Jakarta, Kowantaranews.com -Duta Besar Suriah untuk Indonesia, Abdul Monem Annan, dalam sebuah wawancara eksklusif menegaskan bahwa setiap peralihan kekuasaan di Suriah adalah dan harus menjadi hasil kehendak rakyat Suriah sendiri, tanpa campur tangan asing. Pernyataan ini datang di tengah perdebatan internasional yang terus berlangsung mengenai peran kekuatan luar dalam konflik berkepanjangan di negara tersebut.
Posisi Suriah terhadap Isu Kedaulatan Nasional
Annan menjelaskan bahwa prinsip kedaulatan nasional adalah hal yang tidak dapat ditawar. Menurutnya, Suriah adalah negara yang berdaulat dan memiliki hak penuh untuk menentukan masa depannya sendiri, termasuk dalam hal kepemimpinan politik. “Kami menolak segala bentuk intervensi asing, baik yang dilakukan secara langsung maupun melalui dukungan terhadap kelompok-kelompok tertentu di Suriah,” tegas Annan.
Ia juga mengkritik negara-negara yang, menurutnya, menggunakan isu demokrasi dan hak asasi manusia sebagai alasan untuk mencampuri urusan dalam negeri Suriah. “Tidak ada negara yang memiliki hak untuk mendikte apa yang harus dilakukan oleh rakyat Suriah,” tambahnya.
Baca juga : Mengoyak Batas: Israel Menerobos Jantung Suriah di Tengah Kekosongan Kekuasaan
Baca juga : Netanyahu Tersudut! Perintah ICC Guncang Israel, Dunia Soroti ‘Kebarbaran Modern’ di Gaza
Baca juga : Krisis Politik Korea Selatan: Drama Pemakzulan yang Mengguncang Negeri Ginseng
Konflik Suriah dan Kompleksitasnya
Sejak meletusnya konflik pada tahun 2011, Suriah telah menjadi ajang pertempuran berbagai kepentingan internasional. Banyak pihak yang menuding adanya intervensi asing, baik dalam bentuk dukungan militer maupun politik, untuk menggulingkan pemerintahan Presiden Bashar al-Assad. Namun, Annan menegaskan bahwa pemerintahan Assad tetap kokoh berkat dukungan mayoritas rakyat Suriah.
“Ada narasi yang salah di dunia internasional bahwa pemerintah Suriah kehilangan legitimasi. Faktanya, dalam pemilu terakhir yang diawasi oleh berbagai pihak independen, Presiden Assad mendapatkan dukungan signifikan dari rakyat,” jelasnya. Ia menambahkan bahwa keberlanjutan pemerintahan Assad mencerminkan kehendak rakyat yang mendambakan stabilitas setelah bertahun-tahun dilanda kekacauan.
Peran Aktor Asing dalam Konflik Suriah
Meski Annan menegaskan tidak ada intervensi asing dalam peralihan kekuasaan di Suriah, realitas di lapangan menunjukkan bahwa berbagai aktor asing memiliki pengaruh besar dalam dinamika konflik. Amerika Serikat, Rusia, Iran, dan Turki adalah beberapa negara yang terlibat secara langsung atau tidak langsung melalui dukungan militer, finansial, atau politik terhadap kelompok tertentu.
Annan menuduh beberapa negara Barat sengaja mempersenjatai oposisi untuk melemahkan pemerintah yang sah. “Ini adalah bentuk neokolonialisme. Mereka ingin memaksakan agenda mereka dengan membiayai kelompok-kelompok bersenjata yang menghancurkan infrastruktur negara kami,” ujarnya. Ia juga menyinggung peran negara-negara Teluk yang diduga memberikan dukungan logistik kepada pemberontak.
Namun, Annan mengapresiasi peran Rusia dan Iran yang disebutnya sebagai sekutu strategis Suriah dalam melawan terorisme dan mempertahankan integritas wilayah negara. “Kerjasama kami dengan Rusia dan Iran didasarkan pada kesepakatan bilateral yang sah. Ini berbeda dengan apa yang dilakukan beberapa negara lain yang mendukung kelompok teroris di Suriah,” katanya.
Pandangan tentang Proses Politik di Suriah
Dubes Annan juga menyoroti pentingnya proses politik yang inklusif untuk mengakhiri konflik di Suriah. Ia mengatakan bahwa pemerintah Suriah telah berkomitmen pada dialog nasional yang melibatkan semua pihak, termasuk oposisi yang tidak terlibat dalam aksi terorisme. “Kami membuka pintu untuk semua elemen masyarakat Suriah yang ingin berkontribusi dalam membangun kembali negara ini,” jelasnya.
Menurut Annan, pemilu yang adil dan transparan adalah mekanisme terbaik untuk menentukan masa depan politik Suriah. Ia menyebut bahwa pemerintah telah mengambil langkah-langkah konkret untuk memastikan partisipasi rakyat dalam proses politik. Namun, ia juga menekankan bahwa pemilu tersebut harus bebas dari tekanan dan pengaruh asing.
Rekonstruksi Pasca-Konflik
Di tengah konflik yang masih berlangsung, pemerintah Suriah mulai merancang langkah-langkah rekonstruksi untuk memulihkan negara. Annan mengatakan bahwa rekonstruksi ini adalah prioritas utama pemerintah Assad, meskipun tantangan besar tetap ada, terutama terkait sanksi ekonomi yang diberlakukan oleh negara-negara Barat.
“Sanksi ini tidak hanya menargetkan pemerintah, tetapi juga rakyat Suriah yang kini menghadapi kesulitan ekonomi. Ini adalah tindakan yang tidak manusiawi dan bertentangan dengan hukum internasional,” kritik Annan. Ia menyerukan kepada komunitas internasional untuk mencabut sanksi tersebut demi mempercepat proses pemulihan.
Annan juga menyoroti peran negara-negara sahabat, termasuk Indonesia, dalam mendukung proses rekonstruksi di Suriah. “Kami sangat menghargai solidaritas dan dukungan yang diberikan oleh Indonesia. Ini adalah bukti bahwa hubungan kami didasarkan pada prinsip saling menghormati dan persahabatan sejati,” katanya.
Harapan untuk Masa Depan Suriah
Di akhir wawancara, Annan menyampaikan harapannya untuk masa depan Suriah. Ia optimistis bahwa negara tersebut dapat bangkit kembali dengan dukungan rakyatnya sendiri. “Kami telah melalui masa-masa sulit, tetapi kami tidak akan menyerah. Suriah akan menjadi lebih kuat dan lebih mandiri,” ujarnya dengan penuh keyakinan.
Ia juga menekankan pentingnya persatuan di antara rakyat Suriah untuk menghadapi tantangan ke depan. “Hanya dengan bersatu, kita dapat mengatasi semua rintangan dan membangun Suriah yang damai, sejahtera, dan berdaulat,” pungkasnya.
Pernyataan Annan ini mencerminkan semangat perjuangan rakyat Suriah yang ingin lepas dari belenggu konflik dan campur tangan asing. Meski jalan menuju perdamaian dan stabilitas masih panjang, tekad untuk mempertahankan kedaulatan nasional tetap menjadi pijakan utama dalam upaya membangun masa depan yang lebih baik bagi Suriah. By Mukroni
Foto Kompas
- Berita Terkait
Mengoyak Batas: Israel Menerobos Jantung Suriah di Tengah Kekosongan Kekuasaan
Netanyahu Tersudut! Perintah ICC Guncang Israel, Dunia Soroti ‘Kebarbaran Modern’ di Gaza
Krisis Politik Korea Selatan: Drama Pemakzulan yang Mengguncang Negeri Ginseng
Drama Pemakzulan: Presiden Yoon Suk Yeol Dikepung Oposisi dan Rakyat Korea Selatan
Demokrasi di Ujung Tanduk: Drama Darurat Militer Yoon Suk Yeol Mengguncang Korea Selatan
Muhammad Yunus: Misi Menyelamatkan Bangladesh dari Reruntuhan Hasina!
Hezbollah Tahan Langkah: Pertarungan di Suriah Beralih ke Taruhan Baru di Timur Tengah!
Misi Diplomatik Taiwan: Melawan Bayang-Bayang China di Tengah Laut Pasifik
Badai Besi di Langit Ukraina: Serangan Drone Terbesar Rusia Mengguncang Negeri
Chinatown Baru Bangkok: Magnet Wisata Baru yang Memikat Hati Dunia!
Rahasia Gelap di Balik Transisi Kekuasaan Trump: Ancaman bagi Demokrasi?
Armagedon di Dnipro: Rusia Hujani Ukraina dengan Rudal Antarbenua
Bencana Identitas: Menteri Kanada Tersungkur setelah Salah Mengklaim Warisan Pribumi
Mengejutkan! Perampok Beraksi di Kastil Windsor, Keamanan Kerajaan Dipertaruhkan!
Indonesia: Magnet Besar, Tantangan Tak Berujung bagi Investor AS
Dunia Bersatu di Tangan Prabowo: Perjanjian Bersejarah dengan Kanada dan Peru di KTT APEC!
Rapat Elite Kabinet! Bahlil Pimpin Pertemuan Akbar Subsidi Energi demi Masa Depan Indonesia
Ekonomi Indonesia Terancam ‘Macet’, Target Pertumbuhan 8% Jadi Mimpi?
Janji Pemutihan Utang Petani: Kesejahteraan atau Jurang Ketergantungan Baru?
Indonesia Timur Terabaikan: Kekayaan Alam Melimpah, Warganya Tetap Miskin!
Menuju Swasembada Pangan: Misi Mustahil atau Harapan yang Tertunda?
QRIS dan Uang Tunai: Dua Sisi dari Evolusi Pembayaran di Indonesia
Ledakan Ekonomi Pedas: Sambal Indonesia Mengguncang Dunia!
Keanekaragaman Hayati di Ujung Tanduk: Lenyapnya Satwa dan Habitat Indonesia!
Indonesia Menuju 2045: Berhasil Naik Kelas, Tapi Kemiskinan Semakin Mengancam?
Food Estate: Ilusi Ketahanan Pangan yang Berujung Malapetaka ?
Menjelang Akhir Jabatan, Jokowi Tinggalkan PR Besar: Pembebasan Lahan IKN Tersendat!
Pangan Indonesia di Ujung Tanduk: Fase Krusial Beras dan Gula Menuju Krisis!
Tambang Pasir Laut: Ancaman Mematikan bagi Ekosistem dan Kehidupan Pesisir Indonesia!
Duel Menteri Jokowi: Ekspor Pasir Laut atau Hancurkan Lautan Indonesia?
Lonjakan Konsumsi di Tengah Tekanan Ekonomi: Masyarakat Indonesia Bertahan dengan Tabungan!
Hilirisasi Tambang: Mesin Pertumbuhan Ekonomi yang Tak Kunjung Menyala
Impor Lagi? Karena Produksi Pangan Lokal Terlalu Mewah untuk Rakyat!
Stop! Impor Makanan Mengancam! Ketahanan Pangan Indonesia di Ujung Tanduk!
Selamat Datang di Kawasan Lindung: Hutan Hilang Dijamin!
Kongsi Gula Raksasa: Kuasai Tanah, Singkirkan Hutan di Merauke!
Ekspor Pasir Laut Dibuka: Keuntungan Instan, Kerusakan Lingkungan Mengancam Masa Depan!
APBN 2025: Anggaran Jumbo, Stimulus Mini untuk Ekonomi
“Investasi di IKN Melonjak, Tapi Pesawatnya Masih Cari Parkir”
Mandeknya Pengembalian Aset BLBI: Ujian Nyali dan Komitmen Pemerintah
Jeratan Hukum Fify Mulyani dalam Kasus Poligami dan Tindak Pidana Pencucian Uang
Skandal Kuota Haji Khusus: Dugaan Penyelewengan di Balik Penyelenggaraan Haji 2024
IKN di Persimpangan: Anggaran Menyusut, Investasi Swasta Diharapkan
Warteg Menolak IKN, Apa Warteg Menolak IKAN ?
Keren !, Sejumlah Alumni UB Mendirikan Koperasi dan Warteg Sahabat di Kota Malang
Ternyata Warteg Sahabat KOWATAMI Memakai Sistem Kasir Online
Ternyata Warteg Sahabat Berada di Bawah Naungan Koperasi Warung Sahabat Madani
Wow Keren !, Makan Gratis di Warteg Sahabat Untuk Penghafal Surat Kahfi di Hari Minggu
Warteg Sahabat Satu-Satunya Warteg Milenial di Kota Malang dengan Wifi
Warteg Sahabat Menawarkan Warteg Gaya Milenial untuk Kota Malang dan Sekitarnya
Republik Bahari Mengepakan Sayap Warteg ala Café di Cilandak Jakarta Selatan
Promo Gila Gilaan Di Grand Opening Rodjo Duren Cirendeu.
Pelanggan Warteg di Bekasi dan Bogor Kecewa, Menu Jengkol Hilang
KOWARTAMI Membuka Lagi Gerai Warteg Republik Bahari ke-5 di MABES Jakarta Barat
Ternyata Nasi Padang Ada yang Harganya Lebih Murah dari Warteg, Apa benar ?
Menikmati Menu Smoothies Buah Naga Di Laloma Cafe Majalengka
Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu
Ketika Pedagang Warteg Menanyakan Syarat Mendapatkan Satu Juta Kuota Sertifikasi Halal Gratis
Warteg Republik Bahari Di Bawah Kowartami Mulai Berkibar Di Penghujung Pandemi
Curhat Pemilik Warung Seafood Bekasi Ketika Omsetnya Belum Beranjak Naik
Trending Di Twitter, Ternyata Mixue Belum Mendapat Sertifikat Halal Dari BPJPH Kementerian Agama
Megenal Lebih Dekat Apapun Makanannya Teh Botol Sosro Minumannya, Cikal Bakalnya Dari Tegal
Kowartami Resmikan Warteg Republik Bahari Cabang Ke-4 Di Salemba Jakarta Pusat
Natal Di Jepang, Kentucky Fried Chicken (KFC) Salah Satu Makanan Favorit
Pedagang Warteg Semakin Sulit Harga Beras Naik
Yabie Cafe Tempat Bersantai Kekinian di Kranji Bekasi
Nongkrong Sambil Mencicip Surabi dengan Beragam Topping di Bandung