• Jum. Jun 20th, 2025

KowantaraNews

Halal Gratis, Warteg Nge-Hits: Tanpa Drama, Cuma Solusi!

PERANG SAUDARA vs BENCANA ALAM: SAGAING MEMBARA! PASUKAN REVOLUSI NUG GENCATAN SENJATA, TAPI MILITER JUNTA TEMBAK MATI TIM PENYELAMAT!

ByAdmin

Mar 30, 2025
Sharing is caring

Gempa M7,7 dan Gencatan Senjata yang Diuji Darah

Jakarta, Kowantaranews.com     -Gempa bumi magnitudo 7,7 mengguncang Myanmar pada 28 Maret 2025, menghancurkan infrastruktur di Sagaing, Mandalay, dan Naypyidaw. Lebih dari 1.644 jiwa tewas, 3.408 hilang, dan puluhan ribu terlantar. Dalam situasi kacau ini, Pemerintah Persatuan Nasional (NUG)—kelompok anti-junta—mengumumkan gencatan senjata sepihak selama dua pekan untuk memfasilitasi bantuan kemanusiaan. Sayap militer NUG, Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF), menghentikan operasi di zona bencana dan berkoordinasi dengan PBB serta LSM untuk membangun kamp pengungsian.

Namun, junta militer pimpinan Jenderal Min Aung Hlaing menolak merespons gencatan ini. Alih-alih menghentikan tembakan, militer justru melancarkan serangan udara ke wilayah yang dikuasai PDF, termasuk di Sagaing, hanya tiga jam pascagempa. Sebuah tim penyelamat yang berusaha mengevakuasi korban di Desa Let Yet Kone ditembaki helikopter Mi-35 buatan Rusia, menewaskan 12 anak dan guru. “Mereka menembak menembus tembok sekolah. Anak-anak berlarian, tapi peluru menghantam mereka,” kata seorang saksi yang selamat.

Bencana Alam vs Kekejaman Junta: Neraka di Sagaing

Sagaing, episentrum gempa, juga menjadi medan perang paling sengit sejak kudeta 2021. Wilayah ini dikenal sebagai basis perlawanan PDF, di mana militer kehilangan kendali atas 60% desa 56. Junta mengandalkan serangan udara untuk menekan gerilyawan, tetapi operasi ini sering mengorbankan warga sipil. Data Acled mencatat 600 serangan udara sejak 2021, dengan 155 korban sipil tewas hanya dalam setahun.

Pascagempa, militer memanfaatkan kerusakan infrastruktur untuk memperketat blokade. Jalan-jalan hancur, bandara lumpuh, dan jaringan komunikasi terputus, membuat distribusi bantuan internasional nyaris mustahil 1. Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) melaporkan kelangkaan obat bius, kantong darah, dan tenda medis 1. Ribuan pengungsi terpaksa tidur di ruang terbuka, sementara junta membatasi akses bantuan ke wilayah oposisi.

Baca juga : Korupsi Membara, Elite Bertumbangan! Serbia dalam Cengkeraman Revolusi yang Tak Bisa Dihentikan!

Baca juga : Dunia Terguncang! Duterte Ditangkap dan Diterbangkan ke Den Haag untuk Menghadapi Keadilan!

Baca juga : Eropa sebagai Penyelamat: Zelenskyy Mencari Sekutu Baru Setelah Dikhianati AS

Respons Internasional: Bantuan Terhambat, Diplomasi Mandek

Meski junta jarang meminta bantuan, kali ini Min Aung Hlaing terpaksa membuka pintu untuk dana asing. China, Rusia, dan India menjadi yang pertama mengirim tim penyelamat dan logistik. Beijing mengucurkan USD 13,8 juta, sementara Rusia mengirim tim medis. India mendatangkan rumah sakit lapangan dan kapal angkatan laut. Namun, bantuan ini dianggap politis—China dan Rusia adalah pemasok senjata terbesar junta, termasuk Sukhoi Su-30 dan Mi-35 yang digunakan dalam serangan mematikan .

ASEAN, di bawah kepemimpinan Malaysia, gagal memediasi. Filipina dan Malaysia mengirim personel medis, tetapi blok ini tetap tidak mengakui legitimasi junta 1. Sementara AS dan UE mengkritik keras serangan terhadap warga sipil, sanksi mereka belum menyentuh pasokan bahan bakar untuk pesawat tempur junta.

Akar Konflik: Kudeta 2021 dan Kebangkitan Perlawanan Sipil

Konflik Myanmar berawal dari kudeta Februari 2021, ketika junta menggulingkan Aung San Suu Kyi. Sejak itu, lebih dari 12.000 orang tewas dalam kekerasan politik, termasuk pembunuhan massal oleh militer. PDF—jaringan milisi sipil yang terdiri dari mahasiswa, petani, dan profesional—muncul sebagai kekuatan baru. Mereka membuat senjata rakitan dan menggunakan drone untuk melawan tank dan helikopter.

Kelompok etnis seperti Tentara Kemerdekaan Kachin (KIA) juga bergabung dengan PDF, menciptakan aliansi yang memperluas jangkauan perlawanan 10. “Kami tidak punya pilihan selain angkat senjata. Junta hanya memahami bahasa kekerasan,” kata Hera, komandan PDF berusia 18 tahun.

Dilema Kemanusiaan: Bencana yang Memperuncing Perang

Bencana alam sering menjadi momentum perdamaian, seperti gencatan senjata Natal 1914 di Perang Dunia. Namun di Myanmar, gempa justru memperlihatkan kegagalan diplomasi. Junta menggunakan krisis untuk mengonsolidasikan kekuasaan, sementara NUG berjuang membuktikan legitimasinya melalui respons kemanusiaan.

Serangan terhadap tim penyelamat dan sekolah—seperti di Let Yet Kone—menunjukkan betapa junta mengabaikan hukum humaniter. “Mereka membunuh anak-anak yang sedang minum kopi sebelum sekolah. Ini bukan perang, ini pembantaian,” desak Marie Manrique dari Federasi Palang Merah.

Masa Depan Suram: Myanmar di Ambang Kehancuran

Para analis memprediksi konflik akan berlarut-larut. Militer kehilangan 13.000 personel karena pembelotan dan kesulitan rekrutmen 6. Di sisi lain, PDF masih terbatas persenjataannya. “Tanpa pesawat tempur, kami seperti biji wijen melawan raksasa,” ujar Khin Sein, komandan drone perempuan PDF.

Dunia internasional pun terpecah. Rusia terus memasok senjata senilai USD 400 juta ke junta, sementara PBB hanya bisa mengutuk tanpa tindakan nyata 6. Jika tekanan global tidak ditingkatkan, Myanmar berisiko menjadi “Suriah baru”—konflik berkepanjangan dengan jutaan pengungsi dan kehancuran sistematis.

Darurat Kemanusiaan dan Ujian Bagi Peradaban

Tragedi Myanmar pascagempa 2025 adalah cermin kegagalan kolektif. Di satu sisi, bencana alam menghancurkan rumah dan nyawa; di sisi lain, perang saudara menghancurkan harapan. Gencatan NUG yang heroik terkubur oleh bom junta, sementara masyarakat internasional hanya menjadi penonton.

Seperti kata seorang guru di Sagaing: “Kami terjebak antara gempa dan peluru. Tidak ada yang aman—bahkan langit pun menjatuhkan kematian.” 10. Jika perdamaian tidak segera diraih, Myanmar akan tetap menjadi neraka yang membara, di mana bencana dan perang saling memangsa yang lemah. By Mukroni

Foto Kowantaranews

Dunia Terguncang! Duterte Ditangkap dan Diterbangkan ke Den Haag untuk Menghadapi Keadilan!

Eropa sebagai Penyelamat: Zelenskyy Mencari Sekutu Baru Setelah Dikhianati AS

Zelenskyy Siap Korbankan Tahta Demi Perdamaian, Dunia di Ambang Titik Balik!

Donald Trump Resmi Dilantik sebagai Presiden ke-47 Amerika Serikat, Janji Era Keemasan

Harapan Damai di Ujung Tanduk: Gencatan Senjata Hamas-Israel Terancam Gagal

Uni Eropa Bersiap Guncang Dunia dengan Hentikan Hubungan dengan Israel!

Skandal Pemalsuan Catatan: Ajudan Netanyahu Diduga Ubah Fakta Penting di Tengah Krisis Nasional!

Jeritan Damai di Gaza: Harapan yang Hancur di Tengah Kobaran Api Perang

Agresi Israel terhadap Iran: Serangan Terencana dan Dampaknya di Timur Tengah

Kolonel Gugur, Perang Tak Berujung: Gaza Terbakar dalam Api Konflik Tanpa Akhir

Kejamnya Israel: Sebar Pamflet Jasad Sinwar, Picu Kecaman Dunia!

Netanyahu Terancam! Serangan Drone Mengguncang Rumahnya di Tengah Badai Perang Tanpa Akhir

Sanders Kritik Serangan Israel dan Serukan Penghentian Dukungan Senjata AS

Brutalitas Perang: Israel Gunakan Warga Sipil Palestina sebagai Tameng Hidup

Israel Serang Prajurit TNI di Lebanon: Arogansi di Atas Hukum, Dunia Terguncang!

Mahkamah Pidana Internasional Desak Penggunaan Istilah “Negara Palestina” oleh Institusi Global

Pertemuan Sejarah di Kairo: Fatah dan Hamas Bersatu Demi Masa Depan Gaza yang Tak Tergoyahkan

Kebiadaban Israel: Serangan Brutal Gaza Tewaskan 42.000 Warga Sipil Tak Berdosa

Indonesia Bangkit: Dukungan Penuh untuk Palestina di Tengah Krisis Gaza, Jokowi Serukan Tindakan Dunia Setelah 1 Tahun Perang Israel-Gaza

Khamenei: Serangan ke Israel Sah, Musuh Muslim Harus Bersatu Melawan Agresi

Kekejaman Israel: Serangan yang Memporak-porandakan Lebanon

Konspirasi Gelap Israel: Mossad Hancurkan Hezbollah dan Guncang Iran dari Dalam

Aliansi Global: Eropa, Arab, dan Dunia Muslim Bersatu untuk Wujudkan Palestina Merdeka di Tengah Konflik Gaza

Serangan Israel Tewaskan Nasrallah: Menabur Angin, Menuai Badai di Lebanon!

Politik Perang Netanyahu: Kekuasaan di Atas Penderitaan Rakyat!

Netanyahu Bicara Damai di PBB Sambil Kirim Bom ke Lebanon: Ironi di Tengah Perang

Semua Salah Kecuali Israel: Netanyahu Pidato di Depan Kursi Kosong PBB

Sidang Umum PBB 2024: Dunia di Ambang Kehancuran, Guterres Serukan Aksi Global!

Semangat Bandung Bangkit! Seruan Global untuk Akhiri Penindasan Palestina

Pembantaian di Lebanon: 274 Tewas dalam Serangan Israel yang Mengguncang Dunia

Pembelaan Buta Barat: Ribuan Serangan Israel Dibalas dengan Kebisuan Internasional

Serbuan Brutal Israel: Al Jazeera Dibungkam, Kebebasan Pers Terancam!

IDF Lempar Mayat Seperti Sampah: Kekejaman di Atas Atap Tepi Barat

Serangan Bom Pager Israel terhadap Hizbullah: Taktik, Dampak, dan Konteks Geopolitik

Israel Diminta ‘Pindah Kos’ dalam 12 Bulan, Dunia Menunggu Kunci Dikembalikan

Kisah Fiksi Terbaru dari Jewish Chronicle: Propaganda Hasbara Israel yang Tak Kunjung Usai

Jerman Hambat Ekspor Senjata ke Israel di Tengah Kekhawatiran Pelanggaran HAM di Gaza

“Genocide Joe” dan Klub Pecinta Perang: Drama Zionisme di Panggung Gaza 2024

Pendekatan Berani Sarah Friedland: Pidato Penghargaan di Festival Film Venesia Soroti Konflik Israel-Palestina

Noa Argamani Klarifikasi: ‘Saya Tidak Pernah Dipukuli Hamas Selama Penahanan di Gaza’

Kamala Harris Kehilangan Dukungan Penting di Konvensi Demokrat Karena Isu Palestina

Konvensi Nasional Partai Demokrat 2024: Penetapan Kandidat, Pesan Kebebasan, dan Insiden Tak Terduga

Elon Musk Dipertimbangkan Masuk Kabinet Trump: Menguak Dinamika Politik dan Bisnis di AS

Pidato yang Tidak Pernah Ingin Disampaikan oleh Biden

Sinergi Ekonomi: Kamala Harris Fokus Pada Tingginya Biaya Hidup dalam Pidato Kebijakan Ekonomi Pertama

Pertemuan Tingkat Tinggi di Shanghai: Upaya Stabilisasi Hubungan Ekonomi AS-Tiongkok di Tengah Ketegangan Perdagangan

Tantangan Ekonomi Triwulan III: Prospek Pertumbuhan di Bawah 5 Persen Akibat Perlambatan Industri dan Konsumsi

Lampu Kuning dari Kelas Menengah RI: Menurunnya Daya Beli dan Dampak Sosial Ekonomi

Menjaga Stabilitas Ekonomi Indonesia di Tengah Tekanan Daya Beli yang Melemah

Menjaga Stabilitas Ekonomi Indonesia di Tengah Tekanan Utang

Lonjakan Harga Kopi Robusta: Peluang dan Tantangan bagi Perkopian Indonesia

Mengintip Tingginya Biaya Hidup di Timor Leste: Air Mineral Rp 10 Ribu, Fenomena dan Faktor Penyebab

Diskusi Kelompok Terarah di DPR-RI: Fraksi Partai NasDem Bahas Tantangan dan Peluang Gen Z dalam Pasar Kerja Global

Sejarah Warteg: Evolusi dari Logistik Perang hingga Bisnis Kuliner Populer

Cerita Munculnya Warteg, Berawal untuk Logistik Prajurit Sultan Agung

Wajib Sertifikasi Halal UMKM Diundur ke 2026: Kebijakan dan Alasan Pemerintah

Teriak Pedagang Warteg Saat Harga Beras Dekati Rp 700 Ribu per Karung

Keren !, Sejumlah Alumni UB Mendirikan Koperasi dan Warteg Sahabat di Kota Malang

Ternyata Warteg Sahabat KOWATAMI Memakai Sistem Kasir Online

Ternyata Warteg Sahabat Berada di Bawah Naungan Koperasi Warung Sahabat Madani

Wow Keren !, Makan Gratis di Warteg Sahabat Untuk Penghafal Surat Kahfi di Hari Minggu

Warteg Sahabat Satu-Satunya Warteg Milenial di Kota Malang dengan Wifi

Warteg Sahabat Menawarkan Warteg Gaya Milenial untuk Kota Malang dan Sekitarnya

Republik Bahari Mengepakan Sayap Warteg ala Café di Cilandak Jakarta Selatan

Promo Gila Gilaan Di Grand Opening Rodjo Duren Cirendeu.

Pelanggan Warteg di Bekasi dan Bogor Kecewa, Menu Jengkol Hilang

KOWARTAMI Membuka Lagi Gerai Warteg Republik Bahari ke-5 di MABES Jakarta Barat

Ternyata Nasi Padang Ada yang Harganya Lebih Murah dari Warteg, Apa benar ?

Menikmati Menu Smoothies Buah Naga Di Laloma Cafe Majalengka 

Ternyata Tidak Jauh Dari Jakarta, Harga Nasi Padang Per Porsinya Rp 120 Ribu

Ketika Pedagang Warteg Menanyakan Syarat Mendapatkan Satu Juta Kuota Sertifikasi Halal Gratis

Warteg Republik Bahari Di Bawah Kowartami Mulai Berkibar Di Penghujung Pandemi

Curhat Pemilik Warung Seafood Bekasi Ketika Omsetnya Belum Beranjak Naik

Trending Di Twitter, Ternyata Mixue Belum Mendapat Sertifikat Halal Dari BPJPH Kementerian Agama

Megenal Lebih Dekat Apapun Makanannya Teh Botol Sosro Minumannya, Cikal Bakalnya Dari Tegal

Kowartami  Resmikan  Warteg  Republik  Bahari Cabang Ke-4 Di Salem

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *