Jakarta, Kowantaranews.com -Kejatuhan Bashar al-Assad sebagai Presiden Suriah menandai babak baru dalam konflik geopolitik Timur Tengah. Namun, Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan bahwa peristiwa ini tidak berarti kekalahan bagi Rusia. Sebaliknya, ia menyatakan bahwa tujuan utama Rusia selama lebih dari satu dekade keterlibatan militer di Suriah telah tercapai: mencegah negara itu menjadi kantong teroris.
Dalam konferensi pers akhir tahun di Moskwa pada 19 Desember 2024, Putin mengungkapkan bahwa Rusia telah memainkan peran kunci dalam menjaga stabilitas Suriah di tengah ancaman berbagai kelompok ekstremis. Bahkan setelah kejatuhan Assad, Rusia tetap memegang kendali atas kepentingannya di Suriah, termasuk mempertahankan dua pangkalan militernya yang strategis di Tartus dan Hmeimim.
Intervensi Militer Rusia: Keberhasilan Strategis
Sejak 2015, Rusia telah menjadi pendukung utama rezim Assad. Intervensi militer yang dilancarkan dengan dalih memerangi terorisme internasional berhasil membalikkan keadaan bagi pemerintah Assad, yang sebelumnya berada di ambang kejatuhan akibat tekanan dari kelompok pemberontak dan organisasi teroris seperti ISIS.
Dengan melibatkan kekuatan udara, penasihat militer, dan dukungan logistik, Rusia mampu membantu pemerintah Suriah merebut kembali kendali atas sebagian besar wilayah negara itu. Langkah ini tidak hanya memperkuat posisi Rusia di Timur Tengah tetapi juga mengirim pesan kuat kepada dunia tentang kemampuannya untuk memengaruhi konflik global.
Namun, kejatuhan Assad baru-baru ini menunjukkan bahwa dinamika politik Suriah telah berubah. Setelah lebih dari satu dekade konflik, Assad kehilangan dukungan dari berbagai kelompok di dalam negeri, termasuk beberapa sekutu yang sebelumnya setia. Dalam perkembangan ini, Putin menegaskan bahwa Rusia tetap berdiri di sisi Assad, bahkan memberikan suaka bagi dia dan keluarganya sebagai langkah kemanusiaan.
“Secara keseluruhan, tujuan kami di Suriah sudah tercapai. Bukan tanpa alasan sekarang banyak negara Eropa dan Amerika Serikat ingin menjalin hubungan dengan penguasa baru Suriah. Jika mereka organisasi teroris, mengapa Barat ke sana? Itu berarti, mereka sudah berubah,” kata Putin.
Baca juga : Drama Besar: Mahkamah Konstitusi dan Penyidik Geruduk Kasus Presiden Yoon Suk Yeol!
Baca juga : Drama Politik Korea Selatan: Darurat Militer yang Mengguncang Tahta Kekuasaan!
Baca juga : Israel Menghancurkan Assad dan Menggoyang Timur Tengah
Dimensi Diplomatik dan Pengaruh Baru
Meski Assad telah jatuh, Putin tampak optimistis tentang pengaruh Rusia di Suriah. Keberadaan dua pangkalan militer strategis menunjukkan bahwa Moskwa masih memegang kartu penting dalam percaturan geopolitik di kawasan itu. Selain itu, Rusia terus memainkan peran dalam membangun dialog antara berbagai pihak yang bertikai di Suriah.
Menurut Putin, keberhasilan Rusia di Suriah tidak hanya dilihat dari sudut pandang militer, tetapi juga diplomasi. Negara-negara Barat yang sebelumnya mendukung pemberontak kini mulai membuka jalur komunikasi dengan pemerintahan baru di Suriah. Hal ini, menurut Putin, adalah bukti bahwa pendekatan Rusia telah berhasil mengubah persepsi internasional terhadap stabilitas kawasan itu.
Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Sergei Gennadievich Tolchenov, menguatkan pandangan ini. Dalam pertemuan dengan media di Jakarta pada 20 Desember 2024, Tolchenov menegaskan bahwa keputusan Rusia memberikan perlindungan kepada Assad murni atas dasar kemanusiaan. “Assad adalah teman Rusia. Jika sesuatu terjadi dengan teman, tidak sepatutnya meninggalkan mereka,” ujarnya.
Paralel dengan Konflik Ukraina
Selain membahas situasi di Suriah, Putin dan Tolchenov juga menyentuh konflik yang masih berlangsung di Ukraina. Rusia terus menghadapi tekanan internasional akibat invasi yang diluncurkan pada 2022, tetapi Moskwa tetap teguh pada posisi strategisnya.
Tolchenov mengatakan bahwa Rusia terbuka terhadap mediasi perdamaian, tetapi dengan syarat akar masalah diselesaikan terlebih dahulu. Bagi Rusia, isu utama adalah keanggotaan Ukraina di NATO, keberadaan pangkalan militer Barat di wilayah Ukraina, dan perlindungan bagi populasi berbahasa Rusia.
“Kalau akarnya ini tidak ditangani, krisis akan terjadi berulang-ulang,” kata Tolchenov. Ia menambahkan bahwa Rusia tidak tertarik pada gencatan senjata sementara yang hanya akan memberikan waktu bagi Ukraina untuk memperkuat militernya. Sebaliknya, Rusia menginginkan solusi jangka panjang yang memastikan stabilitas regional.
Putin juga menyatakan kesediaannya untuk berunding dengan siapa pun, termasuk Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy atau Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump. Menurutnya, perdamaian yang abadi hanya bisa dicapai jika pihak-pihak terkait mau berkompromi.
Rusia di Persimpangan Strategi Global
Keterlibatan Rusia di Suriah dan Ukraina mencerminkan ambisi geopolitik Moskwa untuk mempertahankan statusnya sebagai kekuatan global. Meskipun menghadapi sanksi ekonomi dan tekanan diplomatik, Rusia telah menunjukkan ketahanan luar biasa dalam mengelola konflik multi-dimensi.
Di Suriah, meskipun Assad telah tumbang, Rusia berhasil mengamankan kepentingan strategisnya dan menjaga pengaruhnya di kawasan Timur Tengah. Di Ukraina, meskipun konflik masih berlangsung, Moskwa tetap memegang kendali atas beberapa wilayah penting dan menunjukkan keteguhan dalam menentang ekspansi NATO.
Kemenangan Tersembunyi?
Kejatuhan Bashar al-Assad mungkin tampak sebagai pukulan bagi Rusia di permukaan. Namun, pernyataan dan langkah-langkah yang diambil oleh Putin menunjukkan bahwa Moskwa melihat situasi ini sebagai peluang untuk menegaskan kembali perannya sebagai mediator utama di Suriah dan kawasan Timur Tengah.
Sementara itu, di Ukraina, strategi Rusia yang berfokus pada penyelesaian akar masalah menunjukkan pendekatan jangka panjang yang berisiko tetapi potensial membuahkan hasil. Dengan mempertahankan pengaruh di dua wilayah konflik ini, Rusia tampaknya berusaha menegaskan bahwa meskipun menghadapi tantangan, ia tetap menjadi pemain yang tidak dapat diabaikan di panggung internasional.
Dalam konteks ini, kejatuhan Assad bukanlah kekalahan, tetapi justru kemenangan tersembunyi bagi Rusia. Moskwa telah menunjukkan bahwa strategi yang konsisten, meskipun kontroversial, dapat memberikan hasil yang signifikan dalam menjaga kepentingan nasional di tengah turbulensi global. By Mukroni
Foto Kowantaranews.com
- Berita Terkait
Drama Besar: Mahkamah Konstitusi dan Penyidik Geruduk Kasus Presiden Yoon Suk Yeol!
Drama Politik Korea Selatan: Darurat Militer yang Mengguncang Tahta Kekuasaan!
Israel Menghancurkan Assad dan Menggoyang Timur Tengah
Dubes Suriah: Peralihan Kekuasaan Assad Kehendak Rakyat
Mengoyak Batas: Israel Menerobos Jantung Suriah di Tengah Kekosongan Kekuasaan
Netanyahu Tersudut! Perintah ICC Guncang Israel, Dunia Soroti ‘Kebarbaran Modern’ di Gaza
Krisis Politik Korea Selatan: Drama Pemakzulan yang Mengguncang Negeri Ginseng
Drama Pemakzulan: Presiden Yoon Suk Yeol Dikepung Oposisi dan Rakyat Korea Selatan
Demokrasi di Ujung Tanduk: Drama Darurat Militer Yoon Suk Yeol Mengguncang Korea Selatan
Muhammad Yunus: Misi Menyelamatkan Bangladesh dari Reruntuhan Hasina!
Hezbollah Tahan Langkah: Pertarungan di Suriah Beralih ke Taruhan Baru di Timur Tengah!
Misi Diplomatik Taiwan: Melawan Bayang-Bayang China di Tengah Laut Pasifik
Badai Besi di Langit Ukraina: Serangan Drone Terbesar Rusia Mengguncang Negeri
Chinatown Baru Bangkok: Magnet Wisata Baru yang Memikat Hati Dunia!
Rahasia Gelap di Balik Transisi Kekuasaan Trump: Ancaman bagi Demokrasi?
Armagedon di Dnipro: Rusia Hujani Ukraina dengan Rudal Antarbenua
Bencana Identitas: Menteri Kanada Tersungkur setelah Salah Mengklaim Warisan Pribumi
Mengejutkan! Perampok Beraksi di Kastil Windsor, Keamanan Kerajaan Dipertaruhkan!
Indonesia: Magnet Besar, Tantangan Tak Berujung bagi Investor AS
Dunia Bersatu di Tangan Prabowo: Perjanjian Bersejarah dengan Kanada dan Peru di KTT APEC!
Rapat Elite Kabinet! Bahlil Pimpin Pertemuan Akbar Subsidi Energi demi Masa Depan Indonesia
Ekonomi Indonesia Terancam ‘Macet’, Target Pertumbuhan 8% Jadi Mimpi?
Janji Pemutihan Utang Petani: Kesejahteraan atau Jurang Ketergantungan Baru?
Indonesia Timur Terabaikan: Kekayaan Alam Melimpah, Warganya Tetap Miskin!
Menuju Swasembada Pangan: Misi Mustahil atau Harapan yang Tertunda?
QRIS dan Uang Tunai: Dua Sisi dari Evolusi Pembayaran di Indonesia
Ledakan Ekonomi Pedas: Sambal Indonesia Mengguncang Dunia!
Keanekaragaman Hayati di Ujung Tanduk: Lenyapnya Satwa dan Habitat Indonesia!
Indonesia Menuju 2045: Berhasil Naik Kelas, Tapi Kemiskinan Semakin Mengancam?
Food Estate: Ilusi Ketahanan Pangan yang Berujung Malapetaka ?
Menjelang Akhir Jabatan, Jokowi Tinggalkan PR Besar: Pembebasan Lahan IKN Tersendat!
Pangan Indonesia di Ujung Tanduk: Fase Krusial Beras dan Gula Menuju Krisis!
Tambang Pasir Laut: Ancaman Mematikan bagi Ekosistem dan Kehidupan Pesisir Indonesia!
Duel Menteri Jokowi: Ekspor Pasir Laut atau Hancurkan Lautan Indonesia?
Lonjakan Konsumsi di Tengah Tekanan Ekonomi: Masyarakat Indonesia Bertahan dengan Tabungan!
Hilirisasi Tambang: Mesin Pertumbuhan Ekonomi yang Tak Kunjung Menyala
Impor Lagi? Karena Produksi Pangan Lokal Terlalu Mewah untuk Rakyat!
Stop! Impor Makanan Mengancam! Ketahanan Pangan Indonesia di Ujung Tanduk!
Selamat Datang di Kawasan Lindung: Hutan Hilang Dijamin!
Kongsi Gula Raksasa: Kuasai Tanah, Singkirkan Hutan di Merauke!
Ekspor Pasir Laut Dibuka: Keuntungan Instan, Kerusakan Lingkungan Mengancam Masa Depan!
APBN 2025: Anggaran Jumbo, Stimulus Mini untuk Ekonomi
“Investasi di IKN Melonjak, Tapi Pesawatnya Masih Cari Parkir”
Mandeknya Pengembalian Aset BLBI: Ujian Nyali dan Komitmen Pemerintah
Jeratan Hukum Fify Mulyani dalam Kasus Poligami dan Tindak Pidana Pencucian Uang
Skandal Kuota Haji Khusus: Dugaan Penyelewengan di Balik Penyelenggaraan Haji 2024
IKN di Persimpangan: Anggaran Menyusut, Investasi Swasta Diharapkan
Warteg Menolak IKN, Apa Warteg Menolak IKAN ?
Keren !, Sejumlah Alumni UB Mendirikan Koperasi dan Warteg Sahabat di Kota Malang
Ternyata Warteg Sahabat KOWATAMI Memakai Sistem Kasir Online
Ternyata Warteg Sahabat Berada di Bawah Naungan Koperasi Warung Sahabat Madani
Wow Keren !, Makan Gratis di Warteg Sahabat Untuk Penghafal Surat Kahfi di Hari Minggu
Warteg Sahabat Satu-Satunya Warteg Milenial di Kota Malang dengan Wifi
Warteg Sahabat Menawarkan Warteg Gaya Milenial untuk Kota Malang dan Sekitarnya
Republik Bahari Mengepakan Sayap Warteg ala Café di Cilandak Jakarta Selatan
Promo Gila Gilaan Di Grand Opening Rodjo Duren Cirendeu.
Pelanggan Warteg di Bekasi dan Bogor Kecewa, Menu Jengkol Hilang
KOWARTAMI Membuka Lagi Gerai Warteg Republik Bahari ke-5 di MABES Jakarta Barat
Ternyata Nasi Padang Ada yang Harganya Lebih Murah dari Warteg, Apa benar ?
Menikmati Menu Smoothies Buah Naga Di Laloma Cafe Majalengka
Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu
Ketika Pedagang Warteg Menanyakan Syarat Mendapatkan Satu Juta Kuota Sertifikasi Halal Gratis
Warteg Republik Bahari Di Bawah Kowartami Mulai Berkibar Di Penghujung Pandemi
Curhat Pemilik Warung Seafood Bekasi Ketika Omsetnya Belum Beranjak Naik
Trending Di Twitter, Ternyata Mixue Belum Mendapat Sertifikat Halal Dari BPJPH Kementerian Agama
Megenal Lebih Dekat Apapun Makanannya Teh Botol Sosro Minumannya, Cikal Bakalnya Dari Tegal
Kowartami Resmikan Warteg Republik Bahari Cabang Ke-4 Di Salemba Jakarta Pusat
Natal Di Jepang, Kentucky Fried Chicken (KFC) Salah Satu Makanan Favorit
Pedagang Warteg Semakin Sulit Harga Beras Naik
Yabie Cafe Tempat Bersantai Kekinian di Kranji Bekasi
Nongkrong Sambil Mencicip Surabi dengan Beragam Topping di Bandung