• Sel. Jan 14th, 2025

KowantaraNews

RINGKAS DAN TAJAM

Israel Menghancurkan Assad dan Menggoyang Timur Tengah

ByAdmin

Des 14, 2024
Sharing is caring

Jakarta, Kowantaranews.com -Dalam perkembangan geopolitik Timur Tengah yang penuh dinamika, tumbangnya rezim Bashar al-Assad pada 8 Desember 2024 menjadi salah satu peristiwa paling signifikan dalam beberapa dekade terakhir. Di balik peristiwa tersebut, Israel muncul sebagai pemain utama yang secara langsung maupun tidak langsung berperan besar dalam melemahkan kekuatan Assad. Kejatuhan ini tidak hanya meruntuhkan pemerintahan Suriah yang telah berkuasa selama lebih dari lima dekade, tetapi juga mengguncang keseimbangan kekuatan di kawasan tersebut, terutama dengan melibatkan Iran dan loyalisnya, Hizbullah.

Latar Belakang Konflik Suriah

Sejak pecahnya revolusi Suriah pada tahun 2011, negara tersebut terjebak dalam konflik berkepanjangan antara berbagai pihak. Pada tahap awal, gerakan rakyat menuntut reformasi politik dan pengakhiran pemerintahan otoriter Bashar al-Assad. Namun, situasi dengan cepat berubah menjadi perang saudara ketika kelompok oposisi bersenjata bermunculan. Di tengah kekacauan, Iran dan Hizbullah masuk ke Suriah pada 2013 dengan dalih menyelamatkan rezim Assad. Kehadiran mereka menambah dimensi baru pada konflik tersebut.

Bagi Israel, keterlibatan Iran di Suriah merupakan ancaman besar. Kehadiran langsung pasukan Iran di perbatasan utara Israel melalui Suriah menjadi situasi yang tidak dapat diterima. Sejak saat itu, Israel memfokuskan strateginya untuk melemahkan kekuatan Iran di Suriah, yang pada akhirnya turut melemahkan rezim Assad.

Strategi Israel: Serangan Udara Gencar

Israel telah lama dikenal menggunakan serangan udara sebagai alat utama dalam kebijakan militernya. Dari tahun 2017 hingga 2022, The Jerusalem Post melaporkan bahwa Israel meluncurkan lebih dari 1.000 serangan udara ke berbagai target di Suriah. Sasaran utama adalah basis militer Iran, gudang senjata, dan posisi strategis Hizbullah. Menurut laporan Pemantau Hak Asasi Manusia Suriah (SOHR), hanya pada tahun 2020 saja Israel melancarkan 40 serangan udara yang menewaskan 215 tentara Iran dan sekutunya, serta menghancurkan 135 fasilitas militer.

Serangan ini berlanjut hingga 2024, termasuk serangan mematikan pada 1 April 2024 yang menghancurkan kantor konsulat Iran di Damaskus. Serangan tersebut menewaskan 16 anggota Divisi Al-Quds Garda Revolusi Iran, termasuk dua jenderal senior. Serangan ini menunjukkan bahwa Israel tidak hanya bertujuan menghancurkan infrastruktur militer, tetapi juga memberikan pukulan moral kepada Iran dan sekutunya.

Dinamika Hubungan Israel dan Assad

Sebelum revolusi Suriah, Israel dan rezim Assad memiliki hubungan yang relatif stabil meskipun tidak bersahabat. Sejak era Hafez al-Assad hingga putranya Bashar, Suriah menjaga kesepakatan gencatan senjata di Dataran Tinggi Golan yang dicapai pada tahun 1974. Kondisi ini memberikan stabilitas di perbatasan Israel-Suriah selama puluhan tahun.

Namun, segalanya berubah ketika revolusi Suriah pecah dan Iran mulai memainkan peran aktif di Suriah. Israel tidak lagi melihat rezim Assad sebagai faktor stabilitas, tetapi sebagai perpanjangan tangan Iran. Pandangan ini mendorong perubahan sikap Israel terhadap Suriah. Dengan menggempur posisi militer Iran dan loyalisnya di Suriah, Israel secara tidak langsung juga melemahkan kekuatan rezim Assad.

Baca juga : Drama Politik Korea Selatan: Presiden Yoon Dituding Pemimpin Pemberontak!

Baca juga : Dubes Suriah: Peralihan Kekuasaan Assad Kehendak Rakyat

Mengoyak Batas: Israel Menerobos Jantung Suriah di Tengah Kekosongan Kekuasaan

Kejatuhan Assad: Titik Balik Timur Tengah

Pada Desember 2024, koalisi oposisi yang dipimpin oleh Hayat Tahrir al-Sham (HTS) berhasil mengambil alih Damaskus dalam serangan kilat. Presiden Bashar al-Assad dilaporkan melarikan diri ke luar negeri, mengakhiri lima dekade pemerintahan Partai Baath di Suriah. Serangan udara Israel selama bertahun-tahun sebelumnya menjadi salah satu faktor kunci yang melemahkan pertahanan rezim Assad, sehingga memudahkan oposisi merebut kekuasaan.

Setelah kejatuhan Assad, Israel melancarkan lebih dari 300 serangan udara tambahan terhadap gudang senjata dan fasilitas militer Suriah. Tujuannya jelas: mencegah kelompok oposisi bersenjata menguasai senjata berat yang dapat mengancam keamanan Israel. Dalam waktu singkat, Israel mengklaim telah menghancurkan 80% infrastruktur militer Suriah.

Poros Bulan Sabit dan Kekalahan Iran

Kehadiran Iran di Suriah adalah bagian dari strategi besar yang dikenal sebagai “Poros Bulan Sabit,” yang mencakup Iran, Irak, Suriah, dan Lebanon. Poros ini memungkinkan Iran untuk memproyeksikan kekuatannya hingga ke perbatasan Israel melalui Hizbullah di Lebanon. Dengan kejatuhan Assad, poros ini mengalami pukulan berat.

Bagi Iran, Suriah adalah jalur logistik utama untuk mendukung Hizbullah. Kehilangan Damaskus berarti kehilangan akses langsung ke front melawan Israel. Hal ini menjadi kekalahan strategis bagi Iran, sementara bagi Israel, kejatuhan Assad adalah kemenangan besar dalam melemahkan ancaman dari Iran.

Manuver Israel di Dataran Tinggi Golan

Di tengah perubahan politik di Suriah, Israel meningkatkan kehadirannya di wilayah penyangga di Dataran Tinggi Golan. Militer Israel kini hanya berjarak sekitar 30 kilometer dari Damaskus. Langkah ini mendapat kecaman dari PBB dan komunitas internasional, tetapi Israel tampaknya tidak peduli. Dengan mendekati ibu kota Suriah, Israel mengirim pesan tegas kepada pemerintah baru di Damaskus bahwa mereka siap mempertahankan kepentingannya.

Dampak Regional dan Internasional

Tumbangnya Assad memiliki dampak luas di Timur Tengah. Bagi Turki, Arab Saudi, dan negara-negara Teluk, kejatuhan Assad membuka peluang untuk mengurangi pengaruh Iran di kawasan. Di sisi lain, Rusia, yang selama ini menjadi pendukung utama Assad, menghadapi dilema baru dalam mempertahankan kepentingannya di Suriah.

Amerika Serikat, meskipun secara resmi tidak terlibat langsung, kemungkinan melihat kejatuhan Assad sebagai kemenangan tak langsung atas Iran. Namun, stabilitas jangka panjang Suriah masih menjadi pertanyaan besar, terutama dengan kelompok oposisi bersenjata yang kini memegang kendali.

Israel dan Masa Depan Timur Tengah

Dengan kejatuhan Assad, Israel berhasil mencapai tujuan strategisnya: melemahkan Iran dan Hizbullah di Suriah. Namun, kemenangan ini bukan tanpa risiko. Kelompok-kelompok oposisi Suriah yang kini berkuasa belum tentu bersahabat dengan Israel. Selain itu, konflik internal di Suriah yang berlanjut dapat menciptakan ketidakstabilan yang berkepanjangan.

Israel telah menunjukkan kemampuannya untuk memanfaatkan momen geopolitik demi keuntungannya sendiri. Namun, tantangan baru akan muncul di Timur Tengah yang semakin kompleks. Kejatuhan Assad hanyalah salah satu babak dalam konflik panjang yang belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. By Mukroni

Foto Kowantaranews

  • Berita Terkait

Dubes Suriah: Peralihan Kekuasaan Assad Kehendak Rakyat

Mengoyak Batas: Israel Menerobos Jantung Suriah di Tengah Kekosongan Kekuasaan

Netanyahu Tersudut! Perintah ICC Guncang Israel, Dunia Soroti ‘Kebarbaran Modern’ di Gaza

Krisis Politik Korea Selatan: Drama Pemakzulan yang Mengguncang Negeri Ginseng

Drama Pemakzulan: Presiden Yoon Suk Yeol Dikepung Oposisi dan Rakyat Korea Selatan

Demokrasi di Ujung Tanduk: Drama Darurat Militer Yoon Suk Yeol Mengguncang Korea Selatan

Muhammad Yunus: Misi Menyelamatkan Bangladesh dari Reruntuhan Hasina!

Hezbollah Tahan Langkah: Pertarungan di Suriah Beralih ke Taruhan Baru di Timur Tengah!

Misi Diplomatik Taiwan: Melawan Bayang-Bayang China di Tengah Laut Pasifik

Badai Besi di Langit Ukraina: Serangan Drone Terbesar Rusia Mengguncang Negeri

Chinatown Baru Bangkok: Magnet Wisata Baru yang Memikat Hati Dunia!

Rahasia Gelap di Balik Transisi Kekuasaan Trump: Ancaman bagi Demokrasi?

Armagedon di Dnipro: Rusia Hujani Ukraina dengan Rudal Antarbenua

Bencana Identitas: Menteri Kanada Tersungkur setelah Salah Mengklaim Warisan Pribumi

Presiden Prabowo Guncang Dunia: Misi Besar Mengakhiri Kelaparan dan Mewujudkan Perdamaian Global di KTT G20

Mengejutkan! Perampok Beraksi di Kastil Windsor, Keamanan Kerajaan Dipertaruhkan!

Indonesia: Magnet Besar, Tantangan Tak Berujung bagi Investor AS

Dunia Bersatu di Tangan Prabowo: Perjanjian Bersejarah dengan Kanada dan Peru di KTT APEC!

Indonesia Menuju Swasembada Pangan: Prabowo dan Gibran Siapkan Lompatan Raksasa Menuju Lumbung Dunia!

Prabowo Hadapi Warisan Beban Utang Raksasa: Misi Penyelamatan Anggaran di Tengah Tekanan Infrastruktur Jokowi

Rapat Elite Kabinet! Bahlil Pimpin Pertemuan Akbar Subsidi Energi demi Masa Depan Indonesia

Ekonomi Indonesia Terancam ‘Macet’, Target Pertumbuhan 8% Jadi Mimpi?

Janji Pemutihan Utang Petani: Kesejahteraan atau Jurang Ketergantungan Baru?

Indonesia Timur Terabaikan: Kekayaan Alam Melimpah, Warganya Tetap Miskin!

Menuju Swasembada Pangan: Misi Mustahil atau Harapan yang Tertunda?

QRIS dan Uang Tunai: Dua Sisi dari Evolusi Pembayaran di Indonesia

Ledakan Ekonomi Pedas: Sambal Indonesia Mengguncang Dunia!

Keanekaragaman Hayati di Ujung Tanduk: Lenyapnya Satwa dan Habitat Indonesia!

Indonesia Menuju 2045: Berhasil Naik Kelas, Tapi Kemiskinan Semakin Mengancam?

Food Estate: Ilusi Ketahanan Pangan yang Berujung Malapetaka ?

Menjelang Akhir Jabatan, Jokowi Tinggalkan PR Besar: Pembebasan Lahan IKN Tersendat!

Pangan Indonesia di Ujung Tanduk: Fase Krusial Beras dan Gula Menuju Krisis!

Tambang Pasir Laut: Ancaman Mematikan bagi Ekosistem dan Kehidupan Pesisir Indonesia!

Duel Menteri Jokowi: Ekspor Pasir Laut atau Hancurkan Lautan Indonesia?

Lonjakan Konsumsi di Tengah Tekanan Ekonomi: Masyarakat Indonesia Bertahan dengan Tabungan!

Hilirisasi Tambang: Mesin Pertumbuhan Ekonomi yang Tak Kunjung Menyala

Impor Lagi? Karena Produksi Pangan Lokal Terlalu Mewah untuk Rakyat!

Stop! Impor Makanan Mengancam! Ketahanan Pangan Indonesia di Ujung Tanduk!

Selamat Datang di Kawasan Lindung: Hutan Hilang Dijamin!

Kongsi Gula Raksasa: Kuasai Tanah, Singkirkan Hutan di Merauke!

Ekspor Pasir Laut Dibuka: Keuntungan Instan, Kerusakan Lingkungan Mengancam Masa Depan!

APBN 2025: Anggaran Jumbo, Stimulus Mini untuk Ekonomi

“Investasi di IKN Melonjak, Tapi Pesawatnya Masih Cari Parkir”

Mandeknya Pengembalian Aset BLBI: Ujian Nyali dan Komitmen Pemerintah

Jeratan Hukum Fify Mulyani dalam Kasus Poligami dan Tindak Pidana Pencucian Uang

Skandal Kuota Haji Khusus: Dugaan Penyelewengan di Balik Penyelenggaraan Haji 2024

IKN di Persimpangan: Anggaran Menyusut, Investasi Swasta Diharapkan

Warteg Menolak IKN, Apa Warteg Menolak IKAN ?

Keren !, Sejumlah Alumni UB Mendirikan Koperasi dan Warteg Sahabat di Kota Malang

Ternyata Warteg Sahabat KOWATAMI Memakai Sistem Kasir Online

Ternyata Warteg Sahabat Berada di Bawah Naungan Koperasi Warung Sahabat Madani

Wow Keren !, Makan Gratis di Warteg Sahabat Untuk Penghafal Surat Kahfi di Hari Minggu

Warteg Sahabat Satu-Satunya Warteg Milenial di Kota Malang dengan Wifi

Warteg Sahabat Menawarkan Warteg Gaya Milenial untuk Kota Malang dan Sekitarnya

Republik Bahari Mengepakan Sayap Warteg ala Café di Cilandak Jakarta Selatan

Promo Gila Gilaan Di Grand Opening Rodjo Duren Cirendeu.

Pelanggan Warteg di Bekasi dan Bogor Kecewa, Menu Jengkol Hilang

KOWARTAMI Membuka Lagi Gerai Warteg Republik Bahari ke-5 di MABES Jakarta Barat

Ternyata Nasi Padang Ada yang Harganya Lebih Murah dari Warteg, Apa benar ?

Menikmati Menu Smoothies Buah Naga Di Laloma Cafe Majalengka 

Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu

Ketika Pedagang Warteg Menanyakan Syarat Mendapatkan Satu Juta Kuota Sertifikasi Halal Gratis

Warteg Republik Bahari Di Bawah Kowartami Mulai Berkibar Di Penghujung Pandemi

Curhat Pemilik Warung Seafood Bekasi Ketika Omsetnya Belum Beranjak Naik

Trending Di Twitter, Ternyata Mixue Belum Mendapat Sertifikat Halal Dari BPJPH Kementerian Agama

Megenal Lebih Dekat Apapun Makanannya Teh Botol Sosro Minumannya, Cikal Bakalnya Dari Tegal

Kowartami  Resmikan  Warteg  Republik  Bahari Cabang Ke-4 Di Salemba Jakarta Pusat

Natal Di Jepang, Kentucky Fried Chicken (KFC) Salah Satu Makanan Favorit

Pedagang Warteg Semakin Sulit Harga Beras Naik

Yabie Cafe Tempat Bersantai Kekinian di Kranji Bekasi

Nongkrong Sambil Mencicip Surabi dengan Beragam Topping di Bandung

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *