• Jum. Des 6th, 2024

KowantaraNews

RINGKAS DAN TAJAM

Agresi Israel terhadap Iran: Serangan Terencana dan Dampaknya di Timur Tengah

ByAdmin

Okt 28, 2024
Sharing is caring

Jakarta, Kowantaranews.com -Ketegangan antara Israel dan Iran telah mencapai titik kritis pada Oktober 2024, dengan serangkaian serangan udara yang dilancarkan Israel ke wilayah Iran. Serangan ini tidak hanya memicu eskalasi militer antara kedua negara tetapi juga menimbulkan kekhawatiran tentang dampaknya bagi kawasan Timur Tengah secara keseluruhan. Israel telah lama menyiapkan strategi ini, termasuk melalui kolaborasi teknologi militer dan dukungan dari sekutu utamanya, Amerika Serikat. Di sisi lain, Iran pun tidak tinggal diam, meluncurkan ratusan rudal balasan ke Israel dan memperingatkan negara-negara di kawasan agar tidak terlibat dalam konflik yang semakin memburuk ini.

Persiapan Panjang dan Strategi Israel

Israel selama beberapa dekade telah mengembangkan teknologi militer yang memungkinkan mereka untuk mencapai target-target di Iran dengan akurasi dan efektivitas tinggi. Persiapan ini tidak dilakukan dalam waktu singkat; puluhan tahun bantuan dari Amerika Serikat memungkinkan Israel mengembangkan pesawat tempur yang memiliki daya tempuh lebih jauh dan dilengkapi dengan teknologi siluman canggih, yang sulit terdeteksi radar. Jet-jet tempur seperti F-35 “Adir,” yang khusus dimodifikasi untuk kepentingan Israel, menjadi salah satu andalan dalam operasi ini. F-35 Adir dilengkapi dengan tangki bahan bakar tambahan yang dapat dilepas, memungkinkan pesawat ini terbang lebih jauh dibandingkan dengan versi standar F-35 yang dimiliki negara lain.

Untuk mencapai Iran, Israel perlu mengatasi tantangan geografis yang cukup besar. Mengingat jarak rata-rata 1.000 kilometer yang dapat dicapai oleh jet-jet tempur Israel dengan pengisian bahan bakar penuh, Israel harus mengambil rute tertentu yang dapat mempersingkat jarak dan memaksimalkan efektivitas serangan. Dalam kasus ini, rute melalui wilayah udara Yordania dan Irak menjadi pilihan yang dianggap lebih efisien dibandingkan terbang melalui Laut Merah atau Laut Arab. Meskipun Yordania secara resmi menyangkal keterlibatan dalam menyediakan wilayah udaranya untuk serangan Israel, video yang diambil oleh warga Yordania menunjukkan pesawat Israel terbang rendah di langit mereka, yang mengindikasikan bahwa pesawat-pesawat tersebut memang melewati wilayah udara Yordania.

Peran Amerika Serikat dalam Mendukung Israel

Amerika Serikat memainkan peran yang sangat penting dalam agresi Israel terhadap Iran. Dukungan AS tidak hanya dalam bentuk diplomasi tetapi juga mencakup penyediaan persenjataan dan teknologi militer yang canggih. Selama bertahun-tahun, AS memberikan bantuan militer secara masif kepada Israel, mencakup pesawat tempur, sistem pertahanan, dan berbagai jenis persenjataan. Bantuan ini bertujuan untuk menjaga dominasi militer Israel di kawasan Timur Tengah sekaligus memberikan Israel keunggulan teknologi atas musuh-musuhnya, termasuk Iran.

Pada saat serangan udara Israel ke Iran pada akhir Oktober 2024, Amerika Serikat juga memberikan dukungan strategis dalam bentuk peringatan terhadap kemungkinan serangan balasan Iran. Hal ini membuat Israel merasa lebih percaya diri untuk meluncurkan serangan besar, karena dukungan dari AS memungkinkan mereka untuk menghadapi kemungkinan respons dari Iran. Selain itu, AS membantu Israel mengembangkan sistem pertahanan yang mampu menangkal rudal-rudal balasan dari Iran, memperkuat posisi Israel dalam menghadapi ancaman yang datang dari negara rivalnya di Timur Tengah ini.

Baca juga : Kolonel Gugur, Perang Tak Berujung: Gaza Terbakar dalam Api Konflik Tanpa Akhir

Baca juga : Kejamnya Israel: Sebar Pamflet Jasad Sinwar, Picu Kecaman Dunia!

Baca juga : Netanyahu Terancam! Serangan Drone Mengguncang Rumahnya di Tengah Badai Perang Tanpa Akhir

Eskalasi Konflik: Respons Iran dan Ancaman bagi Kawasan Timur Tengah

Iran, meskipun menghadapi tekanan besar dari agresi Israel, menunjukkan bahwa mereka tidak gentar. Menyusul serangan awal oleh Israel, Iran segera merespons dengan meluncurkan hampir 200 rudal yang ditargetkan ke wilayah Israel. Langkah ini menandakan bahwa Iran siap menghadapi ancaman Israel dan mempertahankan posisinya di kawasan. Selain itu, Iran juga memberikan peringatan keras kepada negara-negara Timur Tengah lainnya agar tidak memberikan dukungan atau mengizinkan wilayah mereka digunakan untuk serangan terhadap Iran. Ancaman ini memperlihatkan keseriusan Iran dalam mempertahankan kedaulatan dan kepentingan strategisnya, serta mengirimkan pesan kepada negara-negara sekutu Israel di kawasan agar tidak terlibat dalam konflik ini.

Peringatan Iran kepada negara-negara Timur Tengah ini bukanlah ancaman kosong. Dengan kemampuan militernya yang terus berkembang, termasuk kekuatan rudal jarak jauh dan sistem pertahanan udara yang canggih, Iran memiliki kapasitas untuk melakukan serangan balik yang serius jika ada negara di kawasan yang dianggapnya berkolaborasi dengan Israel. Negara-negara seperti Arab Saudi, yang telah memiliki hubungan baik dengan AS dan Israel, menjadi sorotan Iran dalam peringatan ini. Peringatan ini membuat negara-negara di kawasan berada dalam dilema, karena mereka harus mempertimbangkan risiko besar jika terlibat dalam konflik ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Konsekuensi bagi Kawasan Timur Tengah

Agresi Israel terhadap Iran dan eskalasi konflik ini memiliki potensi untuk menimbulkan dampak luas di Timur Tengah. Banyak negara di kawasan ini yang memiliki hubungan diplomatik atau militer baik dengan Israel maupun Iran, sehingga posisi mereka menjadi rentan terhadap pengaruh dari kedua belah pihak. Jika konflik ini terus berlanjut, tidak hanya akan menyebabkan ketidakstabilan di kawasan tetapi juga mengancam keamanan negara-negara yang terjebak di antara perseteruan ini. Selain itu, meningkatnya ketegangan di kawasan dapat menghambat upaya diplomasi dan perdamaian yang telah diupayakan oleh beberapa negara dalam beberapa tahun terakhir.

Peningkatan eskalasi militer di kawasan juga dapat memicu perlombaan senjata, di mana negara-negara Timur Tengah akan merasa terdorong untuk memperkuat pertahanan militer mereka demi menjaga keamanan dan kedaulatan mereka. Dalam situasi ini, Amerika Serikat, Rusia, dan negara-negara besar lainnya dapat memainkan peran penting, baik sebagai pemasok persenjataan maupun sebagai mediator diplomasi. Namun, mediasi ini tampaknya sulit dicapai mengingat intensitas ketegangan antara Israel dan Iran yang semakin meningkat, serta dukungan tanpa syarat AS terhadap Israel.

Tantangan bagi Perdamaian Jangka Panjang

Konflik antara Israel dan Iran bukanlah masalah baru, tetapi agresi Israel yang terjadi pada Oktober 2024 ini menunjukkan bahwa perseteruan ini telah mencapai tahap baru yang lebih berbahaya. Jika dibiarkan tanpa upaya serius untuk mengendalikan situasi, konflik ini bisa memicu dampak berkelanjutan yang mengancam stabilitas kawasan Timur Tengah untuk jangka panjang. Negara-negara yang selama ini berperan sebagai mediator, seperti Qatar, Turki, dan Uni Emirat Arab, memiliki peluang untuk menawarkan jalur diplomasi yang dapat meredakan ketegangan ini. Namun, posisi negara-negara tersebut pun menjadi sulit, karena harus menghadapi tekanan dari kedua belah pihak.

Konflik ini juga mengungkapkan keterbatasan organisasi internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam menengahi konflik bersenjata yang melibatkan negara-negara besar dan memiliki sekutu yang kuat. Meskipun PBB telah berulang kali menyerukan de-eskalasi, pengaruh mereka terbatas ketika dua negara yang terlibat dalam konflik memiliki dukungan dari kekuatan besar seperti Amerika Serikat dan, dalam beberapa aspek, Rusia.

Agresi Israel terhadap Iran pada Oktober 2024 ini memperlihatkan betapa kompleks dan sensitifnya situasi di Timur Tengah. Dengan dukungan kuat dari Amerika Serikat, Israel memiliki kemampuan militer yang mumpuni untuk melancarkan serangan jarak jauh terhadap Iran. Namun, respons Iran yang tangguh dan ancaman terhadap negara-negara sekutu Israel di kawasan menunjukkan bahwa konflik ini bisa dengan mudah meluas menjadi perang kawasan. Jika tidak ada upaya serius dari komunitas internasional untuk meredakan ketegangan ini, Timur Tengah mungkin menghadapi konflik yang lebih besar dengan dampak jangka panjang bagi stabilitas dan keamanan global. *Mukroni

Foto Kowantaranews

  • Berita Terkait :

Kolonel Gugur, Perang Tak Berujung: Gaza Terbakar dalam Api Konflik Tanpa Akhir

Kejamnya Israel: Sebar Pamflet Jasad Sinwar, Picu Kecaman Dunia!

Netanyahu Terancam! Serangan Drone Mengguncang Rumahnya di Tengah Badai Perang Tanpa Akhir

Sanders Kritik Serangan Israel dan Serukan Penghentian Dukungan Senjata AS

Brutalitas Perang: Israel Gunakan Warga Sipil Palestina sebagai Tameng Hidup

Israel Serang Prajurit TNI di Lebanon: Arogansi di Atas Hukum, Dunia Terguncang!

Mahkamah Pidana Internasional Desak Penggunaan Istilah “Negara Palestina” oleh Institusi Global

Pertemuan Sejarah di Kairo: Fatah dan Hamas Bersatu Demi Masa Depan Gaza yang Tak Tergoyahkan

Kebiadaban Israel: Serangan Brutal Gaza Tewaskan 42.000 Warga Sipil Tak Berdosa

Indonesia Bangkit: Dukungan Penuh untuk Palestina di Tengah Krisis Gaza, Jokowi Serukan Tindakan Dunia Setelah 1 Tahun Perang Israel-Gaza

Khamenei: Serangan ke Israel Sah, Musuh Muslim Harus Bersatu Melawan Agresi

Kekejaman Israel: Serangan yang Memporak-porandakan Lebanon

Konspirasi Gelap Israel: Mossad Hancurkan Hezbollah dan Guncang Iran dari Dalam

Aliansi Global: Eropa, Arab, dan Dunia Muslim Bersatu untuk Wujudkan Palestina Merdeka di Tengah Konflik Gaza

Serangan Israel Tewaskan Nasrallah: Menabur Angin, Menuai Badai di Lebanon!

Politik Perang Netanyahu: Kekuasaan di Atas Penderitaan Rakyat!

Netanyahu Bicara Damai di PBB Sambil Kirim Bom ke Lebanon: Ironi di Tengah Perang

Semua Salah Kecuali Israel: Netanyahu Pidato di Depan Kursi Kosong PBB

Sidang Umum PBB 2024: Dunia di Ambang Kehancuran, Guterres Serukan Aksi Global!

Semangat Bandung Bangkit! Seruan Global untuk Akhiri Penindasan Palestina

Pembantaian di Lebanon: 274 Tewas dalam Serangan Israel yang Mengguncang Dunia

Pembelaan Buta Barat: Ribuan Serangan Israel Dibalas dengan Kebisuan Internasional

Serbuan Brutal Israel: Al Jazeera Dibungkam, Kebebasan Pers Terancam!

IDF Lempar Mayat Seperti Sampah: Kekejaman di Atas Atap Tepi Barat

Serangan Bom Pager Israel terhadap Hizbullah: Taktik, Dampak, dan Konteks Geopolitik

Israel Diminta ‘Pindah Kos’ dalam 12 Bulan, Dunia Menunggu Kunci Dikembalikan

Kisah Fiksi Terbaru dari Jewish Chronicle: Propaganda Hasbara Israel yang Tak Kunjung Usai

Jerman Hambat Ekspor Senjata ke Israel di Tengah Kekhawatiran Pelanggaran HAM di Gaza

“Genocide Joe” dan Klub Pecinta Perang: Drama Zionisme di Panggung Gaza 2024

Pendekatan Berani Sarah Friedland: Pidato Penghargaan di Festival Film Venesia Soroti Konflik Israel-Palestina

Noa Argamani Klarifikasi: ‘Saya Tidak Pernah Dipukuli Hamas Selama Penahanan di Gaza’

Kamala Harris Kehilangan Dukungan Penting di Konvensi Demokrat Karena Isu Palestina

Konvensi Nasional Partai Demokrat 2024: Penetapan Kandidat, Pesan Kebebasan, dan Insiden Tak Terduga

Elon Musk Dipertimbangkan Masuk Kabinet Trump: Menguak Dinamika Politik dan Bisnis di AS

Pidato yang Tidak Pernah Ingin Disampaikan oleh Biden

Sinergi Ekonomi: Kamala Harris Fokus Pada Tingginya Biaya Hidup dalam Pidato Kebijakan Ekonomi Pertama

Pertemuan Tingkat Tinggi di Shanghai: Upaya Stabilisasi Hubungan Ekonomi AS-Tiongkok di Tengah Ketegangan Perdagangan

Tantangan Ekonomi Triwulan III: Prospek Pertumbuhan di Bawah 5 Persen Akibat Perlambatan Industri dan Konsumsi

Lampu Kuning dari Kelas Menengah RI: Menurunnya Daya Beli dan Dampak Sosial Ekonomi

Menjaga Stabilitas Ekonomi Indonesia di Tengah Tekanan Daya Beli yang Melemah

Menjaga Stabilitas Ekonomi Indonesia di Tengah Tekanan Utang

Lonjakan Harga Kopi Robusta: Peluang dan Tantangan bagi Perkopian Indonesia

Mengintip Tingginya Biaya Hidup di Timor Leste: Air Mineral Rp 10 Ribu, Fenomena dan Faktor Penyebab

Diskusi Kelompok Terarah di DPR-RI: Fraksi Partai NasDem Bahas Tantangan dan Peluang Gen Z dalam Pasar Kerja Global

Sejarah Warteg: Evolusi dari Logistik Perang hingga Bisnis Kuliner Populer

Cerita Munculnya Warteg, Berawal untuk Logistik Prajurit Sultan Agung

Wajib Sertifikasi Halal UMKM Diundur ke 2026: Kebijakan dan Alasan Pemerintah

Teriak Pedagang Warteg Saat Harga Beras Dekati Rp 700 Ribu per Karung

Keren !, Sejumlah Alumni UB Mendirikan Koperasi dan Warteg Sahabat di Kota Malang

Ternyata Warteg Sahabat KOWATAMI Memakai Sistem Kasir Online

Ternyata Warteg Sahabat Berada di Bawah Naungan Koperasi Warung Sahabat Madani

Wow Keren !, Makan Gratis di Warteg Sahabat Untuk Penghafal Surat Kahfi di Hari Minggu

Warteg Sahabat Satu-Satunya Warteg Milenial di Kota Malang dengan Wifi

Warteg Sahabat Menawarkan Warteg Gaya Milenial untuk Kota Malang dan Sekitarnya

Republik Bahari Mengepakan Sayap Warteg ala Café di Cilandak Jakarta Selatan

Promo Gila Gilaan Di Grand Opening Rodjo Duren Cirendeu.

Pelanggan Warteg di Bekasi dan Bogor Kecewa, Menu Jengkol Hilang

KOWARTAMI Membuka Lagi Gerai Warteg Republik Bahari ke-5 di MABES Jakarta Barat

Ternyata Nasi Padang Ada yang Harganya Lebih Murah dari Warteg, Apa benar ?

Menikmati Menu Smoothies Buah Naga Di Laloma Cafe Majalengka 

Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu

Ketika Pedagang Warteg Menanyakan Syarat Mendapatkan Satu Juta Kuota Sertifikasi Halal Gratis

Warteg Republik Bahari Di Bawah Kowartami Mulai Berkibar Di Penghujung Pandemi

Curhat Pemilik Warung Seafood Bekasi Ketika Omsetnya Belum Beranjak Naik

Trending Di Twitter, Ternyata Mixue Belum Mendapat Sertifikat Halal Dari BPJPH Kementerian Agama

Megenal Lebih Dekat Apapun Makanannya Teh Botol Sosro Minumannya, Cikal Bakalnya Dari Tegal

Kowartami  Resmikan  Warteg  Republik  Bahari Cabang Ke-4 Di Salemba Jakarta Pusat

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *