Jakarta, Kowantaranews.com – Di bawah langit pagi yang cerah di Pusat Konvensi Kuala Lumpur (KLCC), sebuah momen bersejarah bagi Asia Tenggara tercipta. Timor Leste secara resmi diterima sebagai anggota ke-11 ASEAN melalui penandatanganan Deklarasi Aksesi pada pembukaan KTT ASEAN ke-47. Proses yang telah berlangsung selama 14 tahun sejak aplikasi resmi pada 2011 ini akhirnya mencapai puncaknya, menutup babak panjang perjuangan diplomatik dan pembuktian kesiapan negara muda itu.Acara penandatanganan berlangsung khidmat. Satu per satu, para pemimpin negara anggota ASEAN naik ke panggung utama.
Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmão, sosok legendaris perjuangan kemerdekaan negaranya, berdiri di samping Presiden Indonesia Prabowo Subianto, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim selaku Ketua ASEAN, serta pemimpin lainnya dari Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Mereka menandatangani dokumen deklarasi di atas meja kayu jati berukir motif ASEAN, disaksikan ratusan delegasi dan media internasional.Tak lama setelah itu, bendera merah-putih-hitam-kuning Timor Leste dikibarkan perlahan di sisi kanan deretan bendera sepuluh negara anggota lainnya. Sorak tepuk tangan menggema di ruangan. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, seluruh wilayah geopolitik Asia Tenggara kini terwakili dalam satu organisasi regional.Suara Persaudaraan dari Para PemimpinDalam pidato pembukaannya, Anwar Ibrahim menggambarkan momen ini sebagai “penyempurnaan keluarga besar ASEAN”.
“Hari ini, kita tidak hanya menambah satu anggota, tetapi melengkapi peta persaudaraan kita. Timor Leste bukan tamu, melainkan saudara yang telah lama mengetuk pintu, dan kini pintu itu terbuka lebar,” ujarnya dengan nada penuh semangat.
Sementara itu, Xanana Gusmão tak mampu menyembunyikan haru. Dengan suara bergetar, ia menyatakan:
“Ini adalah sejarah baru bagi rakyat Timor Leste. Setelah perjuangan kemerdekaan, kini kami memasuki babak baru: menjadi bagian dari komunitas yang damai, terbuka, dan makmur. Kami siap memenuhi semua kewajiban Piagam ASEAN dan berkontribusi pada Visi ASEAN 2045.”
Ia juga menekankan bahwa keanggotaan ini bukan akhir, melainkan awal dari tanggung jawab bersama. “Kami bukan hanya penerima manfaat, tetapi juga pembawa solusi,” tegasnya.Perjalanan Panjang 14 TahunPerjalanan Timor Leste menuju keanggotaan penuh ASEAN tidaklah mudah. Setelah merdeka dari Indonesia pada 2002, negara ini menghadapi tantangan besar: membangun institusi, menstabilkan ekonomi, dan memenuhi standar tata kelola yang ditetapkan ASEAN.
- 2011: Pengajuan aplikasi resmi keanggotaan.
- 2012–2021: Serangkaian evaluasi teknis oleh Working Group on Timor Leste’s ASEAN Membership.
- 2022: Diberikan status pengamat pada KTT Phnom Penh, langkah simbolis pertama.
- 2023: Adopsi Roadmap for Timor Leste’s Full Membership di Labuan Bajo, Indonesia, yang mencakup 113 poin kesiapan di bidang politik, ekonomi, dan sosial-budaya.
- 2025: Penerimaan resmi di Kuala Lumpur.
Proses ini melibatkan bantuan intensif dari Indonesia, yang menjadi “big brother” bagi Timor Leste. Jakarta memberikan pelatihan diplomatik, bantuan teknis, dan dukungan politik sepanjang roadmap. Kehadiran Presiden Prabowo Subianto di KTT kali ini bukan sekadar seremonial, melainkan perwujudan komitmen Indonesia untuk solidaritas kawasan.
“Indonesia bangga menjadi saksi dan pendamping perjalanan Timor Leste. Kebersamaan kita adalah kekuatan Asia Tenggara,” ujar Prabowo dalam pernyataan resminya.
Apa Artinya Bagi Timor Leste?Keanggotaan ASEAN membuka pintu lebar bagi negara berpenduduk 1,3 juta jiwa ini. Secara ekonomi, Timor Leste kini dapat mengakses ASEAN Free Trade Area (AFTA), mempercepat integrasi perdagangan dengan pasar 670 juta jiwa. Investasi di sektor minyak, gas, pariwisata, dan pertanian diperkirakan akan meningkat signifikan.Di bidang pendidikan, ribuan pelajar Timor Leste akan mendapat akses ke ASEAN Scholarship dan program pertukaran pelajar. Sementara di tata kelola, negara ini akan belajar dari praktik terbaik anggota lain dalam transparansi, anti-korupsi, dan pembangunan berkelanjutan.Secara geopolitik, keanggotaan ini memperkuat posisi Timor Leste di tengah dinamika Indo-Pasifik.
Stasiun Maryam Moghaddas di Tehran: Simbol Toleransi atau Propaganda?
Negara ini kini memiliki suara dalam isu-isu strategis seperti Kode Etik Laut China Selatan, perubahan iklim, dan konektivitas digital.ASEAN Kini Utuh Secara GeografisDengan masuknya Timor Leste, ASEAN kini mencakup seluruh daratan dan kepulauan Asia Tenggara. Ini adalah pencapaian simbolis sekaligus strategis. Prinsip “One Vision, One Identity, One Community” menjadi lebih bermakna.Para analis menyebut, kelengkapan geografis ini akan memperkuat posisi tawar ASEAN di forum global, termasuk dalam hubungan dengan Tiongkok, Amerika Serikat, India, dan Uni Eropa.Menuju Visi ASEAN 2045KTT ke-47 juga menjadi ajang peluncuran resmi Visi ASEAN 2045, dokumen jangka panjang yang menggantikan Visi 2025. Timor Leste, meski baru bergabung, langsung dilibatkan dalam perumusan prioritas:
- Ekonomi hijau dan transisi energi
- Transformasi digital inklusif
- Ketahanan pangan dan kesehatan
- Perdamaian dan stabilitas kawasan
Xanana Gusmão menegaskan, Timor Leste siap berkontribusi dengan pengalaman uniknya sebagai negara pasca-konflik yang berhasil membangun demokrasi dari nol.Penutup: Babak Baru Asia TenggaraSore harinya, para pemimpin mengakhiri sesi dengan makan malam kenegaraan di Istana Perdana Putra. Di bawah lampu-lampu kristal, tawa dan obrolan hangat mengalir. Seorang jurnalis lokal berkomentar:
“Hari ini, kita tidak hanya menambah satu bendera. Kita menambah satu cerita, satu harapan, satu keluarga.”
Dengan bergabungnya Timor Leste, ASEAN memasuki era baru: lebih inklusif, lebih kuat, dan lebih utuh. Perjalanan 14 tahun telah berakhir, tetapi perjalanan membangun kawasan yang damai, makmur, dan bersatu baru saja dimulai. By Mukroni

