• Jum. Des 6th, 2024

KowantaraNews

RINGKAS DAN TAJAM

Folke Bernadotte: Upaya dan Pengorbanan dalam Misi Perdamaian Israel-Palestina

ByAdmin

Jun 20, 2024
Sharing is caring

Jakarta, Kowantaranews.com  -Pada akhir Mei 1948, dunia menyaksikan sebuah langkah bersejarah ketika Count Folke Bernadotte, seorang diplomat Swedia yang terkenal, menerima permintaan dari Sekretaris Jenderal PBB Trygve Lie untuk menjadi mediator dalam konflik yang memanas di Timur Tengah antara Israel dan Palestina. Misi ini menandai Folke Bernadotte sebagai mediator resmi PBB pertama, menambah babak baru dalam sejarah singkat namun penting dari organisasi internasional ini.

Folke Bernadotte bukanlah seorang asing dalam dunia diplomasi dan kemanusiaan. Reputasinya sudah terbentuk kuat melalui keberhasilannya dalam Operasi Bus Putih selama bulan-bulan terakhir Perang Dunia Kedua. Melalui negosiasi yang cerdik dan berani dengan rezim Nazi di Jerman, Bernadotte berhasil membebaskan ribuan tahanan kamp konsentrasi, termasuk banyak orang Yahudi, dan mengangkut mereka dengan aman ke Swedia. Sebagai Wakil Ketua Palang Merah Swedia, Bernadotte memiliki jaringan internasional yang luas dan kepercayaan tinggi di kalangan kemanusiaan dan diplomasi.

Misi Bernadotte sebagai mediator PBB dimulai dengan penuh harapan. Hanya dua minggu setelah ia menerima tugas tersebut, sebuah gencatan senjata selama sebulan diumumkan pada tanggal 11 Juni 1948. Ini adalah pencapaian besar yang memberikan secercah harapan bagi solusi damai di wilayah yang dilanda konflik tersebut. Bernadotte segera mengalihkan fokusnya ke pengungsi Palestina, menunjukkan komitmennya yang mendalam terhadap isu kemanusiaan. Melalui upaya kerasnya, terbentuklah dasar bagi Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNWRA), yang hingga kini memainkan peran penting dalam membantu pengungsi Palestina.

Namun, tantangan yang dihadapi Bernadotte tidaklah ringan. Meskipun gencatan senjata berhasil dicapai, Bernadotte menyadari bahwa solusi jangka panjang diperlukan untuk menciptakan perdamaian yang berkelanjutan. Dia mulai merumuskan proposal untuk penyelesaian konflik yang lebih permanen. Berdasarkan mandat Inggris sebelumnya, Bernadotte mengusulkan agar Palestina menjadi sebuah persatuan yang terdiri dari bagian Yahudi dan Arab. Bagian Yahudi akan membentuk negara Israel, sementara bagian Arab akan menjadi bagian dari Kerajaan Transyordania (sekarang Yordania).

Rencana ini, meskipun visioner, menimbulkan kontroversi hebat. Israel dan hampir semua negara Arab, kecuali Transyordania, menolak proposal tersebut. Ketika gencatan senjata berakhir pada 9 Juli 1948, konflik bersenjata kembali meletus dengan lebih sengit. Bernadotte, yang tidak pernah menyerah pada tujuan perdamaian, terus berupaya menempatkan sejumlah monitor di lapangan untuk mengawasi gencatan senjata. Langkah ini kemudian menjadi dasar pembentukan Organisasi Pengawasan Gencatan Senjata PBB (UNTSO), yang bertugas memantau dan mengawasi perjanjian gencatan senjata di wilayah tersebut.

Baca juga : Day 256: Gaza Under Siege – Israel’s Airstrikes Claim Dozens of Lives

Baca juga : Laporan PBB: Israel dan Kelompok Bersenjata Palestina Terlibat dalam Pelanggaran Berat Hukum Internasional

Baca juga : Putra Mahkota Saudi dan Pemimpin Dunia Islam Bersatu Mengutuk Tindakan Israel di Gaza

Di tengah-tengah upaya kerasnya untuk mencapai perdamaian, tragedi menimpa Bernadotte. Pada sore hari tanggal 17 September 1948, ketika Bernadotte sedang dalam perjalanan menuju perundingan di Yerusalem dengan konvoi tiga mobil, mobilnya dihentikan oleh orang-orang berseragam kamuflase. Salah satu dari mereka mendekati mobil Bernadotte, memasukkan pistol dan menembak dadanya. Kolonel Prancis André Serot, yang duduk di sebelah Bernadotte, juga tertembak dan tewas dalam serangan brutal itu.

Pembunuhan ini dilakukan oleh anggota Stern Gang, sebuah organisasi teror bawah tanah Yahudi di Israel. Meskipun beberapa anggota kelompok ini sempat dipenjarakan, tidak ada yang dihukum atas pembunuhan tersebut. Pada bulan Mei 1949, pemerintah Israel menyatakan dalam sebuah laporan kepada PBB bahwa tidak ada individu yang terlibat dalam kejahatan tersebut, meskipun ada bukti kuat yang menunjukkan keterlibatan Stern Gang. Baru setelah undang-undang pembatasan pembunuhan berakhir pada tahun 1968, beberapa anggota Stern Gang maju dan mengakui keterlibatan mereka dalam pembunuhan Folke Bernadotte.

Kematian Bernadotte menghentikan langkahnya dalam menyampaikan proposal baru untuk solusi damai kepada Majelis Umum PBB. Rencana politiknya mati bersama dirinya, meninggalkan kekosongan besar dalam upaya perdamaian internasional. Namun, warisan Folke Bernadotte tetap hidup. Upayanya dalam konflik Israel-Palestina membuatnya dikenang sebagai salah satu penggagas pertama operasi perdamaian internasional. Untuk menghormati jasa-jasanya, Akademi Folke Bernadotte (FBA) didirikan. Akademi ini memfokuskan diri pada pencegahan konflik, manajemen krisis, dan perdamaian internasional, melanjutkan visi dan misi yang diemban Bernadotte.

Lambang FBA mencerminkan warisan Bernadotte. Lambang keluarga Bernadotte berisi sebuah jembatan, yang dalam perisai heraldik FBA melambangkan hubungan antara pihak-pihak yang berkonflik, serta komitmen terhadap pencegahan konflik dan manajemen krisis internasional. Bola dunia dalam lambang tersebut mewakili institusi dalam lingkungan internasional, sementara tiga mahkota merupakan lambang nasional Swedia. Mahkota besar di bagian atas lambang menandakan bahwa badan ini berada di bawah pemerintah.

Slogan FBA, “Instead of Arms,” diambil dari judul buku yang ditulis oleh Folke Bernadotte sebelum kematiannya. Buku tersebut mencerminkan filosofi Bernadotte yang mendukung penyelesaian konflik melalui dialog dan negosiasi, bukan kekerasan. Warisan Bernadotte dalam bidang diplomasi dan kemanusiaan terus menginspirasi upaya perdamaian di seluruh dunia, menjadikan namanya abadi sebagai simbol harapan dan perdamaian.

Folke Bernadotte adalah contoh nyata dari keberanian dan dedikasi dalam mengejar perdamaian di tengah konflik yang tampaknya tidak terpecahkan. Meskipun hidupnya berakhir secara tragis, upaya dan pengorbanannya terus memberikan dampak positif bagi banyak orang. Dalam dunia yang sering kali dipenuhi oleh konflik dan ketidakpastian, kisah Bernadotte mengingatkan kita akan pentingnya terus berjuang untuk perdamaian dan kemanusiaan, tidak peduli seberapa sulit jalannya. Warisannya adalah inspirasi bagi generasi sekarang dan yang akan datang untuk terus mengejar dunia yang lebih damai dan adil. *Mukroni

Sumber fba.se

Foto facebook.com

  • Berita Terkait :

Day 256: Gaza Under Siege – Israel’s Airstrikes Claim Dozens of Lives

Laporan PBB: Israel dan Kelompok Bersenjata Palestina Terlibat dalam Pelanggaran Berat Hukum Internasional

Pengunduran Diri Pejabat AS Stacy Gilbert: Protes terhadap Kebijakan Bantuan Kemanusiaan di Gaza

Perusahaan Senjata Israel Elbit Terpaksa Menjual Pabrik di Tamworth akibat Tekanan Aksi Pro-Palestina

Pandangan Perdana Menteri Albania Rama tentang Konflik Palestina-Israel: Sejarah, Tantangan, dan Solusi

Idul Adha di Tengah Konflik: Ketika Kegembiraan Berganti Kesedihan di Gaza

Tragedi di Rafah: Delapan Tentara Israel Tewas dalam Pertempuran Terbaru di Jalur Gaza

AS menjatuhkan sanksi pada ‘kelompok ekstremis Israel’ karena memblokir bantuan Gaza

Langkah Israel: ‘Jeda Taktis’ untuk Meringankan Krisis Kemanusiaan di Gaza

Menelusuri Jalur ‘Muslim Vote’ di Inggris: Dukungan Terhadap Kandidat Alternatif dan Perubahan Politik Menuju Perdamaian Palestina

Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza oleh Qatar dan Mesir: Langkah Baru Menuju Perdamaian

Akhir yang Mendekat bagi Pemerintahan Netanyahu yang Terpecah

Krisis Kemanusiaan di Gaza: Keputusasaan di Tengah Pertempuran

Ketegangan AS-Israel: Perdebatan atas Berbagi Informasi Intelijen

Tekanan Boikot Israel terhadap Merek-merek Amerika di Timur Tengah

$7.000 untuk Keluar dari Gaza: Eksploitasi Warga Palestina yang Melarikan Diri ke Mesir

Krisis Kemanusiaan di Gaza Meningkat, Yordania Gelar Pertemuan Darurat Internasional

Apple Dituduh Mendukung Konflik Israel-Palestina: Karyawan Menuntut Penghentian Sumbangan Kontroversial

Transformasi Ekonomi Global: Dampak Penghentian Perjanjian Petro Dollar oleh Arab Saudi

Rencana Gencatan Senjata Gaza Terhambat oleh Perubahan Usulan dari Hamas, Klaim AS

HRW: Penggunaan Kelaparan oleh Israel sebagai Senjata Perang di Gaza Merupakan ‘Kejahatan Perang’

PBB Temukan Bukti Kejahatan Kemanusiaan oleh Israel di Gaza

Knesset Israel Setujui Undang-Undang Kontroversial Wajib Militer Ultra-Ortodoks di Tengah Konflik Gaza

Resolusi DK PBB Dukung Gencatan Senjata Gaza: Langkah Menuju Perdamaian yang Tantangannya Besar”

Pertemuan Tegang di Kairo: Morsi Dituduh Mengimplikasikan Yahudi Mengendalikan Media AS

Angelina Jolie Menuduh Israel dan Pemimpin Dunia Melakukan ‘Kejahatan Perang’ di Gaza: Gaza Menjadi Kuburan Massal dan Penjara Terbuka

Paus Fransiskus Mendesak Tindakan Segera untuk Membantu Warga Gaza yang Dilanda Perang dengan ‘Segala Cara’

Gideon Levy: Pendudukan Israel Tidak Akan Berakhir Sampai Mereka Membayar Akibatnya

Pengusiran Orang Yahudi oleh Jenderal Ulysses S. Grant pada 1862: Perintah Kontroversial di Tengah Perang Saudara

Ribuan Orang Berkumpul di Luar Gedung Putih untuk Memprotes Perang di Gaza

Benny Gantz Mengundurkan Diri dari Kabinet Perang: Pukulan Telak bagi Netanyahu

Kebencian terhadap Netanyahu Meningkat di Tengah Isolasi Internasional Israel

Kolombia Hentikan Ekspor Batu Bara ke Israel karena Konflik Gaza: Tindakan Tegas Presiden Gustavo Petro

Truk Bantuan Palsu Digunakan dalam Operasi Penyelamatan di Nuseirat: Partisipasi ‘Sel Khusus’ AS Terungkap

Dewan Menteri D-8 Serukan Gencatan Senjata “Segera, Permanen, Tanpa Syarat” di Gaza

Penindasan Suara Pro-Palestina: Akademisi Inggris Mengungkap “Perburuan Penyihir” terhadap Muslim di Kehidupan Publik

Israel Menyerang Sekolah di Gaza yang Menampung Pengungsi Palestina, Menewaskan Sedikitnya 40 Orang

Bagaimana “Le Monde” Meliput Konflik Israel-Palestina Sejak 1945

Spanyol Ikut Campur dalam Kasus Genosida Afrika Selatan Terhadap Israel di ICJ

Opini Roy  tentang Solidaritas Mahasiswa Elit Prancis untuk Gaza: Sebuah Tindakan Moral, Bukan Revolusi

Bernie Sanders: Menghormati Netanyahu dengan Pidato Kongres adalah Kesalahan Besar

Gideon Levy Mengkritik Media Israel yang Tidak Memperlihatkan Penderitaan di Gaza

Gencatan Senjata Gaza: Amrit Kaur Menyerukan Kesetiaan pada Kemanusiaan dalam Penerimaan Penghargaan Layar Kanada

Kontroversi di Parlemen Prancis: Bendera Palestina di Tengah Isu Politik Sensitif

Lapid Kecam Smotrich dan Ben Gvir atas Ancaman Gulingkan Koalisi Terkait Gencatan Senjata Sandera

Macklemore: Melawan Apartheid demi Kemerdekaan Palestina di Tengah Konflik Gaza

Maladewa Melarang Warga Israel Masuk Negara Terkait Konflik Gaza: Solidaritas dengan Palestina dan Implikasi Regional

Max Chandler-Mather Menggemakan Solidaritas untuk Palestina di Parlemen: Sebuah Seruan Melawan Ketidakadilan dan Dukungan untuk Penentuan Nasib Sendiri

Mesir Bergabung dalam Kasus Genosida terhadap Israel di Pengadilan Tinggi PBB

Türkiye Bergabung dalam Kasus Genosida Afrika Selatan terhadap Israel di ICJ

Chile Bergabung dengan Afrika Selatan dalam Kasus Genosida Terhadap Israel di ICJ

Terima Kasih, Biden: Ribuan Orang di Yerusalem Berunjuk Rasa Mendukung Tawaran Kesepakatan Sandera yang Baru

Protes Anti-Islam di London: Pendukung Tommy Robinson Teriakkan Slogan Kebencian, Aktivis Pro-Palestina Ditangkap

Kehlani Berkolaborasi dengan Kolektif Nöl Palestina dalam Proyek Penggalangan Dana untuk Keluarga di Palestina, Kongo, dan Sudan

Selebriti AS Berunjuk Rasa untuk Palestina di Tengah Meningkatnya Konflik Gaza

Steven Seagal Terima Penghargaan dari Putin, Sampaikan Pidato Kontroversial tentang Ukraina

Perdana Menteri Georgia Mendorong AS dan UE untuk Menghilangkan Oligarki: Peringatan akan Ancaman Politik Barat terhadap Negaranya

Israel Melobi Pejabat Jerman untuk Mengecam Surat Perintah Penangkapan ICC terhadap Netanyahu

Arab Saudi Sambut Baik Pengakuan Palestina oleh Norwegia, Irlandia, dan Spanyol

Arab Saudi Serukan Hak Hidup Aman bagi Warga Palestina dalam Pertemuan OKI di Jeddah

Senator AS Lindsey Graham Kritik Permintaan Surat Perintah Penangkapan ICC terhadap Pejabat Israel, Khawatir AS Menjadi Target Berikutnya

Pemerintahan Biden Siap Kerja Sama dengan Kongres untuk Potensi Sanksi terhadap ICC atas Permintaan Penangkapan Netanyahu

Kolombia Tegaskan Dukungan bagi Palestina: Pendekatan Baru di Bawah Kepemimpinan Presiden Petro

Norwegia, Irlandia, dan Spanyol Mengakui Negara Palestina: Tindakan Bersejarah yang Mengguncang Diplomasi Global

Staf Yahudi Mengundurkan Diri dari Pemerintahan Biden Sebagai Protes Atas Dukungan Terhadap Kampanye Militer Israel di Gaza

Krisis Kemanusiaan di Gaza Semakin Memperburuk, PBB Hentikan Distribusi Makanan di Rafah

Pernyataan Jaksa ICC Karim AA Khan KC tentang Permohonan Surat Perintah Penangkapan terkait Situasi di Negara Palestina

Andrew Feinstein Mengkritik Pemimpin Partai Buruh, Keir Starmer, atas Dukungannya terhadap Konflik Gaza dan Korupsi dalam Perdagangan Senjata

Perancis, Belgia, dan Slovenia Dukung Upaya ICC untuk Mengeluarkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas

Komunitas Yahudi Berduka: Kehilangan Presiden dan Menteri Luar Negeri Iran, Inilah Penghormatan  Terakhir Neturei Karta

Jatuhnya Helikopter Tewaskan Presiden dan Menteri Luar Negeri Iran: Ketegangan Politik di Tengah Kegagalan Teknis

Prof. Mearsheimer: Pembersihan Etnis atau Solusi Damai? Analisis Krisis Israel

Utusan Palestina: Israel Berniat ‘Menggusur, Menundukkan, atau Membunuh’ Warga Gaza

Insiden di Mahkamah Internasional: Pengacara Israel Disebut ‘Pembohong’ oleh Pengamat Selama Sidang

Raja Saudi Salman Dirawat karena Radang Paru-paru di Istana Al Salam

Helikopter dalam Konvoi yang Membawa Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh di Azerbaijan Timur

JPMorgan Chase Tarik Investasi dari Elbit Systems di Tengah Tekanan Kampanye Boikot

76 Tahun Nakba: Peringatan Sejarah dan Bencana yang Berkepanjangan di Gaza

Afrika Selatan Menuduh Israel Lakukan Genosida di Gaza di Hadapan Mahkamah Internasional, ini Alasan Adila Hassim

Kontroversi Nat Schwartz: Penyelidikan The New York Times tentang Kekerasan Seksual oleh Hamas dan Implikasinya

Pengarahan Jaksa ICC Karim AA Khan KC kepada Dewan Keamanan PBB mengenai Situasi di Libya: Laporan dan Peta Jalan Menuju Keadilan Berdasarkan Resolusi 1970 (2011)

Hakim Kanada Tolak Pembubaran Demo Pro-Palestina di Universitas McGill

Prof. Jeffrey Sachs: Kebijakan Luar Negeri AS Bertentangan dengan Kepentingan Rakyat dan Didasarkan pada Kebohongan Berkelanjutan

Blokade Bantuan ke Gaza: Protes, Krisis Kelaparan, dan Konsekuensi Global

Netanyahu Tegaskan Israel Bukan “Negara Bawahan” AS di Tengah Ketegangan dengan Biden

Thomas Piketty: Barat Harus Memberikan Sanksi kepada Israel Jika Benar-Benar Mendukung Solusi Dua Negara

Mayor Angkatan Darat AS Mengundurkan Diri untuk Memprotes Dukungan Amerika terhadap Israel di Gaza

Enam Sekutu Amerika Serikat  Dukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Paul Newman tentang Kebenaran dan Politik Luar Negeri Amerika: “Menciptakan Musuh untuk Membenarkan Perang”

Jeremy Corbyn di Rafah: ” Kisah Horor dan Harapan di Gaza: Panggilan untuk Keadilan dan Perdamaian”

Antony Blinken Mengecam Klaim Israel: Keadilan dan Kemanusiaan dalam Konflik Gaza

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *