata Kirby.
Baca juga : Senator Chris Van Hollen Dukung Langkah Biden Mengkaji Bantuan untuk Israel dan Situasi Kemanusiaan di Gaza
Baca juga : Kerusuhan di Mexico City: Demonstran Membakar Kedutaan Besar Israel dalam Protes Pro-Palestina
Baca juga : Anggota Parlemen Prancis Diskors karena Kibarkan Bendera Palestina Selama Debat Sengit
Tanggapan dari Komunitas Internasional
Tanggapan Kirby mendapatkan berbagai reaksi dari komunitas internasional. Beberapa pihak mendukung pernyataan Kirby, melihatnya sebagai pengakuan atas kompleksitas situasi di lapangan dan upaya untuk menyeimbangkan kebutuhan keamanan dengan perlindungan terhadap warga sipil. Namun, ada juga yang mengkritik perbandingan yang dibuat oleh Kirby, menganggapnya sebagai upaya untuk menormalisasi kerugian sipil yang tidak dapat diterima dalam operasi militer.
Organisasi hak asasi manusia seperti Human Rights Watch dan Amnesty International telah menyuarakan keprihatinan mereka tentang meningkatnya korban sipil di Gaza. Mereka mendesak Israel untuk mematuhi hukum humaniter internasional dan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk melindungi warga sipil. “Tidak ada justifikasi untuk menargetkan atau menyerang daerah padat penduduk tanpa memperhitungkan dampaknya terhadap warga sipil,” kata seorang juru bicara Amnesty International.
Dampak pada Kebijakan AS di Timur Tengah
Pernyataan Kirby juga mencerminkan tantangan yang dihadapi pemerintahan Biden dalam menavigasi kebijakan luar negeri di Timur Tengah. Di satu sisi, AS memiliki komitmen yang kuat terhadap keamanan Israel sebagai sekutu utama di kawasan tersebut. Di sisi lain, ada tekanan internasional dan domestik yang semakin meningkat untuk menuntut akuntabilitas dan perlindungan hak asasi manusia.
Kirby menekankan bahwa AS berkomitmen untuk mendukung Israel, tetapi juga mendorong untuk langkah-langkah yang memastikan perlindungan terhadap warga sipil. “Kami berdiri dengan Israel dalam haknya untuk mempertahankan diri, tetapi kami juga mendesak agar segala tindakan yang diambil dilakukan dengan hati-hati untuk meminimalkan korban sipil,” katanya.
Refleksi dan Pelajaran dari Konflik Sebelumnya
Kirby merujuk pada pengalaman AS di Irak dan Afghanistan sebagai pelajaran berharga dalam mengelola operasi militer yang kompleks. Dia mencatat bahwa meskipun AS telah melakukan kesalahan yang menyebabkan korban sipil, ada upaya terus-menerus untuk memperbaiki prosedur dan kebijakan guna mengurangi dampak negatif di masa depan.
“Pengalaman kami di Irak dan Afghanistan menunjukkan betapa pentingnya penyidikan yang transparan dan komitmen untuk mengambil pelajaran dari kesalahan. Kami berharap Israel juga mengikuti prinsip yang sama, karena ini tidak hanya penting untuk keadilan bagi korban, tetapi juga untuk menjaga integritas dan kredibilitas operasi militer,” kata Kirby.
Pernyataan John Kirby menggarisbawahi dilema yang dihadapi negara-negara dalam menjalankan operasi militer di daerah konflik. Sementara ada kebutuhan untuk mempertahankan keamanan dan menargetkan kelompok-kelompok bersenjata yang mengancam stabilitas, ada juga kewajiban untuk melindungi warga sipil dan memastikan bahwa tindakan militer tidak menyebabkan kerugian yang tidak proporsional.
Kirby mengakui bahwa situasi di Gaza sangat kompleks dan menuntut penyidikan yang adil dan transparan. Dia menegaskan bahwa baik AS maupun Israel memiliki tanggung jawab untuk belajar dari kesalahan masa lalu dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah terulangnya tragedi serupa. Dalam konteks ini, komentar Kirby tidak hanya membela tindakan Israel, tetapi juga mengajak semua pihak untuk berkomitmen pada prinsip-prinsip kemanusiaan dan akuntabilitas dalam operasi militer. *Mukroni
Sumber www.ariananews.af
- Berita Terkait :
Kerusuhan di Mexico City: Demonstran Membakar Kedutaan Besar Israel dalam Protes Pro-Palestina
Anggota Parlemen Prancis Diskors karena Kibarkan Bendera Palestina Selama Debat Sengit
Presiden Brazil Menuduh Israel Melakukan Genosida di Gaza: Krisis Kemanusiaan Semakin Memburuk
Macron Mengecam Serangan Israel di Rafah: Seruan untuk Gencatan Senjata Segera
Pep Guardiola Diduga Menolak Jabat Tangan dengan Perwakilan Israel: Apa yang Terjadi?
Aktris Amerika Candice King Kritik Pemerintah Israel atas Pembantaian Bayi di Gaza
Menggunakan Istilah “Genosida” dalam Konflik Israel dan Hamas: Perspektif Aryeh Neier
Menteri Pertahanan Spanyol Sebut Konflik Gaza sebagai ‘Genosida Nyata’ di Tengah Pengakuan Palestina
Nyanyian Wakil PM Spanyol ‘Dari Sungai ke Laut’ Membuat Marah Israel
Seth Rogen: Saya Diberi Banyak Kebohongan tentang Israel
Bernie Sanders Mengutuk Dukungan AS terhadap Perang Netanyahu di Palestina dalam Pidato di Senat
Dave Chappelle Sebut Ada ‘Genosida’ di Jalur Gaza Saat Perang Israel-Hamas Berlangsung di Abu Dhabi
Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Hentikan Operasi Militer di Rafah, Kepatuhan Diragukan
Senator Sanders Mengutuk Pernyataan Menteri Pertahanan Israel tentang Gaza sebagai Barbarisme
Israel Melobi Pejabat Jerman untuk Mengecam Surat Perintah Penangkapan ICC terhadap Netanyahu
Arab Saudi Sambut Baik Pengakuan Palestina oleh Norwegia, Irlandia, dan Spanyol
Arab Saudi Serukan Hak Hidup Aman bagi Warga Palestina dalam Pertemuan OKI di Jeddah
Kolombia Tegaskan Dukungan bagi Palestina: Pendekatan Baru di Bawah Kepemimpinan Presiden Petro
Krisis Kemanusiaan di Gaza Semakin Memperburuk, PBB Hentikan Distribusi Makanan di Rafah
Prof. Mearsheimer: Pembersihan Etnis atau Solusi Damai? Analisis Krisis Israel
Utusan Palestina: Israel Berniat ‘Menggusur, Menundukkan, atau Membunuh’ Warga Gaza
Insiden di Mahkamah Internasional: Pengacara Israel Disebut ‘Pembohong’ oleh Pengamat Selama Sidang
Raja Saudi Salman Dirawat karena Radang Paru-paru di Istana Al Salam
Helikopter dalam Konvoi yang Membawa Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh di Azerbaijan Timur
JPMorgan Chase Tarik Investasi dari Elbit Systems di Tengah Tekanan Kampanye Boikot
76 Tahun Nakba: Peringatan Sejarah dan Bencana yang Berkepanjangan di Gaza
Hakim Kanada Tolak Pembubaran Demo Pro-Palestina di Universitas McGill
Blokade Bantuan ke Gaza: Protes, Krisis Kelaparan, dan Konsekuensi Global
Netanyahu Tegaskan Israel Bukan “Negara Bawahan” AS di Tengah Ketegangan dengan Biden
Mayor Angkatan Darat AS Mengundurkan Diri untuk Memprotes Dukungan Amerika terhadap Israel di Gaza
Enam Sekutu Amerika Serikat Dukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB
Jeremy Corbyn di Rafah: ” Kisah Horor dan Harapan di Gaza: Panggilan untuk Keadilan dan Perdamaian”
Antony Blinken Mengecam Klaim Israel: Keadilan dan Kemanusiaan dalam Konflik Gaza
Mayoritas Warga Kanada Mendukung Protes di Kampus Universitas Menurut Jajak Pendapat Terbaru
Raja Denmark Mengibarkan Bendera Palestina: Solidaritas Global Menguat Setelah Badai Al-Aqsa
Gary Lineker: Tidak Bisa Diam Mengenai Konflik Gaza dan Kritik Terhadap Tindakan Israel
Kekuatan Opini Publik: Kim Kardashian dan Dampak #Blockout2024 Pro-Palestina
Perspektif Kritis Randa Jarrar: Hillary Clinton dalam Kacamata Seorang Profesor Studi Timur Tengah
Peringatan Raja Spanyol Felipe VI: Eskalasi Kekerasan di Gaza dan Panggilan untuk Aksi Global
Perayaan Cinta dan Solidaritas: Pengantin di Montreal Mengekspresikan Dukungan untuk Palestina
Bisan Owda dan AJ+ Raih Penghargaan Peabody atas Liputan Gaza
Grace Blakeley Mendorong Sanksi terhadap Israel dalam Debat BBC Question Time
Insiden Pelecehan Verbal di Arizona State University: Staf Pro-Israel Diberhentikan