Jakarta, Kowantaranews.com -Gelombang kekecewaan melanda masyarakat Indonesia setelah Kejaksaan Agung menetapkan sembilan tersangka dalam dugaan korupsi tata kelola minyak mentah di PT Pertamina periode 2018-2023. Kasus ini menyeruak ke permukaan, disertai dugaan pengoplosan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax yang selama ini menjadi andalan masyarakat kelas menengah. Akibatnya, kepercayaan publik terhadap perusahaan pelat merah itu pun berada di titik nadir.
Antrean panjang di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina menjadi pemandangan lazim di berbagai kota. Namun, antrean ini didominasi oleh pengguna Pertalite, BBM bersubsidi yang lebih murah. Sebaliknya, dispenser Pertamax tampak sepi peminat. Di Bandung, fenomena ini terlihat jelas. Salah satu SPBU di Jalan Terusan Jakarta hanya melayani segelintir pelanggan Pertamax, sementara antrean Pertalite mengular hingga keluar area pengisian.
Beralih ke Swasta
Kekecewaan atas dugaan penurunan kualitas Pertamax mendorong banyak konsumen beralih ke BBM milik perusahaan swasta. SPBU Shell di Jalan Penghulu Kyai Haji Hasan Mustopa, yang berjarak hanya 2 kilometer dari SPBU Pertamina, mendadak diserbu pengendara. V-Power, dengan Research Octane Number (RON) 95, menjadi pilihan meskipun harganya mencapai Rp 13.940 per liter, lebih mahal dibandingkan Pertamax yang dibanderol Rp 12.900 per liter.
Bayu (40), warga Cikadut, Bandung, mengaku rela menempuh perjalanan lebih jauh demi mengisi BBM di SPBU Shell. “Dulu saya pengguna setia Pertamax, tapi mesin motor saya sering tersendat. Setelah servis, montir bilang karburatornya kotor. Sejak beralih ke V-Power, masalah itu tidak pernah terjadi lagi,” tuturnya.
Hal serupa dialami Samsul (35), warga Kiaracondong. Ia merasa lebih hemat menggunakan BBM swasta. “Hanya butuh 4 liter V-Power untuk aktivitas selama seminggu. Kalau pakai Pertamax, paling bertahan empat hari,” katanya.
Baca juga : Korupsi Menggerogoti Nusantara: Perlawanan yang Tak Pernah Usai
Baca juga : Skandal Emas Antam: Korupsi Rp 3,3 Triliun Guncang Keuangan Negara!
Baca juga : Maraknya Penembakan! Indonesia Dibayangi Krisis Keamanan
Kisah Patah Hati di Balikpapan
Bagi warga Balikpapan, Kalimantan Timur, pilihan beralih ke BBM swasta bukanlah opsi yang tersedia. Di kota ini, hanya SPBU Pertamina yang melayani kebutuhan BBM masyarakat. Jati (38), pekerja hotel, memilih membeli Pertamax demi mendukung subsidi BBM agar tepat sasaran. Namun, kasus korupsi ini membuatnya merasa dikhianati.
“Niatnya membantu negara, ternyata malah memperkaya oknum. Kalau uang Rp 190 triliun itu dipakai buat bantu orang miskin, pasti banyak yang terbantu,” katanya dengan nada tinggi.
Lun (43), warga Balikpapan lainnya, masih setia menggunakan Pertamax meski hatinya dipenuhi keraguan. “Kami kan cuma beli-beli saja, nggak bisa membuktikan kualitas BBM itu bagus atau tidak. Yang kami mau cuma transparansi dan jaminan kualitas,” ujarnya.
Pertamina Membela Diri
VP Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menegaskan bahwa perusahaan berkomitmen menjalankan prinsip transparansi dan akuntabilitas. Ia memastikan Pertamax yang beredar di pasaran telah melalui pemeriksaan kualitas berkala sesuai prosedur.
“Masyarakat tidak perlu khawatir karena kualitas produk kami dicek secara berkala. Kami menjamin pelayanan kepada masyarakat tetap menjadi prioritas utama,” ujarnya.
Namun, pernyataan ini belum cukup meredakan kekecewaan masyarakat. Pengamat ekonomi Universitas Pasundan, Acuviarta Kartabi, menekankan bahwa Pertamina harus memberikan bukti nyata dan ilmiah tentang kualitas produknya. Tanpa langkah konkret, kepercayaan masyarakat akan terus menurun.
Momentum Berbenah
Kasus ini menjadi tamparan keras bagi Pertamina sebagai perusahaan negara. Fenomena warga yang beralih ke BBM swasta menunjukkan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan energi. Pemerintah pun didesak untuk memperkuat pengawasan agar praktik korupsi tidak terulang.
Jati, Bayu, Samsul, dan Lun hanyalah segelintir dari jutaan rakyat Indonesia yang berharap hak mereka mendapatkan BBM berkualitas terjamin. Kepercayaan yang telah patah hanya bisa dipulihkan dengan bukti nyata, bukan sekadar janji manis. Kini, bola ada di tangan Pertamina dan aparat penegak hukum untuk membuktikan bahwa mereka benar-benar berpihak pada kepentingan rakyat, bukan pada para pemburu rente. By Mukroni
Foto Media Priangan
- Berita Terkait :
Korupsi Menggerogoti Nusantara: Perlawanan yang Tak Pernah Usai
Skandal Emas Antam: Korupsi Rp 3,3 Triliun Guncang Keuangan Negara!
Maraknya Penembakan! Indonesia Dibayangi Krisis Keamanan
Mengapa Amnesti untuk Koruptor Bukan Solusi?
Skandal Abad Ini: Jokowi Masuk Daftar Elite Kejahatan Global 2024
Pengampunan Koruptor: Harapan Baru atau Titik Nol Pemberantasan Korupsi?
Koruptor Diampuni? Pengkhianatan Terbesar terhadap Keadilan!
Koruptor Bebas dengan Denda? Drama Pengampunan yang Gagal Total!
Korupsi: Kanker Mematikan yang Menggerogoti Indonesia!
Mary Jane Veloso: Dua Kutub Nasib dalam Satu Hidup
Darah Remaja di Ujung Peluru: Aksi Polisi yang Berujung Tragedi
Peluru Tajam di Jalanan: Tragedi di Tangan Penegak Hukum
Pelajar Tertembak: Nyawa Melayang di Tengah Tuduhan Tawuran yang Sarat Kontroversi
Guru Pengabdi 16 Tahun Dibebaskan dari Jerat Kriminalisasi: Keadilan yang Akhirnya Datang
Era Baru HAM di Bawah Prabowo: Harapan Besar atau Ancaman Gelap?
Teriakan Keadilan: Perjuangan Tak Berujung untuk Sang Siswi yang Terlupakan!
Prabowo Gempur Korupsi: Bersihkan Indonesia Demi Ekonomi Sehat dan Masa Depan Cerah!
Jerat Hukum Mengerikan: Keluarga Rafael Alun Terancam Gulungan Besar Kasus Pencucian Uang!
Kementerian Komunikasi dan Digital Diguncang! Komplotan Pelindung Situs Judi Terbongkar
Skandal Judi Online: 11 Pegawai Komdigi Terlibat, Menteri Geram dan Bertindak Tegas!
Drama Penahanan Tom Lembong: Menguak Skandal Besar Impor Gula di Indonesia
Benteng Pemberantas Judi Daring Justru Jadi Sarang Perlindungan!
Putusan MK Guncang UU Cipta Kerja: Kluster Ketenagakerjaan Tumbang, Buruh Rayakan Kemenangan Besar!
Drama Korupsi Gula: Tom Lembong di Bawah Tembak Politik dan Hukum!
Skandal Manis Berujung Pahit: Misteri Korupsi Gula yang Terbongkar Setelah Sembilan Tahun
RUU Perampasan Aset: Harapan Terakhir Bangsa Mengakhiri Korupsi!
Supriyani: Guru yang Dituduh Memukul Anak Polisi, Terjebak dalam Jaring Hukum yang Tak Kunjung Lepas
Reformasi Total: Gaji Hakim Melambung, Integritas Pengadilan Terpuruk ?
Jerat Maut Korupsi: Sahbirin Noor dan Miliaran Rupiah Uang Suap yang Terkubur di Balik Proyek
Indonesia, Surga bagi Koruptor dengan Vonis Ringan yang Mengejutkan!
Pemecatan yang Menghancurkan Karier: Rudy Soik dan Sidang Tanpa Suara
Hutan Indonesia di Ujung Kehancuran: Jerat Impunitas Korporasi yang Tak Terbendung
Rudy Soik: Sang Penantang Mafia BBM yang Dikorbankan Demi Kekuasaan?
Skandal Korupsi Gubernur Kalsel: Sahbirin Noor Dicegah ke Luar Negeri, Terancam DPO!
MAKI Tantang Kejagung! Robert Bonosusatya Bebas dari Jerat Korupsi Timah?
Kejagung Bongkar Rekor! Uang Rp 372 Miliar Disembunyikan di Lemari Besi Kasus Duta Palma
Skandal Tambang Miliaran! Mantan Gubernur Kaltim Terjerat Korupsi Besar-Besaran ?
Tragedi Bekasi: Salah Prosedur Polisi ? , Tujuh Remaja Tewas di Kali!
Mengendalikan Triliunan Rupiah: Bos Narkoba Hendra Sabarudin dari Dalam Lapas
Relawan Tanam Pohon atau Tanam Konflik? PT MEG dan Drama Eco City di Pulau Rempang
Menjaga KPK: Ketatnya Pengawasan, Longgarnya Etika
Drama Kepemimpinan Kadin: Siapa Bos, Siapa ‘Bos’?
Drama Kadin: Aklamasi Sah, Kuorum Bisa Disanggah
300 Triliun Hilang, Hukuman Ditebus dengan Rp 5.000: Harga Keadilan di Tanah Timah
Munaslub: Ketika Kuorum Jadi Interpretasi Pribadi
Drama Munaslub: Ketika Kursi Ketua Kadin Jadi Rebutan, Hukum Cuma Penonton?
Anindya Bakrie Naik Tahta Kadin: Munaslub ala ‘Keluarga Besar’ yang Ditolak 20+ Provinsi
Tinjauan Pro dan Kontra Penempatan Komponen Cadangan di Ibu Kota Nusantara
Strategi Presiden Jokowi dalam Memilih Pimpinan KPK: Membaca Dinamika Politik dan Hukum di Indonesia
Jeratan Hukum Fify Mulyani dalam Kasus Poligami dan Tindak Pidana Pencucian Uang
Skandal Kuota Haji Khusus: Dugaan Penyelewengan di Balik Penyelenggaraan Haji 2024
IKN di Persimpangan: Anggaran Menyusut, Investasi Swasta Diharapkan
Warteg Menolak IKN, Apa Warteg Menolak IKAN ?
Keren !, Sejumlah Alumni UB Mendirikan Koperasi dan Warteg Sahabat di Kota Malang
Ternyata Warteg Sahabat KOWATAMI Memakai Sistem Kasir Online
Ternyata Warteg Sahabat Berada di Bawah Naungan Koperasi Warung Sahabat Madani
Wow Keren !, Makan Gratis di Warteg Sahabat Untuk Penghafal Surat Kahfi di Hari Minggu
Warteg Sahabat Satu-Satunya Warteg Milenial di Kota Malang dengan Wifi
Warteg Sahabat Menawarkan Warteg Gaya Milenial untuk Kota Malang dan Sekitarnya
Republik Bahari Mengepakan Sayap Warteg ala Café di Cilandak Jakarta Selatan
Promo Gila Gilaan Di Grand Opening Rodjo Duren Cirendeu.
Pelanggan Warteg di Bekasi dan Bogor Kecewa, Menu Jengkol Hilang
KOWARTAMI Membuka Lagi Gerai Warteg Republik Bahari ke-5 di MABES Jakarta Barat
Ternyata Nasi Padang Ada yang Harganya Lebih Murah dari Warteg, Apa benar ?
Menikmati Menu Smoothies Buah Naga Di Laloma Cafe Majalengka
Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu
Ketika Pedagang Warteg Menanyakan Syarat Mendapatkan Satu Juta Kuota Sertifikasi Halal Gratis
Warteg Republik Bahari Di Bawah Kowartami Mulai Berkibar Di Penghujung Pandemi
Curhat Pemilik Warung Seafood Bekasi Ketika Omsetnya Belum Beranjak Naik
Trending Di Twitter, Ternyata Mixue Belum Mendapat Sertifikat Halal Dari BPJPH Kementerian Agama
Megenal Lebih Dekat Apapun Makanannya Teh Botol Sosro Minumannya, Cikal Bakalnya Dari Tegal
Kowartami Resmikan Warteg Republik Bahari Cabang Ke-4 Di Salemba Jakarta Pusat
Natal Di Jepang, Kentucky Fried Chicken (KFC) Salah Satu Makanan Favorit
Pedagang Warteg Semakin Sulit Harga Beras Naik
Yabie Cafe Tempat Bersantai Kekinian di Kranji Bekasi