Jakara, Kowantaranews.com – Dunia dikejutkan oleh berita luar biasa bahwa mantan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, telah ditangkap dan diterbangkan ke Den Haag, Belanda, untuk menghadapi persidangan di Pengadilan Kriminal Internasional (ICC). Kejadian ini menjadi momen bersejarah dalam hukum internasional dan hak asasi manusia.
Operasi Penangkapan Duterte: Misi Rahasia yang Mengejutkan Dunia
Menurut sumber-sumber yang dapat dipercaya, operasi penangkapan ini dilakukan dengan koordinasi antara pemerintah Filipina saat ini dan badan internasional yang berwenang. Tim khusus yang terdiri dari otoritas setempat dan agen dari Interpol melaksanakan misi ini secara rahasia untuk memastikan Duterte tidak dapat melarikan diri.
Pada malam yang dramatis di Davao City, tempat Duterte menghabiskan sebagian besar karier politiknya, petugas penegak hukum mengepung sebuah kompleks perumahan mewah. Sumber yang tidak disebutkan namanya menyatakan bahwa mantan presiden itu awalnya menolak bekerja sama, tetapi setelah negosiasi singkat, ia akhirnya menyerah tanpa perlawanan yang berarti.
Setelah penangkapan, Duterte langsung dibawa ke Manila dengan pengawalan ketat sebelum diterbangkan ke Den Haag dengan pesawat khusus. Ratusan warga berkumpul di sekitar bandara internasional Ninoy Aquino, sebagian mendukung keputusan ini dan sebagian lainnya menunjukkan protes keras.
Baca juga : Eropa sebagai Penyelamat: Zelenskyy Mencari Sekutu Baru Setelah Dikhianati AS
Baca juga : Zelenskyy Siap Korbankan Tahta Demi Perdamaian, Dunia di Ambang Titik Balik!
Baca juga : Donald Trump Resmi Dilantik sebagai Presiden ke-47 Amerika Serikat, Janji Era Keemasan
Tuduhan di ICC: Kejahatan terhadap Kemanusiaan
Duterte telah lama menjadi sasaran penyelidikan Pengadilan Kriminal Internasional karena dugaan kejahatan terhadap kemanusiaan terkait perang narkoba brutal yang ia luncurkan selama masa kepresidenannya. Sejak 2016, ribuan orang—terutama dari kalangan miskin—telah tewas dalam operasi anti-narkotika yang banyak dikritik sebagai eksekusi di luar proses hukum.
Pada 2018, ICC mulai menyelidiki dugaan kejahatan yang terjadi di bawah rezim Duterte. Namun, pemerintahan Duterte menanggapi dengan menarik Filipina dari keanggotaan ICC, mengklaim bahwa pengadilan internasional itu tidak memiliki yurisdiksi atas negaranya. Meskipun demikian, ICC tetap melanjutkan penyelidikan dengan alasan bahwa kejahatan tersebut terjadi saat Filipina masih menjadi anggota.
Penangkapan Duterte dipandang sebagai kemenangan bagi para aktivis hak asasi manusia dan keluarga korban yang selama ini menuntut keadilan atas ribuan pembunuhan di luar hukum yang terjadi selama kepemimpinannya.
Reaksi Global: Dukungan dan Kontroversi
Berita penangkapan Duterte langsung menjadi sorotan dunia. Sejumlah pemimpin global menyambut langkah ini sebagai bentuk tegaknya supremasi hukum internasional.
- Uni Eropa mengeluarkan pernyataan yang menegaskan bahwa keadilan harus ditegakkan dan mendukung penuh proses hukum di ICC.
- Pemerintah Amerika Serikat menyatakan bahwa mereka menghormati proses hukum yang sedang berlangsung dan berharap bahwa keadilan dapat ditegakkan.
- Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia, memuji langkah ini sebagai “kemajuan signifikan dalam upaya menegakkan keadilan bagi para korban.”
Namun, di sisi lain, sejumlah sekutu Duterte di Filipina mengutuk tindakan ini sebagai bentuk intervensi asing yang tidak dapat diterima. Para loyalisnya menggelar demonstrasi besar-besaran di beberapa kota, menuduh pemerintah saat ini berkhianat dan tunduk pada tekanan internasional.
Dampak Politik di Filipina
Penangkapan Duterte juga memiliki dampak besar terhadap politik domestik Filipina. Saat ini, negara itu dipimpin oleh Presiden Ferdinand “Bongbong” Marcos Jr., yang sebelumnya dikenal memiliki hubungan baik dengan Duterte dan keluarganya. Namun, banyak pihak berspekulasi bahwa pemerintahan Marcos mungkin telah memberikan lampu hijau untuk operasi penangkapan ini guna memperbaiki citra internasional Filipina.
Selain itu, tokoh-tokoh oposisi yang selama ini mengkritik kebijakan Duterte, seperti mantan Wakil Presiden Leni Robredo dan kelompok-kelompok hak asasi manusia, menyatakan bahwa ini adalah langkah yang telah lama dinanti dan menyerukan reformasi lebih lanjut dalam sistem peradilan negara tersebut.
Apa yang Akan Terjadi Selanjutnya?
Setibanya di Den Haag, Duterte akan menjalani serangkaian proses hukum sebelum persidangannya dimulai. Para pengacara internasional yang membela korban perang narkoba akan menghadirkan bukti-bukti, termasuk rekaman video, laporan investigasi, dan kesaksian saksi mata, untuk membuktikan bahwa kejahatan terhadap kemanusiaan benar-benar terjadi.
Di sisi lain, tim pembela Duterte kemungkinan akan berusaha membantah yurisdiksi ICC dan berargumen bahwa tindakan yang diambil Duterte adalah bagian dari upaya penegakan hukum dalam negeri yang sah.
Jika terbukti bersalah, Duterte dapat menghadapi hukuman seumur hidup di penjara internasional. Namun, proses hukum ini diperkirakan akan memakan waktu bertahun-tahun sebelum ada keputusan akhir.
Penangkapan dan pemindahan Rodrigo Duterte ke Den Haag merupakan momen bersejarah dalam hukum internasional dan hak asasi manusia. Ini menunjukkan bahwa bahkan pemimpin yang paling berkuasa pun tidak kebal terhadap hukum dan bahwa keadilan bagi para korban perang narkoba masih bisa diperjuangkan.
Meskipun ada perpecahan dalam reaksi publik terhadap peristiwa ini, satu hal yang pasti: dunia akan terus mengawasi jalannya persidangan ini dengan penuh perhatian, karena keputusan yang diambil akan berdampak besar tidak hanya bagi Filipina tetapi juga bagi prinsip hukum internasional di masa depan. By Mukroni
Foto Apnews
- Berita Terkait :
Eropa sebagai Penyelamat: Zelenskyy Mencari Sekutu Baru Setelah Dikhianati AS
Zelenskyy Siap Korbankan Tahta Demi Perdamaian, Dunia di Ambang Titik Balik!
Donald Trump Resmi Dilantik sebagai Presiden ke-47 Amerika Serikat, Janji Era Keemasan
Harapan Damai di Ujung Tanduk: Gencatan Senjata Hamas-Israel Terancam Gagal
Uni Eropa Bersiap Guncang Dunia dengan Hentikan Hubungan dengan Israel!
Skandal Pemalsuan Catatan: Ajudan Netanyahu Diduga Ubah Fakta Penting di Tengah Krisis Nasional!
Jeritan Damai di Gaza: Harapan yang Hancur di Tengah Kobaran Api Perang
Agresi Israel terhadap Iran: Serangan Terencana dan Dampaknya di Timur Tengah
Kolonel Gugur, Perang Tak Berujung: Gaza Terbakar dalam Api Konflik Tanpa Akhir
Kejamnya Israel: Sebar Pamflet Jasad Sinwar, Picu Kecaman Dunia!
Netanyahu Terancam! Serangan Drone Mengguncang Rumahnya di Tengah Badai Perang Tanpa Akhir
Sanders Kritik Serangan Israel dan Serukan Penghentian Dukungan Senjata AS
Brutalitas Perang: Israel Gunakan Warga Sipil Palestina sebagai Tameng Hidup
Israel Serang Prajurit TNI di Lebanon: Arogansi di Atas Hukum, Dunia Terguncang!
Mahkamah Pidana Internasional Desak Penggunaan Istilah “Negara Palestina” oleh Institusi Global
Pertemuan Sejarah di Kairo: Fatah dan Hamas Bersatu Demi Masa Depan Gaza yang Tak Tergoyahkan
Kebiadaban Israel: Serangan Brutal Gaza Tewaskan 42.000 Warga Sipil Tak Berdosa
Khamenei: Serangan ke Israel Sah, Musuh Muslim Harus Bersatu Melawan Agresi
Kekejaman Israel: Serangan yang Memporak-porandakan Lebanon
Konspirasi Gelap Israel: Mossad Hancurkan Hezbollah dan Guncang Iran dari Dalam
Serangan Israel Tewaskan Nasrallah: Menabur Angin, Menuai Badai di Lebanon!
Politik Perang Netanyahu: Kekuasaan di Atas Penderitaan Rakyat!
Netanyahu Bicara Damai di PBB Sambil Kirim Bom ke Lebanon: Ironi di Tengah Perang
Semua Salah Kecuali Israel: Netanyahu Pidato di Depan Kursi Kosong PBB
Sidang Umum PBB 2024: Dunia di Ambang Kehancuran, Guterres Serukan Aksi Global!
Semangat Bandung Bangkit! Seruan Global untuk Akhiri Penindasan Palestina
Pembantaian di Lebanon: 274 Tewas dalam Serangan Israel yang Mengguncang Dunia
Pembelaan Buta Barat: Ribuan Serangan Israel Dibalas dengan Kebisuan Internasional
Serbuan Brutal Israel: Al Jazeera Dibungkam, Kebebasan Pers Terancam!
IDF Lempar Mayat Seperti Sampah: Kekejaman di Atas Atap Tepi Barat
Serangan Bom Pager Israel terhadap Hizbullah: Taktik, Dampak, dan Konteks Geopolitik
Israel Diminta ‘Pindah Kos’ dalam 12 Bulan, Dunia Menunggu Kunci Dikembalikan
Kisah Fiksi Terbaru dari Jewish Chronicle: Propaganda Hasbara Israel yang Tak Kunjung Usai
Jerman Hambat Ekspor Senjata ke Israel di Tengah Kekhawatiran Pelanggaran HAM di Gaza
“Genocide Joe” dan Klub Pecinta Perang: Drama Zionisme di Panggung Gaza 2024
Noa Argamani Klarifikasi: ‘Saya Tidak Pernah Dipukuli Hamas Selama Penahanan di Gaza’
Kamala Harris Kehilangan Dukungan Penting di Konvensi Demokrat Karena Isu Palestina
Konvensi Nasional Partai Demokrat 2024: Penetapan Kandidat, Pesan Kebebasan, dan Insiden Tak Terduga
Elon Musk Dipertimbangkan Masuk Kabinet Trump: Menguak Dinamika Politik dan Bisnis di AS
Pidato yang Tidak Pernah Ingin Disampaikan oleh Biden
Lampu Kuning dari Kelas Menengah RI: Menurunnya Daya Beli dan Dampak Sosial Ekonomi
Menjaga Stabilitas Ekonomi Indonesia di Tengah Tekanan Daya Beli yang Melemah
Menjaga Stabilitas Ekonomi Indonesia di Tengah Tekanan Utang
Lonjakan Harga Kopi Robusta: Peluang dan Tantangan bagi Perkopian Indonesia
Mengintip Tingginya Biaya Hidup di Timor Leste: Air Mineral Rp 10 Ribu, Fenomena dan Faktor Penyebab
Sejarah Warteg: Evolusi dari Logistik Perang hingga Bisnis Kuliner Populer
Cerita Munculnya Warteg, Berawal untuk Logistik Prajurit Sultan Agung
Wajib Sertifikasi Halal UMKM Diundur ke 2026: Kebijakan dan Alasan Pemerintah
Teriak Pedagang Warteg Saat Harga Beras Dekati Rp 700 Ribu per Karung
Keren !, Sejumlah Alumni UB Mendirikan Koperasi dan Warteg Sahabat di Kota Malang
Ternyata Warteg Sahabat KOWATAMI Memakai Sistem Kasir Online
Ternyata Warteg Sahabat Berada di Bawah Naungan Koperasi Warung Sahabat Madani
Wow Keren !, Makan Gratis di Warteg Sahabat Untuk Penghafal Surat Kahfi di Hari Minggu
Warteg Sahabat Satu-Satunya Warteg Milenial di Kota Malang dengan Wifi
Warteg Sahabat Menawarkan Warteg Gaya Milenial untuk Kota Malang dan Sekitarnya
Republik Bahari Mengepakan Sayap Warteg ala Café di Cilandak Jakarta Selatan
Promo Gila Gilaan Di Grand Opening Rodjo Duren Cirendeu.
Pelanggan Warteg di Bekasi dan Bogor Kecewa, Menu Jengkol Hilang
KOWARTAMI Membuka Lagi Gerai Warteg Republik Bahari ke-5 di MABES Jakarta Barat
Ternyata Nasi Padang Ada yang Harganya Lebih Murah dari Warteg, Apa benar ?
Menikmati Menu Smoothies Buah Naga Di Laloma Cafe Majalengka
Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu
Ketika Pedagang Warteg Menanyakan Syarat Mendapatkan Satu Juta Kuota Sertifikasi Halal Gratis
Warteg Republik Bahari Di Bawah Kowartami Mulai Berkibar Di Penghujung Pandemi
Curhat Pemilik Warung Seafood Bekasi Ketika Omsetnya Belum Beranjak Naik
Trending Di Twitter, Ternyata Mixue Belum Mendapat Sertifikat Halal Dari BPJPH Kementerian Agama
Megenal Lebih Dekat Apapun Makanannya Teh Botol Sosro Minumannya, Cikal Bakalnya Dari Tegal
Kowartami Resmikan Warteg Republik Bahari Cabang Ke-4 Di Salem